I See (Chapter 3)
(Author****POV)
"Bagaimana nak? Kau menyukainya?"
"Ya, ayah aku menyukainya..."
"Nah mulai sekarang kau harus rajin belajar, kau mengerti Jungkook?"
"Tentu ayah, aku tidak akan mengecewakanmu..."
"Good boy..."
Kini pria paruh baya itu merangkul sang anak dan menuju ke gedung kampus tersebut.
..................
"YAKKK TAEHYUNG, BERTAHANLAH..."
Tap...tap...tap...
"TAEHYUNG, JANGAN BUAT HYUNGMU PANIK!!!"
Suara derap langkah lari terdengar di lorong kampus begitu juga dengan teriakan panik dari seorang namja tampan yang kini menggendong namja tampan dengan rambut coklatnya yang tak sadarkan diri di belakang punggungnya. Ya...Kim Seokjin kini berlari menuju parkiran, menggendong adiknya Taehyung bermaksud membawanya ke rumah sakit. Tak jauh disana juga ada Jiyeon yang berlari mengikuti sepupunya dari belakang.
"TAEHYUNG KUMOHON BERTAHANLAH!!"
Seokjin begitu panik, bahkan beban berat di punggungnya tidak ia rasakan. Yang terpenting ia tidak terlambat membawa Taehyung ke rumah sakit. Untungnya lorong kampus begitu sepi karena pelajaran masih berlangsung sehingga ia bisa lebih cepat berlari. Terlihat jelas di sudut bibir Taehyung yang mengeluarkan noda darah. Dan itu darah karena penyakit mematikannya yaitu 'kanker otak'.
Begitu mengerikannya penyakit itu yang membuat para korbannya kesakitan tepat di otak, dan gejala lainnya. Bahkan dapat merenggang nyawa, baik muda ataupun tua. Dan sekarang Taehyung berjuang melawan penyakitnya, yang bisa saja merenggut nyawanya. Padahal... Ada sebuah harapan dan keinginan seorang Taehyung dalam hidupnya, yaitu mencari sang adik yang ia sayangi.
Tap...tap...tap...
Suara langkah lari Seokjin makin terdengar, tak lama lagi ia akan sampai di parkiran. Tak jauh disana tepatnya di ujung lorong kampus seorang namja tampan dengan wajah manisnya yang kini berjalan santai bersama sang ayah berjalan memasuki lorong. Bersamaan dengan hal itu Seokjin terus berlari menuju arah yang berlawanan.
Tap...tap...tap...tap
Tap
Tap
Tap
"Hyung..." ucap Taehyung dengan suara lirihnya, sepertinya dia mulai sadar dari pingsannya. Bahkan dagunya menopang bahu Seokjin, tubuhnya amat lemas dan kepalanya berdenyut sakit.
"Tenanglah, kita akan kerumah sakit..." ucap Seokjin tersenggal-senggal dan terus berlari.
"Sakit..." ucap Taehyung lirih.
Mendengar hal itu membuat air mata Seokjin hampir lolos, namun ia harus menahannya. Sementara Jiyeon gadis yang sedari tadi berlari di belakangnya juga menitikan air matanya melihat keadaan Taehyung yang seperti orang sekarat.
Jungkook terus berjalan sesekali ia bercanda dengan sang ayah, Seokjin terus berlari panik. Hingga...
Tap...tap...tap..
Tap
Tap
Tap
Shuuutttttt....
"Dia..." Taehyung berucap lirih, namun pandangannya samar-samar.
Ya... Baru saja Jungkook dan Taehyung berseliringan, jungkook yang berjalan santai dan Taehyung yang lemah dalam gendongan sang kakak.
....
"Ada apa nak?" tanya tuan Jeon bertanya pada putranya. Dengan raut penasaran saat melihat putranya yang nenoleh kebelakang melihat dua orang yang berlari dengan salah satu namja yang ada digendongannya.
"Ah... Tidak ayah tidak apa-apa" ucap Jungkook tersenyum ke arah sang ayah, dan tak lama ia mengedarkan pandangannya ke arah mereka yang telah mulai menjauh.
.......
Rumah sakit Seoul....
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Seokjin dengan wajah paniknya bertanya dengan seorang dokter yang masih muda, terlihat name tag di jas putihnya 'Jung Yoongi'.
Dokter tampan itu menghembuskan nafas lega dan melepas stetoskopnya. Menatap ke arah Seokjin, lalu memegang pundak Seokjin.
"Kau tenanglah, untungnya kau belum terlambat membawanya..."
Seokjin duduk lemas, ia dapat bernafas lega menatap sang adik yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit baik-baik saja.
"Jangan lupa ingatkan dia untuk minum obat. Oh ya kalau bisa paksa dia untuk mengikuti kemoterapi... Kau tahu penyakit ini sudah mulai menyebar tuan.."
Jelas Yoongi melepas kacamatanya dan segera membereskan perlengkapannya hendak pergi untuk mengurusi pasiennya yang lain.
"Baik dokter, terima kasih untuk sarannya..." ucap Seokjin membungkuk hormat kepada dokter tampan di depannya.
Dokter Yoongi mengulas senyum tipisnya mengusap bahu Seokjin bermaksud memberi kekuatan, dan melangkahkan kakinya karena banyak pasien yang harus ia periksa.
"Taehyung..." air mata jatuh dari kelopak namja tampan itu, ia menggenggam tangan dingin sang adik yang terbaring lemah. Sementara Jiyeon hanya mengulas senyum sendunya di depan pintu ruang perawatan tak lama gadis cantik dengan rambut coklatnya itu keluar. Bermaksud memberi waktu pada sepupunya.
Kim Seokjin amat menyayangi Taehyung, baginya Taehyung adalah adik kesayangannya. Meski Taehyung bukanlah adik kandungnya, tapi Seokjin sudah menganggap Tae sebagai adiknya sendiri. Pertemuan pertamanya dengan Taehyung telah membuat hatinya yang sempat berduka kembali bahagia. Baginya Taehyung adalah pengganti kepergian adiknya yang telah lama meninggal. Kini tangan kekarnya menggenggam tangan dingin Taehyung memberi kekuatan dan semangat pada Taehyung, dalam hatinya Seokjin berharap dan berdoa agar Taehyung tidak diambil dari sisinya. Ia tak sanggup kehilangan seorang adik lagi, ia tidak ingin. Sudah cukup baginya...
Tes...
Tes...
Tes...
"Tae... Bertahanlah..." Seokjin terisak menggenggam erat tangan sang adik hingga air matanya jatuh tepat dipunggung tangan sang adik.
"Taehyung, tolong beryahanlah hikksss.... Hikkss.."
(Flashback****ON)
"Hikksss... Jimin kenapa kau meninggalkan Hyung hikksss..."
Terdengar isak tangis seorang namja remaja dengan rambut hitamnya, menangis di pinggir sungai. Menumpahkan segala kesedihan karena kepergian sang adiknya Kim Jimin. Namja yang tengah menangis dalam duka itu adalah Kim Seokjin. Kepergian sang adik membuat ia merasa terpukul, bagimana tidak hari-harinya ia isi bersama sang adik. Namun karena kecelakaan iti ia harus berpisah dengan sang adik untuk selama-lamanya.
Seokjin terus menitikan air matanya, air matanya bercampur dengan sungai. Kini ia mengusap kasar kelopak sembabnya menatap ke depan melihat sungai yang telah menjadi tempat bermainnya bersama sang adik ketika mereka masih bersama.
"Jimin...hiksss..."
Seokjin sesenggukan, bahkan bibirnya bergetar. Menatap ke arah sungai di depannya mencoba memutar memori kebersamaannya bersama sang adik. Namun, tiba-tiba saja kedua bola matanya membelalak saat melihat tubuh seseorang yang terbaring tak sadarkan diri di pinggir sungai. Awalanya ia takut untuk mendekati tubuh itu, namun hati kecilnya menyuruhnya untuk mendekatinya. Dengan sedikit ragu dan takut akhirnya Seokjin memberanikan dirinya mendekati tubuh tak sadarkan diri itu.
Kini ia berada disamping tubuh remaja yang pingsan dengan wajah sedikit memar. Seokjin berani menyentuk jemari remaja tampan itu, karena tidak ada pergerarakan Seokjin akhirnya mengguncang-guncangkan tubuh remaja tampan itu dan memanggilnya untuk menyadarkannya.
"Hei, bangun..." ucapnya.
Seokjin menaruh telinganya di atas dada namja remaja itu.
Seokjin bernafas lega karena ia baru saja mendengar detak jantuk namja yang tak sadarkan diri di depannya. Bahkan ia memeriksa denyut nadinya.
"Hei tenanglah, aku akan menolongmu..."
Dengan segera Seokjin menggendong tubuh namja tampan itu di balik punggungnya, meski kesusahan akhirnya ia berhasil membawanya dalam gendongannya. Kaki panjangnya melangkah cepat menuju ke rumah sakit terdekat, berharap namja remaja dalam gendongannya baik-baik saja.
(Flashback****OFF)
Itulah ingatan yang ada di dalam memori Seokjin saat ia menemukan Taehyung yang tak sadarkan diri di pinggir sungai. Semenjak itu Seokjin merasa senang karena mendapatkan adik baru dan selalu menjaga dan melindungi Taehyung layaknya adik sendiri.
Begitu juga dengan orang
tuanya yang juga menganggap Taehyung bagian dari keluarga mereka. Semenjak itulah hidup Taehyung dipenuhi kebahagiaan bersama keluarga barunya, tapi.... Ada sedikit kesedihan dalam hati Taehyung saat ia tak tahu akan keberadaan sang adik.
Seokjin dan orang tuanya juga berusaha membantu Taehyung menemukan sang adik, tapi....
Tetap saja mereka tak menemukannya, meskipun begitu Taehyung tetap tidak menyerah ia terus mencari dan berdoa berharap menemukan sang adik. Dan itulah hal yang disukai oleh Seokjin pada diri Taehyung yaitu semangat dan rasa sayangnya terhadap adiknya yang hilang.
Namun... Apa yang terjadi? Disaat Taehyung menjalani hidup baru bersama keluarga barunya dan masih mencari sang adik. Namja tampan itu tengah diberi cobaan yang sepertinya tak akan berhenti. Semua orang terkejut dan tak percaya dengan vonis sang dokter dua tahun yang lalu. Bahkan Taehyung tak percaya jika kini di dalam otaknya tumbuh tumor ganas yang bisa merenggut nyawanya kapan saja.
Seokjin sangat terpukul dengan keadaan adiknya, bahkan ia ingin sekali menggantikan posisi Taehyung. Namun ia juga kagum dengan kesabaran Taehyung dalam menjalani kehidupannya berjuang melawan penyakit ganas yang hidup di tubuhnya.
Kini Seokjin menangis menpahkan segala kesedihannya duduk disamping sang adik, hingga di lihatnya sebuah kelopak yang bergerak-gerak dan gumaman yang lirih namun masik terdengar oleh Seokjin.
"Hyung..."
"Taehyung kau baik-baik saja, apakah ada yang sakit?" dengan segera Seokjin menyeka air matanya mengusap lembut rambut sang adik.
Taehyung tersenyum di balik wajah pucatnya dan menatap kakaknya.
"Aku baik hyung, jadi temanglah..." ucap Taehyung menyentuh tangan sang kakak, tangan dingin dan lemah yang masih terpasang selang infus.
Seokjin tersenyum namun rasa khawatir masih ada di dalam benaknya.
"Tidurlah Tae, agar kau bisa cepat baikan..."
Taehyung mengangguk lemah menuruti apa yang dikatakan kakaknya. Dan menutup kelopaknya.
Seokjin tersenyum tipis dan masih membelai rambut coklat sang adik penuh sayang, tapi terlihat tatapan sendu dan tak tega melihat sang adik.
"Kumohon Taehyung jangan menyerah demi hyung dan adikmu yang hilang, jangan lupakan impianmu hyung yakin kau akan menemukannya. Kumohon jangan menyerah dengan penyakitmu ya, karena hyung menyayangimu..."
Ucap Seokjin tulus menatap sang adik, dalam tekadnya ia akan membantu sang adik melawan penyakitnya.
"Kau harus kuat Kim Taehyung..."
......
Tbc....
Hai semua author kembali dengan chap ini, semoga kalian suka ya.... Maaf kalau lama up nya nih ide baru nongol.
Maaf kalau typo, gaje atau apalah. Tolong jangan lupa beri vomment kalian, agar author tetap semangat 😊😊😊
Oke, sampai jumpa...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro