Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dusk (Chapter 25)

"Jungkook, kau tahu? hyung sangat menyayangimu... sangat, bahkan sampai sekarang rasa itu masih ada. Dan aku bahagia, bahagia bisa menjadi hyungmu dik... lalu, apakah kau bahagia? bahagia menjadi dongsaeng dari seorang yang Kim Taehyung? Aku ingin dengar jawabannya dik... aku ingin dengar... kau tahu, waktu yang kumiliki memang sedikit, tapi aku mensyukurinya. Karena apa? di waktu sedikit inilah, aku masih bisa mengulas senyum... menghabiskan waktu, waktu yang sangat berharga bagiku. Karena kau selalu di sisiku... dan biarlah waktu terus berjalan, biarlah usia semakin bertambah, dan biarlah takdir terus berjalan. Hingga... waktu dimana hyung akan pergi. Kau akan selalu bahagia... ya, bahagia... karena itu yang kumau, dan semoga Tuhan mengabulkan harapanku. Harapan kecil dari namja yang hanya tinggal menunggu waktu, waktu dimana di dunia berakhir..."

-Kim Taehyung –

...............................

(Author **** POV)

"Hyung, kau tahu? Aku senang... kini aku bisa bersama hyung..."

Namja tampan dengan wajah manisnya itu mengulas senyum, menatap ke atas langit. Kemeja kotak berwarna merah pantas sekali ia gunakan. Dengan langkah kaki yang terus berjalan, membawa seseorang di punggungnya. Seorang namja dengan kemeja panjang berwarna biru mudanya, rambut coklat yang mulai kehitaman itu tersisir rapi, celana jeans yang ia pakai begitu cocok untuknya.

Namja tampan yang kini memeluk leher sang adik penuh sayang, dengan tubuh yang ditopang tangan sang adik. Jungkook tak merasakan berat sedikitpun walau tubuh sang kakak ia gendong di punggungnya. Justru yang ia rasakan adalah kebahagiaan, karena ia menjadi adik yang berguna untuk kakaknya.

"Hyung juga Kookie..." Taehyung mengulas senyumnya, wajah pucatnya terlihat sangat jelas, namun tetap saja Taehyung memaksakan dirinya untuk mengulas senyumnya. Hatinya merasa bahagia, seakan seluruh nyawanya terkumpul lagi saat kini Jungkook dan dirinya menghabiskan waktu bersama. ya, bersama sebagai seorang kakak dan adik...

Jungkook mengulas senyumnya, bahkan ia melangkahkan kakinya, berjalan... hingga ia melewati beberapa ilalang, dengan hamparan rumput hijau nan luas.

"Hyung sepertinya kita sudah sampai..." Jungkook mengulas senyumnya, saat kedua bola matanya melihat hamparan lapangan nan luas, dengan rumput berwarna hijau segar dan juga beberapa bunga kosmos, dan lili juga ada beberapa ilalang yang tumbuh disana. Angin yang berdesir, membuat semilir kesegaran menerpa mereka.

Saat suara adiknya terdengar Taehyung mengarahkan pandangannya ke depan, melihat di depannya. sebuah pemandangan yang menakjubkan baginya, dan senyum itu terkembang meski bibirnya kini putih memucat....

"Cantik.." gumam Taehyung, saat kedua bola matanya, melihat tempat itu. tempat yang menyimpan berbagai kenangan dan juga cerita ketika ia masih berusia remaja. Kenangan kebersamaannya bersama sang adik Jungkook. dan Jungkook menganggukan kepalanya, menyetujui apa yang dikatakan sang kakak.

Kedua manik netra Jungkook menatap takjub tempat penuh kenangan tersebut, begitu juga dengan sang kakak Taehyung. Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada suatu tempat, tempat dimana menjadi tempat favoritnya....

Hingga...

Kaki itu kembali melangkah dan Taehyung mau tidak mau ikut, dan semakin mengeratkan pelukannya di leher sang adik. Jujur dalam Taehyung ia merasa malu pada adiknya, bukankah dia yang seharusnya menggendong Jungkook, karena dia adalah kakaknya. dan bukankah dia yang seharusnya menjaga dan merawat Jungkook, karena dia adalah kakaknya. tapi sekarang... kebalikannya. Dan Taehyung tidak menyukainya. Menganggap dirinya sebagai kakak yang tidak berguna... bahkan lebih buruk.

Taehyung bahkan berpikir, ia tidak berguna menjadi seorang adik, dan kenapa dia harus menjadi seorang kakak. Mengingat dirinya sekarang justru merepotkan setiap orang yang ia sayangi, dan Taehyung merasa dirinya lemah... akankah dirinya akan selalu merepotkan orang lain? Akan seorang Kim Taehyung akan selalu membawa kesusahan bagi orang terdekatnya.

"Kookie, Hyung..."

"Hyung, tidak apa hyung... jangan terlalu dipikirkan..."

Taehyung terdiam, saat Jungkook memotong ucapannya. Ternyata adiknya sudah tahu dengan apa yang hendak ia katakan, dan Taehyung sadar jika adiknya makin dewasa dan pintar. Seulas senyum tipis muncul di wajahnya, memeluk leher sang adik penuh sayang dan hangat, matanya berkaca-kaca namun air mata itu ia tahan.

Ia tidak ingin menangis, air mata itu tidak boleh jatuh dari kelopaknya. Bukankah sekarang ini adalah hari bagi mereka berdua, menghabiskan waktu bersama di tempat penuh kenangan, tempat rahasia mereka. Dulu canda, tawa, dan segala hal yang mereka rasakan ada disini. Di tempat ini.... tempat penuh kenangan dan selamanya akan begitu bagi mereka....

Tak lama dirasakan Taehyung langkah terhenti, dan dirasakan tubuh yang membungkuk dekat di sebuah ayunan.

"Hyung turunlah, dan naiklah di ayunan tersebut Tae.. Tae hyung..." Jungkook mengeluarkan suaranya, dengan nada lembut dan juga penuh ketenangan.

Dengan pelan dan tubuh yang masih lemah, Taehyung beringsut dari punggung adiknya, dan duduk di atas ayunan dari kayu. Ayunan yang Taehyung tahu bahwa tempat ini adalah tempat favorit sang adik...

Dengan erat Taehyung menggenggam tali di sisi kiri dan kanannya, memutar tatapannya melihat ayunan yang ia duduki. Taehyung memejamkan matanya, mengulas senyum tipisnya. Mengingat memori masa kecilnya bersama Jungkook.

Hingga...

Taehyung membuka kelopak matanya, ia sedikit terkejut saat dirasakan tubuhnya melayang dengan pelan. Dan seketika ia menolehkan kepalanya.... ke arah ke belakang, melihat Jungkook sang adik yang mengulas senyumnya, dengan tangan yang bergerak. Menodorong ayunan tersebut dengan kecepatan sedang, dan Taehyung....

"Kookie..."

"Hyung, apa hyung menyukainya?" Jungkook berujar menampilkan senyumnya, namja dengan rambut hitamnya itu mengulas senyum seakan senyumnya mengajak sang kakak untuk ikut tersenyum. Ya... tersenyum, senyuman untuk Kim Taehyung kakaknya.

Hingga...

Taehyung mengulas senyumnya, dengan kepala yang masih ia tolehkan ke belakang. Menatap wajah sang adik dan menganggukan kepalanya mantap. Hingga....

Jungkook mendorong ayunan tersebut dengan kecepatan yang sama, Taehyung yang memegang erat tali ayunan tersebut. Membiarkan sang adik melakukan hal yang saat ini ia lakukan, jujur Taehyung menyukainya. Sangat menyukainya, bahkan setiap gerakan dari ayunan tersebut membuat tubuhnya yang sakit dan lemah tidak merasakan sakit sedikitpun. Pening di kepalanya hilang begitu saja....

Sungguh Taehyung sangat bahagia, bahkan memorinya kala bocah berputar dalam otaknya.

Dulu....

Saat masih bocah ialah yang selalu mendorong ayunan untuk adiknya, ialah yang selalu menggendong sang adik, dan ialah yang dulu membuat Jungkook tertawa dan tersenyum dengan perhatian yang ie barikan dan kini, semua berbalik. Justru Jungkooklah yang melakukan hal yang dilakukan Jungkook saat ini.

Dan Taehyung tahu, bagaimana gembiranya dulu Jungkook saat mendapatkan perhatian darinya, seperti inikah rasanya? Dan Taehyung menyadarinya.... Taehyung menatap ke depan, dengan senyum yang merekah, senyum yang menampilkan senyum kotaknya.

dan Jungkook masih setia dengan kegiatan yang ia lakukan, dan Jungkook menyukainya. Menyukai senyum sang kakak yang merekah.

Rambut Taehyung bergerak ke depan dan kebelakang, rambut yang menutupi kening dan kelopak matanya, rasanya sangat bahagia... sangat dan Taehyung tidak ingin semua berakhir. Ia tidak ingin, berharap bahwa waktu berhenti agar selamanya ia merasakan kebahagiaan seperti sekarang ini.

Tapi mungkinkah?

Taehyung hanya bisa berharap.....

............

(Sehun *** POV)

Entah sudah berapa hari aku disini, aku bahkan tidak tahu tanggal berapa dan juga apa yang aku lihat sekarang ini. yang kulakukan hanyalah duduk dan diam, begitu jelas suara-suara keramaian di gendang telingaku.

Diam..... itulah yang bisa kulakukan. Dan hanya helaan nafas yang mampu aku keluarkan, mencoba menutup kelopak mataku dan hasilnya sama saja, gelap..... desiran angin dan juga daun jatuh saat kurasakan di puncak kepalaku. Sebuah daun kering jatuh, membuatku tersadar dan membuka kelopak mataku.

Kuangkat tanganku, dan kuraba... hingga akhirnya telapak tanganku dapat merasakannya. Kurasakan sesuatu yang sedikit kasar dan kering, namun bentuknya sangatlah indah. Kuraba... dan kugenggam....

"Ah, iya... kalau Jungkook ada pasti dia suka..." aku mengulas senyumku, menatap ke depan yang gelap bagiku.

Aku dapat mengira bahwa daun yang kupegang sangat ini mempunyai bentuk cantik, dan apa kalian tahu jika adikku Jungkook, ah... ralat jika Jungkook melihatnya pasti dia akan berteriak kegirangan. Bukannya apa, hanya saja.... dia mempunyai hobby yang menarik bagiku, hobby yang jarang dimiliki orang lain. Dia adalah seorang pengoleksi dedaunan. Aku tahu hampir seluruh buku koleksinya terisi dengan berbagai daun yang berbentuk unik menurutnya. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 99 buah.

Terkadang aku juga tidak menyangka betapa uniknya dia, mengingat tingkahnya yang sangat manja luar biasa terhadapku, dia juga termasuk golongan adik yang cerewet dan banyak maunya. Namun dia cukup menggemaskan bagiku.

Aku hanya mampu memegang dedaunan ini sekarang, sepertinya angin mencoba menghiburku atau membuat rasa rindu terhadapnya muncul, aku tidak tahu....

"Jungkook, apa yang kau lakukan? Apakah kau baik-baik saja? Bagaimana sekolahmu, apa kau sudah makan... apa kau sudah belajar, apa kau..." aku menghentikan gumamanku, dan kuhela nafasku... sampai aku menutup kelopak mataku.

..........

"Sehun hyung.... ayo cepat nanti komiknya habis hyung..."

"Jungkook, bisakah kau jangan buru-buru? Hyung mencari dompet dan ponsel hyung...."

"Aishhh... hyung lama!!"

"Jangan tunjukan bibir cemberutmu kelinci, kau tahu jika kau menunjukan ekspresimu seperti itu. akan banyak orang yang menculikmu... dan hyung akan repot hanya untuk menyelamatkanmu..."

"Bodo!!... ayo hyung, apa kau tidak lihat... komik yang kuinginkan akan habis terjual..."

"Namanya juga toko kook, apa yang dijual akan habis..."

"Yaaakk... Sehun hyung jahat, aku sudah menantikan terbitnya edisinya hyung..."

"Aigoo Jungkook, kau kelinci yang manja dan cerewet hyung jadi pusing..."

"Aishh... hyung, cepatlah... hyung apa kau lihat tinggal satu buku lagi..."

"Kalau kau tidak sabar pergilah terlebih dahulu hyung akan menyusul..."

"Ya sudah tapi jangan lama-lama hyung, hyung harus segera datang dan membayarnya agar aku bisa membacanya..."

"Iya, kelinci cerewet dan manja..."

"Yaaakkkk.... Sehun hyung, jangan panggil aku kelinci..."

"hahahaha...."

..........................

Akh, Sehun kenapa kau menangis... hahaha... kenapa kau menjadi secengeng ini. bodohnya aku, bukankah Jungkook sudah bahagia bersama kakak kandungnya? Seharusnya kau tidak boleh merasakan rindu itu... sepertinya kenangan itu sulit dilupakan. Buktinya memori kebersamaanku bersama dia masih berputar dengan jelas dalam otakku.

Tuhan... biarkan aku mengubur perasaan ini. aku tidak mau menjadi orang egois... aku terlalu takut keegoisanku akan membuat penderitaan bagi banyak orang. Seharusnya kau sadar Sehun, kau bukanlah kakak yang pantas baginya, kau hanyalah namja buta. Bukankah kau akan merepotkannya?

Benar, semua yang dikatakan benar... seharusnya aku tidak boleh menemuinya, tetaplah disini di Jepang. Rumah barumu, kau seharusnya meninggalkan tanah kelahiranmu dan juga tanah kelahirannya.

"Tuhan kenapa begitu sulit?" aku memegang dadaku, menutup kelopak mataku dengan daun kering yang masih kupegang erat. Menutup kelopak mataku, dan gelaplah yang tetap aku dapatkan....

................................

"Jungkook? jangan main game terus apa kau sudah belajar?"

"Hyung, jangan berteriak... sebentar lagi aku akan menang..."

"Ya ampun Jungkook, kau sudah main game... kau tidak lihat sekarang jam 09.00 malam, apa kau tidak mengerjakan tugasmu?"

"Sehun hyung lima menit lagi, bentar lagi aku akan dapat skor tinggi..."

"Jungkook dengarkan kata hyung, apa kau mau hyung membakar koleksimu..."

"Apa!!? Sehun hyung jangan jahat begitu... aisshhh..."

"Masa bodo!! Hyung akan membakarnya jika kau tidak mengerjakan tugasmu..."

"Hyung kan aku bilang hanya sebentar, nanti pasti aku akan kerjakan..."

"Jangan banyak alasan, hyung tidak menerima alasanmu. Sekarang berhenti bermain dan kerjakan tugasmu..."

"Sehun hyung.... jangan dicabut..."

"Weeekkk hyung tidak peduli, kalau perlu hyung potong kabelnya...."

"Hyung, jangannnn!!!"

......................................

Aku tertawa, tapi tidak dengan kelopakku. Justru kelopakku menjatuhkan air mata...

Kenangan itu datang lagi, ya ampun... begitu banyak kenangan yang tak dapat aku lupakan, oke... aku akui kalau aku merindukan adikku. Benar-benar merindukannya....

.....................................

CTAAAARRRRR....

"Hyung..."

"Hem, ada apa Kook..."

"Jangan pergi..."

"Ya ampun kelinci manja merengek rupanya..."

"Sehun hyung berhenti meledekku..."

CTAAARRRR....

"Aaaaa.... hyung aku takut!!!"

"Ya ampun Kook, itu Cuma petir..."

"Tapi tetap saja suaranya keras..."

"Namanya juga petir Kook..."

CTAARRRR....

"Hyung, kumohon tidur denganku yayayayayayayaya..."

"Tidak mau, hyung mau tidur tanpa merasa kesempitan..."

"Hyung kumohon, apa kau tega membiarkan adikmu yang manis dan imut ini ketakutan dengan suara petir, bagaimana kalau aku punya mata panda karena tidak bisa tidur..."

"Biarin itu hyung tidak peduli, sudahlah kau berbaring dan tutup telingamu..."

"Sehun hyung, aku tidak mau... hyung harus tidur denganku titik tanpa koma!!"

"Jungkook, bagaimana kalau punggung hyung sakit, ranjangmu sempit Jungkook!!"

"Kalau gitu Jungkook rela deh, tidur sampai nempel di dinding. asala Sehun hyung tidur denganku..."

"Kau yakin?"

"Jungkook yakin, ayolah hyung.... hiksss... hiksss..."

"Jungkook kenapa menangis, hei...jangan buat hyung panik..."

"Hikksss.... huaaa... kalau Sehun hyung tidak mau, Jungkook takut apalagi ada petir..."

"Ya, oke-oke hyung akan tidur, sudah berhenti nangisnya. Apa kau tidak sadar umur Jungkook?"

"Yaaakkk... hyung, berhentilah meledekku..."

"Hahaha kau pantas untuk diledek kelinci..."

"Hyung menyebalkan..."

"Tapi tampan kan?"

"Yaaakkk Sehun hyung jangan terlalu percaya tinggi..."

..........................................................

"Hikksss... hikksss Jungkook, hyung rindu padamu..."

Aku tidak bisa membendung air mata ini, Tuhan aku sungguh merindukan adikku, aku sangat rindu... kapan rasa rindu ini hilang. Rasanya sesak... sangat sesak....

"Hikkss.... hikksss...." kupeluk daun kering ini, meski aku tidak mampu melihat... tapi aku dapat merasakan beberapa orang melihatku. Tapi... aku tidak peduli, yang kuinginkan aku bisa melepas sesak ini....

"Hikkss.... hikksss... hyung rindu padamu... dik..."

Kubiarkan air mata ini jatuh, biarlah tempat ini menjadi saksi, biarlah air mata ini jatuh di negeri sakura ini. dan biarlah semua rasa sedih dan juga kerinduan ini aku pendam disini... tanah yang bukan tempat kelahiranku, dan tempat yang sulit aku tinggalkan. Tapi aku harus melakukannya, ku tinggalkan tanah kelahiranku. Agar dia bisa bersama keluarganya, kakak yang ia sayangi....

Karena aku tidak mau rasa egoisku, membuat perpisahan bagi mereka....

Dan aku akan menunggu, waktu dimana aku bisa bertemu dengannya.... meski kutahu aku tidak akan mampu melihatnya....

.....................................

(Author *** POV)

"Taehyung..."

Dokter tampan dengan mata sipitnya itu meletakan lembaran dokumen dengan berat, saat ia membaca catatan mengenai kesehatan pasiennya. Begitu melihat angka dan tulisan yang tertera di kertas tersebut, membuat Yoongi menyandarkan kepalanya. Menutup kelopak mata sipitnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Pusing dan juga....

"Taehyung, kenapa takdir begitu sulit untukmu... apa yang harsu kulakukan?" Yoongi menatap langit ruanganya, ia memikirkan keadaan Taehyung sang pasien sekalgus namja yang ia anggap sebagai seorang adik.

Dan kini tatapannya tearahkan ke sebuah dokumen... tatapan nanar dan juga kesedihan. Saat manik matanya melihat, penyakit Taehyung yang makin lama makin ganas....

"Tuhan, apakah tidak ada kesempatan untuknya...."

Dengan segera Yoongi menjatuhkan kepalanya, di atas meja dengan tumpuan tangannya. Mencoba melepas beban dipikirannya, ia benar-benar pusing saat ini.

"Hikksss... Seokjin apa yang harus kulakukan? Taehyung dia...."

Dan Yoongi terisak, dengan ucapan yang sempat terhenti. Bahkan ia bingung.... bingung dengan situasi sekarang. Bahkan ia merasa tak mampu menepati janjinya pada Seokjin... janji sebelum namja tersebut meninggalkan dunianya...

Janji dimana Taehyung harus bertahan.... dan sembuh dari sakitnya....

..................................

"Kookie..."

"Iya hyung..."

"Apakah kau siap..."

"Siap? Untuk apa hyung?" Jungkook mengernyitkan mukanya menatap wajah sang kakak yang bersandar pada pundaknya....

Dan yang Jungkook lihat adalah senyuman, senyuman tipis dari sang kakak.... yang menatap langit cerah, disini... hamparan rumput...

Tempat dimana mereka menghabiskan waktu bersama, kala mereka masih bocah....

Dan Taehyung masih diam, entahlah sulit untuk meneruskan ucapannya. Sangat berat rasanya...

Hingga Taehyung memejamkan matanya, merasakan nyamannya pundak sang adik....

Dan tanpa sadari....

Taehyung meneteskan air matanya.... jatuh tanpa permisi dari kelopak sang pemilik.... dan Jungkook tak menyadarinya, atau mungkin berpura-pura tidak tahu. entahlah Jungkook tak ingin melihat air mata itu jatuh dari pelupuk sang kakak. Jungkook tidak kuat, karena sesak dan sakit yang ia rasakan kala melihat air mata tersebut.....

Dan Taehyung mengulas senyumnya, bersamaan air mata yang jatuh dari pelupuknya. Mencoba untuk tidak terisak.

"Kookie, langit sangat indah bukan?" Taehyung menatap ke atas, melihat betapa indahnya langit senja disana.

"Iya hyung, langit sangat indah..." Jungkook mengulas senyumnya, menatap wajah sang kakak yang tersenyum dengan kepala mengadah ke atas.

Suasana kembali hening, namun rasa persaudaraan masih terasa....

Hingga....

Tanpa sadar Taehyung menggigit bibir bawahnya, mengepalkan tangannya hingga bergetar.

"Akh, kenapa sakit ini harus datang..." tiba-tiba saja dada Taehyung merasa sesak, dan dengan refleks ia memegang kepalanya ketika sakit dan pening datang di kepalanya.

"Tae Tae Hyung? Gwenchana?" Jungkook memegang pundak sang, kakak... menopang tubuh Taehyung yang ambruk. Terlihat wajah panik di wajah tampannya...

"Kookie... hyu...hyung..." Taehyung tak kuat untuk melanjutkan ucapannya, begitu sakit yang ia rasakan di kepalanya.

"Hyung, ya ampun...kau mimisan!!"

"Apa..."

Taehyung menyeka darah, darah yang keluar dari hidungnya. Saat ia merasakan sesuatu yang basah dari atas bibirnya, dan kini cairan merah kental yang ia lihat di jemarinya.

"Hyung, biarkan aku yang membersihkannya..."

Taehyung hanya diam, kelopak mata sendunya hanya mampu melihat. Melihat wajah adiknya yang terlihat khawatir dan dengan bola mata yang berkaca-kaca...

"Kookie..."

"Hyung, kita pulang... kembali ke rumah sakit..." ucapan tegas dari Jungkook membuat Taehyung dengar, dirasakannya sebuah tisu yang terusap di kulit pucatnya. Dan sepertinya Jungkook sudah mempersiapkannya, melihat banyaknya tisu yang dibawa Jungkook sang adik.

"Tapi.. hyung masih..."

BRUKKKK....

Baru saja Taehyung berucap, tiba-tiba tubuhnya ambruk membuat namja yang tadinya sibuk dengan kegiatannya. Membantu sang kakak membersihkan darah tersebut tercengang... bahkan kedua bola matanya membulat tak percaya. Kala melihat tubuh ambruk sang kakak yang jatuh di atas hamparan rumput yang hijau....

"Tae Tae hyung, tolong bangunlah... Tae Tae hyung..." Jungkook mengguncang-guncangkan tubuh sang kakak. Namun....

Tetap saja, kelopak itu enggan membuka. Namja yang ia sayangi tak menunjukan kesadarannya membuat Jungkook merasa panik luar biasa, bahkan tanpa ia sadari air mata jatuh dari kelopaknya.

"Hiksss... Hyung, kumohon jangan begini..." Jungkook menangis, bahkan ia menepuk-nepuk pipi kakaknya, berharap sang kakak segera sadar.

"Hiksss... hyung bertahanlah, kumohon hikksss... bertahanlah, aku akan membawamu ke rumah sakit..."

Dengan segera Jungkook, mengambil posisi berjongkok dan mengangkat tubuh sang kakak yang tak sadarkan diri, dengan susah payah Jungkook membawa sang kakak. Membuat tubuh kakaknya yang tak sadarkan diri menyentuh punggungnya. Dirasa tubuh sang kakak menempel dipunggungnya dengan sempurna, Jungkook segera memegang pinggang sang kakak dan berdiri dengan beban di punggungnya....

Meski awalnya ia sempoyongan karena panik lebih mendominasinya, namun Jungkook berhasil melakukannya.

Kepalanya ia olehkan kebelakang, dan betapa hancurnya hati namja muda tersebut kala meliat wajah sang kakak yang memucat dengan mata terpejam, dan sisa darah yang mengering membuat air mata Jungkook keluar dengan deras, dan sakit yang dirasakan di dadanya.

"Hikkksss... kumohon bertahanlah, kau namja yang kuat kan hyung..." Jungkook berlari membawa tubuh sang kakak, menuju mobil yang ia pakirkan jauh dari tempat penuh kenangan dirinya dan juga sang kakak.

"Hyung, ingat aku... hikksss... aku disini hyung... hikksss..." dengan terisak Jungkook melangkahkan kakinya cepat, entahlah ia ingin terus bersuara. Berharap sang kakak mendengarnya....

"Hikkksss.... Tae Tae Hyung... kumohon buka kelopak matamu..."

Jungkook benar-benar gila sekarang, ia bingung.... ia... entahlah, pikirannya tidak fokus bahkan penglihatannya buram.

"Oh ayolah kenapa mobilnya sangat jauh..." Jungkook berujar frustasi, bahkan ia sangat takut... bahkan lebih takut... hingga tanpa sadar kakinya tersandung batu saat ia berlari. Tapi, untungnya Jungkook tidak jatuh karena tubuhnya mampu mengimbanginya.... membuat ia sedikit lega karena kakaknya Taehyung tak jatuh karena kecerobohannya...

"Hikkksss Tae Tae...hyung, ingatlah janjimu kalau kau akan bersamaku hyung..."

Dan Jungkook melangkahkan kakinya, menuju ke sebuah mobil hitam yang terpakir rapi di sana, dan tak lama....

Bukkk...

Terdengar suara pintu yang menutup dengan cepat, dan mesin yang menyala dengan gerakan cepat mobil hitam tersebut berjalan meninggalkan hamparan luas lapangan tersebut.

Angin berhembus, menerpa ilalang dan beberapa bunga liar yang tumbuh disana, matahari semakin tenggelam.... dan tenggelam. Semburat langit berwarna orange terlihat saat matahari mulai tenggelam....

Dan kini terlihat di bawah pohon dengan gundukan batu terdapat cairan kental berwarna merah, cairan darah yang jatuh di atas rumput yang hijau...

Cairan merah darinya....

Seorang namja yang baru saja mencurahkan keluh kesah, dan menghabiskan waktu bersama adiknya...

Namja yang berjuang dalam hidupnya, dan juga menyimpan harapan yang sulit ia dapatkan karena keadaan yang makin membuat dirinya terpuruk.

Dan dia adalah hyung sekaligu adik yang terhebat, bagi dua namja yang menyayanginya dan ia sayangi. Namja dengan wajah manisnya, Kim Jungkook.... dan namja yang sudah bahagia di sana, dengan pengorbanan besar yang ia tunjukan untuk adiknya Kim Seokjin.

dan dia adalah Kim Taehyung.....

.........................................................

.........................................................

(Taehyung **** POV)

"Kim Taehyung..."

Ku edarkan pandanganku, saat aku mendengar suara seseorang. Dan kini yang kulihat adalah seseorang, seseorang dengan senyum manis dan juga pipi chubbynya...

"kau siapa?"

Dia hanya mengulas senyumnya, aku benar-benar tidak tahu siapa dia.... bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali...

"Kau tidak mengenalku?" dia bertanya dan masih mengulas senyumnya...

Hingga...

Aku membulatkan mataku, saat aku melihat dua bola mata dan juga...

"Kau, ap...apa kau..."

Jujur apa ini sungguhan, apakah aku bermimpi? Aku bertemu dengannya... seseorang yang hanya aku ketahui dari album foto saat usianya masih bocah.

Dan dia mengulas senyum ramahnya, bahkan ia menggaruk tengkuknya. Rambut hitam yang bergerak, dan juga senyum manisnya... benar tidak salah lagi...

"Kim Jimin..." gumamku...

Apakah ini mimpi?

....................................

TBC....

Hai semua gimana nih chap aneh gak ya? soalnya author bingung nih feel dapet gak ya... maaf kalau nih ff makin gaje ya, makin banyak typo juga....

tenang nih ff masih lanjut kok, hehehe ternyata gak jadi 25 chap... mungkin kurang dua chap lagi kayaknya. disini author ngucapin terima kasih karena kalian para reader's masih setia dan selalu dukung ff author yang jauh dari kata sempurna ini...

author terharu T_T

Jangan lupa vommentnya ya.... ff yang keren itu ada karena pembacanya keren. itulah motto saya hehehe....

oh ya sampai jumpa di next chap, jangan pernah bosan dengan cewek somvlak dan doyan cogan korea kaya saya  wkwkwk....

adakah yang mau menunggu kelanjutan nih ff?

gomawo and saranghae....

#el


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro