Don't Say Good Bye (chapter 21)
"Tidak ada kata terlambat dik, tidak ada... karena apa? percayalah, hyung akan disini bersamamu... percayalah, bisakah kau mempercayaiku Kookie? Seperti aku mempercayaimu.dan... bisakah kau menunggu? Hahaha sepertinya sulit untukmu. Tapi kuharap kau tidak lelah menunggu. Karena Hyung pernah merasakan yang namanya penantian, dan lihatlah... penantian hyung berbuah manis. Meski terkadang waktu yang menentukan sampai mana kenangan manis ini akan berhenti. Kookie jangan menangis, kau sangat jelek jika menangis, percayalah masih banyak orang yang menyayangimu. Ya... menyayangi namja manis dan baik sepertimu, kau adikku. Kim Jungkook..."
-Kim Taehyung-
..........................
(Author **** POV)
2017, Seoul....
Salju turun dengan perlahan, butiran salju yang indah itu perlahan turun dan turun, berjatuhan di atas kepala seorang namja dengan rambut coklatnya. Seorang namja yang kini berdiri di atas sebuah gundukan tanah. Dengan perlahan namja dengan rambut coklat itu menaruh sebuket bunga putih, bunga yang ia harapkan akan disukai namja yang ada disana. Seorang adik sekaligus seseorang yang akan selalu rindukan. Seorang namja yang pernah mengisi hari-harinya dengan keceriaan, dan juga masa indahnya sebagai seorang kakak....
"Apa kabarmu adikku..."
Kim Seokjin mengulas senyumnya, menatap sendu gundukan tanah itu, dengan sebuah batu nisan yang bertuliskan nama. Nama adik kesayangannya. Dan pada hari ini, di musim salju adalah hari dimana peringatan kematian adiknya, dan Seokjin benar-benar merindukannya.
"Apa kau merindukan hyungmu dik? Aku merindukanmu, dik...."
Seokjin menutup kelopak matanya, menjatuhkan setetes liquid bening itu, saat di dalam dadanya merasakan yang namanya sesak dan juga rasa rindu yang kian membuncah dan tak dapat ditahan lagi.
"Hiksss.... hikksss..... aku merindukanmu, dik... hikksss.... hikksss.... hyung merindukanmu..."
Brukkk...
Terdengar suara saat dengan cepat lutut Seokjin menyentuh tanah, membuat celana yang ia pakai kotor akan debu dan juga tercium bau bunga pemakaman. Dengan isakan yang keluar dari mulutnya Seokjin menitikan air matanya, menjatuhkannya dengan sangat deras... sangat deras, seakan berlomba dengan butiran salju yang turun dari atas langit.
Hingga....
Sreeettt...
Dibukanya syal yang ia pakai membiarkan lehernya di terpa angin yang berhembus di musim yang dingin ini. terlihat dengan jelas kelopak matanya yang sembab. Dan juga bibir bergetar menahan isakan, dan inilah cara seorang Kim Seokjin melampiaskan perasaannya, kehilangan seorang adik memang menyakitkan bukan? Apalagi seorang adik yang sudah mengisi hidupmu sebagai seorang kakak. Mengajarkan bagaimana indahnya menjadi seorang kakak yang hebat, dan Seokjin membuktikannya. Meskipun dalam dirinya ia merasa adalah kakak yang kurang sempurna bagi adiknya. namun, adiknya....
Masih menganggap kalau Seokjin kakak yang sempurna, dan akan selalu begitu. Karena dia sangat menyayangi Seokjin.
"Hiiksss.... hikkssss.... aku menyayangimu dik, hyung menyayangimu..." Seokjin memeluk batu nisan itu, membiarkan air mata itu jatuh dengan beberapa salju yang ikut turun dan mulai jatuh dengan cepat seakan langit ikut menangis dan merasakan bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh namja dengan tangis pilunya.
Dipeluknya erat batu nisan, itu membuat isakan pilu terdengar di pemakaman umum. Dan jika kita mendengarnya, maka kita akan ikut dan terlarut dalam kesedihan yang dirasakan olehnya. Ya, dia adalah seorang kakak yang hebat dan selamanya akan begitu karena Kim Seokjin adalah kakak yang terhebat bagi adiknya, dan selamanya akan begitu.
Salju terus turun menimpa di syal berwarna hitam itu, syal yang dibuat oleh seseorang, seseorang yang amat menyayanginya sebagai seorang adik kepada kakaknya. dan syal itu merupakan hadiah terindah bagi Seokjin. Karena, syal itu dibuat dengan cinta dan juga harapan....
Harapan dari seorang Kim Taehyung, pada kakaknya Seokjin.
"Hiksss.... hikkssss..... hyung sayang padamu, dik..."
Isakan tersebut makin terdengar, bibir bergetar dan juga penuh dengan nada kepiluan. Kehilangan dan kerinduan yang bercampur menjadi satu. Dan salju terus turun... turun dan turun. Menyelimuti tubuhnya, menimbulkan rasa dingin, yang terasa saat kulitnya tersentuh butiran berwarna putih itu, hingga....
"Seokjin hyung..."
Seokjin menoleh, dan kini ia melihat sosok adiknya, adik yang ia sayangi dan berarti baginya, siapa lagi kalau bukan namja yang terkenal dengan sifat periang, pecicilan dan juga senyum kotaknya, Kim Taeyung.
"Hikkss.... Tae Tae...."
Disekanya air mta yang jatuh itu dari pelupuknya, pelupuk seorang namja yang kini menjadi salah satu bagian orang yang ia sayangi dan banggakan seorang Kim Taehyung dalam hidupnya, dalam hembusan nafasnya, dan dalam setiap detak jantungnya.
Namja yang pernah menyelamatkan dia dari yang namanya kematian, dan membawa dia ke kehidupan penuh dengan kekeluargaan dan kebahagian, namja yang rela membantu ia kala susah dan senang, dan namja yang selalu menggendongnya kala ia lemah dan juga sakit.
Bagi Taehyung, kakaknya Seokjin adalah kakak terhebat, dan tidak ada siapapun yang dapat menggantikan posisi Seokjin sebagai kakaknya.
Seokjin terdiam membiarkan tangan putih nan halus adiknya menyeka, buliran bening dari kelopak sembabnya. Ditatapnya wajah Taehyung yang mengulas senyumnya, ya... Kim Taehyung, namja yang periang dan juga adik terbaik bagi seorang Kim Seokjin, dan selamanya akan begitu.
Karena Seokjin sangat menyayangi Taehyung, seperti dirinya menyayangi adiknya Jimin yang bahagia disana, berada jauh dari dirinya dan selalu mengawasinya di tempat tinggal abadinya.
"Hikksss... Taehyung..."
"Hyung, jangan menangis... kenapa hyung selalu menangis, apa hyung tidak lihat? kelopak hyung sembab..." celoteh Taehyung, tak lupa wajah tampannya bak pangeran menampilkan senyum manisnya, berharap kakaknya akan ikut tersenyum.
Taehyung dengan telaten, menyeka buliran air mata yang terus keluar hingga...
Hup...
Taehyung menangkup wajah kakaknya, Seokjin dan tak lama, tangan kanannya terangkat mengusap kasar rambut kecolklatan milik kakaknya, mengulas senyumnya. Membuat kelopak matanya berbentuk bulan sabit, dan disini... Kim Taehyung, yang masih setia duduk di kursi rodanya, dengan butiran salju yang terus turun. Datang, ke hadapan kakaknya mencoba menghibur kakaknya, Seokjin. Di saat Seokjin sedang rapuh dan menangis karena dia....
Namja yang telah tidur dengan tenang, damai dan dalam keabadian, dan Taehyung tak pernah bertemu apalagi bercakap dengannya.
Dan namja itu adalah, 'Kim Jimin'.
Dilihatnya oleh Taehyung batu nisan yang telah berdiri di atas gundukan tanah yang sudah ditumbuhi rermputan itu. dan juga butiran salju yang terus turun di sini, tempat mereka berada. Di pemakaman..........
Karena Takdir berkata lain, saat ia juga kehilangan adiknya Jungkook. hingga kini Tuhan dengan baiknya mempertemukannya dengan sang adik tercinta, meski Taehyung tahu jika waktu di dunia, nafasnya juga detaknya tak akan bertahan lama.... dan bagi Taehyung semua itu belum terlambat, karena pada saat pertemuan itu Taehyung masih bisa merasakan pelukan dan juga mendengar apa yang dikatakan adiknya, Kim Jungkook.
"Seokjin hyung, jangan menangis... aku akan ikut menangis hyung..." ucap Taehyung yang kini mengulas senyumnya, dan memegang kedua pundak kakaknya, setelah dengan kasar ia mengacak rambut kakaknya, membuat rambut Seokjin sedikit berantakan. Dan kini Taehyung, mengulas senyum namun.... ada air mata yang keluar dari pelupuknya.
"Taehyung..."
Bukannya menjawab Seokjin mengangkat tangannya, dan bergantian mengusap kelopak adiknya, dan Taehyung memejamkan matanya. menahan isak yang hampir bersuara dari bibirnya, dan Taehyung merasakan betapa hangatnya tangan sang kakak. Jujur ada rasa senang dalam benaknya, saat sang kakak Seokjin memberikan perhatian dan juga kasih sayang padanya.
Dan Taehyung merasakannya, bahkan Taehyung merasa malu dengan dirinya. Niat awalnya yang ingin menghibur sang kakak malah gagal lantaran, dirinya ikut menangis. entahlah, Taehyung menangis karena ada alasannya. Dan kalian ingin tahu apa yang menjadi seorang Kim Taehyung menitikan air matanya, di balik senyum manis di wajahnya....
Jawabannya sederhana, sangat sederhana... dan kalian pasti tahu. karena....
Kim Taehyung akan menangis jika seseorang yang ia sayangi dan menyayanginya menangis, terlarut dalam kesedihan, seperti yang dialami kakaknya Kim Seokjin.
Jika Seokjin menangis, Taehyung akan menangis, jika kakaknya bahagia maka Taehyung akan berbahagia malah lebih bahagia....
Tapi... kini Seokjin merasakan kesedihan, membuat ia menitikan air mata itu. air mata yang sejujurnya tidak disukai Taehyung yang notabene adalah adiknya. Taehyung tidak suka jika sang kakak menangis, sangat tidak suka....
"Apa kau baik saja Tae, apa kita pulang saja, hem..."
Seokjin mengajak adiknya, terlihat nada khawatir di wajah tampannya. Dan kini namja tampan sekaligus kakak terhebat bagi Taehyung itu memegang kening Taehyung, memastikan bahwa Taehyung tetap hangat di balik baju hangat, dan juga topinya. Seokjin tak akan membiarkan angin di musim dingin ini menerpa kulit pucat dan putih adiknya, karena Seokjin ingin Taehyung adiknya baik-baik saja.
Hingga, tak lama kini kedua manik mata Seokjin menatap wajah pucat sang adik, dan Seokjin tak menyukai wajah pucat itu. dalam pikirannya 'kemanakah wajah segar dan penuh semangat adiknya yang cerewet ini?' hati Seokjin mencelos saat mengetahui begitu lemahnya dan pucatnya sang adik. Bahkan kini....
Hati seorang Kim Seokjin berdenyut sakit, saat ia mengetahui kebenaran, kebenaran bahwa adiknya Kim Taehyung tak mampu memijakan kakinya dan berjalan karena kanker yang duderita sang adik makin parah, membuat safat pergerakan Taehyung di kakinya tak berjalan dengan baik. Dan menyebabkan kelumpuhan....
Dan kini hanya sebuah kursi roda yang mampu membuat Taehyung bergerak kesana-kemari dan Seokjin akan selalu bersamanya, di belakangnya mendukungnya dan memberi kekuatan dan akan menjadi penompang juga, akan selalu berada disisi Kim Taehyung. Sesuai dengan janjinya...
Janji yang ia ucapkan di depan pemakaman adiknya Jimin dua tahun yang lalu, saat pertama kali Taehyung dikenalkan kepada Jimin oleh Seokjin. Bersamaan juga dengan tanggal ini, dimana salju juga turun, seperti sekarang.... hanya saja terdapat suasana yang berbeda....
Sangat berbeda....
"Seokjin hyung....."
Dengan susah payah Taehyung menahan air matanya yang terus memberontak untuk keluar dari tempat singgahnya, dengan bibir bergetar Taehyung memanggil nama kakaknya dalam gumamannya yang tentu saja masih jelas terdengar di telinga Seokjin.
Hingga....
Srrtttt....
Dirasakan leher Taehyung yang menghangat. Lantaran sebuah syal yang melingkar di lehernya, dan Taehyung tahu siapakah syal yang ia pakai saat ini. bahkan ia sangat tahu karena syal yang ia pakai adalah buatannya.... syal yang dibuat dengan cinta di setiap rajutannya, syal yang ia buat berdasarkan bagaimana ibunya saat masih hidup mengajarkannya, dan syal yang ia khususkan sebagai hadiah untuk kakaknya Seokjin. Ketika umur sang kakak bertambah, dan Taehyung....
Tahu siapa yang telah melingkarkan syal buatannya di lehernya sendiri, ya... namja tampan yang kini berada di depannya. Kim Seokjin kakak kesayangannya....
"Seokjin hyung, kau...."
Taehyung menatap wajah tampan kakanya, dilihatnya namja tampan yang kini berjongkok di depannya mengulas senyumnya, dan entah kapan kini kedua kening mereka menempel dengan tangan kanan Seokjin yang mengusap rambut kecoklatan Taehyung.
Dan Taehyung memejamkan matanya, begitu juga dengan Seokjin. Mereka berdua memejamkan matanya masing-masing mencoba meresapi perasaan sayang persaudaraan antara mereka. Dan Taehyung dalam otaknya ia ingat.... memori ini.....
Memori dimana ia dengan adiknya Jungkook, yang melakukan hal sama. Seperti yang dilakukan Seokjin dan dirinya.....
"Terima kasih Tae.... aku menyayangimu, adikku..."
Satu ucapan lolos, dari bibirnya. Masih dengan kelopak yang masih terpejam dan juga kening yang saling menempel dengan kening Taehyung adiknya.
"Seokjin hyung...."
Taehyung memejamkan matanya, melepaskan setetes air mata yang jatuh. Dari kelopak kanannya, dan juga menelan ludahnya ketika ia juga menahan isaknya.....
Keduanya masih setia dengan posisinya, membiarkan salju terus turun dan turun.... membuat kedua namja itu sibuk mencurahkan perasaan dan juga berbicara dari hati ke hati. Interaksi dari kedua saudara yang tidak sedarah dan tidak sekandung itu.
Namun, Tuhan begitu baik di saat mereka berdua kehilangan dan juga ditinggalkan saudara mereka kala itu, Tuhan telah menuliskan takdir sebelum dilahirkan. pertemuan mereka, sebagai seorang kakak dan adik yang saling menyayangi, dan mendukung satu sama lain.
Saat dunia dan takdir mempermainkan mereka, saat kebencian, duka dan kebahagiaan terus menerjang mereka, tapi.... lihatlah. Mereka masih berpijak, di atas bumi ini dengan kekuatan yang sangat besar dan juga kesabaran yang tinggi dimana penantian dan juga arti sayang sesama saudara masih kentara pada mereka. Bahkan kita belum tentu seperti mereka. Saat dimana takdir memberikan mereka ujian, mereka masih bisa menghadapi hingga sampai kini....
Dan kini mereka, menantikan kebahagiaan itu. kebahagiaan dimana yang sudah dituliskan Tuhan untuk mereka, dan percayalah bahwa Tuhan tak akan mungkin memberikan ujian yang melebihi kemampuan hambanya, dan kalian tahu, Tuhan menyayangi setiap hambanya, dan tahu apa yang tebaik untuk kita.....
Dan kini hujan salju menjadi bukti sekaligus saksi dimana dua kakak beradik tersebut menangis, dan menguatkan satu sama lain.... ya, satu sama lain.... bukankah persaudaraan memang kuat. Kita juga bisa.... asal kita percaya, bahwa kekuatan keluarga dan juga saudara mampu mengalahkan segalanya. Dan hanya keluarga yang akan selalu berada disisi kita meski dunia membenci dan takdir terus datang silih berganti.....
"Taehyung, tersenyumlah.... hyung menyayangimu, sangat menyayangimu... selamanya akan begitu...."
"Hikksss... Seokjin hyung, aku juga menyayangimu.... terima kasih untuk segala yang kau lakukan padaku, kau hyung terbaik dan selamanya akan begitu..."
..............
Jepang 00.00 malam....
Tak terasa waktu sudah menunjukan tengah malam, waktu dimana negeri yang teknel dengan sebutan negeri matahari terbit itu terlelap, dalam mimpinya. Dan juga ribuan bintang menghiasi setiap langit malam negeri itu.
Saat semua terlelap, dengan mimpi indah mereka.
Hanya ada satu namja, namja yang masih setia membuka kelopak matanya. tak merasakan kantuk pada dirinya, hanya cemas dan juga khawatir. Terhadap namja yang kini terletak lemah di atas ranjang rumah sakit dengan kepala yang diperban juga kelopak yang menutup. Jungkook merasakan sesak yang amat sangat di dadanya, degenggamnya erat tangan kakaknya yang tak bergerak.
Selang infus dan juga masker oksigen. Dan jangan lupa dengan luka lebam yang masih terlihat meski luka itu mulai pudar karena tiga hari terlewati. Membuat namja tampan dengan sifat dingin dan juga tertutup, namun berbanding terbalik 180 derajat saat bersama adiknya Jungkook. karena Sehun hanya akan menampakan sifat hangat dan terbukanya hanya untuk Jungkook seorang, ya untuk adiknya. adik yang sangat ia sayangi, melebihi nyawanya....
"Sehun hyung.... kapan kau bangun, apa kau tidak lelah hyung?"
Jungkook menatap sendu ke arah kakaknya, digenggamnya makin erat tangan itu. dan kini Jungkook hanya bisa berdoa berharap dalam hati, semoga kakaknya sadar, sadar dari masa kritisnya. Berharap langkah membawa Sehun kakaknya ke Jepang dan dirawat di sana adalah langkah yang terbaik dan mampu menyelamatkan hyungnya.
"Hikksss... Sehun hyung, Jungkook rindu hyung, rindu Sehun hyung yang jahil.... hikksss... rindu tawa hyung... hikksss.... semuanya pada diri hyung...hikksss..."
Terisaknya namja yang kini masih setia dengan posisinya duduk di samping ranjang hyungnya, meneteskan air mata penuh harap dan doa.
"Hikksss... maafkan Jungkook hyung, jungkook menyesal... Jungkook hiiikksss..."
Bibir itu tak sanggup terucap dengan bibir yang masih bergetar, dan juga terisak...
"Aku tidak benci hyung hiikksss... Jungkook tak sungguh-sungguh mengatakannya hikksss... maafkan aku Sehun hyung..." dan kini sesal yang hinggap di hati Jungkook. saat tahu...
Semua kebenaran yang bahkan tak ia sangka, kebenaran mengenai Taehyung. Yang merupakan kakak kandungnya, dirinya yang ternyata mengalami amnesia, dan juga kakaknya Sehun yang mempertaruhkan nyawanya. Melindungi dirinya dari pembunuhan yang dilakukan, ayah kandungnya juga kakaknya Taehyung.
Jungkook, tak sanggup dan tak tahu harus bagaimana....
Entah dia harus senang karena ia bertemu dengan Taehyung kakaknya, atau ia harus menangis dan bersedih saat melihat kakaknya berjuang melawan antara hidup dan mati.....
"Hikkksss... Sehun hyung berjanjilah, bertahan untukku... aku menyayangimu... hyung hikksss... adikmu yang manja ini tak rela kehilangan hyung sehebat dirimu... hikksss..."
Jungkook menundukan kepalanya, menggenggam erat tangan Sehun yang masih tak sadarkan diri. Dan hanya suara monitor detak jantung yang menjadi harapan Jungkook. berharap kedua bola matanya dan telinganya masih melihat dan mendengar bunyi beraturan dari alat itu. memastikan tidak ada garis dan bunyi memekakakan dari alat yang kini ditakuti Jungkook saat ini.
"Sehun hyung.... Jungkook sayang hyung, tetaplah disisiku hyung, dan akan aku kenalkan kau dengan hyung kandungku, Kim Taehyung..."
Jungkook mengulas senyumnya, menampilkan gigi kelincinya dan mengusap air mata itu dengan kasar. Membiarkan poni hitamnya, menutupi sedikit kelopak atas itu, kelopak mata yang sembab dari seorang namja yang kini bernama Kim Jungkook, atau juga Jeon Jungkook.
Karena ia memiliki dua marga yang berbeda, dan juga dua kakak yang berbeda marga namun menyayanginya...
Ya, sangat menyayangi namja tampan dengan gigi kelincinya....
................................
Seoul, 09.00 malam.....
Bintang tak terlihat lantaran awan menutup langit, dan hanya menampilkan butiran salju yang terus turun sedari siang, membuat tanah penuh dengan hamparan es berwarna putih itu.
Kini cahaya terang dengan kamar yang cukup besar dan luas, terdapat beberapa pigura foto yang menghiasi kamar tersebut menampilkan wajah tersenyum dari dua namja yang saling berangkulan, tersenyum dan juga menampilkan kenarsisan mereka. Dan mereka adalah dua kakak beradik dengan sifat ceria mereka, juga....
"Seokjin hyung..."
"Hem, ada apa Tae..."
Taehyung makin menenggelamkan dirinya di dalam hangatnya selimut putih yang membalut tubuhnya juga tubuh kakaknya yang kini berbaring di sampingnya. Menemani Taehyung adiknya untuk segera beranjak ke dunia mimpi, dan kini Seokjin makin mengeratkan pelukannya, mencari kehangatan di balik tubuh kakaknya.
Dan Seokjin dengan sigap dan juga suka rela, memeluk Taehyung erat, dan juga membenarkan selimut yang mereka gunakan. Membuat Taehyung hangat dalam pelukannya. Taehyung mengulas senyum tipisnya, wajah pucatnya menampilkan senyumnya menatap ke atas langit kamarnya dan juga merasakan pelukan hangat sang kakak.
"Aku merindukan Kookie, hyung... kira-kira bagaimana keadaanya?" Taehyung mengutarakan pertanyaannya. Membuat Seokjin tersenyum kala Taehyung bertanya tentang adik kandung dari Taehyung adiknya.
"Dia pasti baik Tae, percayalah..." Seokjin makin erat memeluk adiknya membenarkan poisinya menatap kesamping, menghirup aroma sampo yang digunakan sang adik.
"Ne hyung, semoga hyungnya baik-baik saja... dan Kookie..." Taehyung mengulas senyumnya, menghentikan ucapannya...
Seokjin masih setia mendengar apa yang akan dikatakan adiknya.
"Selalu bahagia..."
"Tentu saja, Taehyung... tentu saja..." Seokjin berujar, mencoba menenangkan kegelisahan Kim Taehyung adiknya.
Hingga....
Greepppp.....
Makin erat Taehyung memeluk kakaknya, menyembunyikan wajah tersenyumnya di balik dada bidang sang kakak. Dan Taehyung menyukainya, pelukan kakaknya Seokjin seakan memberikan perlindungan untuknya.
"Hyung, apakah aku akan bangun esoknya?"
Seokjin membulatkan matanya, membiarkan Taehyung mencari kenyamanan dalam posisinya.
Dan Seokjin hanya diam tak tahu harus menjawab apa, mendengar apa yang dikatakan Taehyung seakan telinganya mendengar kata yang sangat dilarang dan tak ia sukai.
"Hyung, apakah aku masih dapat melihat Kooki saat ia kembali..."
Taehyung mengutarakan pertanyaannya, di balik wajah yang ia sembunyikan otak cerdasnya tahu, kalau kakaknya Seokjin tak akan mampu menjawabnya, karena Taehyung sendiri juga tak mampu menjawabnya.
Dan hanya waktu yang tahu akan jawaban seorang Kim Taehyung, jawaban mengenai akhir hidupnya.
"Taehyung, jangan takut.... kau masih akan tetap disini... hyung tak akan membiarkanmu pergi dari sisi hyung dan Jungkook adikmu, percayalah dik... kau namja kuat..."
Taehyung diam, membiarkan kakaknya berbicara memejamkan matanya, meski telinganya masih mendengarnya dengan baik.
Dan Seokjin menahan kesedihannya, mengucapkan kata penyemangat untuk adiknya dan menyakinkan hatinya, percaya bahwa Taehyung adiknya masih disini dengan waktu yang masih akan terus berjalan.
"Hyung tak akan membiarkan waktu membawamu pergi dari hyung, hyung tak akan rela Tae... kau harus semangat, jangan katakan tentang kepergianmu, dan jangan katakan selamat tinggal pada hyung... karena hyung yakin adik hyung yang masih cerewet ini bisa sembuh dan hidup di dunia dengan hyung...."
"Seokjin hyung..." Taehyung menahan air matanya, tak akan ia biarkan air mata itu lolos.
"Dan kau jangan takut Tae, percayalah hyung akan bersamamu... kau ingat bukan janji kita waktu itu... kalau kita akan selalu bersama, dan selamanya akan begitu. Karena kita adalah hyung dan dongsaeng, ya... kita. Dan kau adikku Kim Taehyung, kuatlah... yakinlah karena hyung tak akan pernah berhenti mendukungmu..."
"hyung..." Taehyung menumpahkan air matanya, ternyata ia belum mampu. Betapa luar biasanya ucapan sang kakak hingga membuat ia menangis menitikan air mata di balik kaos putih yang digunakan kakaknya Seokjin.
"Hyung, akan berdoa, agar kau mendapatkan kebahagiaanmu... kebahagiaanmu Kim Taehyung. Dan kau jangan menyerah, karena hyung tak akan membiarkan waktu membawamu pergi... meski hyung rela menmpertaruhkan nyawa hyung. Agar...."
"Hikksss... Seokjin hyung..." Taehyung memeluk kakaknya dalam tidurnya dengan sangat erat dan Seokjin membalasnya, pelukan sang adik.
"Kau masih melihat dunia dan adikmu, Kookie...."
Air mata Seokjin lolos dengan lancarnya,
Bersamaan....
Sebuah ucapan tulus dari hatinya....
Atau doa yang ia utarakan pada Tuhan...
Namja yang amat menyayangi adiknya Kim Taehyung dan selamanya akan begitu, dan itulah janjia seorang Kim Seokjin untuk adiknya Taehyung.
....................................
TBC.....
Hai semua author kembali dengan chap ini, semoga kalian suka ya... oh ya maaf jika nih chap banyak typo, atau malah tambah gaje. atau malah tambah parah ya???
Oh ya makasih buat dukungan kalian selama ini, dan disini author mau minta kemurahan hati kalian untuk memberi bintang dan juga coment kalian. Karena dua hal itu adalah semnangat buat saya...
Maaf kalau author gak jelasin apa yang terjadi dengan sehun oppa secara engkap insyaallah next chap akan saya jelasin secara lengkap, dan kuharap kalian sabar menunggu kelanjutannya ne ^^
Oh ya jangan jadi silent readers ya, hargai perjuangan author buat ff ini, karena bikin cerita memang tidaklah mudah, tapi namanya juga hobby hehehe
Sekian dari saya, untuk kalian semua...
Gomawo and saranghae... ^^
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro