Bogoshipo (chapter 27)
Hai bagi yang punya lagu sad dibaca sambil denger ya, kalau aku pakai lagunya mak jin... kan rata-rata lagunya sedih tuh, kalau kalian bebas deh... lagu favorit kalian dan bisa bikin ngefeel ama nih chap ^^
"Apakah kau siap, mendengar dan tahu bagaiman akhirnya... kuharap kalian menjawab ya, dan tolong jangan menangis... tersenyumlah... karena semua baik-baik saja. Kumohon tersenyumlah, dan jangan ada air mata... bisakah?"
-Kim Taehyung-
..............................
.............................
(Author **** POV)
"Dimana ini..."
Taehyung mengedarkan pandangannya menatap ke segala penjuru saat kakinya menginjak. Di sebuah hamparan halaman yang luas, begitu indah dan begitu cantik... Bahkan banyak kupu-kupu dan juga beberapa burung yang hinggap di pepohonan. Kedua bola mata Taehyung tak berhenti-hentinya menatap berbagai keindahan yang tersaji di depannya, bahkan kini dia diam terpesona akan kecantikan tempat yang ia pijak saat ini. tempat yang belum pernah ia lihat bahkan ia pijak selama ini, dan ini baru pertama kalinya...
Jimin membalikan badannya, menatap Taehyung yang terdiam dengan wajah kekagumannya menatap sekitar. Dan Jimin mengulas senyumnya, saat tahu kalau namja yang berstatus dari adik kakak kandungnya, mengagumi tempat tinggalnya.
Melihat wajah Taehyung yang tersenyum dan sedikit bermain dengan beberapa burung yang mendekati ke arahnya, membuat Jimin berdiri dan melipat tangan di dadanya membiarkan seorang Kim Taehyung sibuk... sibuk dengan dunia barunya.
"Seokjin hyung, dia terlihat bahagia..." monolog Jimin, dan tetap menunggu Taehyung. Ya... menunggu sampai namja yang disana puas dan bahagia.
"Hahaha... daebakk..." Taehyung tertawa lepas, wajah ceria dan juga senyum kotak bahagianya terpancar dengan jelas di wajah tampannya. Bahkan semilir angin datang menyambut kedatangannya membuat rambut coklatnya bergerak ke belakang. Dan membuat Taehyung memejamkan matanya, menikmati semilir angin. Dan mengangkat ke dua tangannya. Berputar-putar dengan wajah bahagia, membiarkan beberapa burung cantik bermain dengannya. Dan juga beberapa helai bulu burung yang jatuh, bulu yang sengaja oleh para sahabat Jimin untuk menyambut kedatangan seorang Kim Taehyung.
Dan entah kenapa, Taehyung merasa bahagia dan tertawa lepas. Tak merasakan sakit lagi... dan melupakan sejenak tentang adiknya, Jungkook....
...........................
"Taehyung..."
Suara lirih, namun terkesan lembut terucap. Seorang namja yang duduk di sebuah sisi ranjang dengan ruangan yang luas dan terkesan elegan. Bangunan yang berdiri kokoh dengan cat berwarna putih. Dan juga sebuah kamar yang sama dengan tempatnya dulu... kamar yang disukai oleh seorang Kim Seokjin.
"Taehyung..."
Dan lagi nama itu keluar dari bibirnya, dengan mulut bergetar... dengan mata yang berkaca-kaca, menahan buliran bening yang bernama air mata. Yang berusaha memberontak untuk keluar. bahkan seulas senyum tipis yang tersirat akan kebahagiaan tercetak di wajah tampannya. Membiarkan cahaya lembut nan hangat menerpa wajah tampannya dari balik jendela yang terbuka, dengan tirai putih yang terbang.
Tes...
Air mata itu jatuh saat kedua kelopak Seokjin menutup, seakan buliran bening air mata itu berhasil memberontak pertahanan namja tampan tersebut. dan Seokjin terus memejamkan kelopak matanya, membiarkan buliran air mata yang penuh akan kerinduan tersebut jatuh.
Angin berhembus, bersama dengan cahaya matahari yang menerpa wajahnya.dan bibirnya terus bergetar, tanpa suara... bibir yang bergetar dengan isakan bahagia... sangat bahagia...
Dan kini dia tetap setia dengan posisinya, membiarkan dirinya duduk di atas ranjang tersebut. dan menunggu... seseorang yang akan datang menemuinya. Dalam benaknya apakah diirinya akan benar-benar bertemu dengannya...
Namja yang sangat ia rindukan, seorang adik yang spesial setelah Jimin adiknya, seorang namja cerewet dan terkenal pecicilan, dan juga namja yang manja jika di depannya. benarkah jika dia akan bertemu dengan namja yang selalu semangat, dan juga memiliki harapan penuh untuk bertahan... dan benarkah dia akan bertatap langsung dengannya, adiknya... Kim Taehyung.
Benarkah?
Seokjin tak kunjung membuka kelopaknya, membiarkan memori otaknya memutar kebersamaan dirinya bersama dengan Taehyung sang adik dulu. Saat ia belum meninggalkan dunia ini? dan Seokjin mengulas senyumnya... membiarkan senyum dan air mata bahagia menghiasi wajah tampannya.
Tingkah sang adik, senyum sang adik, susah dan bahagia bersamanya.... terus berputar dalam otak Seokjin bagaikan film dokumenter yang selalu ia lihat hingga ia hafal dari awal hingga akhir.
"Kim Taehyung..." dan lagi-lagi bibir itu berucap, dengan kelopak yang masih terpejam dan air mata bahagia, saat dimana kejadian menyenangkan bersama adiknya kembali berputar. Dan Seokjin dia menyukainya... sangat menyukainya...
Cukup lama namja tampan tersebut memejamkan matanya, menikmati masa indahnya bersama Taehyung adiknya. hingga tak terasa air mata berhenti jatuh, saat memori otaknya berhenti memutar kenangan tersebut.
Hingga....
Seokjin membuka kelopaknya, melihat cahaya dan juga tirai jendela yang bergerak karena hembusan angin....
Dan mengubah senyum itu menjadi senyum tipis, sangat tipis hingga siapapun yang melihatnya akan menyangka jika Seokjin menampakan wajah datarnya...
"Akhirnya kita bertemu Tae..."
Seokjin membaringkan tubuhnya menghadap ke kiri menatap jendela, menjadikan tangan kirinya sebagai bantal untuk menyangga kepalanya. Dan seulas senyum itu muncul... menatap sebuah bulu putih nan cantik yang terletak di salah satu meja. Disamping ranjangnya...
Bulu merpati, yang merupakan tanda bahwa si pemilik bulu tersebut akan datang, datang kesini.... tempat dimana Seokjin menunggu, dengan tubuh yang berbaring menghadap ke cahaya, dengan senyum dan air mata bahagia yang jatuh dari kelopaknya yang sempat mengering.
"Hyung merindukanmu Tae..."
Dan Seokjin memejamkan matanya, membiarkan kelopaknya yang lelah untuk beristirahat... dan menunggu kedatangan Taehyung adiknya....
......................................
Seoul...
Tes...
Tes...
Entah sudah ke berapa air mata itu jatuh, dan terus jatuh... air mata yang mengandung buliran kesedihan dan juga duka....
"Hyung..." Jungkook mengucapkan satu kata, dengan bibir bergetar. Menatap ke depan, dan kini ia berdiri di sini... di sebuah taman, tempat dimana dia dan hyungnya datang kesini. Berdiri di sampin sebuah pohon besar, pohon yang sudah hidup cukup lama....
Dan pohon yang sudah menyaksikan berbagai aktifitas orang yang pernah menginjakan kakinya disini. termasuk namja dengan namanya, Kim Jungkook.
"Hikkss... Hyung..." isakan itu muncul, dan kelopak itu semakin sembab. Ia tidak peduli dengan tatapan berbagai orang, ia tidak peduli... yang dia inginkan hanyalah menghilangkan sesak dan mencoba menerimanya.
"Hikksss... Tae... Tae...hyung..." dan lagi.... Jungkook menangis, memegang dadanya yang terasa nyeri, dan sakit...
Dalam dirinya Jungkook berpikir, adakah kesempatan untuknya? Adakah harapannya... apakah ia bisa melepaskan hyungnya... dia belum sempat menghabiskan waktu bersama hyungnya, waktu yang lama dan hanya sebentar. Waktu yang tidak cukup baginya... dan Jungkook, entahlah... hatinya hancur seperti kepingan kaca yang berserakan di mana-mana membuat dirinya rapuh dan lemah... rapuh bagaikan debu. Dan lemah bagaikan kapas...
Jungkook kini benar-benar rapuh... sangat rapuh, hancur... dan lemah... tangis, kesedihan yang didominasi oleh isak pilunya mewarnai tempat ini.... taman yang penuh dengan tumbuhan semanggi di bawahnya. Taman yang indah, namun menjadi tempat curahan kesedihan hatinya saat ini...
Dan tempat dimana, ia dan kakaknya Taehyung berkunjung....
Bahkan ia ingat betul, bagaimana sang kakak meminta padanya... merengek dan memaksanya datang ke tempat ini. dan Jungkook menurutinya, mengabulkan keinginan sang kakak... agar kakaknya bahagia.
>>>>>
'Kookie...? antar aku ke taman ini ya...'
'Hyung... bukankah hyung masih sakit. Lebih baik hyung istirahat...'
'Aku tidak mau Kookie, ayolah... kumohon, ada sesuatu yang ingin aku harapkan...'
'tapi Tae.. Tae...hyung...'
'Hyung janji tidak lama, kumohon kita pergi kesana ya...'
'Baik hyung, Kookie akan mengantar Tae... Tae... hyung kesana...'
'Yeee.... gomawo Kookie...'
>>>>>>
"Hikksss.... Tae Tae...hyung...hikkss... hikksss..."
Isakan itu makin keras, isakan itu makin terdengar membuat beberapa orang yang sibuk berlalu lalang berhenti, menatap ke arahnya namja dengan rambut hitamnya. Namja yang tengah terisak...
Brukkk...
Jungkook menjatuhkan pantatnya diantara hamparan daun semanggi di bawahnya, membiarkan celanannya kotor. Ia tidak peduli... ia membiarkan air mata itu jatuh, ia membiarkan dirinya terisak kuat. Tak ia pedulikan tatapan aneh yang terarahkan padanya... yang dia inginkan adalah kakaknya, Kim Taehyung.
>>>>>
'Kookie... gomawo., sudah membawa hyung kesini...'
'Tae Tae...hyung senang?'
'ehem... hyung senang Kookie...'
'Kookie sayang Tae Tae Hyung...'
'Aku juga... Kookie.. aku juga...'
'Hyung, berjanjilah padaku kalau kau akan bahagia...'
'Ne, hyung berjanji... hyung akan bahagia...'
>>>>>>
"Hikksss... hyung hiksss..."
Jungkook jatuh terduduk dengan tangan yang menyentuh pohon disampingnya, menyentuh dadanya yang masih sesak, dengan buliran air mata yang jatuh. Sakit dan sesak... itulah yang ia rasakan dan entah kapan rasa itu akan hilang.
"Hyung..."
Entah kenapa Jungkook hanya bisa memanggil hyungnya, bibirnya sulit untuk berbicara banyak. Dirinya tak sanggup melakukannya, serasa ada yang mengganjal dalam dirinya...
Dan satu memori berputar dalam otaknya...
>>>>>
'Kookie, kau adik yang paling kusayangi... kau adalah salah satu keluarga yang kumiliki, kau masih satu saudara kandung denganku... mewarisi darah ayah dan ibu...'
Diingatnya wajah Taehyung yang tersenyum sayang ke arahnya, membuat Jungkook sedikit terkejut saat melihat senyum yang cukup berbeda dari senyum biasanya...
'Apa kau percaya akan adanya masa lalu...'
Taehyung berbicara menatap manik mata sang adik, dan Jungkook entah kenapa dia hanya terdiam tak mampu menjawab dan justru hanya sorot kesedihan dan sendu yang ia lihat di bola mata kakaknya....
Hingga Taehyung mengulas senyumnya, mengusap lembut kepala Jungkook adiknya, hingga bibir itu membuka. Mengeluarkan suaranya...
'Kau bagaikan musim semi, Jungkook...'
'Hyung...'
>>>>>>>
"Hikkks... hyung, kenapa..."
Jungkook menundukan kepalanya, menjatuhkan buliran bening yang bernama air mata dan memegang dadanya.
"Hikkss... maafkan Kookie hyung, maafkan Kookie..." Jungkook bergumam, diantara bibirnya yang bergetar, berucap dengan nada sendu dan kepiluan. Meminta maaf pada sang hyung dan menyebut nama kecilnya.
Nama kecil yang diberikan sang kakak, saat ia bocah... dan Jungkook mengingatnya, sangat mengingatnya.. bagaimana sang kakak memanngil nama kecilnya penuh sayang dan juga seperti makanan sehari-hari. Disaat semua orang memanggil nama aslinya, sang kakak lah yang akan memanggil nama kecilnya, dan itu membuat Jungkook merasa istimewa bagi kakaknya Taehyung,
Dengan tubuh bergetarnya Jungkook membaringkan tubuhnya, membiarkan daun semanggi yang ada dibawahnya menjadi kasur alam baginya. Kelopak sembab juga air mata ia biarkan. Hingga tubuh yang terbalut dengan jaket coklatnya kotor dan terbaring di atas kumpulan daun tersebut. dan tak peduli tatapan dan anggapan gila orang-orang sekitar... karena Jungkook, dia sudah menganggap dirinya gila, terlalu larut dalam kesedihan dan rasa bersalahnya....
Jungkook yang rapuh, dan itu sangat miris...
"Tae.. Tae... hyung, bogoshipo..." Jungkook mengulas senyum getirnya, menatap ke samping. Dengan tubuh yang terbaring di atas daun semanggi, memejamkan kelopaknya. Meski air mata kesedihan masih deras keluar.
Dan Jungkook, tertidur dalam kesedihannya, membaringkan tubuh yang meringkuk bagaikan udang tersebut.... berharap dengan cara seperti ini rasa sesak dan sakit akan hilang, kesedihan berkurang, itulah yang diharapkan Jungkook. meski sulit memang untuk menghilangkannya....
Dan tanpa disadari oleh namja dengan gigi kelincinya tersebut, terdapat seseorang yang menatapnya... seseorang yang dengan air mata yang lolos dari kelopaknya. Menatapnya dari kejauhan, seorang namja yang bersembunyi di balik pohon dengan jaket hitam yang ia pakai, dan juga kaca mata serta rambut hitam sedikit berantakan ia biarkan.
"Jangan menyiksa dirimu Jungkook, atau Taehyung tidak akan menyukainya..."
Dengan susah payah gumaman itu ia ucapkan dengan bibir tipis bergetarnya, menyeka air mata yang jatuh. Entah kenapa hatinya berdenyut sakit... sangat sakit, melihat seorang Kim Jungkook yang begitu rapuh... sangat rapuh bagaikan debu yang terhempas angin dan terbang tanpa tujuan.
Dan namja itu adalah Jung Yoongi, seorang dokter sekaligus namja yang dipercayai oleh Taehyung, ya... Kim Taehyung kakak dari seorang namja yang terbaring rapuh disana...
Namja yang ia awasi dan juga ia jaga dari kejauhan, sesuai dengan keinginan Taehyung padanya....
Dan Yoongi menerimanya, menyanggupi apa yang diinginkan Taehyung... berjanji akan membantu Jungkook... membantunya menghadapi dunia yang membuatnya jatuh dan juga menguatkan hatinya, menerima yang namanya takdir.
"Kau pasti kaut Jungkook, kau pasti kuat... aku yakin itu..." dan Yoongi kembali berucap dengan derai air mata yang jatuh dari kelopak sipitnya.
......................................
.....................................
"Tae... masuklah..."
Jimin mengulas senyumnya, menyuruh namja tampan yang ia bawa saat ini untuk melangkahkan kakinya memasuki bangunan rumah yang besar dan mewah. Dan Taehyung melangkahkan kakinya pelan, mencoba memasuki bagian depan rumah tersebut. hingga Taehyung berhenti... membalikan badannya dan menatap ke arah namja di belakangnya.
Seakan-akan tatapan tersebut meminta keyakinan untuk masuk ke dalam rumah di depannya...
Dan Jimin mengulas senyumnya,
"Masuklah dan naiklah ke tangga... maka kau akan menemuinya..."
Taehyung menganggukan kepalanya pelan, dan menolehkan kepalanya menatap bangunan besar di depannya. dengan pelan ia langkahkan kakinya, mengangangkat tangannya dan mencoba menyentuh pintu besar berwarna coklat tersebut. dan mendorongnya pelan, hingga...
Terdengar suara pintu yang terbuka, menampilkan ruangan yang besar... sangat besar, melebihi rumahnya yang dulu... dan Taehyung ia menolehkan kepalanya ke belakang, menatap Jimin yang berdiri di belakangnya, yang menunggunya di luar halaman.
"Gwenchana Tae... teruslah berjalan... dia sudah menantikanmu..." lag-lagi Jimin menyuruh Taehyung masuk, dan Taehyung kembali menoleh ke depan. Menatap pintu tersebut dan kembali melangkahkan kakinya...
Dan saat ia langkahkan kakinya, hawa kedamaian dengan suasana kebahagiaan ia rasakan... membuat hati Taehyung. Entahlah... nyaman yang ia rasa. Dan Jimin... mengulas senyumnya, dengan derai air mata bahagia... sangat bahagia, karena kakaknya Seokjin akan bertemu dengan adik yang dirindukan. Dan Jimin tahu... sangat tahu seberapa besar rasa sayang Seokjin kakaknya terhadap namja yang ia antar tadi. Rasa sayang yang sama besar pada dirinya...
"Semoga kau bahagia..." dan Jimin mengulas senyumnya, menatap punggung Taehyung yang tak terlihat karena pintu tersebut telah menutup sendiri, dan ia biarkan waktu dan juga kesempatan bagi mereka berdua. Seokjin kakaknya dan juga Taehyung... karena bagi Jimin inilah waktu dimana sang kakak Seokjin kembali mengulas senyumnya, dan keluar dari rumah besar yang diciptakan di dunia penuh dengan keabadian ini...
Dan Jimin menjatuhkan air matanya, air mata kebahagiaan untuk kakaknya, Taehyung dan juga dirinya....
........
Taehyung terus berjalan... dan berjalan, diedarkan pandangannya menatap rumah besar yang ia masuki saat ini, kaki telanjangnya merasa lantai yang dingin dan juga mengagumi segala seluk beluk bangunan di dalamnya.
"Daebak..." kekaguman muncul, membuat ia memuji keindahan bangunan tersebut...
Tap...
Tap...
Tap...
Taehyung terus berjalan... dan berjalan... menaiki tangga, yang akan membawanya menamui seseorang. Semakin lama ia naik, entah kenapa kelopak Taehyung ingin mengeluarkan air mata yang tidak ingin ia keluarkan. Dan air mata itu terus memberontak... ingin sekali keluar dari pelupuknya, membuat Taehyung susah payah menahannya.
Dan lagi, kaki itu terus berjalan... hingga ia hampir mendekati pintu tersebut.
Dan kini...
Ia berada tepat di depan pintu tersebut, pintu dengan ukiran bunga cantik di depannya. ditatapnya kenop pintu tersebut, ada perasaan aneh yang hinggap dalam dirinya, saat ia merasakan sosoknya, kehadirannya... dan Taehyung tahu akan perasaan ini. ia seperti mengetahui keberadaan kakaknya, Kim Seokjin.
Taehyung menghela nafasnya, memejamkan matanya... menahan air mata yang terus memberontak. Entahlah... rasa rindu makin kuat terasa, sangat kuat... dan kuat...
Digenggamnya erat handle pintu tersebut, dan dirasakan handle pintu yang dingin di telapaknya. Hingga...
Ceklek...
Suara kenop yang diputar terdengar, membuat engsel itu bergerak dan pintu sedikit membuka...
Sedikit dan perlahan pintu itu membuka... membuka hingga nampak disana...
Tes...
Air mata itu jatuh...
Jatuh dari kelopak mata Taehyung... saat dengan nyata dirinya. Kembali melihat sosoknya... sosok namja yang menjadi panutannya, namja yang telah menjadi penopangnya dan penyemangatnya... dan kakak yang terbaik baginya. Namja yang sangat ia sayangi begitu sebaliknya.. dan Taehyung percaya, tidak percaya ia melihat sosoknya...
Sebuah punggung yang terbaring membelakanginya...
Air mata dan senyuman bahagia muncul begitu saja, seakan hati dan beban kerinduan lepas...
Apakah ini nyata? Apakah benar itu dia? Taehyung terus bertanya dalam hatinya...
Dan Taehyung melangkahkan kakinya pelan... membiarkan telapak tangannya merasakan dinginnya lantai...
Tes..
Tes...
Taehyung menahan isakan, bahagia... sangat bahagia... apakah Tuhan telah mengabulkan harapannya. Mempertemukan seorang namja yang tak lain adalah kakak angkatnya, kakak yang ia sayangi begitu juga sebaliknya... dan Taehyung, ia sangat berterima kasih pada Tuhan... sangat berterima kasih...
"Seokjin hyung..."
Taehyung mengeluarkan suaranya, dengan air mata juga senyum bahagianya. Memanggil namja yang tidur membelakanginya...
Dan entah kenapa kelopak yang tadinya terpejam itu membuka, secara refleks... membuat sang pemilik kelopak kembali menjatuhkan air matanya... dan Seokjin dia...
"Tae..."
...................
Tbc....
hai semua ketemu lagi dengan author yang somvlak ini :v muehehehe... maaf kalau up lama, baru selesai ketik soalnya, dan maaf kalau nih chap pendek ngetiknya. soalnya author mau cepet-cepet istirahat mengingat hari sudah malam... dan besok author mau interview jadi badan harus seger buger wkwkwk...
oh ya mau nanya nih chap nyambung dan ngefeel gak sih... moga" gak bikin kecewa ne, author dah usaha yang terbaik buat nih chap...
oh ya jangan lupa vommentnya ya, tenang nih chap bentar lagi end kok, dan teorinya akan terpecahkan wkwkwk....
oh ya, gomawo dah baca ff abal-abal saya, semoga menghibur dan bermanfaat hehehe
tunggu kedatangan saya di chap selanjutnya ^^
Saranghae semua...
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro