Bad Flashback (chapter 2)
(Author***POV)
(Flashback****ON)
"Tae Hyung, kita mau kemana? Aku takut Hyung..."
"Kookie, sayang... Kookie tenang ne. Jangan takut Hyung ada disini. Kookie percaya pada Hyung kan?"
"Ehem..."
"Kalau begitu turuti kata ibu, kita harus pergi. Kita harus lari dari ayah, arra?"
Kini Taehyung berjalan cepat melewati malam, yang masih gelap. Terlihat dengan jelas namja remaja yang dipanggil Tae itu membawa tasnya sesekali menengok kebelakang. Takut kalau ada yang mengikutinya, bahkan tangannya yang dingin karena angin malam menggenggam erat tangan sang adik menariknya agar mengikutinya pergi.
"Hyung? Kenapa ayah membuat ibu tidur? Kenapa ibu tidak kita bangunkan agar ikut pergi?" tanya Jungkook dengan wajah polosnya menatap sang kakak.
Deg...
Seketika tubuh Taehyung membeku mendengar pertanyaan sang adik. Bagaimana ia bisa menjelaskan ini semua pada sang adik. Kalau sebenarnya kini ibu tersayang mereka, yang melahirkan mereka. Terbaring tanpa nyawa dengan luka tusukan di perutnya, dan saat itu semua kejadian terekam jelas di ingatan Taehyung saat ia melihat pria yang ia banggakan melakukan perbuatan keji dan dosa terhadap ibunya.
Tak lama air mata Taehyung keluar tanpa seizin pemiliknya. Ya... Taehyung menangis, apalagi ia ingat permintaan terakhir ibunya untuk membawa Jungkook pergi dan akan selalu disampingnya. Karena ayahnya berniat untuk menjual Jungkook, untuk perdagangan manusia.
Taehyung tahu kalau ayahnya adalah orang brengsek yang suka mabuk-mabukan. Bahkan seluruh harta yang mereka miliki habis hanya untuk judi. Dan hingga akhirnya Jungkook lah yang menjadi taruhannya.
Mendengar hal itu Taehyung marah dan menahan emosinya terhadap sang ayah. Hingga, akhirnya sang ibu menyuruhnya membawa Jungkook pergi jauh dari ayahnya.
Dan seperti malam ini, kini Taehyung membawa lari Jungkook, bahkan Jungkook tidak tahu apa-apa tentang kejadian hari ini. Kejadian dimana ibunya mati di tangan ayahnya dan kejadian dimana sang ayah akan membawa Jungkook kecil sebagai taruhannya.
"Hyung?" Jungkook mengajak bicara sang kakak, karena ia begitu penasaran. Saat ia juga tak sengaja melihat adegan pembunuhan sebenarnya. Karena ia masih kecil dan polos maka ia mengajukan pertanyaan itu pada sang kakak.
Taehyung tersenyum getir dan segera menyeka air matanya kasar, lalu berjongkok menyamakan tubuh adiknya memegang dua bahunya. Mengulas senyum di depan sang adik.
"Kookie, berjanjilah pada Hyung. Kalau Kookie bersama Hyung, Kookie jangan khawatir karena Hyung akan menjagamu. Dan... Ibu akan segera menyusul kita, jadi kita harus pergo jauh tempat ini..." jelas Taehyung panjang lebar tak lupa ia menahan air matanya yang sudah dari tadi mencoba keluar.
Jungkook mengulas senyumnya dan mengangguk ia sangat percaya dengan apa yang dikatakan Hyungnya. Lalu tak lama Taehyung berdiri dan menggenggam tangan sang adik hendak melanjutkan perjalanan mereka.
Namun, baru saja beberapa langkah mereka berjalan. Suara bariton berteriak memanggil remaja tampan yang kini sedang membawa lari sang adik.
"Kim Taehyung, anak brengsek.. Mau kau bawa kemana adikmu, hah??!"
Taehyung membelalakan matanya, menoleh ke belakang. Dan melihat sang ayah yang kini mulai mendekati mereka. Bahkan ada sebuah pisau tajam ditangannya dengan darah segar di ujungnya. Pisau yang digunakan untuk membunuh ibunya.
"Ayah?" ucap Jungkook polos menatap sang ayah.
Taehyung semakin panik bahkan ia membuang tasnya asal dan menggendong Jungkook ke belakang.
"Kookie ayo naik, Hyung akan gendong Kookie..."
"Ehem..." Jungkook kecil mrngangguk dengan segera ia menaiki punggung sang kakak dan dengan cepat pula Taehyung menggendong sang adik dan berlari.
"Hei anak brengsek, berhenti kau!!" suara tuan Kim begitu menggema bahkan emosinya memuncak saat melihat anak keduanya di bawa lari oleh sang kakak.
Tak dihiraukan oleh Taehyung suara ayahnya yang memanggilnya, bagaimanapun sebisanya dia harus membawa Jungkook pergi jauh. Kalau perlu keluar kota sekalian, agar sang adik tetap aman bersamanya.
Taehyung menahan beban berat di punggungnya, bahkan deru nafasnya tidak teratur. Kaki panjangnya terus berlari, dari sang ayah yang mulai mengejarnya.
Tuan Kim terus mengejar berteriak keras tak lupa dengan ancamannya menyuruh anaknya berhenti. Namun, Taehyung tidak akan menyerah. Bahkan ia tidak akan berhenti, ia akan terus berlari. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah bus umum dan kesempatan itu tidak ia buang. Ddngan segera namja tampan itu memasuki bus itu, tak lama bus itu berjalan melewati kota.
"Sial... Ingat Taehyung suatu hari nanti ayah akan mendapatkan kalian!!" tuan Kim berteriak dengan nafas tersenggal. Lelah mengenar bis yang sudah berjalan dari belakang.
"Hyung, kita mau kemana?" tanya Jungkook kecil yang kini bersandar di bahu sang kakak dan memeluknya.
"Kita akan pergi ke tempat aman Kookie..."
"Oooo...." Jungkook ber-o ria. Ya... Jungkook akan mempercayai dan menuruti apa yang dikatakan sang kakak.
"Hyung, Jungkook ngantuk..." ucap Jungkook kecil dalam dekapan sang kakak. Karena getaran di dalam bus membuat Jungkook mengantuk.
Taehyung hanya terkekeh melihat tingkah adiknya yang menggemaskan. Kini ia memeluk sang adik dan mengeratkan pelukannya. Hingga akhirnya keduanya menutup mata.
Jalan begitu ramai,bahkan waktu menunjukan tengah malam. Waktu yang amat larut, disaat semua orang terlelap dalam bus mengarungi mimpi mereka. Tiba-tiba saja bus mengalami goncangan hebat, membuat semua orang berteriak panik begitu juga dengan Jungkook juga Taehyung.
"Hyung, ada apa ini? Kookie takut Hyung..." Jungkook kecil ketakutan dalam pelukan sang kakak. Bahkan ia menyembunyikan wajah ketakutannya di dalam jaket hitam yang dikenakan sang kakak.
"Kookie tenang, ne... Jangan takut. Hyung ada disini." ucap Taehyung menenangkan sang adik mengusap kepalanya berharap sang adik tenang.
Taehyung juga takut dan khawatir, ia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan bus yang mereka tumpangi. Terlihat sang supir bus yang tengah berusaha mengendalikan laju bis yang berjalan dengan kecepatan tinggi.
Ya... Ternyata bus yang mereka tumpangi remnya blong hingga mobil bus tidak bisa di hentikan. Sang supir terus berusaha, namun sayang bus melaju kencang hingga mau mendekati Jurang. Karena situasi tidak memungkinkan, sang supir berteriak pada semua penumpang untuk segera melompat keluar sebelum bus masuk ke jurang.
Dengan cepat satu-persatu penumpang melompat dari pintu bus yang dibuka secara darurat. Namun masih ada dua namja kakak adik yang masih saling memeluk, namun ada juga penumpang yang masih belum berani melompat.
"Hyung...."
Taehyung mengeratkan pelukannya pada sang adik, menatap pintu darurat yang masih terbuka. Namun tak jauh disana ada seorang ibu yang tengah hamil tua yang ketakutan. Bahkan kakinya terjepit hingga ia tak bisa berdiri.
"Jungkook melompatlah, Hyung akan menyusul..."
"Hyung??" Jungkook kecil menatap dan memeluk sang kakak ketakutan. Taehyung tersenyum dan menenangkan sang adik. Lalu mengusap air mata sang adik dan memeluknya di depan pintu darurat itu. Bus makin dekat dengan bibir Jurang, Taehyung semakin takut. Sebenarnya Taehyung tidak tega melakukannya tapi dia harus, dan ini untuk keselamatan Jungkook.
Sang supir bus berusaha berjalan di rerumputan agar para penumpang yang nekat melompat tidak merasakan sakit yang parah. Taehyung bergetar, bahkan ia melihat kalau kini bis berjalan di atas rumput yang sepertinya cukup tebal.
Taehyung menutup matanya namun tangannya masih bergetar, dan...
Brukkk...
Seketika Jungkook kecil tubuhnya terhempas keluar, tubuhnya menggelinding, dan pingsan dengan kepala yang memar karena membentur batu. Sepertinya keberuntungan sedikit terjadi pada Jungkook kecil karena dia tidak mengalami luka parah.
Taehyung menangis tapi ia tetap mencoba meyakinkan dirinya kalau Jungkook adiknya, baik-baik saja. Tangannya masih bergetar karena baru saja ia mendorong adiknya ke pintu darurat. Ya... Terpaksa setidaknya sang adik tidak mengalami luka yang parah.
Bus semakin dekat dengan bibir Jurang, beberap penumpang berteriak panik. Begitu juga dengan Taehyung yang kini mencoba menyelamatkan seorang ibu hamil yang tengah terjepit kakinya.
"Nyonya, tenanglah aku akan membantumu...."
Taehyung segera mendorong bangku yang menjepit kaki ibu hamil itu, meski kekuatannya tak seberapa tapi... Dia tetap berusaha mendorong kursi itu hingga akhirnya kaki ibu hamil itu sudah tidak terjepit. Sang supir masih berusaha mengendalikan busnya, sehingga bus bergerak ke kanan dan ke kiri.
Suasana semakin tegang, bahkan beberapa penumpang jatuh pimgsan karena terbentur entah kaca atau bangku. Taehyung segera menarik tangan ibu hamil itu meski remaja tampan ini juga mengalami benturan di kepalanya. Namun, ia menahan rasa pusingnya untuk menolong ibu itu.
Mobil semakin dekat, sang supir semakin panik. Para penumpang menjerit kala bus sudah berada di bibir jurang. Semua berteriak dan....
BRUUUUKKKKKKK......
Bus tersebut jatuh ke jurang, keadaannya sudah ringsek. Bus tersebut jatuh ke jurang dekat dengan sungai. Semua penumpang langsung tewas di dalamnya, dengan luka dan darah yang keluar dari tubuh mereka. Bau anyir tercium tubuh tak bernyawa terjepit di dalam bus yang ringsek.
Tak jauh di sana ada darah yang menyatu dengan air sungai, darah dari seorang remaja tampan dengan rambut hitamnya juga jaket hitamnya. Ada luka lebam di wajahnya karena benturan dari benda keras.
Tubuh remaja itu mengapung dengan gelembung oksigen yang keluar dari mulutnya, Kim Taehyung remaja itulah yang kini sedang tak sadarkan diri dalam dinginnya air sungai. Dia masih punya kesadaran namun tak lama, hingga akhirnya ia tidak merasakan apapun. Bahkan nama terakhir yang ia ucapkan dalam benaknya adalah Kim Jungkook adiknya.
Malam itulah dimana dua saudara kandung itu berpisah dalam tragedi yang menyeramkan. Dan hanya Tuhan yang tahu bagaimana nasib keduanya.
(Flashback***OFF)
.......
"Arrrgghhhhh seokhun hyung ini sakittttt....."
"Taehyung, tenanglah Jiyeon segera mengambil obatnya..."
"Hyung.... Kepalaku... Arghhhh...."
"Tenang Tae, aishhh... Kenapa lama sekali?"
Di dalam ruang uks terlihat seorang namja tampan yang kini menenangkan adiknya, Taehyung yang mengerang kesakitan. Terlihat Taehyung yang menjambak rambut coklatnya yang melampiaskan rasa sakitnya.
Seokjin menenangkan tubuh Taehyung yang berbaring dan mengerang kesakitan itu. Bahkan tubuh Taehyung bergerak tak beraturan karena rasa sakitnya.
Tak lama terdengar suara langkah orang berlari dan dia adalah si cantik Jiyeon sepupu dari Seokjin. Terlihat di tangan kanannya menenteng sebuah pil, dan itu adalah obat pereda sakit Taehyung.
Dengan segera Taehyung menerima obat itu dan meminumnya cepat, tak lama Jiyeon memberikan segelas air putih. Hingga dirinya terbatuk-batuk karena tersedak.
"Uhukk... Uhuk..."
Taehyung menepuk dadanya mencoba meminum obatnya dan menelannya. Tapi, tetap saja rasa sakit Taehyung belum kunjung hilang. Kini namja tampan itu hanya bisa merintih kesakitan dan memegang kepalanya. Sementara Seokjin dan Jiyeon mereka hanya menatap sendu ke arahnya.
.......
Di luar kampus....
Terdengar suara deru mesin mobil berhenti di parkiran kampus. Kampus yang cukup terkenal dan elit di Korea. Tak lama keluar seorang namja tampan dengan rambut coklatnya namja dengan wajah manis dan senyum kelincinya.
Tak lama keluar seorang pria paruh baya, yang ternyata adalah seorang pengusaha sukses di Korea bermarga Jeon. Tak lama pria paruh baya itu merangkul namja muda yang baru saja lulus sma itu.
"Bagaimana nak, kau menyukai kampus ini?"
"Iya ayah aku menyukainya..."
Ya... Namja itu tengah tersenyum melihat kampus yang akan menjadi sekolah barunya. Dan menjadi mahasiswa baru disana. Sepertinya, dia akan menyukai sekolahnya dan akan menemukan seseorang yang pernah dekat dengannya meski ia tidak tahu siapa dia.
......
Tbc....
Hai semua author kembali dengan chap ini semoga kalian suka ya ;)
Maaf kalau ada yang typo, gaje atau apalah karena saya masih banyak belajar ;)
Jangan lupa vomment nya ya, karena dua hal itu adalah semangat saya.
Bye, sampai jumpa, salam cinta untuk kalian semua.
#el
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro