Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Again (chapter 18)


https://youtu.be/uBGKjMzibjQ

Hai semua kalau berkenan kalian bisa denger nih lagu, karena waktu author ngetik nih chap author denger lagu ini. dan entah kenapa aku malah baper sendiri ngebayanginnya, biar ngefeel ajjah kalian bisa kok sentuh nih video. Enggak juga gak papa author bukan pemaksa kok... gomawo ;)

....................

"Akankah semua akan seperti dulu lagi? Saat kita bersama sebagai dua saudara yang saling menyayangi dan menghabiskan waktu bersama.... kapankah waktu itu akan datang? Jujur aku takut waktu itu tak akan pernah aku dapatkan. Semakin lama aku mengehembuskan nafas ini, semakin lama waktu aku hidup di dunia ini sedikit... dik kuomohon berikan kesempatan pada hyungmu yang sekarat ini. untuk merasakan bagaimana menjadi seorang hyung, lagi.... aku menyayangimu Jungkook, dan selamanya akan begitu.... karena kau adalah adik sekaligus penyemangatku menghadapi penyakit ini.. dan jujur hyung belum siap, siap untuk meninggalkan dunia dan dirimu....."

-Kim Taehyung-

..................................

(Author *** POV)

(Flashback ON)

Angin berhembus di sore hari membuat rerumputan yang sudah memanjang daunnya bergoyang-goyang dengan beberapa bunga kosmos dan lily yang tumbuh di sekitarnya, membuat hamparan lapangan yang luas nan indah itu menjadi sangat tenang dan terasa damai. Membuat seorang namja dengan rambut hitamnya, yang kini merangkul seorang bocah yang sibuk dengan boneka kesayangannya. Namja dengan wajah manisnya juga gigi kelincinya, sangat berbeda dengan kakaknya yang mempunyai sebuah senyum kotak yang menawan.

Kedua kakak beradik ini, duduk bersantai menghabiskan sore mereka di tempat favorit mereka. Ya... tempat dimana mereka menghabiskan waktu bermain bersama, bahkan hamparan lapangan yang luas itu sudah mereka sahkan menjadi tempat rahasia atau tempat bermain mereka. Mereka cukup bersyukur karena tidak banyak orang yang tahu tempat bermain mereka. Hingga kini keindahan tempat itu masih terjaga....

"Hyung..." suara seorang bocah dengan wajah manisnya membuyarkan lamunan kakaknya, yang kini....

Jungkook mendongakan kepalanya, menatap kakaknya yang kini menolehkan pandangannya, menatap bocah mungil itu dalam rangkulannya.

"Hyung kenapa menangis?" tangan mungil Jungkook terangkat dan mengusap air mata yang jatuh dari kelopak namja tampan yang kini merangkulnya, siapa lagi kalau bukan sang kakak Kim Taehyung.

"Ah, tidak Kookie, hyung tidak menangis... ta.. tadi Hyung kelilipan, ya.. kelilipan kok..." dengan buru-buru Taehyung mengusap kelopaknya dengan kasar dan mengulas senyumnya menatap wajah khawatir sang adik yang kini berada dalam rangkualannya.

Jungkook menatap manik mata sang kakak, menatap secara dalam... dan bocah tampan itu tahu, jika sang kakak berbohong padanya. Meski yang ia lihat senyum kakaknya muncul, dan Jungkook tahu kalau sang kakak memaksakan senyumnya....

"Hyung, jangan bohong... aku merasakan tadi tanganku basah... dan hyung menangis..."

Deg...

Taehyung terdiam, tiba-tiba mulutnya tak bisa mengeluarkan suara. Saat adik kesayangannya dapat mengetahui kebohongannya....

Sungguh, Taehyung tidak akan menyangka jika sang adik tidak mudah untuk dibohongi, dan Taehyung cukup tahu kalau sang adik cukup pintar mengetahui rahasia yang ia sembunyikan, dalam usia Jungkook yang masih dibilang seumur bocah lainnya.

"Kookie.." Taehyung berucap lirih menatap wajah sang adik dengan mata berkaca-kaca.

"Hyung, apa Kookie nakal? Apa Kookie terlalu sibuk bermain dengan Kiki, sehingga hyung menjadi sedih?" pertanyaan Jungkook yang terbilang cukup menggelikan keluar dari mulut polosnya, tak lupa tangan kanannya mengangkat sebuah boneka beruang kesayangannya yang ia beri nama 'Kiki' itu. ya... sebuah boneka beruang bekas, yang ditemukan sang kakak, Taehyung di tong sampah. Dan dengan terpaksa Taehyung memberikan boneka bekas itu pada sang adik, untuk ulang tahunnya satu tahun yang lalu...

Karena biayalah, yang membuat seorang Kim Taehyung tak mampu memberikan hadiah yang pantas untuk adik kesayangannya. Dalam benaknya Taehyung berpikir apakah ia adalah kakak yang baik untuk adiknya. bahkan untuk memberikan sebuah kado saja, ia terpaksa memberikan boneka yang ia perbaiki sendiri dan dicuci dengan bersih. Seakan-akan boneka yang kini di bawa sang adik adalah boneka yang ia beli.

Sungguh miris memang, tapi...

Mau bagaimana lagi, ekonomilah yang membuat ia tak mampu memberikan kebahagiaan materi pada sang adik. Mengingat ibunya hanya berjualan kue dan juga ayahnya seorang penjudi dan pemabuk. Bahkan hutang sang ayah sudah menumpuk, membuat seorang wanita yang telah melahirkannya dan juga adik kesayangannya harus membanting tulang. Dan juga mempartahankan hidup mereka di dunia semakin keras.

Dan itu membuat seorang Kim Taehyung menangis... menangis dalam diam. Ingin sekali dirinya menjadi cepat dewasa dan bisa mencari uang sendiri, dengan pendidikan tinggi. Membawa pergi jauh ibunya juga adik kesayangannya dari ayahnya yang dapat dibilang seorang ayah yang brengsek dan tidak pantas menjadi kepala keluarga juga ayah baik untuk dirinya dan adiknya.

Dan Taehyung ingin waktu itu segera tiba... berharap ia bisa menjadi anak yang membanggakan ibunya dan juga adiknya Jungkook. tapi....

"Tidak Kookie, Kookie tidak nakal... Kiki juga, hyung benar-benar kelilipan tadi... hyung tidak menangis... sungguh..." lagi-lagi mulut itu berbicara bohong pada namja dengan wajah manisnya itu. dan Jungkook mencoba mencari kebenaran dalam tatapan sang kakak...

"Hyung, apa kau tidak sayang Kookie?" Jungkook membuka suaranya, memeluk bonekanya.

Taehyung membulatkan matanya, saat kedua telinganya yang masih normal mendengar pertanyaan spontan dari sang adik, Kim Jungkook.

"Kookie... kenapa kau berkata seperti itu? Hyung sayang kamu Kookie... jangan ber-"

"Kalau begitu kenapa hyung bohong sama Kookie..." Jungkook mempoutkan bibirnya dan menatap manik kakaknya, dengan wajah memelasnya membuat siapapun merasa gemas saat melihat wajah mungil Jungkook.

"Kookie... hyung..."

Taehyung diam seribu bahasa dia bingung harus berkata apa, lagi-lagi sang adik mampu membuat ia diam dan ia menyesal telah berbohong pada sang adik. Harusnya dia sadar jika seorang anak kecil selalu berkata benar, dan juga bisa merasakan apa yang dirasakan seseorang. Apalagi orang itu begitu dekat dengannya... seperti ia dekta dengan adiknya Jungkook.

Seketika suasan hening, Taehyung menatap bingung ke arah lain. Menahan air mata yang terus mencoba keluar dari tahtanya, ia tidak ingin... tidak ingin menunjukan air mata itu di depan sang adik. Rasa khawatirnya sebagai seorang kakak begitu besar, hingga ia harus bersusah payah menyembunyikan perasaan sedih dan juga masalah yang beberapa hari ini dalam pikirannya.

Jungkook masih diam dengan posisinya, menatap wajah sang kakak yang terlihat bingung dan berkali-kali mengalihkan pandangannya ke arah lain, membuat Jungkook menjadi khawatir. Ya... perasaannya sebagai seorang adik, begitu kuatnya perasaan itu. hingga mampu merasakan apa yang dirasakan kakaknya dan Jungkook kecil mengakuinya... karena ia dapat merasakan kalau kakak kesayangannya Taehyung mempunyai masalah besar dan sengaja di sembunyikan sang kakak, tapi apa? Jungkook kecil tidak tahu dan ia juga berusaha untuk mencari tahu dengan caranya sendiri.....

Greppp...

Taehyung menundukan kepalanya, mengankat kedua tangannya ke udara. Ketika dirasa seseorang memeluk tubuh tingginya. Dan...

"Hikksss... hikksss..."

"Kookie... Kookie... ke.. kenapa kau menangis, dik... apa yang terjadi hem?" Taehyung terlihat panik dari raut wajahnya menatap sang adik yang kini menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak, tak lupa dengan isak tangis yang keluar di bibir mungilnya. Membuat namja tampan yang terkenal dengan senyum kotaknya panik dan juga takut.

"Hiikkksss... Tae... Tae... hyung, Kookie sayang hyung... kumohon Tae... Tae... hyung jangan menangis... Kookie akan selalu ada disini bersama hyung... Hikksss... Tae... Tae.... hyung..."

Dalam isaknya Jungkook kecil mengungkapkan perasaannya, perasaan khawatir pada sang kakak. Dan itu benar-benar nyata dalam setiap ucapannya membuat seorang Kim Taehyung terdiam, dan tiba-tiba...

Tes..

Tes...

"Kookie..." air mata itu jatuh, tepat di puncak kepala sang adik. Air mata dari seorang Kim Taehyung.

Entah kenapa hatinya begitu nyeri ketika mendengar suara serak sang adik yang kini menangis dan memeluk tubuhnya. Oh, tidak... hati Taehyung begitu hancur melihat sang adik menangis dan ia tidak suka... sangat tidak suka...

"Kookie..." lagi-lagi air mata itu jatuh, jatuh pada kepala boneka kesayangan Jungkook yang kini berada di kaki Taehyung. Dan juga tiba-tiba saja sinar matahari tertutup awan mendung, seolah-olah cuaca begitu mendukung perasaan mereka.

"Hikksss... hyung, Kookie janji akan jadi adik baik... kumohon Tae hikksss... Tae... hyung. Jangan sedih lagi ne... Hikksss... maaf, Kookie selalu merepotkan hyung... hikksss... Kookie, bangga... bangga mempunyai hyung seperti Tae.. Tae...hyung hikksss... Kookie, akan selalu bersama hyung... karena hikksss...hikksss..."

Taehyung membalas pelukan sang adik mengeratkan pelukannya di tubuh sang adik. Direngkuhnya tubuh kurus Jungkook, meneteskan air matanya... ia ingin mendengar apa yang dikatakan Jungkook selanjutnya. Ia ingin... maka ia memilih diam, menahan sakit di hatinya saat telinganya mendengar tangis Jungkook dengan suaranya yang terdengar parau..."

"Hikksss.... Kookie, sayang hyung... sangat sayang hyung...hiikkksss... Kookie janji... janji akan menjadi adik yang baik... hikksss... hyung, kumohon jangan sedih lagi... Kookie tahu, kalau Kookie adik yang merepotkan, sampai hikksss... membuat Tae.. Tae... hyung pusing dan juga..."

Taehyung masih diam, tapi air mata semakin deras keluar dari pelupuknya. Mengeratkan pelukannya di tubuh sang adik...

"Karena Kookie, hyung selalu hikksss... hikkssss.... kena kesialan..."

"Kookie, cukup dik..." Taehyung memeluk erat Jungkook menundukan kepalanya menyembunyikan kepalanya ditubuh sang adik. Cukup baginya mendengar curahan hati sang adik... sudah cukup. Dan jujur itu membuat dada seorang Kim Taehyung makin sesak. Apalagi saat mendengar kata terakhir yang diucapkan sang adik... ia tidak suka. Kenapa adik kecilnya berpikir seperti itu, padahal Taehyung tak pernah berpikir hal itu tentang Jungkook. Taehyung menyayangi adik kecilnya dengan tulus... sangat sayang melebihi nyawanya sendiri... dan Taehyung akan selalu begitu....

"Kau bukan adik pembawa sial, kau adalah adik hyung yang manis... Kookie, kau jangan berpikir seperti Tae.. Tae...hyung menyayangimu. Dan kau tidak pernah merepotkan hyung..."

Jungkook menatap kelopak mata yang sembab milik sang kakak, kedua telinganya mendengar apa yang dikatakan kakaknya Taehyung. Dengan seksama dan juga tak ia lewatkan barang sedetikpun....

"Apa kau tahu Kookie, saat kelahiranmu... hyung begitu senang, sangat senang... karena apa ? hyung bisa melihat wajah mungil nan menggemaskanmu saat kau bayi... dan Kookie apa kau tahu? nama yang kau sandang saat ini... adalah nama yang hyung siapkan sebelum kau lahir, dan entah kenapa... hyung mendapatkan namamu dalam mimpi... dan benar saja... nama yang hyung berikan padamu sangat cocok denganmu.." Taehyung mengulas senyumnya memegang pundak sang adik.

Jungkook semakin menitikan air matanya, mendengar cerita sang kakak membuat ia terharu. Taehyung mengulas senyumnya, senyum tulus dan menenangkan ke arah sang adik...

"Kookie, apa kau tahu... hyung akan selalu berada di sisimu menjadi hyung yang terbaik untukmu... karena itulah tugas hyung sebagai hyung dari seorang namja manis bernama Kim Jungkook ini... jadi..."

Taehyung menghentikan ucapannya, dan mengulas senyumnya...

Tak lama Taehyung mendekatkan keningnya dengan sang adik tak lupa senyum penuh ketenangan yang ia tunjukan pada sang adik...

"Jangan menangis Kookie, sampai kapanpun kita akan bersama... karena kita adalah hyung dan dongsaeng... percayalah.. percayalah Kookie..."

Dan seketika air mata Jungkook kecil semakin deras keluar, dan kelopak namja manis itu menutup. Mencoba menahan kelopaknya yang sudah sembab karen air mata, dan Taehyung meneteskan air matanya saat melihat wajah sang adik yang kini...

Menangis, dengan posisi kening saling menempel....

Angin berhembus bersamaan dengan matahari yang makin lama bergerak ke arah barat. Mencoba turun agar hari menjadi gelap dan bulan dapat menggantikan posisinya. Awan mendung yang sedari tadi menghiasi langit kini perlahan bergerak menjauh membuat seberkas cahaya matahari yang masih hangat muncul. Menerpa kulit dua namja yang berbeda usianya...

Namja dengan status sebagai seorang kakak dan adik. Yang selalu menyayangi dan melindungi. Baik suka dan duka mereka selalu bersama... sepertinya Tuhan benar-benar menyayangi mereka. Dengan cara mempertemukan dan mentakdirkan mereka sebagai dua saudara... meski ujian selalu menerpa mereka.

Tapi, keduanya tak gentar. Persaudaraan yang kuat membuat mereka dapat membuktikan pada dunia, bahwa mereka mampu dan masih berpijak di bumi ini bersama... dan mereka akan tersenyum dan selalu sabar menghadapi kerasnya hidup. Dan juga penderitaan yang mungkin akan muncul di masa mendatang...

Dan mereka percaya, bahwa masa lampau adalah pengalaman, masa kini adalah pelajaran dan masa depan adalah misteri. Itulah yang selalu dipegang oleh dua saudara itu... membuktikan pada dunia bahwa mereka bisa dan mampu.

Tekad dan keyakinan.....

Sepertinya kita juga harus memilikinya bukan?

Dan kini kita biarkan keduanya meluapkan perasaan mereka. Perasaan dan masalah yang kini mengganjal, biarkan waktu yang berbicara, dan biarkan masa depan yang tidak ketahui datang... dan kini yang mereka bisa lakukan, adalah....

Menyiapkan diri mereka menghadapi ujian di masa depan...

Ujian yang mungkin akan berat untuk mereka jalankan....

Tapi, keyakinan tidak boleh hilang bukan?

(Flashback **** OFF)
........................................

"Jungkook, kau kenapa? Apa yang terjadi denganmu?"

Tatapan sendu yang diberikan seorang gadis cantik itu, kepada namja tampan dengan wajah manisnya yang kini terbaring lemah di kamar minimalis gadis cantik itu. entahlah hatinya merasa sedih...

Memang, karena ketika seorang sahabat yang jatuh sakit dan tak sadarkan diri membuat sahabatnya akan merasakan sedih bukan? Dan itulah kuatnya persahabatan....

"Jungkook, apa kau punya masalah dengan kakakmu?" Sehun kini membenarkan selimut merah mudanya menatap wajah pucat Jungkook.

Sangat pucat dan juga dengan kelopaknya yang sembab...

"Tae... Tae...hyung..."

Sohyun terkejut, saat kedua telinganya mendengar suara lirih sahabatnya. Ah... lebih tepatnya gumaman dalam tidur Jungkook.

"Hikkkss... Tae... Tae... hyung..."

Air mata itu jatuh, entah sadar atau tidak, Jeon Jungkook menangis... menggumamkan nama kakaknya yang belum ia ingat dalam tidurnya...

"Jungkook..." ucap Sohyun lirih, menatap sendu sahabatnya.

"Hikksss.... hyung..."

Lagi-lagi Jungkook menitikan air matanya membuta, gadis cantik dengan rambut panjang juga poninya itu... meneteskan air matanya, menatap air mata Jungkook. tangan putihnya terangkat dan menyeka air mata sahabatnya...

"Semoga kau baik-baik saja Jungkook, aku tidak tahu siapa orang yang kau panggil dalam mimpimu, tapi kuharap seseorang itu... bisa membuatmu tersenyum dan tidak membuat kau serapuh ini..." ucapan tulus yang terdengar sebuah doa, muncul begitu saja... ucapan tulus dari gadis cantik yang telah menjadi sahabat namja tampan itu. gadis yang menjadi tambatan hati namja manis itu, meski ia tidak tahu kalau Jungkook menyimpan perasaan padanya.

"Kau namja kuat Jungkook..." Sohyun mengulas senyumnya, memberikan semangat dalam tidur namja tampan itu... ya, semangat tulus darinya.

................................

Bruukkkk....

Tes...

Tes...

Air mata itu jatuh, jatuh di atas lantai kamarnya. Sebuah kamar berwarna putih dengan tatanan elegan dan sederhana juga dengan terdapat pigura foto dua namja yang kini saling berangkulan mengulas senyum mereka. Namja dengan wajah tegas dan juga dinginnya, mengulas senyum dengan tangan merangkul namja dengan gigi kelincinya yang berdiri di sampingnya.

"Hikksss... Jungkook, maafkan hyung.... maaf..."

Suara pilu keluar dari mulut namja bernama Sehun itu, menatap langit kamarnya. Kelopaknya yang sembab dan juga bibir pucatnya. Tatapan penuh frustasi lebih tepatnya...

"Hiikksss.. hyung jahat... jahat..."

Isakan itu terdengar, dan kini ia menarik rambut hitamnya. Menangis dalam frustasi... menumpahkan kesedihan dan air matanya. tak lama tangannya menggapai sebuah vas dan....

PRANGGGG....

Vas itu terlempar mengenai kaca di depannya, membuat kaca tersebut retak. Dan bayangan seorang Jeon Sehun yang retak muncul di manik matanya...

"Aku seperti kaca itu Jungkook, hyung...hikksss..." Sehun menangis dan kini ia mengambil pisau di tangannya, pisau lipat yng ia sembunyikan dalam saku celananya.

Tak lama....

Prang...

Pisau lipat itu membentur dinding dan jatuh di atas lantai...

"Arrgghhhh...." Sehun berteriak frustasi melampiaskan emosinya di dalam kamar yang sedang ia kunci saat ini. masa bodoh dengan suaranya yang akan terdengar oleh siapapun yang lewat dan Sehun tidak peduli. Benar-benar tidak peduli...

Bugh...

Bugh...

"Hikksss.... hikksss..."

Sehun menagis... isaknya terdengar jelas dan membuat dadanya makin sesak, sangat sesak...

Brukkk...

Sehun menjatuhkan kepalanya di atas lantai, menjatuhkan air matanya. menjatuhkan tubuhnya di dinginnya lantai dengan AC yang masih lama. Membiarkan tubuhnya sakit... ya, sakit cocok sekali diberikan pada namja brengsek seperti dirinya. Dan Sehun mengakuinya... mengakui bahwa ia tidak pantas untuk Jungkook adiknya.... kakak yang jahat dan brengsek menurutnya...

"Jungkook, maafkan hyung... jika, kau tahu kebenaran ini... hikksss... kuharap kau tidak membenci hyunmu yang brengsek ini..." Sehun memeluk tubuhnya sendiri membiarkan dirinya terbaring lemah di atas lantai. Dan ia sengaja melakukannya...

Sepertinya Sehun merasa tertekan, benar-benar tertekan...

Dan itu semua karena rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya, meski...

Ada kesalahan yang menjadi bumbu dari rasa sayang itu....

...................................

"Seokjin hyung... aku takut jika..."

"Jangan berkata seperti itu Tae, hyung tidak suka mendengarnya..."

"Hyung..."

"Jika kau pergi dari dunia ini, hyung akan menyusulmu... dan kita..."

"...."

"Akan selalu bersama, dan bertemu Jimin..."

"Seokjin hyung..."

"Hyung janji akan menemukan Kookiemu... dan kau jangan menyerah, arra..."

Senyum seorang namja tampan dengan rambut hitamnya terulas, menatap namja bernama Kim Taehyung itu.

"Hikksss... gomawo hyung... gomawo..."

Taehyung menjatuh dirinya dalam pelukan sang kakak, dan kini keduanya saling memeluk memberikan kekuatan. Satu sama lain dengan tubuh yang masih lemah, di atas atap ini... atas atap gedung rumah sakit, yang menjadi saksi sebuah rasa sayang dua saudara yang tidak sekandung ini.

Membuktikan bahwa cinta antara seorang kakak dengan adiknya begitu kuat, sangat kuat...

"Kau jangan takut sendirian Tae, hyung akan selalu bersamamu... dan percayalah suatu hari nanti apa yang kau harapkan akan terjadi, dan hyung akan berada di sampingmu. Membantumu... jika perlu menggantikan posisimua menerima sakit dan penderitaan ini. karena hyung ingin melihat wajah ceriamu Tae... ya, wajah ceriamu. Sebelum hyung juga pergi dari dunia ini..."

........................................

Tbc

Hai semua author kembali lagi, bagaiman nih ff udah nyesek belum? bikin banjir air mata atau belum... dan udah panjang kan? ini saking semangatnya author buat nih lanjut ff. oh ya maaf kalau nih ff banyak teka-teki yang mungkin membingungkan bagi kalian.

karena author emang sengaja biar tambah greget wkwkwk... oh ya makasih buat kalian karena telah mendukun nih ff, karena tanpa dukungan kalian. nih ff gak ada apa-apanya...

oh ya ada yang bosan dengan jalan ceritanya, atau dengan ocehan author yang luar biasa cerewetnya??? maaf kalau up lama, author ngetiknya saat pulang kerja, dan biasanya malam hari... kayaknya jadwal saya berebeda sama jaman sekolah hehehe... meraih masa depan ;)

oh ya jangan lupa vomment cantiknya kawan, hargai usaha dan tangan author dalam mengetik nih ff... ya ^^

bye, salam cinta saya buat kalian semua...

sampai jumpa di next chap, dan ff author yang lain...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro