➷๑՞. Chapter 18 : ❝ Lonely ❞
🍁 When Autumn Comes 🍁
.
➷๑՞. Bab 18
◆|| Lonely ||◆
[ Kesepian ]
.
╭┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╮
Spirit
╰┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╯
.
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁
Gojo melangkah masuk ke dalam area sekolah yang sudah sedikit ramai. Kali ini dia sendirian, [Name] masih berada di dalam rumah sakit dan entah kapan keluarnya.
Mereka baru beberapa hari bersama. Tapi, Gojo sudah merasakan sesuatu yang kosong dalam dirinya saat [Name] tidak ada dalam jangkauannya. Mungkin ini efek dari benang merah yang ia miliki di antara dirinya dan [Name].
Pelajaran satu hari ini pun seperti biasanya membosankan. Gojo sudah paham materi yang dijelaskan Mori-sensei di papan tulis. Karena itu, ia mengalihkan pandangan keluar jendela. Maniknya fokus melihat daun maple yang indah berterbangan di udara.
Sapaan roh angin, huh? Batin Gojo ketika matanya mendapati tiga daun maple yang cara melayangnya aneh.
Musim gugur tidak lama lagi akan berakhir dan beralih ke musim dingin. Bulan akhir dari tahun ini.
Bunyi bel pulang berbunyi. Diakhiri dengan sedikit nasehat dari Mori-sensei. Gojo berdiri dari duduknya, menenteng tas, kemudian melangkah keluar dari kelas.
Temannya si Geto hari ini tidak masuk pelajaran akhir karena ada urusan klub. Entah kenapa sahabatnya itu memang sibuk akhir-akhir ini hingga Gojo kebanyakan menghabiskan waktu dengan [Name]. Tapi, sekarang ia sendiri. Shoko juga lebih sering bermain dengan temannya yang lain.
Kaki panjangnya melangkah ke arah kediamannya yang besar. Masuk ke dalam sana, dan beberapa menit kemudian keluar dengan pakaian casual.
Gojo melangkah ke arah rumah sakit khusus keluarga Natsume. Kakinya berhenti tepat di depan bangunan bertingkat itu, lalu melanjutkan jalan lagi untuk masuk ke dalam sana.
Ruangan [Name] sudah dekat. Ia berhenti pada jendela kaca yang memperlihatkan keadaan dalam kamar [Name]. Manik Gojo mengernyit ketika mendapati Geto dan [Name] berada di dalam sana.
Keduanya saling berbincang santai diselingi tawa dari [Name]. Gadis itu terlihat senang, entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat suasana bahagia seperti itu.
Gojo menggaruk tengkuk. Sekarang dia tidak ada niatan untuk mengganggu kedua orang itu di dalam sana. Ia memutuskan untuk duduk di bangku panjang sambil memainkan ponsel pintarnya.
Selama beberapa menit ia menunggu. Pendengarannya menangkap suara pintu yang digeser. Gojo melihat ke arah pintu ruangan [Name] dan mendapati Geto berdiri di sana seraya menatapnya bertanya.
“Sejak kapan ... tunggu, Satoru, kenapa kau tidak masuk?” Geto mengganti pertanyaan. Dia sangat yakin jika Gojo sudah duduk sejak tadi di sini.
“Aku menunggu kau sampai keluar, Suguru.”
“Oh, oke, tapi, jangan dendam padaku.”
“Tenang saja. Itu tidak akan terjadi, kok.”
Gojo menepuk pundak Geto, temannya itu menghela nafas kemudian tersenyum.
“Aku akan pulang. Kau ... nikmatilah waktumu dengan [Name],” Geto membalas tepukan Gojo pada pundaknya. Lalu melangkah menjauh.
Sang remaja masuk ke dalam ruangan sang gadis. [Name] tersenyum lebar dan menyapanya ceria.
Gojo duduk di tempatnya kemarin. Kepalanya kemudian ia baringkan lagi dipinggir ranjang.
“Aku baru saja selesai pemeriksaan.” [Name] membuka percakapan.
“Heee, lalu bagaimana?” Gojo bertanya tanpa mengubah posisinya.
“Mereka bilang kondisiku masih stabil ... wah! Roh angin!!”
[Name] semakin mengembangkan senyuman. Jendela yang terbuka membuat tiga helaian daun maple utusan roh angin masuk dan mulai memutari tubuh [Name] hingga sang gadis merasa geli dan berakhir mengeluarkan tawa.
Gojo juga diganggu. Rambutnya jadi berantakan karena telah diacak-acak oleh roh angin.
[Name] tertawa. Tangannya terangkat menutupi mulutnya. Gojo sedikit kesal, ia merapikan kembali rambutnya.
Sang gadis melambaikan tangan saat tiga daun itu keluar lewat jendela.
“Mereka punya pasti punya dendam padaku,” gerutu Gojo.
Kekehan keluar dari mulut [Name].
“Kurasa mereka hanya ingin mengenalmu.”
Gojo tidak menjawab. Tangannya lurus ke depan hingga sampai pada pangkuan [Name]. Kepalanya tenggelam di antara tangannya yang ia luruskan.
“Ne, Gojo-san, kamu tidak bosan di sini? Kamu bisa pergi, loh, kalau mau.”
“Kau mengusirku? Kejam banget.”
“Eh? Bukan begitu ....”
Gojo tertawa.
“Bercanda.”
“Kamu mempermainkanku lagi.”
“Hehe~”
🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁
Mantap, nulis ini terus dengerin Lovesick Girl [Blackpink] versi sad nya.
🍁 ┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🍁
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro