Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

➷๑՞. Chapter 15 : ❝ His Attention ❞

🍁 When Autumn Comes 🍁
.
➷๑՞. Bab 15
◆|| His Attention ||◆
[ Perhatiannya ]
.
╭┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╮
Beautiful Sky
╰┈━━━━═══⋅═══━━━━┈╯
.

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

“[Nameeeee]~!!!”

[Name] menghentikan langkah. Ia membalikkan badan ke belakang dan mendapati Gojo yang tengah berlari ke arahnya.

“Ohayoo~”

Sang remaja tampan menyapa seraya memasang senyuman cerah setelah ia berhenti tepat di samping sang gadis. [Name] membalas dengan memasang raut wajah yang sama.

“Pagi, Gojo-san!”

Mereka berdua berjalan bersama menuju ke dalam area sekolah sambil mengobrol ringan. Kadang diselingi tawa kecil dari [Name] saat Gojo mulai bertingkah konyol.

Tidak lama lagi musim dingin, posisi daun-daun kering akan tergantikan dengan segala hal yang berwarna putih. Suhu semakin mendingin setiap hari, bersamaan dengan pohon-pohon yang mulai kehilangan daunnya secara perlahan.

[Name] menggigil. Ia dapat melihat deru nafasnya sendiri ketika berhembus keluar.  Kedua tangan gadis itu bergerak mengusap lengannya sendiri guna sedikit menghangatkan dirinya.

Gojo melirik ke samping, maniknya menatap penampilan [Name] yang tidak sepenuhnya siap menghadapi suhu hari ini. Gadis itu hanya menggunakan sweater saja. Ia membiarkan lehernya diterpa angin dingin tanpa syal.

[Name] sedikit terkejut saat merasakan sebuah kain hangat melingkari lehernya hingga ke atas kepala. Gadis itu mendongak menatap pada Gojo yang memasangkan syalnya untuk [Name].

Gojo menyentil dahinya.
“Kau ini lupa atau gak liat cuaca, sih?! [Name], kau mau pingsan lagi karena kedinginan?!” Ucapnya kasar dengan suara yang cukup keras.

Geto yang baru saja masuk dalam area sekolah langsung bersiul ketika melihat pemandangan Gojo yang memasangkan syal pada [Name] beberapa detik yang lalu. Kemudian, remaja itu memasang sebuah senyuman lega.

Gojo perlahan menunjukkan perhatiannya secara langsung walau masih kaku. Meski tidak menunjukkannya pada semua orang, setidaknya dia mulai sedikit ... membaik?

“Yah ... aku lupa kalau cuaca mulai mendingin hari ini, hehe,” ucap [Name] tersenyum lebar.

Gojo bungkam. Tidak membalas ucapan [Name] hingga membuat gadis itu menatap bertanya pada dirinya.

“Gojo-san?”

Gojo tidak menjawab. Manik matanya dengan serius menatap wajah [Name] yang pucat hari ini. Rona merah yang biasanya ada dikedua pipi gadis itu menghilang beserta warna bibir pink yang sedikit memudar.

“[Name], wajahmu memucat. Kau baik-baik saja?” Tanya Gojo setelah lama diam memerhatikan.

Sang gadis mengerjabkan mata selama beberapa detik. Kemudian ia melebarkan senyumnya hingga kedua mata tertutup.

“Aku baik-baik saja! ... tidak perlu khawatir, Gojo-san,” ucapnya melirih dikalimat akhir.

“Oke, aku percaya pada ucapanmu. Ayo, masuk.”

Gojo berjalan mendahului. Meninggalkan [Name] yang masih memaku di tempatnya seraya mata menatap fokus pada Gojo. Lama kelamaan binar di iris hitamnya meredup, menatap penuh rasa bersalah pada Gojo yang kini membalikkan badannya untuk melihat [Name].

“Dasar lambat! Ayo, cepat jalan, siput!” Teriak Gojo, nadanya terdengar kesal, terbukti dengan alisnya yang mengkerut.

“Eh? Un, maaf.”

[Name] sadar dari lamunan sekejapnya, lalu berlari kecil ke arah Gojo yang sudah mulai berjalan kembali.

Geto yang masih diam pada posisinya bungkam selama memerhatikan interaksi [Name] dan Gojo. Remaja itu memijit keningnya, dia merasa pusing tiba-tiba saat memikirkan tentang mereka berdua.

Dalam benak Geto, [Name] belum mengatakan apapun pada Gojo soal penyakit yang diderita gadis itu, sementara Gojo terlihat menahan diri untuk tidak memaksa sang gadis mengatakan kondisinya.

Dan mungkin karena [Name] belum siap atau tidak ingin mengatakan kondisinya, tanpa sadar telah memberikan luka pada Gojo. Gadis itu seolah tidak percaya pada remaja surai salju untuk menjaga rahasianya.

“Hhaaaa ....”

Geto menghela nafas panjang. Aneh rasanya dia yang pusing memikirkan hubungan Gojo dan [Name]. Tapi, mereka berdua adalah temannya, terutama Gojo. Wajar jika dia ingin membantu dan ikut pusing.

“Semenjak mengenal Satoru ... aku keknya selalu sakit kepala, deh,” gumam Geto kemudian melanjutkan langkah lebih masuk ke dalam area sekolah.

.

.

Geto membuka pintu rooftop. Maniknya mendapati seorang gadis yang bersandar pada jaring-jaring pembatas seraya mata menikmati pemandangan sore hari yang indah.

Awan-awan terlihat berwarna kuning karena terpantul cahaya, serta langit sore yang berwarna jingga.

“Cantik ....”

Geto dapat mendengar gumaman [Name] yang masih fokus pada pemandangan langit saat dirinya telah berjalan mendekati sang gadis.

“Yo, [Name].”

Yang dipanggil menatap padanya. Geto mengangkat satu tangan, menyapa [Name] dengan ramah. Gadis itu membalas hanya dengan sebuah senyuman.

“Ada apa, Geto-san kemari?” Tanya [Name]. Matanya menatap pada Geto yang kini melangkah ke sampingnya dan ikut bersandar juga.

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu, [Name]. Ini soal Satoru ....”

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁
.
.
.

🍁 ┈┈┈ ੈ ⓐⓝ ੈ ┈┈┈ 🍁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro