Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰04꒱ :: Saling berkenalan.

Getou melambai sembari tersenyum pada [Name]. Tampak gadis itu membalas seraya berlari ke gedung lain.

Gojou berdiri di samping Getou, menatap punggung mungil [Name] yang makin mengecil dalam pandangan sejauh gadis itu berlari, lalu menghilang setelah berbelok.

Tangan kiri masuk ke saku. Kala merasakan suatu benda dalam sana membuat ia langsing menariknya keluar.

Sebuah kalung.

“He? Aku lupa mengembalikan kalung ini padanya,” ucap Gojou menatap benda itu lekat.

Getou melihat kalung yang dipegang Gojou. Lantas bertanya, “Oh, itu milik [Name], ya?”

Gojou meremas benda itu sembari bergumam, “Namanya ... [Name], ya ....”

Getou mengangkat satu alis, lantas tersenyuman geli. Kemudian dengan segera menetralkan raut wajah sebelum Gojou menyadari.

“Kau tertarik pada [Name]?” tanyanya.

“Hanya pada kekuatannya.” Gojou memasukkan kedua tangannya dalam saku.

“Menurut pandanganku ... tidak. Kau terlihat tertarik dengan gadis itu dalam artian lain.” Getou melipat kedua tangan di depan dada.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Gojou menaikkan satu alisnya.

“Saat [Name] berjalan menghampiriku, sekilas kau menatapku seolah akan menggulitiku dalam keadaan hidup.” Getou berbalik, berjalan ke arah kanan. Menuju kantin. Dapat ia rasakan Gojou mengikuti.

Remaja surai putih itu diam. Melamun. Kenapa ia merasakan perasaan aneh pada [Name] hingga tanpa sadar memberikan tatapan mengerikan saat gadis itu mendekati Getou?

Gojou melihat jari kelingkingnya. Samar-samar, benang merah terlihat di sana ... melayang di udara. Memanjang ke arah gedung di mana [Name] berada.

“Satoru?”

Gojou menghentikan langkah. Lalu menatap Getou yang kini berhenti berjalan, berbalik menatapnya.

"Apa?" tanya si surai putih.

"Kau memikirkannya?" tebak Getou.

Gojou mengusap rambutnya kasar. Kembali menyadari jika [Name] lagi-lagi mengganggu fokusnya. Ia berkata, “Ini merepotkan. Kenapa dia harus masuk ke dalam pikiranku, sih?!”

Getou memasang senyum. Tangan kanannya menepuk-nepuk punggung Gojou.

"Sabar, ya. Mungkin ini awal kau merasakan yang namanya—"

Gojou mencekik leher Getou. Tak keras, tapi juga tidak pelan. Perempatan jengkel bahkan muncul di muka. Gigi Gojou pun menggeletuk karena kesal.

Getou yang tidak terima dicekik segera menarik rambut Gojou hingga mereka berkelahi ringan.

"Berisik!" teriak Gojou.

"Aku mencoba memberimu pentunjuk!" balas Getou.

"Aku tidak butuh itu, Suguru sialan!"

Suara jepretan kamera mengalihkan perhatian Gojou dan Getou ke arah samping. Mata mereka membulat kala menemukan Shoko berdiri seraya memegang kamera dengan lensa yang mengarah pada mereka.

"Ayo, lanjutkan. Aku akan menunjukkan ini pada Yaga-sensei biar kalian kena masalah," ucapnya dengan nada datar.

"SHOKO?!"

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

Gojou melangkah ke luar sekolah. Ia sendiri, sebab Getou memiliki urusan lain hingga mereka tidak bisa pulang bersama hari ini.

Dia menatap kaki panjangnya. Menyaksikan sepatu hitam kulit yang membalut kakinya itu menginjak-injak dedauan kering yang berserakan.

"Waah!"

Gojou berhenti. Dari balik kacamata hitam berlapis, iris mata melebar lalu mengerjap beberapa kali. Menatap terkejut pada pemandangan di hadapan ...

... di mana [Name] sedang menaikkan satu tangannya di antara kawanan kupu-kupu. Hingga satu serangga itu bertengger di jarinya.

Gojou mengatupkan bibir. Dalam diam, ia memperhatikan [Name] dari samping. Wajah manis yang terkena sinar matahari sore itu tampak indah, bahkan manik kelam sang gadis pun tampak makin bercahaya.

Senyuman [Name] melebar, layaknya anak kecil yang senang bermain bersama kawanan kupu-kupu. Suara tawa keluar dari bibirnya, terdengar ringan, seolah dia tidak memiliki beban hidup.

Gojou tanpa sadar ... terlena melihat itu.

[Name] bergeming. Ia sadar ada seseorang yang memperhatikannya. Dia menoleh ke kiri, mendapati Gojou berdiri sana. Bergeming layaknya patung.

"Oh! Kau!” [Name] menunjuk ke arah si remaja menggunakan tangan kanan.

Gojou menaikkan sebelah alisnya. Menurunkan sedikit kacamata hitam, menatap tepat ke arah manik hitam [Name]. Melayangkan tatapan tanya.

"Ne, ne, kamu lihat Getou-san?" [Name] melangkah maju. Lalu berhenti tepat di samping kiri Gojou. Matanya melihat ke arah remaja tinggi ini datang. Meneliti, berharap Getou muncul dari sana.

Raut wajah Gojou seketika berubah bersamaan dengan suasana hati memburuk. Tangan kirinya terangkat, kemudian mencengkeram kepala [Name] lagi.

"Hei! Kau memang ingin kepalaku pecah, ya?!" protes [Name] sembari memegang kepalanya dengan kedua tangan. Dapat ia rasakan jari-jari Gojou yang dia sentuh tanpa sadar.

"Suguru ada urusan. Jadi, dia tidak akan ke sini," jawab Gojou. Nadanya terdengar tidak niat membalas pertanyaan [Name].

"Urusan apa?"

"Kenapa kau ingin tahu?" balas Gojou dengan nada sarkas.

[Name] mengerjap, lalu mengapit dagunya menggunakan tangan kanan. "Aku hanya penasaran."

"Buang saja rasa penasaran tidak bergunamu itu, dasar bocah."

"Oke."

Gojou bungjam. Dia melirik ke arah [Name]. Ia pikir gadis ini akan membantah, membalas ucapannya dengan teriakan tidak terima. Nyatanya, tebakan Gojou salah.

Gadis itu malah biasa saja.

"Kalau begitu, bisa temani aku ke kafe?" tanya [Name].

Dasar gadis licik, batin Gojou. Melayangkan tatapan sinis ke arah sang gadis.

[Name] menaikkan satu alisnya. "Kau memandangiku dengan tatapan aku adalah penjahat. Kalau kau gak mau temani, ya, tidak masalah. Aku bisa pergi sendiri."

Gojou membeku sembari mengerjap. Menarik tangannya dari kepala [Name], lalu melayangkan tatapan aneh pada gadis yang kini bertepuk tangan riang.

“Kau ... bisa baca pikiran?” tanya Gojou.

"Hm? Tidak. Itu hanya tebakan," jawab [Name] sembari mengangkat kedua bahu, kemudian melangkah mendahului Gojou.

"Tunggu.” Si surai putih mengulurkan tangan, hendak menahan lengan [Name]. Namun, tak jadi.

"Iya?" [Name] menoleh ke belakang menatap Gojou.

"... Aku akan menemanimu ke kafe."

"Benarkah?"

"Beritahu dulu siapa namamu?" tanya Gojou seraya berjalan mendekati [Name]. Lalu berhenti tepat di depan sang gadis hingga dia mendongak untuk menatap dirinya.

[Name] mengerjap, lalu terkekeh kecil kala menyadari maksud Gojo. "Aku [Name]. Hmm ... Natsume [Name]."

"Gojou Satoru."

[Name] mengembangkan senyum. "Nama yang indah."

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

꒰NOTE꒱

Www

Adios.
Ann White.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro