Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰01꒱ :: Mereka kembali bertemu.

Seorang remaja pria bertubuh jangkung, rebahan di bawah pohon besar di halaman belakang sekolah. Manik indahnya menatap ke arah langit yang tampak berwarna jingga, menandakan sudah sore hari sekarang.

Satu remaja lain datang, melangkah ke arah si pria jangkung sedang rebahan. Ia langsung mendudukkan di samping anak lelaki itu dengan tenang sembari mengulurkan sebungkus roti.

“Apa ini?” tanya Gojou Satoru seraya bangun dari baringnya, lalu bersandar pada pohon.

“Roti. Kau belum makan apa pun sejak siang tadi, 'kan?” balas Getou Suguru, kemudian menggigit roti yang ia pegang menggunakan tangan kanan.

“Iya, sih.”

Keduanya diam. Menikmati makanan pengganjal perut mereka masing-masing.

Embusan angin menerpa, menerbangkan helaian daun maple ke udara hingga dengan perlahan jatuh di atas rumput.

Pemandangan itu tak luput dari mata indah Gojou. Ia melayangkan tatapan malas. Melihat daun-daun kering ini ... membuatnya ingat akan kejadian satu tahun lalu.

“Kau sudah menemukannya?” tanya Getou tiba-tiba.

“Apanya?” balas Gojou, kemudian menggigit rotinya lagi.

“Gadis yang kau temui tahun lalu.”

“Hmm ....”

Ingatan Gojou kembali pada setahun yang lalu. Ketika dia bertemu seorang gadis surai hitam yang baru saja menghabisi dua kutukan. Dia menggali memori, saat itu ... angin sore musim gugur menemani, cahaya jingga pun menyinari wajah sang gadis. Pemandangan yang indah, tapi mengerikan di saat yang bersamaan.

“Perempuan itu kau temui saat musim gugur, 'kan?” tanya Getou.

“Aku tidak pernah menemuinya lagi, sih. Itu pertama ... dan mungkin terakhir kali aku melihatnya.”

“Jangan bilang seperti itu. Tidak ada yang tahu jika besok, ataupun nanti kau akan bertemu dengannya lagi.” Getou berdiri dari duduknya. Kedua tangannya bergerak membersihkan sisa-sisa daun kering yang menempel di celana.

“Dia terlihat lebih mudah setahun dariku.” Gojou mengusap rambutnya kasar. Lalu ikut berdiri, memasukkan kedua tangan dalam saku. “Sebelum aku bertanya padanya. Dia sudah menghilang lebih dulu. Apa dia bisa teleportasi juga?”

Gojou ingat betul. Gadis itu menghilang, seakan dibawa dalam pusaran angin daun-daun kering. Hal itu membuatnya bertanya-tanya hingga mengganggu isi otaknya.

“Kau hanya menilai orang dengan melihat kekuatannya saja, ya?”

“Untuk apa aku menilai orang dari sudut pandang lain?”

Getou menghela napas. Pandangan mata tampak berubah sesaat setelah Gojou mengatakan kalimat itu. Melayangkan tatapan khawatir akan sifat temannya yang bisa mendatangkan masalah untuk diri Gojou sendiri.

“Sebaiknya kau ubah penilaianmu terhadap orang lain mulai sekarang, Satoru.” Getou berjalan, dapat ia sadari Gojou pun mengikutinya di belakang.

“Ha? Untuk apa?” Pria surai putih itu menyamai langkah kawannya.

“Kau tidak mengenal semua orang di dunia. Pasti ada orang yang setara denganmu, atau bahkan lebih kuat darimu.”

“Aku tidak berencana untuk bertemu dengan mereka, sih. Aku kuat, jadi tidak akan mendatangkan masalah.”

Kau mengatakan itu saja sudah menjadi masalah, tau, batin Getou. Kemudian, tak membalas ucapan Gojou karena anak itu tak akan mendengar sekarang. Ia akan menegur temannya lagi lain waktu.

“Kekuatan bukan segalanya,” gumam Getou.

“Ha?”

“Tidak ada apa-apa.”

“Aaa~ aku mau makanan manis!” ucap Gojou sembari mereganggkan badannya lalu menguap.

Getou tersenyum. “Kita bisa singgah sebentar di toko makanan manis.”

🍁 ˚. ୭ ˚○◦˚ 🍁 ˚◦○˚ ୧ .˚ 🍁

“Silakan datang kembali!”

Bunyi bel pertanda pintu toko dibuka terdengar hingga ke telinga Getou. Pria itu menoleh, mendapati Gojou sedang memegang satu paper bag.

“Suguru, kau tidak ingin beli apa-apa?” tanya Gojou.

“Tidak ada.”

“Heee. Ya, sudah.”

Suara ringtone ponsel terdengar, bersamaan dengan bergetarnya saku celana Getou. Remaja itu merogoh kantong, mengambil ponsel pintarnya lalu memberikan kode pada Gojou untuk menunggu sebentar.

Gojou bersandar pada tiang di sampingnya. Manik mata menatap ke arah jalan setapak yang terhias daun-daun kering di seberang jalan. Mengamati selama beberapa saat.

Tempat itu terasa familier.

Ia menegakkan tubuh kala menyadari sesuatu. “Tempat ini, ... 'kan?”

Gojou berlari menyeberangi jalan. Tidak mengatakan apa pun pada Getou karena tak sempat.

Kakinya terus melangkah, suara daun yang terinjak terdengar sampai ke telinga. Hingga tak lama, bunyi alunan musik keyboard terdengar sampai ke pendengaran Gojou beserta nyanyian melodi tanpa lirik.

Sesuatu menariknya untuk melangkah mengikuti suara itu, hingga ia sampai ke lapangan luas.

Tempat dirinya dan sang gadis misterius bertemu setahun lalu.

Di bawah pepohonan maple gugur, terlihat seorang remaja perempuan tengah memainkan alat musik keyboard. Surainya berkibar akibat terpaan angin, bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil sembari mengalunkan melodi, wajahnya pun tampak menunjukkan kedamaian. Menikmati angin sore yang berembus lembut.

Iris manik Gojou membulat dari balik kacamata hitam. Ia kenal gadis ini. Mukanya begitu familier, segala yang ada pada perempuan itu ... Gojou kenal.

Dia anak yang si surai putih temui setahun lalu.

Pandangannya lantas beralih ke arah jari kelingking sebelah kanan. Benang merah menjuntai sampai ke jari kelingking sang gadis yang masih fokus memainkan alat musik.

Gojou mengalihkan pandangan, hingga ia dan sang gadis saling bertemu pandang. Spontan Gojou memasang raut konyol.

Perempuan itu melayangkan tatapan bingung dan tanya. Siapa pria surai putih yang tengah memasak ekspresi aneh itu?

Gojou berbalik. Kemudian berlari sembari berteriak, “SUGURUU! AKU MENEMUKANNYAA!”

Anak perempuan itu kaget. Dengan segera melipat keyboard-nya. Kemudian menutup mata, perlahan ... dedaunan maple dalam jumlah banyak mengelilingi sekitar tubuhnya.

Hingga ia menghilang bersamaan dengan berhamburannya dedaunan maple itu ke atas tanah.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

꒰Note꒱

Tahap revisi, Guys. Yang udah baca, terus re-read, ini versi baru yang tidak melenceng dari isi chapter yang dulu.

Aku perbaiki tulisanku aja, kok🤣

Adios.
Ann White.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro