Special Chapter (2)
» Stalker (2?) «
*** Mrs.(L/n)'s pov ***
Entah sudah berapa kali aku menghela nafas, yang jelas sudah banyak sekali hari ini.
"Apa hukuman kalian ingin ditambah?" tanyaku dengan aura membunuh.
Kedua laki-laki dewasa yang duduk di lantai yang ada di depanku ini hanya menggeleng dengan kuat.
"Dan kalian..." ucapku melirik 2 remaja laki-laki yang juga duduk di lantai, "Kalian teman kecil dan lagi kalian masih mengikuti kencan (Y/n) satu sama lain?"
"Kami dipaksa ikut oleh mereka..." aku menatap tajam 2 laki-laki dewasa itu.
Aku menghela nafas besar, "Karma, Shuu. Kalian boleh pergi sekarang..." perintahku.
"Baik, Mrs.(L/n)." ucap mereka berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Oh, kalau mau tinggallah sampai waktu makan siang. Kita makan bersama~" ajakku dan mereka hanya mengangguk.
Sekarang aku menghadap ke 2 laki-laki yang lain, yang sudah pucat pasi.
"Baiklah. Kali ini kumaafkan, tapi tidak ada kesempatan kedua..." gumamku menatap tajam mereka.
"Terima kasih banyak, Ma" ucap Rintarou.
"Terima kasih, istriku." sahut suamiku.
(Cklek!) (Blam!)
*** Rintarou's pov ***
"Kak..." suara malaikat memanggilku.
"Ada apa, malaikat kecil imutku?" tanyaku memasang wajak ikemen.
"Bisa... kupinjam kakak, Ma?" uaaah, malaikat kecilku ingin menyelamatkanku~
"Oh, silahkan." ucap Mama lalu kami berdua keluar dari ruang keluarga.
"Bisa bicara di kamar kakak?" tanya (Y/n) pelan.
"Oh, tentu saja bisa. Tapi apa alasannya?"
"Karma dan Shuu ada di kamarku..."
"APA!? JANGAN BIARKAN MEREKA KE LEMARI PAKAIANMU!" marahku hendak ke kamar (Y/n) tapi ada yang menahanku.
"Aku meminta mereka diam disana..." gumam (Y/n), "Jadi bisakah kita pergi ke kamarmu?" tanyanya manatapku.
'Oh, damn. She's so fucking cute and adorable with that puppy eyes!! God dammit nosebleed!'
Aku hanya mengangguk sambil memegang hidungku yang mulai panas.
***
"Waw... baru kali ini aku masuk ke kamar kakak." komentar (Y/n).
Yaaah... kamarku hanya biasa saja. Ada lemari pakaian, kasur, meja belajar + kursi, balkon (tiap kamar tidur di lantai 2 ada balkon), lemari kaca dll. Yang membedakan hanyalah ada banyak hadiah dari fans yang kusimpan di lemari kaca, bebagai macam gitar tersimpan di sudut kamar dan tentu saja foto (Y/n) dari kecil sampai sekarang yang tertempel di dinding sebelah kasurku.
"..." ekspresi WTF terpasang di wajah (Y/n) dan aku langsung memotretnya dengan iPad milikku karena wajahnya sangat imut!!
"Salahkah aku menyimpan foto malaikat kecilku?" tanyaku langsung menyimpan iPad saat (Y/n) menoleh padaku.
"Kuharap kau tidak siscon, kak..." komentar (Y/n) menghela nafas lalu berjalan menuju kasur besarku.
"Ada apa?" tanyaku melihat (Y/n) melempar dirinya ke kasurku dan aku menuju meja belajar untuk duduk.
"Kakak, aku perlu bantuanmu."
Lensaku membesar saat mendengar ucapan (Y/n). Malaikat kecilku yang PERFECT perlu bantuan DARIKU, sang kakak!!
"Kau ingin bantuanku!?" kagetku dan (Y/n) hanya mengangguk, "Ada apa?"
Dia hanya menempelkan wajahnya pada bantalku. Lalu dia duduk dan perlahan menoleh ke arahku, dan air mata sudah ada di kedua mata imutnya!!
"Ada apa!? Apa seseorang melukaimu? Jika ya maka aku akan menelpon pasukan tentara Amerika Serikat untuk mencari orang itu!" (Y/n) hanya menggeleng.
"Kakak, aku ingin kau melihatku menulis surat warisan." ucap (Y/n) dengan setetes air mata mengalir di pipinya.
...
...
...
...
...
...huh?
"APA!?" kagetku berdiri dari kursiku.
"Aku tak pantas hidup, kak!" rengek (Y/n).
"Siapa yang mengancammu? Aku akan kerahkan semua pasukan dari Amerika." ucapku sudah memegang iPad.
"Bukan kak. Hanya saja aku melakukan hal yang tak pantas dilakukan..."
"Oh, ceritakan padaku..." perintahku dengan penasaran.
~ Flashback ~
*** (Y/n)'s pov ***
Aku baru selesai dari dapur saat melihat Karma dan Shuu keluar dari ruang keluarga.
"Oh, Karma-kun Shuu-kun..." sapaku mendekati mereka.
Tiba-tiba aku tersandung entah oleh apa. Kupikir aku akan menyapa lantai tapi justru sepasang tangan menangkapku. Aku melihat Gakushuu tersenyum kepadaku.
"Dasar ceroboh..." ejeknya dengan senyum yang semakin lebar.
"E-eeeh... terima kasih Karma-kun-eh?" lensaku membesar saat aku memanggil nama Gakushuu dengan nama Karma.
Mereka berdua juga terkejut dengan ucapanku barusan. Perlahan aku berdiri di dekat pintu ruang keluarga.
"U-uuh... kalian bisa ke kamarku atau kemanapun sambil menunggu jam makan siang... u-uuum... sampai jumpa!"
Aku langsung masuk ke ruang keluarga dan menutup pintunya.
(Cklek!) (Blam!)
~ Flashback ~
*** Rintarou's pov ***
Aku tak bisa berkomentar setelah (Y/n) bercerita.
"Aku sudah melakukan hal yang tak pantas seorang makhluk hidup lakukan!" rengek (Y/n) menyadarkanku.
"Mereka tidak akan marah kok. Jadi jangan bunuh diri ok?" pintaku mengelus rambut (Y/n).
'Jadi tanpa disadari (Y/n) sudah tau kalau Shuu dan Karma bertukar tubuh.'
"Tapi kak..." ucap (Y/n), "Tidak pantas memanggil seseorang bukan dengan namanya."
"Hush, jangan berlebihan." sahutku, "Mereka pasti mengerti, percayalah."
(Tok! Tok!)
"Rintarou-sama, (Y/n)-sama. Saatnya makan siang." jelas pelayan.
"Ok!" balasku.
***
Biasanya makan siang akan terasa menyenangkan, tapi kali ini makan siangnya terasa sangat canggung. Apa semua ini hanya karena kejadian (Y/n) dengan Gakushuu dan Karma!?
"Oh, (Y/n). Kau jadi akan ke mall bersama Kaede dan Rio besok, kan?" tanya Mama.
(Y/n) hanya mengangguk dan kulihat dia melirik ke arah Karma dan Gakushuu yang sedang makan dengan tenang dan (Y/n) hanya menghela nafas sedih.
'Kalian serius ingin ngambek pada (Y/n)!? Dasar gila...' pikirku sambil memakan makan siangku.
Lalu aku melihat ke arah (Y/n) dan dia sudah menatapku dengan tatapan yang mengatakan: 'Aku benar-benar harus menulis surat warisan sekarang.'.
Aku menggeleng dengan kuat lalu kembali makan seperti biasa. Sampai akhirnya makan siang pun selesai dan mereka bertiga (Karma, (Y/n), Gakushuu) langsung pergi tanpa bicara lagi. Mama dan Papa yang melihat ini hanya mengangkat alis lalu menoleh padaku, meminta penjelasan.
"Kesalahpahaman antar mereka saja..." jawabku singkat lalu pergi.
***
Weeee~ selesai~
Chapter selajutnya adalah waktu untuk 2 sahabat reader-chan: Kaede dan Rio!
Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~
Bye~
-Rain
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro