Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chap 7

"Isogai Yuuma"
*** (Y/n)'s pov ***

Keesokan harinya, ada beberapa hal yang berbeda dari sekolah hari ini.

Pertama, sepertinya aku menjadi jauh lebih terkenal dari biasanya.

Biasanya hanya beberapa orang yang menungguku di gerbang hanya untuk menyapaku atau meminta fotoku. Tapi hari ini sepertinya warga 1 kompleks menungguku. Hasilnya aku terlambat masuk kelas dan dimarahi sensei.

Kedua, sensei hari ini jauh lebih galak dari biasanya.

Biasanya murid yang tak bisa menjawab hanya akan ditegur, sekarang murid yang tak bisa menjawab harus berdiri diluar kelas dan yang ada di dalam kelas hanya tersisa aku, dan duo devil.

"Sensei, kenapa kalian semua sangat galak hari ini?" tanyaku saat sensei sedang menulis di papan tulis.

"Ya, murid kelas lain juga keluar kelas karena tak bisa menjawab pertanyaan sensei mereka." jelas Karma.

Sensei yang menulis dari tadi hanya menghela nafas stress, "Sebentar lagi kalian akan ujian akhir semester, kan?"

"Lalu?" tanya kami serempak setelah mengangguk.

"Kita adalah salah satu SMA terbaik di Jepang: SMA Kunugigaoka, banyak SMA lain yang menjadi saingan kita untuk merebut posisi kita. Salah satunya adalah dengan nilai rata-rata murid pada setiap ujian yang tinggi." jelas sensei.

"Jadi itu alasannya sensei jadi gala.k" komentar Gakushuu.

"Tak biasanya kau yang berkomentar, Asano-san. Biasanya Akabane-san yang berkomentar." jelas sensei heran.

"...ooh, hari ini AHOno sedang stress sensei." jelas Karma dengan wajah datar.

"Begitu ya?" sahut sensei.

"Ya, memikirkan ujian." ucap Gakushuu.

"Kalau begitu, cepat kerjakan tugas yang sensei tulis lalu kumpulkan." perintah sensei.

***

Akhirnya pulang sekolah. Sama seperti Nagisa, aku dan Isogai sepakat untuk 'date' sepulang sekolah.

"Apa kau sudah mendengar kencan kami dari Nagisa, Isogai-kun?" tanyaku.

Isogai hanya mengangguk dengan pipi yang memerah.

"Mari kita buat kencan kita menyenangkan, (Y/n)-san." ucapnya memberikan senyum 'ikemen' padaku.

Pipiku juga ikut memerah dan aku membalas senyumnya dengan senyum khasku.

"Mohon bantuannya dari sekarang, Yuuma-kun." ucapku dan itu membuat wajah Isogai semakin merah dari sebelumnya.

|| Para stalker -_- ||

"Senyum imut (Y/n) hanya milikku seorang." rengek Rinto.

"Jangan terbawa emosi seperti biasa, Rinto-san." komentar Karma.

"Tapi senyum (Y/n)..." gumam Mr.(L/n) sedih.

"Anda juga, Mr.(L/n)." sahut Gakushuu.

|| (Y/n) dan Isogai ||

"Jadi, kita pergi kemana?" tanyaku.

"Bagaimana kalau cafe dimana tempat aku bekerja?" saran Isogai.

"Ooh, apakah kau ingin bekerja dulu, Yuuma-kun?"

"Ya, maaf karena harus membuatmu menunggu lagi tapi--" aku menggeleng pelan membuat Isogai berhenti bicara.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti kok! Aku juga bisa menunggumu selesai bekerja sambil menikmati menu yang ada di cafe, kan?" jelasku, "Kau juga bisa memilihkan mana kue yang terbaik kan?"

"Mhm, itu bagus juga. Akan kusarankan kue terbaik untukmu, Ojou-sama."

Wajahku merona dengan cepat saat mendengar panggilan yang Isogai berikan.

"Yuuma-kun!!"

"Hahaha. Wajahmu merah~"

"Jangan mengejekku!"

|| Para stalker ||

"Berani sekali Isogai Yuuma mengajak (Y/n) tersayang ke cafe!" kaget Mr.(L/n).

"Lagipula (Y/n) mau tuh." komentar Gakushuu.

"(Y/n) juga marah dipanggil Ojou-sama. Hanya aku yang bisa membuat (Y/n) memasang tampang marah yang imut. Kenapa adikku...?" gumam Rinto sedih disusul anggukan kepala Mr.(L/n).

"(Y/n) yang dipanggil Ojou-sama kenapa kalian yang kesal?" heran Karma.

"Hush, orang cemburu diam saja." komentar Rinto datar.

Langsung muncul 2 tomat.

"KAMI TIDAK CEMBURU-Mmph!!"

|| (Y/n) dan Isogai ||

"Ayo pergi?" ajakku mengulurkan tanganku dan Isogai memegang tanganku dengan ragu.

'Aku pasti salah mendengar lagi. Suara Karma dan Shuu barusan terdengar dari belakang. Aku ingin memberitahu Yuuma-kun tapi dia pasti tidak percaya sama seperti Nagisa-kun' pikirku melirik ke belakang lalu kembali tersenyum.

"Mhm!" sahutnya tersenyum senang.

Lalu kami berjalan menuju cafe dimana Isogai bekerja. Sesampainya disana, aku langsung duduk di tempat yang kosong dan Isogai langsung menuju tempat para staff untuk mengganti pakaiannya. Tak lama kemudian, seseorang datang ke mejaku dan kulihat bukanlah Isogai, melainkan laki-laki yang sangat kupercaya adalah laki-laki playboy.

"Hei, nona. Kenapa kau duduk sendiri disini?" tanyanya.

"Oh, aku sedang menunggu seseorang." jawabku.

"Apakah orang itu adalah aku?" tanyanya penuh percaya diri.

'Aku ingin memukul orang ini...' pikirku dengan ekspresi kesal.

|| Para stalker ||

"Berani sekali laki-laki itu mendekati (Y/n)." komentar Rinto dengan aura killer.

"Sebaiknya dia pergi sebelum pihak militer Inggris bergerak." sahut Mr.(L/n) sudah memegang handphone di tangannya.

"Sebelum itu, ayo siksa dia." sambung Karma dan Gakushuu.

|| (Y/n) dan Isogai ||

"Tentu saja--" tiba-tiba ada tangan seseorang memegang bahu laki-laki itu, membuat yang dipegang menoleh dengan kesal.

"Apa maumu--" laki-laki itu langsung membatu ketakutan saat melihat ekspresi killer Isogai.

"Apa anda menganggu pelanggan cafe ini?" tanya Isogai memberikan senyum mengancam pada laki-laki itu.

"Tidak! Maafkan aku...!" lalu laki-laki itu lari ketakutan.

"Waw, Yuuma-kun. Kau bisa menunjukkan wajah killer ya?" tanyaku kagum.

"Ya... entah kenapa mengingatkanku pada saat aku SMP dulu." jawabnya.

"Heee... aku ingin tau kenapa..."

|| Para stalker ||

"Mengingat masa SMP huh...?" gumam Gakushuu lalu menoleh ke belakang.

Laki-laki yang barusan menganggu (Y/n) sekarang sudah diikat dan mulutnya ditutup perekat. Laki-laki itu hanya menatap horor 4 devil yang sedang mengelilinginya.

"Ayo siksa dia~" ucap Karma.

Lalu muncul tanduk dan ekor setan khayalan pada mereka berempat

"Ini karena kau menganggu (Y/n)... kau harus terima akibatnya." ucap Rinto datar.

Laki-laki itu terlalu takut untuk berbicara ataupun bergerak. Dia hanya bisa berdoa agar bisa selamat dari siksaan para devil itu.

|| (Y/n) dan Isogai ||

"Oh, iya. Ini kue dan minuman terbaik di cafe ini." ucap Isogaimemberikan sepotong kue dan segelas minuman.

"Oh ya? Apa ini?"

"Dark magma chocolates shortcake dan sweet vanilla smoothie."

"Mendengar namanya saja membuatku lapar." komentarku mulai memakan kue itu.

Begitu aku memakan kue itu, lensaku membesar dan aku menatap Isogaidengan tatapan tak percaya.

"Jangan remehkan pilihanku, Ojou-sama..." ucap Isogaitersenyum mantap.

"Mmmmhm~ coklatnya meleleh di mulut~" kagumku kembali memakan kuenya.

"Silahkan rasa minumannya, Ojou-sama." ucap Isogai.

Saat aku meminum smoothie entah apa namanya itu...

"Whoa, Yuuma-kun... aku ingin menikahi minuman ini" komentarku

"Kau yakin ingin menikahi minumannya? Bukan orang yang memilihkan minuman itu?" wajahku langsung menjadi semerah tomat.

"Yuuma-kun!! Ketular Maehara ya?"

"Tapi wajahmu sangat imut saat malu." mendengar ucapan Isogai justru membuat wajahku semakin merah.

"Yuuma-kun!!"

|| Para stalker ||

"Apa barusan dia melamar adikku!?"kaget Rinto.

"Dan respon (Y/n) barusan..." sahut Mr.(L/n).

Karma dan Gakushuu hanya diam menatap pemandangan yang ada di depan mereka.

"Lihatlah ayah. Mereka jadi syok saat melihat laki-laki lain melamar calon istri mereka." komentar Rinto.

Karma dan Gakushuu masih saja diam.

"Dan sekarang mereka jadi depresi..." sambung Rinto cengengesan.

Duo devil menoleh ke Rinto dengan cepat dan wajah mereka sudah merona seperti tomat.

"KAMI TIDAK DEPRESI." sahut mereka setengah berbisik.

"Yap, mereka benar-benar depresi..." sahut Mr.(L/n) mengangguk.

Rinto hanya tertawa mendengar komentar ayahnya. Mereka berempat melupakan laki-laki playboy tadi, yang sekarang sudah duduk, ketakutan bahkan untuk bergerak. Mungkin dia sudah melihat neraka duluan?

|| (Y/n) dan Isogai ||

"Maafkan aku (Y/n)-san." ucap Isogai.

"Aku tau. Kau harus bekerja dulu kan? Aku bisa menunggumu kok." sahutku, "Oh iya. Bagaimana setelah shift bekerjamu habis kita belajar bersama?"

"Belajar?"

"Ya, terutama pelajaran matematika tadi. Kau dihukum karena tidak bisa menjawab pertanyaan sensei kan? Setelah kau bekerja aku akan mengajarkan materinya" jelasku sambil mengeluarkan buku pelajaran Matematika.

"Benarkah? Wah, aku sangat senang kau mau mengajarkanku. Aku sangat perlu seseorang untuk mengajariku materi barusan. Apalagi kata sensei materi itu akan keluar saat ujian kan?" sahut Isogai.

Aku hanya mengangguk dan itu membuat Isogai kembali bekerja dengan semangat.

***

Akhirnya Isogai selesai bekerja, dan sekarang kami sedang belajar bersama.

"Jadi hasilnya akan berbeda jika kau tidak mengeliminasi salah satu aljabar." jelasku.

"Begitu rupanya. Pantas saja sensei marah besar saat kami menjawab pertanyaan itu." komentar Isogai mengusap belakang kepalanya.

"Yap, itu semua materi yang sensei ajarkan." ucapku, "Oh, hari masih belum cukup sore. Ayo ke taman!" ajakku.

"Ide yang bagus (Y/n)-san. Kalau begitu tunggu sebentar." lalu Isogai berdiri dan pergi menuju ruang staff.

"Oh iya Yuuma-kun..." panggilku membuat Isogai berhenti.

"Ada apa, (Y/n)-san?" tanya Isogai menoleh ke arahku.

Aku hanya meletakkan kedua tanganku diatas meja lalu menahan daguku dengan tangan kananku. Lalu aku memberikan senyuman khas duo devil.

"Aku yakin aku belum mengatakan ini padamu. Tapi kau tampan memakai pakaian butler, Yuuma-kun..." pujiku.

Wajah Yuuma memerah dengan cepat tapi dia hanya memutar tubuhnya lalu kembali menuju ruang staff.

"A-a-apa yang kau katakan, (Y/n)-san!?"

"Heeei, tidak adil kau menyembunyikan wajah meronamu. Yuuma-kun~" panggilku dengan nada bicara seperti Karma.

|| Para stalker ||

Mereka semua tertidur dibalik semak-semak karena sesi belajar (Y/n) dan Isogai yang membosankan.

|| (Y/n) dan Isogai ||

Yuuma sudah kembali dengan memakai seragam sekolah kami. Akan tetapi, wajah meronanya justru semakin jelas. Mungkin akan kupanggil tomat.

"Yuuma-kun...?" Isogai hanya memberikan sebuah tas karton yang cantik.

"Pemilik cafe memberimu ini..." jawab Yuuma.

"Kenapa pemilik cafe memberiku ini?" heranku membuka tas itu.

Di dalamnya ada sebuah kotak yang kuyakini adalah kotak kue.

"Kenapa kue...?" tanyaku semakin heran lalu menoleh ke arah Isogai.

Wajah Isogai jadi semakin merah--jika itu mungkin--tapi dia hanya menghela nafas.

"Jangan marah saat kuceritakan yang sebenarnya, ya?" pintanya.

Dan aku hanya bisa mengangguk.

"Sebenarnya aku sudah bekerja disini sejak SMP, karena itulah semua pegawai dan pemilik cafe sangat akrab. Tapi dari sekian lama aku bekerja, baru kali ini aku membawa 'teman' perempuan kesini dan mereka semua langsung mengira kita ini... pa-pacaran jadi pemilik cafe ingin memberimu kue sebagai ucapan selamat atas hubungan kita..." jelas Isogai panjang lebar.

Sekarang wajahku sudah memiliki warna yang sama seperti Isogai tapi sepertinya dia salah sangka...

"Uuuh, jangan marah (Y/n)-san! Aku sudah mencoba untuk memberitahu mereka tapi mereka tidak mau mendengar penjelasanku..." ucap Isogai panik.

Aku menggeleng berkali-kali lalu memegang kedua pipiku.

"A-aku tidak marah... ayo ke taman." ajakku.

***

Sesampainya disana, ada banyak anak-anak. Seperti keajaiban karena tiba-tiba mereka semua menoleh ke arah kami berdua dan mengajak kami untuk bermain dengan mereka. Akhirnya kami bermain sampai orang tua mereka menjemput.

"Ooh, Mama sudah datang. Arigatou, Nee-chan! Nii-chan!"

"Bye-bye..." ucapku melambai kecil pada mereka.

Orang tua mereka hanya tersenyum pada kami berdua, sampai salah satu dari mereka berkomentar dengan pelan.

"Pasangan yang imut..."

Aku dan Isogai hanya bisa diam mendengar komentar itu. Akhirnya tersisa kami berdua di taman ini.

"Jemputanku dalam perjalanan, mau kuantar?" tawarku.

Isogai hanya menggeleng, "Asrama tidak jauh dari taman ini."

"O-ooh..."

Dan mobil jemputanku datang, aku langsung menoleh ke arah Isogai lalu mencium pipinya.

"Arigatou, Yuuma-kun..."

Wajah Yuuma langsung menjadi merah tapi dia hanya tersenyum padaku.

"Aku juga, (Y/n)-san."

***

Yaay~ satu ikeman sudah selesai ●▽●

Tersisa Maehara Hiroto ●▽●

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

Bye~

-Rain

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro