Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Coklat, Marshmallow, dan Spider-Man (Spaidymichelle)

MJ menghenal napas, tangannya mencengkeram erat pembatas besi yang ada ditangga menuju atap, dilihatnya keadaan kota dari apartemennya dan pergi keatas sambil membawa buku serta segelas coklat panas dengan beberapa marshmallow yang mengapung disana.

MJ duduk diatas bangku yang memang ia tinggalkan disana dan mengancingkan jaketnya sambil membetulkan syal-nya yang longgar. Hari sudah tertalu malam untuk MJ duduk diatas sini sendirian walau dengan alasan menikmati bintang, tapi ia juga tak bisa tidur dengan nyenyak dikamarnya.

MJ meniup tangannya untuk mencari kehangatan, lalu membuka bukunya dan mulai menikmati tenangnya malam.

"Hei."

Sebuah panggilan dari belakang berhasil mengagetinya, MJ menengok dengan cepat dan siap untuk mengamuk namun ia mengurungkan niatnya saat melihat Spider-Man dibelakangnya.

"Spider-Man."

"Yaps.. thats me!"

Spider-Man melompat dan mendarat dengan sempurna, ia berjalan mendatangi MJ dan berhenti didepannya.

"Bukankah terlalu malam untuk wanita duduk diatap sendirian?," tanya Spider-Man padanya. MJ mendengus, "bukankah terlalu malam untuk bocah bermain pahlawan-pahlawanan?."

"Hei!"

"Tidak, aku sudah biasa seperti ini," jawab MJ sambil bersandar pada bangku dan ditatapnya bintang dilangit untuk sesaat lalu ia pun bertanya, "mau bergabung?."

"Boleh juga."

Dan itu adalah malam pertama yang MJ habiskan bersama Coklat, Marshmallow dan Spider-Man.

Malam kedua mereka berjarak satu bulan setelah yang pertama. MJ masih setia dengan buku dan coklat panasnya dan Spider-Man datang dengan cemilan yang ia beli di toko 24 jam yang tak jauh dari sana.

"Aku membelinya saat melihatmu ada disini," ujar Peter sambil duduk dilantai dekat MJ. MJ menatap Spider-Man sebentar lalu ikut duduk dilantai dengannya.

"Salahmu jika aku sakit," gumam MJ dan kembali menyibukan diri dengan bukunya sedangkan Spider-Man sibuk dengan sosial medianya.

Malam ketiga mereka hanya berjarak seminggu dari yang kedua.

MJ menatap sofa yang ada dikamarnya, masih bertanya pada dirinya kenapa ia mau membeli benda tersebut walau ia tau kamarnya tak lagi bisa sofa untuk dua orang. MJ mengabaikan hal tersebut dan lebih memilih menghabiskan waktunya diatap.

Spider-Man sudah ada disana dengan berbekal sebuah kue dan ponsel serta earphone yang kini sedang ia gunakan, Spider-Man tetap bisa merasakan kedatangan MJ ia berbalik saat MJ baru saja sampai diatas.

"Oh, hai."

"MJ," ujar MJ sambil mengulurkan tangannya, Spider-Man menerimanya dengan sedikit bingung. "Kau temanku sejarang, jadi tolong bantu aku mengangkat sofa dikamar ketempat ini."

Dan Spider-Man hanya tertawa setelah mendengarnya, dan hari mereka dihabiskan dengan filem serta kue dan sofa empuk dibawah langit malam yang sedikit berawan.

Berikutnya mereka bertemu 3 hari setelah pertemuan terakhir. Kali ini Spider-Man terus bercerita tentang malam yang menurutnya sangat-sangat buruk sedangkan MJ setia mendengarkannya.

Dan hari-hari berikutnya pun mereka habiskan bersama.

MJ mulai terbuka pada Spider-Man dan Spider-Man sendiri perlahan mulai membahas tentang pekerjaannya atau kesehariannya.

"Kau tau, aku suka dengan seseorang."

MJ menengok, melihat wajah yang masih setia tertutup oleh topeng sejak pertemuan pertama mereka.

"Pahlawan juga memiliki hati ternyata," komentar MJ sambil menatap langit malam, hanya ada bulan yang menemani mereka saat ini dan tentu coklat panas dengan marshmallow tak pernah ketinggalan.

"Hei, kami juga manusia," protes Spider-Man padanya, MJ hanya mendengus mendengar hal tersebut.

"Aku juga sedang menyukai seseorang. Tidak, aku selalu menyukainya. Aku satu sekolah dengannya dan di tahun kedua barulah aku bisa berteman dengannya," MJ diam sebentat, ia mendekap kakinya dan matanya pada marshmallow yang mengambang diatas coklat panasnya.

"Tapi dia tak pernah menyukaiku. Dia suka pada salah satu senior kami yang memang sudah popuker dari awal. Dia berani menyukai-nya walau dirinya hanya seorang pecundang," MJ mengeratkan pegangannya pada gelas dan tanpa ia sadari tangannya bergetar.

"Pecundang menyedihkan yang selalu dibully, selalu diasingkan, pecundang yang memiliki hobi aneh untuk anak remaja seperti kami."

"Tapi dia... dia beda, dia selalu bangkit, dia berani, dia juga pintar, dia.." MJ diam sebentar, menarik napasnya dan kembali bicara dengan nada yang jauh lebih tenang dari sebelumnya, "dia cocok dengan Liz, benar-benar cocok. Bahkan mereka datang ke homecoming bersama."

"MJ."

MJ menghapus air matanya lalu tersenyum sekilas, "maaf."

"Tak ada yang perlu dimaafkan. Kau tak salah apa-apa."

MJ menatap pahlawan Queens itu sebentar lalu kembali fokus pada coklat panasnya. Berharap minuman tersebut bisa menengangkannya.

"Kau tau. Aku suka dengan seseorang. Dia pintar, memiliki cara berpikir yang berbeda, dia pemberani dan selalu membantuku. Dia ketua tim academic decathlon kami, dia sangat mengerti aku dan temanku, membantu kami saat seseorang menganggu kami."

"Kalian cocok," komentar MJ singkat. Spider-Man hanya tertawa kecil. "Benarkan?" Dan MJ mengangguk sebagai jawaban.

"Disekolah aku hanyalah seorang nerd miskin yang selalu menjadi incaran pembullyan, saat malam aku dikenal sebagai pahlawan Queens, sedangkan ditempat kerja aku dikenal dengan nama 'Mini-Stark' karena selalu berada didekat Mr. Stark."

Spider-Man menarik topengnya. MJ membulatkan matanya, menatap tak percaya akan apa yang ia lihat

"Dan orang yang ku sukai adalah kau MJ."

Perasaan MJ campur aduk; kaget, marah, dan takut disaat yang sama.

"S..sejak kapan?," tanya MJ sambil sedikit terbata

"Karya wisata ke Oscorp," jawab Peter singkat. Ia takut MJ membencinya, ia takut MJ marah padanya.

"Kau bodoh Parker. Bagaimana jika kau mati, bagaimana jika kau terluka, aku..."

Perkataan MJ terpotong karena pelukan hangat yang ia dapat, dan untuk sesaat mereka tetap seperti itu hingga Peter yakin MJ benar-benar merasa tenang.

"Aku baik-baik saja, ini sudah menjadi tanggung jawabku."

MJ menundukan kepalanya, ia tak ingin berdepat lebih lama lagi. Energinya sudah terlalu banyak ia buang untuk terkejut dan serangan jantung mendadak.

"Beritahu aku jika terjadi apa-apa," peritah MJ. Peter hanya mengangguk-- tak bisa menolak.

Hingga akhirnya MJ memutuskan untuk kembali menikmati ketenangan kota dengan coklat panasnya.

...

Bonus.

"Kau tau, aku masib memikirkan tentang kata 'kalian cocok' darimu," ujar Peter tiba-tiba yang berhasil membuat MJ tersedak minumannya sendiri.

MJ menatap Peter tak suka sedangkan Peter hanya memamerkan senyumnya.

"Apa maumu Parker?"

"Pacar?"

"Terserah kau saja."

"Kalau begitu akan ku anggap kau menjawab 'ya'," seru Peter sambil memeluk MJ. Sedangkan MJ hanya mendengus, 'tak buruk,' pikirnya.

Bonus part 2

Tony dan Avengers memang harus di ajarkan makna dari privasi. Mereka semua menguping pembicaraan tersebut dari alat penyadap yang Tony pasang di kostum Spider-Man. Setelah beberapa bulan memantau akhirnya yang mereka tunggu tiba.

"DIA MENEMBAKNYA!," teriak Clint histeris. Akhirnya ia bicara setelah sedari tadi ia hanya bergumam tak jelas dan mengutuk Peter karena terlalu lama dalam urusan percintaan.

"PEPPERRRR!!! PETER SUDAH MENEMUKAN CALONNYA!!! ANAK KITA SUDAH DEWASA PEP!" teriak Tony tak kalah histeris, ia berteriak sambil memeluk istrinya sedangkan istrinya hanya pasrah akan kebodohan keluarganya.

Steve mengambil tisu yang Bucky sodorkan padannya dan menghapus air mata yang tumbah sambil bergumam jika ia benar-benar senang dan bangga saat ini. (Grandma Steve).

Scott dan Sam sedang menari dan berputar, merayakan hal tersebut. Natasha berdehem dan mereka berdua segera menyerahkan 20 dollar padanya.

"STARKSON! SUNGGUH KISAH YANG MENGHARUKAN! JIKA MEREKA MENIKAH AKAN KUBAWAKAN CINCIN TERBAIK DARI ASGARD YANG DIBUAT LANGSUNG OLEH PENGRAJIN TERBAIK!," teriak Thor sedangkan Loki hanya berpikir seberapa bodohnya kakaknya tersebut. "Dia terlalu bodoh untuk dunia ini," gumam Loki lelah.

Wanda dan Vision sedang mengingat awal kisah percintaan mereka yang tak kalah manis dari ini. "Mau kencan?," tanya Wanda dan Vision hanya mengangguk sebagai jawaban.

Bruce hanya bisa tertawa senang sambil menyeruput kopinya, ia tak bisa bereaksi lebih karena dia Bruce.

Rhodey hanya diam sambil menatap kearah layar yang hanya menampilkan gelombang suara, lalu segera menghentikan kericuhan tersebut.

"Memangnya tak ada yang mau berkomentar jika Peter kita dibully disekolah?."

Semua diam, saling berpandangan satu sama lain lalu dengan cepat mereka pergi kekamar masing-masing.

"Fri!"

"Sedang saya kerjakan, sir."

Oho... sepertinya akan ada yang mati malam ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro