Cellphone part 2 (Peter)
Peter, Ned dan MJ sedang menghabiskan waktunya dikantin. Menghabiskan waktu makan siang mereka dengan sangat tidak damai.
Sudah hampir setengah tahun sejak kematian Tony dan hampir 5 bulan Peter menjadi pemilik resmi SI. Peter adalah anak angkat Tony Stark. Tony mengadopsinya beberapa hari sebelum mereka berdua terjebak di Titan, Pepper sendiri setuju atas keputusan Tony mengingat ia selalu menganggap Peter seperti anaknya.
Semua properti milik Tony kini menjadi milik Peter walau tak ada satupun media yang tau karena Pepper benar-benar menutupi kenyataan tersebut hingga tak dapat diendus oleh mereka.
Bukan hanya itu, sejak 5 bulan lalu Peter kembali menjadi Avengers, ia juga menjadi agen SHIELD dan hanya butuh 5 bulan untuknya mengambil hati Fury hingga Fury percaya untuk menyerahkan nasip SHIELD ditangan Peter jika dia mati atau memutuskan untuk berhenti.
Peter bukanlah anak berusia 19 tahun biasa, dialah otak dari Avengers, orang yang dipercaya untuk mengurus senjata mereka, menyusun strategi saat mereka berada dilapangan, bahkan memimpin rapat sebelum mereka memulai misi. Bagi mereka Peter-lah yang cocok untuk menggantikan posisi Capten America serta Tony Stark dalam team, bahkan Peter juga menggantikan posisi Natasha Romanoff dengan memastikan mereka semua baik-baik saja dan selalu memberi saran saat mereka sedang latihan.
Di SHIELD dia dianggap sebagai agen terbaik, pemimpin pengganti saat Fury tak berada ditempat, salah satu orang yang berperan penting dalam penghancuran HYDRA yang bersarang di SHIELD dan agen yang disukai oleh seluruh pemimpin dunia karena sikapnya yang ramah.
Di SI Peter dianggap sebagai bos yang tegas, baik dan bertanggung jawab. Dia selalu menyempatkan diri untuk memantau langsung lab lantai bawah, mengecek pekerjaan intern, mengecek pekerjaan petugas keamanan. Tak lupa, ia selalu menyapa, memberi saran ataupun memuji pekerjaan mereka, sedangkan saat rapat Peter selalu memberikan ide baru atau pemikiran baru atau cara untuk meningkatkan keberhasilan proyek. Semua orang kagum padanya karena dia bisa memimpin industri sebesar SI walau usianya baru 19 tahun.
Dan disekolah Peter dianggap sebagai anak misterius yang tidak berguna dan bahan bullyan paling enak dijadikan samsak tinju. Video tersebut merupakan footage yang bocor dan setelah ditelusuri guru mereka merupakan salah satu agen HYDRA yang ingin membocorkan identitas Spider-Man kedunia, hingga akhirnya sebelum kelas usai guru tersebut ditangkap dan Wanda menghapus ingatan mereka tentang footage tersebut. Kini image pecundang kembali pada dirinya setidaknya identitasnya aman.
Memiliki banyak identitas bukanlah hal mudah. Ia hanya mendapat waktu tidur paling lama 3 jam perharinya, makan sesempatnya dan harinya disibukan dengan setumpuk tugas baik dirinya sebagai Spider-Man, agen SHIELD, CEO SI, intern untuk Avengers ataupun siswa nerd Midtown pecinta Starwars.
Ia memang lelah tapi setidaknya kini dirinya bisa melupakan dia...
Mentornya, father figurenya, pahlawannya, panutannya...
Dia... Anthony Edward Stark.
.
.
.
Peter menatap foto dirinya dan Tony yang selalu berada diatas meja kerjanya. Menghabisi waktu istirahatnya dengan cara yang sedikit masokis memang sudah menjadi hal biasa bagi Peter. Setidaknya ia bisa mengingat seperti apa harinya dulu saat Tony Stark masih hidup.
Sudah lama ia tak menangis saat matahari masih berada dipuncaknya, sudah lama ia tak bersedih saat matahari masih menyinari dunia dan malam tak pernah baik baginya. Peter selalu dihantui oleh mimpi buruk dan hal lain yang selalu berhasil membuatnya menangis, bersedih ataupun kembali menyalahkan dirinya sendiri.
Kini, tanpa Peter sadari, ia menangis.
.
.
.
"Hai, kiddo."
Peter tersentak dari tempatnya, menatap langit-langit ruangan tersebut dengan wajah bingung. Apa dia berhalusinasi?
"Jika kau mendengar ini.... berarti aku... pergi."
Peter melihat sebuah hologram Tony Stark yang kini ada dihadapannya. Wajahnya sedikit berbeda dari wajah difoto yang ada dimejanya, dia sedikit lebih tua dan berbeda. Dia tampak sedih, dia tampak memiliki banyak pikiran, ada apa? Bukankah keluarganya sempurna?.
"Jika kau merasa jika kematianku adalah salahmu, maka kau salah besar Pete. Ini semua bukan salahmu dan... dunia selamat karenamu Pete."
Peter bingung, karenanya? Bagaimana bisa? Tonylah yang menjentikan jarinya, Tony lah yang menyerahkan nyawanya untuk dunia, Tonylah yang rela menukarkan seluruh kebahagiaan bersama keluarganya demi dunia. Tapi kenapa Tony berkata jika semua ini karenanya?.
"Kau tau, aku menciptakan mesin itu karena aku sedikit egois."
Pikiran Peter berkelana dan kembali mengingat sebuah mesin yang Tony ciptakan demi keberhasilan perjalanan waktu Avengers demi mengumpulkan batu infinity.
"Aku egois. Aku ingin sesuatu yang Thanos ambil dariku kembali, namun aku tetap ingin apa yang sudah aku capai tetap ada."
Kembali Peter berpikir. Bukankah Tony tak kehilangan siapapun? Bukankah Pepper tetap hidup dan Rhodey tetap berada disisinya, bahkan Happy tak ikun menjadi debu.
"Aku... aku kehilanganmu Pete. Aku kehilanganmu dan hal itu benar-benar berdampak buruk padaku. Aku.... aku memutuskan untuk berhenti karena aku takut, aku memutuskan untuk berhenti karena aku tak sanggup. Aku takut kehilangan anggota keluargaku lagi dan aku tau jika aku tak akan sanggup mengembalikanmu sendiri."
Peter terkejut. Ia.. ia adalah alasan kenapa Tony menciptakan alat tersebut, ia adalah hal yang diambil dari seorang Tony Stark, dia... tapi kenapa?
"Mungkin kau hanya menganggapku sebagai mentor atau seseorang yang kau kagumi. Tapi bagiku? Kau... kau adalah seseorang yang harus aku urus dan jaga, aku merasa memiliki tanggung jawab terhadapmu, dan...."
Tony diam, itu hanyalah video namun Peter dapat merasakan kesedihan yang mendalam dan rasa bersalah yang Tony rasakan.
"Kau... kau anakku dan akan selalu begitu. Walau aku hidup ataupun mati. God! Pete, aku bersumpah akan memberitahu dunia perihal aku yang menganggapmu sebagai anakku jika aku berhasil selamat dalam perang. Besok kami semua akan memulai misi dan bersiap untuk menemui perang berikutnya jika semua ini menjadi semakin buruk."
Peter menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan, meredam suara tangisnya karena ia tak mau suara Tony tertutup oleh isak tangisnya.
"Kau tau, ku titipkan E.D.I.T.H padamu. Simpan dia karena dialah kunci dari semua misil yang ku punya, semua data dan akses yang ada dan semua hal yang ku bisa lakukan. Mungkin hanya sebuah AI, mungkin hanya sebuah kacamata, namun kau bisa menghancurkan sebuah planet hanya bermodal benda tersebut."
"Aku tak pantas untuk itu," gumam Peter sambil membiarkan dirinya larut dalam kesedihan.
"Tanya pada Friday dimana E.D.I.T.H berada, dan satulagi.."
Peter mengangkat wajahnya dan menatap holo dihadapannya, menatap wajah pahlawannya, mentornya, bosnya, dan... ayahnya. Ia menatap wajah Tony dan berharap jika Tony tidak menyalakan otomatis hapus saat pesan sudah dibaca.
"Tolong jaga keluargaku.. tidak, keluarga kita dan jaga pula dirimu karena kau adalah keluargaku pula."
Dan video tersebut berakhir. Peter hanya bisa mengangguk dan menangis sambil memikirkan hal banyak hal tentang bosnya, mentornya, pahlawannya, ayahnya.
Peter menanyakan keberadaan E.D.I.T.H pada Friday, siapa sangka jika benda tersebut selama ini ada di laboratorium yang tak pernah Peter hampiri sejak kematian Tony.
Laboratorium Tony.
Friday menyalakan lampu ruangan tersebut, peralatan canggih yang sudah lama tak menyala kembali menghiasi tempat tersebut. Ada banyak hal disana, mulai dari blue prin dari sederet kostum, armor dan senjata, layar holo yang berada dimana-mana, mesin yang masih setengah jadi serta beberapa komputer kepunyaan Tony.
Kembali sebuab holo menyala disana.
"Hai Pete. Jika kau melihat ini berarti aku terlalu sibuk untuk ulang tahunmu ke-18 ini. Kau tau, aku sudah memutuskan untuk menyerhakan tempat ini padamu atau lebih tepatnya memintamu untuk menjadi personal assisten ku di laboratorium ini. Tempat ini adalah tempat dimana sebagian besar senjata yang pernah ku ciptakan ditemukan, dan kau adalah orang ke empat yang pernah ketempat ini selain aku."
Peter melihat sekeliling dan kembali mengingat saat dimana Tony akan berteriak padanya karena rasa penasarannya yang terlalu besar.
"Dan Laboratorium dibawah tempat ini adalah lab milikmu sedangkan kamar dilantaiku dan Pepper, kamar disebelah milikku dan Pepper adalah milikmu, beritahu aku jika kau tak suka dengan kamar tersebut."
Kemudian Tony mulai menjelaskan tentang tempat itu, sejak itu Peter memutuskan untuk menggunakan tempat itu.
"Dan ini E.D.I.T.H. aku menciptakannya tepat setelah aku kembali dari Siberia. Tepat setelah aku hampir mati untuk kesekiankalinya. Aku membuatnya untukmu ataupun Pepper dan Rhodey, karena kematianku dapat membuat dunia ini sedikit gempar terlebih jika akses puluhan nuklir berakhir ditangan yang salah."
Nuklir?
"SI adalah perusahaan senjata dan bukan hal aneh jika kami memiliki segudang pasokan senjata mematikan dan E.D.I.T.H adalah kunci pengaktifan ribuan misil dan satelit serta hal berbahayanya lain yang pernah aku ciptakan."
"Kenapa aku?," bisik Peter yang perlahan mulai terduduk dilantai. Dan sebuah lemari terbuka tepat didepannya bersamaan dengan asap tipis. Peter terkekeh "efek dramatis lagi Mr. Stark?."
"Kau tau, aku mempercayai benda ini padamu Pete. Aku sengaja membuat AI baru untuk ini, hanya takut jika Friday di lacak dan berakhir dengan kode nuklir Amerika yang bocor dimata dunia."
"Ku percayakan segalanya padamu Pete. Kau anakku dan aku percaya padamu. Kau anakku walau tanpa ikatan darah tapi kau tetap anakku."
Dan video tersebut berakhir, Peter menatap sebuah kacamata yang kini terletak indah di lemari besi yang kokoh. Peter berdiri dan mengambil benda tersebut.
Peter menggunakan benda tersebut-
"Hello Underoos. I'm E.D.I.T.H which means even death, I'm the hero."
.
.
.
.
.
.
"Mr. Stark."
-dan ia terkejut saat mendengar suara ayahnya.
Bonus...
"Or, you can call me that. S.T.A.R.K : SweeT Assistance for Remarkable Kid."
"I will call you Dr. Stark.
"Did we talk about this before? Call me Tony! Please, I beg you!"
.....
Males edit.. btw maap g up2.. rada sibuk :"/
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro