Prolog
"Dasar Gusion jahat!" Ia meninju dada anak lelaki di depannya. Ia remas baju seragamnya, ia guncang-guncangkan dengan kemarahan. Tangannya ditangkap oleh si anak lelaki dan ia berhenti. Tangannya dilepaskan, dan anak laki-laki ini membuang napas berat. Matanya memerah menatap anak perempuan di depannya yang mematung sesaat, kemudian kembali bicara dengan gusar, "Kenapa susah mengatakan bila memang punya pacar lain?! Jawab aku, Gusion!"
"Sudah berapa kali kujelaskan aku hanya punya kau, Lesley?!" Gusion balik mengguncangkan bahu Lesley, mencoba menyadarkannya. Ia sudah putus asa dengan pacarnya yang sepertinya tidak lagi mempercayainya. Wajahnya memerah sampai ke telinga karena menahan amarah.
"Jadi, kau lebih yakin dengan perkataan orang daripada penjelasanku?! Fine, do what you want!" Gusion melepaskan pegangannya pada Lesley dan berbalik. Ia tidak melihat perempuan ini yang mulai menitikkan air mata. Bahunya bergetar karena tangisan. Ia terisak, tersedak karena isakannya sendiri. Gusion tidak berbalik padanya, seperti telah membulatkan tekad untuk pergi.
Lesley mengusap air matanya yang berjatuhan. Melihat dari matanya yang kabur berkaca-kaca, Gusion telah memunggunginya, hilang di persimpangan lorong sekolah. Ia mengambil napas berat.
Dari bagaimana Gusion pergi setelah kejadian ini, ia berkesimpulan bahwa apa yang dikatakan temannya mengenai Gusion memiliki selingkuhan adalah benar.
"Ayo, Lesley harus kuat. Dia sudah ada cadangan, untuk apa menangis?" Perempuan itu menghibur diri sendiri dalam hati. Ia meremas rok seragamnya kuat-kuat sampai buku tangannya memutih.
Ia berjanji, sehabis ini, ia hanya fokus pada ujian kelulusan SMA dan segera melupakan pacar yang meninggalkannya.
Tanpa perkataan putus pun, Lesley yakin mereka memang benar-benar berpisah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro