Bab 9
"Hey."
"Eh iya kak?"
"Kau tidak membawa GPS kan?"
"Tidak. Kenapa? "
"Ah tidak kok M. . . "
M hanya terseyum kecil dan memeluk kakaknya tersebut.
"Hee? Kau seperti tidak pernah melihat ku lagi."
"Ya tentu saja! " rengek M sambil memukul dada kakaknya itu.
"Ayo pulang yang lain nunggu. "
"Ya ya, terimakasih menolong kami. "
"Ayo." senyum kakaknya atau kita sebut R.
M pun langsung menggendong Wawa yang beratnya kek gajah oh astaga (-‸ლ)"
"Berat jir. "
"Ya kau harus tahan hahaha. "
"Ish! Hmph! Tapi. . . Kakak tinggal dimana sekarang? "
R pun terdiam mendengar pertanyaan adiknya itu.
"Ah tak usah jawab kalau belum bisa. "
"Erk. . . Baiklah. "
"Ayo aku akan masak sesuatu di rumah ok? "
"Ok."
Disono lh
"Ok ok kadal elu ilang. "
"Iya huwaaaa!!! "
"Eh anjir malah nangis ni anak. "
Tia hanya tepuk jidat lihat kelakuan penguasa es ini, sumvah bikin greget.
"Udh atuh sabar."
"Elu sih main acara peluk dia kgk tahan atuh."
"Dia kan ga terpelajar kerja nya tidur aja."
"Anying."
"Kan fakta."
"Dh lh."
Tok tok
"Biar aku saja."
Ucap Gempa dan membuka pintu, dia terkejut ternyata itu M dan Wawa serta lelaki yang lebih tinggi dari M.
"Kalian!!!"
"Hey Gem."
"Ayo masuk!"
Gempa pun langsung mengangkat Wawa dan membawa ke kamar sedangkan M di bawa lelaki itu ke tempat duduk.
"M!!! Omaigat ai mis yu so mat!!"
"English rip."
"Waduh luka elu! Sini biar gw obati."
"I- iya."
"Eh Saha ni?"
Tia pun menunjuk lelaki yang duduk disamping M.
"Kakak gw bro, kak R."
"OMAIGAT MI NO TAU LU PUNYA KAKAK!!"
"Hentiin jir jelek."
"Awokwaokwok."
Selagi Bunga mengobati M, Tia natap R lekat², Blaze lagi masak soalnya disuruh Gempa, sedangkan Ice tydur.
"Eee. . ."
"Kok gw baru tau?"
"Yo ndak tau saya."
/sigh
"Bagaimana keadaan yang lain?"
"Mereka baik² saja."
"Kau yakin?"
"Mereka dikurung di tabung aku tidak yakin, tapi sepertinya kekuatan nya akan diserap total."
"Kurang ajar."
"Apanya?"
Tiba² Gempa nimbrung diantara dua insan cikal bakal jodoh //PLAK//
"Itu mereka yang terjebak."
"Owhh. . ."
"Ayo kita buat rencana untuk ke sana."
"Kau benar."
"Baiklah."
Mereka pun membuat rencana.
.
.
.
"Wawa akhirnya lu sadar tod!!"
"Sakit woiii. . ."
"Ehehehe maap."
Tawa Bunga dengan cengengesan.
"Sakit pala gw."
"Tidur aja dulu."
"Iya gw cape banget lagi."
.
.
.
"Oi Ice."
"Ng??"
Yang dipanggil sedang mengusap wajah nya karna sembab habis nangis.
"Knp?"
"Nih."
Ucap Blaze sambil kasih kadal kesukaan si Ice tadi.
"YEEESSS!!!!!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro