Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Aksi Reaksi

Hari Jumat terakhir setiap bulan merupakan hari kebersihan untuk SMA Nekoma. Satu jam sebelum pelajaran jadwalnya kebersihan diadakan. Perkelas dibagi untuk membersihkan area tertentu dan untuk siswa yang jadwal piket kelasnya pada hari itu dikhususkan untuk membersihkan kelas saja.

Kelas 2-5, kelasnya (Name), mendapat jatah membersihkan kebun di halaman depan sekolah. Kebun tersebut lumayan luas. Rumput-rumput mulai pada tinggi, daun-daun tanaman yang gugur berserakan, dan ya intinya kebun itu sangat layak untuk dibersihkan.

Sekolah ini tidak memiliki tukang kebun karena untuk apa membayar tukang kebun jika memiliki siswa yang akan mengurusnya tiap akhir bulan, ditambah gratis pula 😀

Mari tepuk tangan untuk Pak Kepala Sekolah yang cerdas 👏👏
(Pak Kepala Sekolah: yeah, okey dokey yo is that true, yess)

Oke, maafkan saya untuk kalian yang ketrigger kolor maung. Mari lupakan dan kembali ke cerita.

Saat ini (Name), Yaku, dan Kuroo ditempatkan di halaman berumput untuk mencabut rumput-rumput yang sudah tinggi dan rumput liar dengan menggunakan tangan sambil duduk.

"Huh, kenapa dari dulu sekolah tidak pernah memperbanyak peralatan kebun, sih? Mencabut rumput sampai ke akarnya itu sangat sakit. Apalagi mencabut rumput yang akar serabutnya sangat lebat, butuh tenaga ekstra untuk mencabutnya," keluh Yaku sembari mencabut rumput ilalang di hadapannya.

"Justru karena itulah mereka tidak pernah memperbanyak alat. Jika menggunakan alat pasti hanya terpotong dua senti dari akar dan akan tumbuh lagi. Mending menggunakan tangan, tercabut hingga akarnya walau kadang merusak tanah seperti ini," jawab Kuroo sambil menenteng rumput liar yang baru saja dicabutnya. Rumput itu tercabut hingga akar dan sebagian tanahnya.

"Tapi tetap saja dicabut menggunakan tangan seperti ini rumputnya akan tumbuh lagi. Menyia-nyiakan adenosin trifosfat-ku saja," ujar Yaku sambil kembali melanjutkan mencabut rumputnya.

"Sampah rumput, sampah rumput." Kai datang membawa plastik polybag hitam yang besar ke arah mereka. Kebetulan rumput hasil cabutan mereka sudah menumpuk tinggi.

"Sebenarnya yang paling menyia-nyiakan adenosin trifosfat-nya itu Kai karena dia harus bolak-balik ngambil sampah rumput yang tentunya akan bertambah terus," celetuk Kuroo sambil berdiri lalu memasuk-masukkan sampah rumput ke dalam plastik polybag yang dibawa Kai.

Mendengar itu Yaku dan (Name) tertawa di tempat.

"Ya, tidak apa daripada nanti harus kerepotan membawa sampah rumput yang menumpuk mending nyicil," sanggah Kai santuy sambil tersenyum kalem. Kuroo hanya mengendikkan bahunya tanda masa bodoh.

Sampah rumput telah masuk semua. Kai pun kembali berjalan untuk menagih sampah rumput di area lain. Kuroo, Yaku, dan (Name) kembali ke aktivitas cabut mencabut mereka.

"Hei, menurut kalian ini tumbuhan apa?" tanya (Name) sambil menenteng tumbuhan yang baru saja dicabutnya.


"Oh, itu semanggi," jawab Yaku enteng membuat Kuroo langsung mendelik.

"Semanggi dari Hongkong, itu suplir sob!" sanggah Kuroo sambil menatap Yaku sewot.

"Ih, itu semanggi, ya! Bentukan kayak gini tuh daun semanggi!" Yaku menjawab tak kalah sewot.

"Ini tuh suplir, tumbuhan paku. Semanggi bentukannya lebih estetik lagi, ya!"

"Ya bisa aja kan ini semanggi cacat karena tumbuhnya di kebun sekolah kita. Suplir beda lagi bentuknya."

"Ck, keras kepala sekali kau ini. Ini tuh suplir, lihat nih ciri-cirinya ..."

(Name) yang melihat perdebatan Yaku dan Kuroo hanya bisa terkikik kecil. Sebenarnya gadis itu sudah tahu bahwa tumbuhan yang dicabutnya tadi adalah suplir. Tapi, ia iseng bertanya kepada mereka karena selama seminggu menjadi murid baru dan mengamati teman-teman sekelas, Yaku Morisuke lah yang paling sering berdebat dengan Kuroo karena mereka adalah rival dalam meraih ranking satu di kelas. Walau sebenarnya Yaku tidak secerdas Kuroo, tapi ia mampu mengimbangi perdebatan karena didukung sifat keras kepalanya. (Hidup emak Yaku ✊😔)

Ya, keributan dua anak pintar itu menjadi hiburan tersendiri bagi (Name) karena ia belum pernah melihat ada orang yang bisa mengimbangi Kuroo dalam berdebat ketika SD dulu. (Name) melangkah dua meter dari mereka untuk mencabut rumput di area lain karena tempat sebelumnya sudah bersih dari rumput liar dan tinggal tersisa rumput yang sengaja ditanam di situ.

Perdebatan mereka terus berlanjut, menambahkan keramaian kebun yang diisi oleh obrolan teman-teman lain hingga akhirnya terdengar suara jeritan.

"AW!" (Name) menarik tangannya sesaat setelah mencabut rumput. Jari telunjuk, tengah, dan manis kanannya tergores pinggiran daun yang tajam hingga membuatnya berdarah. Beberapa pasang mata menengok ke arahnya termasuk Kuroo dan Yaku.

Kuroo pun reflek mendekat ke arah (Name) lalu berjongkok di sebelahnya. "Hei, kenapa?"

Yaku sendiri ikut menghampiri (Name) dan hanya berdiri di belakang Kuroo.

"Haha, ini tersabet rumput. Gak nyangka kalau rumputnya tajam," jawab (Name) sambil meringis saat luka di jarinya mengeluarkan darah cukup banyak.

"Ah, pantas saja. Ternyata kamu mencabut ilalang. Sini, lebih baik lukanya disiram dulu." Kuroo pun menuntun (Name) untuk berdiri lalu berjalan menuju keran yang ada di dekat sana.

"Yang lain lanjut saja kerjanya. Hanya kecelakaan kecil," seru Yaku sambil menatap ke beberapa teman yang lain lalu duduk di tempat (Name) sebelumnya untuk melanjutkan pekerjaannya di sana.

Kini (Name) sedang membasuh lukanya di keran ditemani oleh Kuroo. Gadis itu sedikit meringis lantaran rasa sakit yang ia rasa. Luka pun selesai dibasuh hingga darah tak bersisa di atas kulit.

"Kuantar ke UKS untuk membalut lukamu. Tangannya jangan ditelentangkan, diangkat ke atas dan tekan lukanya menggunakan ini," tutur Kuroo sambil menyerahkan selembar tisu yang entah dari mana mendapatkannya kepada (Name).

(Name) pun menerimanya dengan sedikit terheran. "Terima kasih. Kamu dapat tisu ini dari mana?"

"Tadi aku minta ke Aoi yang kebetulan lewat dan dia selalu ngantongin segepok tisu di sakunya."

(Name) hanya ber'oh'ria saat mendengar jawaban Kuroo. Mereka pun berjalan ke UKS dengan Kuroo di depan dan (Name) mengekor. Saat melewati lorong kelas tak banyak yang melihat mereka karena pada sibuk membersihkan kelas.

Setibanya di UKS, Kuroo pun menyuruh (Name) duduk di tepian ranjang lalu dengan cepat pemuda itu mengambil obat luka, plester, dan gunting. Selepasnya ditaruh di atas meja nakas sebelah ranjang. Kursi yang ada di depan meja nakas ia tarik ke hadapan (Name) lalu duduk di sana. Tanpa babibu ia meraih tangan (Name) guna meneteskan obat luka di sana dengan hati-hati. Selepas itu mengambil plester dan gunting lalu mengguntingnya seperti ini.


Tiga plester ia tempelkan ke masing-masing jari yang terkena luka tadi, yaitu jari telunjuk, tengah, dan manis.

"Selesai."

(Name) mengangkat tangan kanannya yang memiliki tiga plester di jarinya. Ia kagum dengan Kuroo yang menangani lukanya begitu cepat sampai-sampai ia tak sempat berkomentar di dalam hati. Hal itu pun membuat (Name) terkekeh kecil.

"Kenapa tertawa?" tanya Kuroo sembari mengembalikan obat luka, gunting, dan sisa plester ke dalam rak.

"Tidak apa-apa. Terima kasih, Kuroo. Gak nyangka kamu bisa peduli juga, haha!"

"Manusia, kan, emang harus saling peduli agar bisa terus bertahan hidup."

(Name) hanya tersenyum kecil saat mendengar jawaban Kuroo. Lalu gadis itu sedikit menunduk dengan tatapan menyendu karena teringat masa lalu.

'Tapi kamu dulu sama sekali ga pernah peduli dengan teman-temanmu sampai-sampai kamu pindah sekolah tanpa pamitan seolah-olah teman-teman sekelasmu dulu, termasuk aku, sama sekali ga berkesan buat kamu ...'











A/N:
hmm, katanya mau ga ada konflik tapi kok malah ada hint konflik di akhir ya bund, plin plan banget yang nulis yak 🙃

makna judul part ini
Aksi Reaksi mengacu pada Hukum Newton III , yaitu:
“Apabila sebuah benda mengerjakan gaya (aksi) kepada benda yang lain, maka benda kedua akan mengerjakan gaya (reaksi) pada benda pertama yang besarnya sama dan arahnya berlawanan.”
ya intinya part tiga book ini
EITTSS, GA CUMA ITU MAKNANYA LHOO
ada yang tau ga makna yang lainnya apa? 😏😏
yang tau komen di sini ya, tiga orang pertama yang berhasil jawab saya jadiin cameo di book ini 😀👍

oke, sampai jumpa di part selanjutnya 👋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro