Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

WECHA FABEL

Assalamualaikum, pagi kakak dan teman-teman. Pada kesempatan ini saya akan memberikan contoh dari cerita fabel. Mohon disimak dan apabila ada kesalahan tolong diberi tahu, ya. Terima kasih.

***

Malam yang dingin entah mengapa semakin membeku saat itu, derap langkah kaki yang kuat menggetarkan rumah para kelomang yang kini tengah terlelap. Seorang kelomang yang terbangun dari tidurnya pun mengintip dari balik cangkangnya.

Matanya membulat tatkala melihat para manusia yang mengambil paksa teman-temannya. Segera sang kelomang membangunkan adiknya yang masih terlelap dalam alunan mimpi.

"Uci, bangun!" Sang kelomang memanggil nama adiknya dengan tidak sabar, apalagi ketika jarak para manusia itu semakin dekat dengan keduanya.

"Hmm ... ada apa, Kak Uki?" tanya Uci dengan malas.

"Para manusia datang! Ayo pergi!" Tanpa menunggu persetujuan sang adik, Uki mendorong tubuh adiknya dengan salah satu lengannya.

Keduanya kini berjalan cepat menuju batuan yang berada tidak jauh dari mereka, tetapi sayang para manusia telah lebih dahulu melihat Uci dan Uki. Derap langkah kaki yang mendekat ke arah mereka membuat Uci dan Uki semakin mempercepat langkah. Uci yang baru sadar akan kedatangan para penjahat pun tidak dapat menutupi rasa takutnya.

Mata Uki terbelalak saat tangan besar milik para manusia hendak mengambil tubuh adiknya, dengan segera ia mendorong sang adik ke cela bebatuan. Sedangkan, ia sendiri tengah kebingungan mencari tempat persembunyian. Saat ia telah pasrah, seorang temannya memberi sinyal untuk bergabung.

Wajahnya kembali berseri, dengan cepat ia berjalan menuju Ujek yang tengah menunggunya dari balik batok kelapa. Setibanya di tempat itu, baik Uki dan Ujek berdiam diri, lebih dari setengah tubuh mereka di masukkan ke dalam cangkang.

Sang malam kini telah berganti, tanpa terasa mentari telah menampakkan wujudnya. Wajah Uki yang sejak semalam menampakkan ketegangan, kini berangsur-angsur mulai tenang.

"Terima kasih, Ujek. Tanpamu mungkin aku sudah tertangkap para manusia itu," ucap Uki sembari menundukkan kepalanya sedikit.

"Itulah gunanya teman, Uki. Kita memang harus saling membantu, apalagi kini teman-teman kita telah banyak diambil mereka. Aku tidak mau jika harus kehilanganmu juga," balas Ujek dengan ketulusan hatinya.

Uci yang berada tidak jauh dari keduanya, lalu menghampiri sang kakak. Wajahnya terlihat murung, kelomang cantik itu tidak dapat menutupi kesedihannya saat salah satu temannya ternyata dibawa para manusia.

"Kak, Uu dibawa para manusia semalam. Dia pasti tidak akan kembali lagi, sama seperti yang lainnya." Uci menundukkan kepalanya dalam, menahan air matanya.

"Benarkah? Kalau begitu kita tidak dapat berbuat apa-apa, Uci. Ini sudah takdir," jawab Uki diikuti anggukan kepala Ujek yang setuju dengan ucapannya.

"Sampai kapan kita harus bersembunyi dari mereka, Kak? Sampai kapan mereka menyiksa kita? Aku masih ingat saat pengunjung pantai membawa salah satu dari kita, mereka membuat cangkangnya menjadi aneh dan mengadu teman-teman kita. Itu sangat jahat, Kak!" sungut Uci dengan kemarahannya yang semakin menumpuk.

"Itulah takdir, Uci. Kita tidak dapat berbuat apa pun selain bersembunyi." Uki menjawab pertanyaan adiknya sembari menatap sang cakrawala. Ia tahu betul bahwa ini akan terus terjadi, tetapi walau begitu ia tetap percaya jika kehidupan mereka akan jauh lebih baik nantinya.

Tamat.

Terima kasih.

CreaWiLi Tangan_Kiri RGNyamm MaaLjs Tiuplylyn Quinhiems hermonietha vanilla-shawty Ellme07 lailiyahh6 AudyaAprilia NyaiLepetj


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro