3
Berbicara tentang visual, Unit Born to Be sudah jelas menjadi primadona Mix and Max. Selena mau tidak mau mengakui itu, meski ia masih malas menatap Mikha yang kini dielu-elukan tim K-Pro berkat background sosialnya yang sangat menggiurkan—already famous and talented enough. Baru sepuluh menit di panggung saja, lelaki itu mendapat julukan "bocah magnet" karena sikapnya mampu mencuri perhatian. Not gonna lie, Selena juga menyukai looks dan pembawaan selebtok itu. Aura positive vibes Mikha memang amat terpancar, terlebih ia murah senyum dan bersuara tenang.
"Oke, silakan."
Penampilan mereka pun dimulai. Mikha berada di bawah, tepat di tengah-tengah tiga member lain yang mengerubunginya. Namun, sesaat setelah musik dimulai, salah satu dari mereka ketinggalan tempo dan tampak memperbaiki in-ear monitor yang tersangkut rambut. Gadis itu terdistraksi sebelum akhirnya diseret oleh Mikha ke posisi berikutnya.
Selena menelan ludah lalu menggigit jari. Sepuluh detik ini sungguh bukan impresi yang baik. Kalau jadi mereka, ia pasti sudah ketar-ketir dan langsung blank di tempat. Apalagi gara-gara kesalahan tersebut, Mikha melewatkan dua line miliknya, jadi hanya terdengar suara backing track. Dari segi kekompakan pun terlihat kurang chemistry, mungkin efek baru kenal atau kurangnya latihan, mengingat mereka tidak berasal dari agensi yang sama. Selena hanya bisa geleng-geleng dan menunggu komentar tim K-Pro.
"Kak, si Mikha rada aneh nggak, sih?" tanya Aurora.
"Kayaknya cedera, deh. Pijakannya nggak stabil dan kelihatan pincang." Theo ikut berkomentar.
Semula Selena tidak menyadari itu, tetapi lama-lama diperhatikan ada benarnya juga. Mikha seringkali mengernyit, meski setelahnya langsung mengubah ekspresi dan berlagak tak terjadi apa-apa. Ia juga sempat memegangi pinggang usai dijadikan tumpuan pada tambahan dance break—di luar koreografi asli. Selena refleks menggigit bibir saat lelaki itu berlutut dan mengakhiri penampilannya.
"Menurut lo masuk mana, Kak?" Lagi-lagi Aurora bertanya.
Selena kembali mengangkat bahu. "Biar K-Pro aja yang nilai. Kan mereka yang bisa denger raw voice peserta. Menurut gue, Thalita sama siapa cowok yang blonde? Teddy, ya? Itu lumayan bagus."
"Setuju, mereka yang gendong performance-nya. Si Mikha malah anu banget, nggak maksimal. Kalau jadi fans-nya, gue kecewa berat, sih."
"Justru fans-nya, tuh, garda terdepan dia, Ra. Gue yakin tujuh puluh persen setelah ini tayang, Mikha bakal jadi bulan-bulanan netizen, apalagi kalau vote-nya bagus. Dan mereka, para pemujanya, pasti udah nyiapin berbagai macam pemakluman. Misal, setiap orang bisa melakukan kesalahan, nggak apa-apa jelek kan baru pertama kali, kurang latihan aja jadi harus tetap didukung biar makin semangat, dan lain-lain, lah."
Aurora mengembuskan napas panjang. "Kenapa real banget, sih?"
"Namanya juga favoritism."
MC Iqbal kembali ke tengah panggung setelah sempat ke backstage untuk meminta kursi yang kini diduduki Mikha. Tiga anggota lainnya tetap berdiri dan menyatukan tangan di balik punggung, bersiap mendengarkan komentar tim K-Pro. Mereka sudah bernapas dengan normal dan tampak baik-baik saja, kecuali gadis yang mengacau di bagian verse. Ia bahkan sudah menangis dan berulang kali meminta maaf dengan lirih.
"Sepertinya ekspektasi saya ketinggian. Part individu kalian emang nggak seburuk itu, tapi dari segi tim nah banget," komentar Narasya.
"Suara kalian, terutama Kasih, sering crack dan out of tempo. Mana tadi sempat kosong beberapa detik. Untung Thalita inisiatif mem-back up line berikutnya." Egi menambahkan.
"Terus kamu, Mikha." Triona menjeda kalimatnya. "Lagi nggak fit? Atau cedera?"
Lelaki yang dipanggil namanya itu lekas mengangguk. "Iya, Kak, lagi nggak enak badan. Maaf jadi kurang maksimal."
"Ini bukan kurang lagi, tapi nggak maksimal sama sekali. Sebagai performer, kalian harus jaga badan baik-baik. You're lucky tho, nggak ada yang kenapa-kenapa. Bayangin kalau pas tampil dan kamu selaku base tiba-tiba kolaps, apa nggak jatuh yang ada di atasnya, hah?"
Mikha menunduk dan meminta maaf lagi. Ia meraih punggung tangan Thalita dan mengusapnya perlahan. Sungguh dramatis, batin Selena. Ia tak tahan dengan itu dan lekas memalingkan muka.
"Jadi, sayang sekali, Unit Born to Be masuk kategori unwanted."
Pengumuman itu menjadi highlight yang tak terduga. Selena dapat melihat raut kecewa Mikha, meski yang bersangkutan masih berusaha sembunyi lewat senyuman tipis yang amat palsu. Ia berniat diam saja saat unit lelaki itu kembali duduk di sampingnya.
"Omongan lo manjur juga, ya," ucap Mikha tiba-tiba tanpa melirik.
Sadar sedang diajak bicara, Selena menoleh. "Lo ngomong sama gue?"
Mikha tidak menjawab. Ia beralih mengobrol dengan temannya dan Selena makin bingung. Apa maksud lelaki itu? Ia lantas menggeleng, tak mau ambil pusing.
Seluruh peserta telah dievaluasi, masing-masing kategori berisi tiga unit. Unit Drama, Siren, dan Dash masuk wanted, sedangkan Unit Born to Be, Super, dan Don't Recall masuk unwanted. Mereka kini break lima menit sebelum pengumuman individual rank dan opening center. Ada empat peserta, tidak terbatas unit, yang akan terpilih menjadi representasi Mix and Max untuk pertama kali. Selain keuntungan screentime, mereka juga mendapat tambahan poin max sebesar dua puluh lima persen untuk live vote aplikasi MaM.
Selena jadi tak nafsu makan, padahal ia sudah menyediakan cokelat di bawah kursi. Mood-nya berantakan karena gugup. Aurora terus mengatakan bahwa tidak ada peserta lain yang setara dengannya—dalam hal pujian mentor. Theo dan Damian juga ikut-ikutan berkata, "Plot twist banget kalau bukan lo, Len."
Argh, ia refleks mengacak rambut. Sontak seluruh mata tertuju padanya. Gadis itu lekas tersenyum paksa dan berlagak membenahi make up yang sebenarnya sudah luntur dan tak karuan sejak tadi. Ia malas touch up sebab terlalu fokus dengan penampilan unit lain.
"Udah, tenang aja, Kak. Lo pasti kepilih."
"Stop saying that, yang ada lo ngasih pressure. Mau tenang dari mana?"
"Ups, sorry."
Dua MC dan seluruh tim K-Pro telah kembali ke depan panggung, menghadap peserta. Mereka tidak ada yang duduk. Setelahnya layar utama menunjukkan diagram lingkaran dan nama-nama unit yang mendapat poin paling tinggi. Dari dua belas peserta, Selena berada di posisi pertama—khusus perempuan—dan ketiga secara keseluruhan. Sontak Selena meraih tangan Aurora dan menggenggamnya erat.
"Berdasarkan diskusi dan kesepakatan tim K-Pro, center pertama Mix and Max adalah Mike, Selena, Zaki, dan Angeline. Selamat!"
Selena langsung berdiri dan memeluk anggotanya. Ia lalu berterima kasih dan mengucap syukur tanpa henti. Tiga center lain juga demikian. Mereka semua menikmati pencapaian yang diiringi tepuk tangan keras itu.
"Oke, cut!"
Para peserta langsung diam. Asisten sutradara lantas mengambil alih job MC dan mempersilakan tim K-Pro meninggalkan aula. Ia kemudian maju mendekati podium unit dan berteriak, "Setelah ini kalian bisa ke dorm. Ikuti guide masing-masing, ya. Cewek sama Kak Arum, cowok sama Kak Topan. Paham? Terima kasih."
Satu per satu peserta Mix and Max lekas keluar ruangan. Selena memilih diam dan membiarkan lautan manusia itu mereda dulu. Toh, setelah ini tidak ada syuting lagi—hanya random practice bagi yang mau dan interview singkat yang dilakukan bergantian. Ia berencana menghabiskan tidur sebelum besok digempur dengan lagu baru yang belum diperdengarkan ke siapa pun.
Setelah sepi, Selena berjalan menuju dorm atau tempat penginapan trainee yang disediakan tim. Letaknya ada di belakang main theater, terbagi menjadi dua area yang hanya terpisah lorong—masih satu atap. Sisi kanan bertuliskan B untuk para lelaki, dan sisi kiri bertuliskan G untuk para perempuan. Nomor kamar perempuan dimulai dari kiri bawah, sementara lelaki dimulai dari kiri atas. Sialnya, Selena mendapat nomor dua belas, jadi kamarnya berada di paling ujung—jauh dari tangga dan dekat dengan tetangga.
"Nggak apa-apa, Len. Hitung-hitung olahraga biar kurus," ucapnya menyenangkan diri. Namun, belum sampai tiba dan merebahkan diri di kasur, gadis itu terpaku di depan pintu dan menganga tak percaya.
"Eh, lo. Ketemu lagi. Sebelahan, nih?"
Selena ingin menggeleng dan mengajukan pertukaran kamar, tetapi ia ingat pesan Dewa untuk tak banyak tingkah di depan tim survival show. Ia lantas menepuk jidat dan mengabaikan pertanyaan tak berbobot itu. Please, God, dari sekian banyak lelaki di program Mix and Max ini, kenapa harus Mikha yang tinggal di sebelahnya?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro