"Hai, aku Atta. Teman kuliah Neo. Kami satu jurusan dan satu angkatan," kata Liberty sambil mengulurkan tangannya ke Estela. Refleks Estela menyambut uluran tangan itu.

"Aku Estela. Panggil saja Ela. Teman serumah Neo," sahut Estela usil sambil tersenyum lebar. Liberty tampak terkejut.

Neo buru-buru mengajak Liberty menjauh dari Estela

"Apa maksudnya teman serumahmu?" bisik Liberty, matanya menyipit curiga.

"Dia memang tinggal satu rumah denganku. Di rumah ibuku," jawab Neo juga dengan suara pelan.

"Dia adikmu?"

"Bukan."

"Kakak?"

"Bukan."

Mata Liberty menyipit, lalu kembali membulat.

"Jangan-jangan dia tunanganmu," katanya lagi.

"Nggak usah menebak-nebak."

NOTE :

Mohon maaf ya, karena novel ini sudah terbit, maka Penerbit Bentang Belia mengharuskan aku menghapus sebagian bab di wattpad. Sebagai salah satu usaha supaya nggak dibajak. Berhasil atau tidak usaha ini, tetap harus diusahakan. Jadi, buat yang baru baca dan cuma bisa baca separuh dari isi cerita, jangan marah yaa. Karena aturan dari penerbit memang demikian.

**======================**

Hai, jumpa lagi dengan lanjutan kisah Neo dan Liberty.

Oh iya, untuk part-part selanjutnya, akan update dua kali seminggu ya. Karena ini update hari kamis, berarti part selanjutnya update hari Minggu.

Makasih buat yang udah berkenan baca cerita ini dan ngasih vote serta komen.

Salam,

Arumi