Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Penangkal Ala Bang Sat.

Keheningan memenuhi atmosfer mobil tempat keempat muda-mudi itu berada. Bang Sat terus menyetir dalam diam. Di sebelahnya, Taeyang sesekali mencuri pandang pada Lucy untuk memastikan keadaan gadis bule itu yang ternyata masih merengut sedih. Sama dengan Taeyang, Setan juga sesekali melirik temannya sembari tersenyum canggung.

Ya … bagaimana Lucy tidak sedih? Uang dua ratus ribu yang bisa ia belikan untuk oleh-oleh lainnya, kini habis dipakai untuk ganti rugi daster yang ia dan ibu-ibu ribet itu robek. Setelah perdebatan panjang, mereka sepakat untuk membagi dua uang ganti ruginya. Bukan hanya uang ganti ruginya saja yang dibagi dua, daster incaran mereka juga dibagi dua. Sisi kanannya ada di Lucy dan pasangannya ada di tangan ibu-ibu itu.

“Ugh, kalau kayak begini akhirnya, I should just buy it right away! Akhirnya hilang dua ratus ribu juga ‘kan ….”

Rajukan Lucy langsung menarik perhatian Setan, bagaimana bisa ia tak merasa kasihan jika sahabatnya ditimpa kesialan? Hampir saja Setan kehabisan akal untuk menenangkan Lucy jika saja ia tak teringat dengan kejutan yang ia persiapkan untuk Lucy.

“Lucy, liat deh!” seru Setan berhasil menarik perhatian Lucy. Mata hijau Lucy yang dipenuhi kilatan kaca akibat menahan kesal dan sesal, perlahan-lahan berbinar terang ketika menatap objek dengan bentuk unik di dalam kotak kardus yang dipegang Setan.

Gadis itu menutup mulutnya yang refleks terbuka lebar saking senangnya melihat roti buaya. Ukurannya memang tak sebesar yang ia lihat di Mbah Google. Namun, bukan hal itu yang Lucy pedulikan, tetapi kejutan yang disiapkan Setan untuknya. Padahal gadis itu terus mengatainya setiap membawa topik roti buaya.

“Auw … you’re the best, Tantia!”

*****

Lucy dan Taeyang memutuskan untuk tak segera pulang, mereka sama-sama setuju untuk menunggu Bang Sat dan Setan berbuka puasa. Katanya sekalian untuk makan malam bersama juga. Sembari menunggu azan, mereka saling menunjukkan oleh-oleh apa yang mereka beli.

Tentunya, yang paling semangat tentang hal ini adalah Lucy, gadis bule itu langsung menumpahkan isi belanjaannya dari _tote bag_ ke meja. Bukan main-main isinya, banyak sekali! Bagaikan utang pemerintah!  Karena itulah, duo Setan dan Bang Sat langsung melotot.

Opo iki!”

“Astaga, Lucy!”

There is dodol Betawi, I beli yang rasa ketan hitam and durian. Oh! Gak dapat daster, but I dapat kebaya. Katanya sih, ini kebaya Betawi. Gimana modelnya? Cute banget, kan!”

Setan dan Bang Sat hanya mengangguk-angguk saja menanggapi. Padahal mereka yang pulang kampung, tapi belanjaannya tak seribet Lucy. Mereka hanya membelikan baju-baju Jakarta saja sebagai oleh-oleh.

Taeyang memperhatikan ragam camilan yang tak ia ketahui apa namanya dari tumpukan oleh-oleh Lucy dengan raut wajah bingung. Seakan tahu apa yang Taeyang tanyakan dalam pikirannya, gadis itu membuka Mbah Google dan mulai berceletuk, “Nama camilan ini kue kembang goyang, lalu yang bentuknya seperti pipa adalah semprong, dan yang bentuknya melengkung adalah telor gabus keju. Masing-masing aku beli tiga bungkus!”

Setan hanya bisa memijat keningnya. “Oh, iya, jangan sampai lupa kalau Selasa kita bakal berangkat ke Klaten. Dari sekarang mulai _
packing-nya dan gak boleh ada yang ngaret! Datang sejam sebelum keberangkatan buat rapid test di sana.”

Setan terhenti sebentar, ia mengecek ponselnya, takut salah menyebutkan jadwal. “Kereta yang kita naikin itu … kereta Bengawan. Berangkat jam setengah tujuh pagi dan sampai jam empat sore. Nanti transit dulu, buat naik kereta Joglosemarkerto jam empat sore sampai jam lima lewat sepuluh."

Arasseo , Tantia, tapi kenapa transit dulu Wae?  Bukannya bisa langsung, ya.” Bersamaan dengan pertanyaan Taeyang, Bang Sat langsung menggebrak meja, membuat Lucy dan Taeyang sama-sama kaget. Bang Sat lalu menjentikkan jarinya dan menunjuk adiknya dengan sengitan tajam di mata.

“Benar! Ini gara-gara Setan ceroboh,” tuduh Bang Sat. Setan langsung memutar bola matanya malas karena ia tahu ke mana pembicaraan ini mengarah. “Udah salah pesan tiket, pilihnya di hari Selasa lagi!”

“Kenapa masih bahas soal hari Selasa, sih? Itu cuman mitos, Bang Sat!” seru Tantia. Ia berusaha untuk menekan amarahnya sebisa mungkin, ingat! Masih puasa.

“Memang ada apaan kalau pergi hari Selasa?” bisik Taeyang. Sebenanya ucapan itu ditujukan pada Lucy, tapi pemilik nama Satria langsung menoleh padanya dengan tatapan nyalang.

“Bisa bahaya!” seru Bang Sat.

“Heh, liat ke mana, Bang! Gue masih ngomong di sini,” tegas Setan sembari melayangkan tamparan. Tepat sekali kepala Bang Sat berputar sembilah puluh derajat kembali menatap Setan.

“Memang pamali, tau!” tegas Bang Sat tak mau kalah. “Gara-gara kamu tau, aku sampai beli cincin batu akik sama gelang akar bahar.”

Setan tertegun heran menyaksikan kakaknya memamerkan cincin bermahkotakan batu akik berwarna merah serta gelang akar bahar berwarna hitam. Mana Bang Sat memamerkannya dengan senyum bangga, Setan semakin ingin merukiah kakaknya. “Cincinnya bisa menangkal segala penyakit, sedangkan gelangnya bisa ngejaga aku dari hal-hal buruk gara-gara mudik di hari Selasa. Dengan ini, aku bisa selamat sampai di tujuan.”

Setan melukiskan senyum malas di depan Bang Sat. Benar, ia harus merukiah kakaknya demi menyadarkannya dari jalan sesat. Ah, untung sekali azan magrib berkumandang. Inilah saat yang tepat untuk menjalankan niat baiknya.

Setan segera merebut cincin batu akik dari tangan Bang Sat dan segera memakaikannya di jari tengah. Gadis itu bersiap-siap untuk menerkam kakaknya.

“Eh, eh, mau ngapain?” tanya Bang Sat panik.

“Mendingan uangnya dibeliin masker sama hand sanitizer!” seru Setan. Ia langsung menjambak rambut Bang Sat dan mengebor pangkal dahi kakaknya dengan mata cincin batu akik. Bang Sat terus mengaduh kesakitan lantaran Setan semakin kuat mengebor dahinya dengan batu akik. “Nih! Batu akik tuh seharusnya dipake buat ngebor pala lu, Bang Sat! Biar sadar lu, sama corona. Jurus seribu bor suci!”

*****

Sepanjang perjalanan untuk membeli salep, Setan tak berhenti mendumel sembari menendangi kerikil yang menghalangi jalannya. Katanya gelang sakti, tapi cuman dibor kepalanya langsung merah. Tch, apanya yang ngejaga keselamatan, batin Setan.

Sebenarnya ia tak punya kewajiban untuk mengobati kakaknya itu, biar tahu rasa aja Bang Sat rasanya dibor kepalanya agar sadar dengan corona. Namun, karena kasihan dan malu kalau besok bekas merah di dahi kakaknya itu masih kentara, maka Setan berbaik hati membelikannya salep. Bisa-bisa kakaknya dikira artis India lagi.

Langkah Setan terhenti ketika ponselnya terus berdering, tanda pesan masuk beruntutan. Setan mengecek chat paling atas yang ternyata berasal dari grup SMA-nya. Dibukanya grup chat SMA dan hatinya segera mencelus ketika melihat foto-foto bukber reuni teman SMA-nya. Setan berkacak pinggang, bisa-bisanya ia tak diajak. Ah, meski diajak juga ia tak bisa, kan ia ada di Jakarta. Memang nasib anak rantau.

Daripada emosinya terus terbakar memperhatikan teman-teman SMA bukber reuni tanpa mengajaknya, Setan memilih untuk lanjut membeli salep. Siapa tahu selain bisa dipakai untuk mengobati benjol di jidat Bang Sat, salepnya bisa untuk mengobati sakit hatinya.

*****


Hari Selasa telah tiba! Hari yang sudah ditunggu-tunggu Taeyang, Lucy, Setan, dan pria dengan bekas bor batu akik di dahinya—Bang Sat. Terpaksa Bang Sat memakai topi untuk menutupi bekas kekalahannya pada Setan. Ah, selain itu, Setan menyuruh ia memakai masker. Sebagai pihak yang kalah, mau tak mau Bang Sat menuruti.

Setan tersenyum penuh kemenangan di balik maskernya ketika Bang Sat mau menurutinya. Ia kemudian melirik Lucy dan Taeyang yang sudah mematuhi protokol kesehatan. Bawaan mereka cukup banyak, apalagi Lucy yang membawa oleh-oleh segunung. Untuk Taeyang, dia tak membawa banyak hal, satu-satunya yang membuatnya terlihat ribet adalah kamera GoPro yang selalu ia arahkan ke mana pun.

Setan tahu kalau Taeyang bermaksud untuk nge-vlog , tapi tak Setan sangka akan seribet itu. Yah, Setan seharusnya lebih becermin pada dirinya karena selama berjalan ia selalu dikira sebagai petugas medis stasiun akibat APD yang ia pakai.

Memangnya, apa salahnya memakai APD? Ia pakai baju selengkap ini untuk menghindari paparan virus corona. Mengenai hal itu, Setan berharap Lucy, Taeyang, Bang Sat ataupun dirinya tak ada yang positif saat rapid test nantinya. Kalau salah satu di antara mereka ada yang positif, bisa-bisa rencana mudik mereka gagal.

to be continue ....
best regards, itsmeqia mssana7 DRestiPertiwi xxtnaruwlsy RanEsta13 onederfulonly Ren-san22 wishasaaa yuniizhy_ Kokokruunch

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro