Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. Lucy's Boyfriend.

Teng! Teng! Teng! Teng!

Stasiun selanjutnya Stasiun Kutoarjo.

Suara pemberitahuan dari sang masinis kereta membangunkan kakak beradik yang sedari tadi menjelajah di dunia mimpi. Setan menguap pertama. Ia pun kaget dan terjatuh ke lantai.
Bagaimana tidak? Lucy sudah siap siaga mengambil foto gadis yang baru bangun itu. Dengan muka yang sangat puas, ia pun kembali ke tempat duduk dan mengamati hasil jepretannya.

"Look, Tantia! Your face is so hilarious, haha!"

"Dasar bule jamet! Kurang ajar!"

Pekikan Lucy yang mirip dengan suara Miss K dan teriakan Banshee Setan membangungkan pria di seberangnya. Lelaki itu menyipitkan mata dan menguceknya dengan cepat.

"Ini kita udah di ma—"

Kita sudah sampai di Stasiun Kutoarjo. Harap perhatikan barang bawaan anda dan hati-hati ketika ke keluar kereta.

"Astagfirullah! Kita mau transit ini cepet-cepet keluar!"

"Lah, iya, ya," balas Setan yang masih duduk di tempatnya.

"Sampun diem mawon! Gerak enggal!"

Keempat orang itu pun bergegas menurunkan barang mereka dan berlari mencari pintu ke luar kereta. Namun, di saat situasi panik seperti ini Taeyang sempat-sempatnya menyalakan video dan berinteraksi dengan GoPro kesayangannya. Bahkan ia sempat melambaikan tangan kepada penumpang kereta dan para petugas.

"Annyeong yorobun. Jangan lupa nanti cek YouTube Oppa—"

Belum selesai Taeyang berbicara, Bang Sat menarik pria Korea itu ke luar dari kereta. Jika ia tidak melakukannya mungkin saja nanti tubuh sahabatnya terhimpit oleh pintu kereta dan menjadi pempek lenjer.

"Ya elah, Sat. Belum selesai tadi!"

"Kowe mau kegencet, hah? Pening tenan aku bawa kalian semua bukannya siap-siap turun malah nge-vlog, ketawa-ketiwi, teriak-teriak. Apalagi nanti, Gustiii." Satria menggelengkan kepalanya. Banyak sekali cobaan yang ia harus hadapi dalam perjalanan mudik kali ini.

"Hehe, mian, Sat. Maklum, pertama kali aku."

Sementara itu Lucy sibuk menatap ponselnya. Ia memiringkan dan menggarukan kepalanya
yang tidak gatal.

"Tantia ...."

"Hm?"

"What is jamet?"

"Elo, jamet." Setan yang masih kesal akhirnya menjauh dari Lucy dan mulai duduk di tempat yang disediakan. Dengan wajah ketus ia pun merogoh tas, mengambil makanan ringan dan membukanya.

Suara kemasan yang dibuka dan aroma bubuk makanan yang menyerbak membuat orang yang berlalu lalang melihat ke arah Setan. Masih dibalut emosi perempuan itu memakan makanannya dengan muka tak bersalah.

Seorang petugas dengan seragam lengkap pun menghampiri Setan yang sedang asyik makan. "Permisi Mbak, maaf menganggu kenyamanannya, tapi kalau Mbak mau makan kita udah siapin tempat di ujung sebelah sana."

Setan pun terdiam sejenak dan dirinya pun mengingat bahwa ini masih siang dan belum waktunya berbuka puasa.

"Ya Allah, M-mba. Makasih udah ngingetin i-ini saya lupa ...."

Di dekat peron, Bang Sat, Taeyang dan Lucy tertawa terbahak-bahak layaknya trio setan yang senang melihat manusia melakukan perbuatan tercela. 

*****

Panas matahari menusuk bagian epidermis kulit. Radiasinya menimbulkan kelenjar keringat bekerja ekstra untuk mengeluarkan bulir-bulir ekskresi. Angin sepoi-sepoi pun hanya singgah sebentar sedari tadi.

Pemuda tinggi berkulit sawo matang dan teman asal Korea-nya sedang asyik menonton dan mendengarkan lagu girlband favorit mereka di Youtube. Sudah setengah jam keduanya melakukan streaming party dan melakukan fanchant yang heboh.

Jauh di belakang dekat dengan tempat stop kontak, dua sejoli disibukkan dengan kelas online mendadak. Buku tulis tercecer di lantai dan kabel laptop menggulung tidak karuan. Jam segini adalah jam yang tepat untuk tidur siang dan rebahan di kasur. Namun, tidak untuk Tantia dan Lucy yang mau tidak mau mengambil kelas tambahan untuk menambah nilai mereka.

Tangan Lucy bergerak cepat seperti mesin ketik. Ia sangat pandai bermultitasking mendengarkan dosennya berbicara sekaligus mengetik ulang materi yang sedang disampaikan. Berbeda dengan Setan yang kembali tidur dengan posisi duduk dan earphone di telinga. Ketika mendengar kata terima kasih, ia segera bangun, menyalakan mik dan mengucapkan mantra tersohor ketika kuliah online.

"Terima kasih, Pak." Gadis itu pun mematikan laptopnya dan menguap seperti vacuum cleaner yang baru saja dinyalakan.

"Akhirnya beres juga. Cy, lu belum beres?"

Lucy menggeleng. Jarinya masih menari-nari di atas keyboard. Setan pun mendekat dan melihat layar laptop temannya itu. Alangkah terkejut ketika dirinya melihat seorang pria yang tengah berbicara. Rambut blondnya yang panjang, alisnya yang tebal, dan perpaduan jaket denim yang dipakainya membuat dunia Setan terguncang hebat.

"CY, DEMI ALLAH ITU SIAPA?"

"What?"

"Itu, noh! Yang lagi ngomong!"

"Oh, sheesh. He is Harry. Quite the catch arent he? Dia teman satu jurusanku."

"Kok, temen-temen lo good looking semua, dah? Kemarin si Peter anak Australia, sekarang si Harry, dia dari mana?"

"Oh, he's sharing nation with Taeyang! Dari Gangnam tepatnya! He is really active at Uni I must say. He is one of the faculty representatives too. Keren, kan?"

"Gila, ya. Anak seni cetar-cetar semua emang. Kok, lo, malah pengin ngelokal, sih?"

Lucy tertawa. "My pops kan kerja di Jakarta. I will follow everywhere he go. Lagipula i like Indonesia tradition very much. Temen-temen aku dulu tidak semenyenangkan kamu Tantia. Di sini orang-orangnya ramah and also makanannya mantuul!" Terdengar sekali aksen Amerika Lucy yang begitu kental. Namun, pandangan Tantia tidak berkutik dari monitor. Iya, pun mengambil mouse Lucy dan menyematkan nama Harry.

"Tantia, dia itu udah punya pacar, lho."

"Gak papa, gua masih bisa tahajud. Doain dia dia sepertiga malam."

"But, dia pernah bilang dia mau visit Indonesia. Nyobain ke Bunaken sama eat taichan!"

Mata Setan berbinar. "Seriusan, Cy?"

"Yes! Tapi, his girlfriend nggak ngebolehin."

"Alah, baru pacar! Bukan jodoh! Gas, ajalah!"

"But, is he really into you, nggak, ya, nanti? Dia kurang suka cewe yang gampang emosian, sih."

Terdengar suara beling pecah di dalam tubuh Setan. Agaknya hatinya retak setelah mendengar kata-kata tersebut. Perempuan itu memang mempunyai mimpi jodohnya dari luar negeri.

"He also nggak suka cewe yang kalau tidur itu making a pool."

Setan berpikir sejenak. "Maksud lo ileran?"

"Yes!"

"Ya Allah, nggak kebayang pacarnya Harry gimana ...."

"Honestly?" Lucy diam sejenak melepaskan earphone dan mengucapkan terima kasih kepada sang dosen. Ia pun langsung memasukan laptopnya ke dalam tas.

"He's my boyfriend."

Mulut Setan terbuka lebar kala Lucy tiba-tiba menjatuhkan bom secara tiba-tiba. Ini bukan bom biasa, melainkan bom ultimatum untuk jangan coba-coba merebut pacarnya. Setan sama sekali tak menyangka hidupnya akan se-plot twist ini.

"Eh? Haha, gak mungkin, ah! Kan your boyfriend is Google," harap Setan.

Namun, ketika gadis bule itu menggelengkan kepala, Setan mulai meragukan harapannya. Apalagi saat Lucy kini menunjukkan foto kebersamaan keduanya yang sangat romantis, Setan semakin tertohok oleh kenyataan. Ingin rasanya ia menangis, sedih karena incaran calon jodohnya ternyata sudah memiliki pasangan, dan malu karena jelas-jelas ia menunjukkan niat pelakornya.

"Jadi karena itu lo ngotot beli roti buaya ... maafin gue, Cy." Setan berusaha terlihat sedramatis mungkin demi maafnya diterima Lucy. Namun, rupanya tak semudah itu meminta maaf pada gadis banyak mau seperti Lucy. Gadis bule itu tersenyum misterius sembari menepuk punggung Setan.

"Udah, Tan, I know my boyfriend is so perfect that you become halu," ucap Lucy. Ketika Lucy melihat Setan terus manut-manut karena merasa bersalah, Lucy kembali berbicara. Kali ini menyampaikan niat terselubungnya. "But, i'm still hurt ketika mendengar kamu coba ngambil Harry."

Setan menyatukan kedua tangannya, membuat gestur memohon. "Lucy mau apa? Manisan Jawa? Tahu aci? Setan beliin, deh!"

Lucy mengangguk-angguk sebentar, terlihat berpikir keras mengenai barang apa yang sekiranya ia mau. Ah, ia tahu!

"Petasan! If i'm not wrong, aku pernah lihat orang tauran pakai petasan. Aku pengen coba main petasan ala Indonesia, Tan!"

Setan melongo. Absurd sekali alasan dan permintaan Lucy! Oh, apa jangan-jangan petasan itu mau dilempar ke dirinya karena sudah berusa mempelakori hubungan Lucy dan Harry? Kalau iya, bisa gawat hidupnya. Namun, kalau menolak juga tak bisa, ia sudah berhutang janji.

"Haha, o-oke ... petasan yang kayak hujan itu, kan? Petasan sparkle," tanya Setan. Ia berharap Lucy memilih petasan biasa saja lantaran takut kalau ternyata petasan itu dipakai untuk menyerang dirinya. Setan juga berharap, keterbatasan pengetahuan Lucy tentang petasan di Indonesia, membua gadis itu mengatakan terserah pilih petasan apa aja.

Sayangnya, Setan salah perhitungan. Ia hampir melupakan pacar Lucy satu lagi, Google!

"Bukan, bukan. Petasan ini bisa ngeluarin asap yang banyak banget. Wait apa ya, namanya ... ah, petasan jin!" seru Lucy lantang. "But, petasan yang tadi kamu sebutin boleh juga, tuh. Dua ya, Tan!"

Setan memutar bola matanya, ada-ada saja kemauan sahabatnya ini.

to be continue ....
best regards, itsmeqia mssana7 DRestiPertiwi xxtnaruwlsy RanEsta13 onederfulonly Ren-san22 wishasaaa yuniizhy_ Kokokruunch

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro