Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AOL | 4

"Naya, Ayu, Dia, sini! Om bawa kelapa muda untuk buka puasa, nih!"

Mendengar hal itu, Ayu langsung berlari menuju Bayu yang baru saja pulang. Ayu langsung berlari meninggalkan dua saudaranya itu, rindu dengan sang ayah? Bukannya rindu. Hanya saja kata 'kelapa muda' membuatnya langsung bergegas menghampiri sang ayah.

"Ayah! Ayu mau dong kelapa mudanya, haus nih!" Erza yang sedang membantu Bayu membawa barang-barang berdecak kesal. Bayu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba memaklumi tingkah putrinya tersebut.

"Ngadi-ngadi kamu, Yu. Buka puasanya masih dua jam lagi, tau!" ujar Erza seraya menyusun kardus-kardus yang berisi snack untuk lebaran nanti. Bayu hanya terkekeh pelan melihat interaksi kedua buah hatinya itu.

"Ayu, minum kelapanya nanti, ya? Bentar lagi buka puasa kok! Mending kamu bantu Ayah untuk taruh kelapa ini di samping toples-toples kue itu, gimana?" Wajah Ayu yang tadinya terlihat sangat bersemangat karena kelapa muda, menjadi murung. Dirinya sudah membayangkan untuk meminum es kelapa muda di cuaca yang panas, tetapi harus menunggu dua jam lagi. Benar-benar mengesalkan.

Bayu melihat ekspresi putrinya itu. Terlintas perasaan tak tega saat melihat wajah murung putrinya. Agak kurang nyaman saat melihat putrinya murung seperti itu.

Cring! Bayu menemukan ide agar putrinya tak murung lagi.

"Gimana sekarang kamu bantu taruh kelapa ini, lalu nanti pas buka puasa kamu bisa minum es paling banyak? Gimana, Yu?" Wajah Ayu yang tadi murung kini kembali semringah. Seolah-olah baru saja menemukan harta karun yang telah lama hilang. Ia langsung berfantasi akan es kelapa muda yang dingin dicampur dengan sirup jeruk yang sedikit asam.

"Hayo, jangan dibayangin mulu, nanti ngiler loh! Mendingan kamu bawa gih kelapanya, atau gak hadiah jatah minum terbanyakmu hangus, loh!" Bagaikan tersambar petir. Ayu langsung membawa kelapa muda itu dengan secepat kilat menuju tempat di mana para kue-kue bersemayam.

Bayu hanya terkekeh melihat tingkah konyol putrinya itu. Melupakan Erza masih disibukkan dengan barang-barang yang harus disusunnya sendirian tanpa bantuan dirinya.

"Ayah! Bantuin aku, dong! Berat nih!" Bayu langsung menghampiri putranya yang terlihat kesusahan mengangkat barang. Diiringi dengan ocehan Erza yang merasa sang adik lebih disayang dibandingkan dirinya.

🍪🍪🍪

"Kelapa muda yang enak, segar, dan manis. Kamu di sini dulu ya! Aku paling suka sama kamu, jangan ke mana-mana ya!" Setelah meletakkan kelapa itu, Ayu langsung berlari menuju sepupu-sepupunya dan seketika melupakan perkara kelapa muda.

Mendengar kalimat "Aku paling suka sama kamu," Membuat Nastar geram dan merasa tersaingi. Bukankah dia yang paling enak? Oh ayolah, siapa yang bisa membenci rasa nastar yang legit dengan aroma yang semerbak ketika baru keluar dari panggangan? Tak ada bukan? Jika ada, orang itu sangat tidak berperikenastaranㅡmenurut Nastar.

Nastar menggoyang-goyangkan tubuhnya sekuat tenaga. Tak lupa dengan tusuk gigi yang dianggap tongkat raja, ia keluar dari toples bersama si penasihat nastar. Nastar langsung melontarkan pandangan tak suka pada si Kelapa Muda, padahal kelapa muda tak ada salah sedikit pun pada Nastar.

Kelapa Muda yang heran akan tatapan Nastar akhirnya menanggapinya dengan tersenyum. Hal itu membuat Nastar makin jengkel. Kelapa Muda memang tak ada salah, hanya saja Nastar 'sedikit' iri karena pujian Ayu pada Kelapa. Dasar, Nastar cemburuan.

"Wahai penasihatku, menurutmu, aku atau Kelapa kampungan ini yang lebih enak?" Si penasihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Sok paham dengan pertanyaan Nastar. Kelapa Muda sedari tadi hanya memandangi mereka dengan bingung.

"Tentu saja kaum kita lebih nikmat, Tuanku. Dengan selai nanas dan taburan keju, siapa yang mengatakan kita tidak enak? Hanya orang gila yang akan mengatakan hal itu!" ujar si penasihat dengan sombongnya. Kue-kue lain yang berada di dalam toples diam-diam merasa geram karena tingkah laku dua kue nastar tersebut.

"Sudah pasti begitu! Memang hanya orang gila yang tak menyukai cita rasaku! Dan juga, seharusnya mereka tak pernah makan kue-kue lain selain diriku ini!" Kue-kue yang berada di dalam toples mulai bergunjing tentang Nastar. Bisik-bisik kebencian akan Nastar mulai tersebar di tiap toples bangsa kue.

"Memang sudah seharusnya begitu, Tuanku," ujar sang penasihat. Ucapan itu membuat Nastar menjadi semakin sombong. Dia berjalan menuju si Kelapa Muda tak lupa dengan tusuk gigi di sisinya.

"Jika kue-kue lain saja derajatnya lebih rendah daripada aku, apalagi Kelapa Muda murahan ini! Warnanya hijau! Sangat buruk dibandingkan warna kuning keemasanku yang menggoda!" Nastar mulai menusuk-nusukkan tusuk gigiㅡtongkat kerajaanㅡke sisi tubuh Kelapa Muda. Membuat beberapa bekas kecil yang membuat Kelapa kesakitan.

"Hei! Jangan begitu, dong! Aku salah apa sih sama kamu?" Kelapa mulai menjerit-jerit kesakitan. Sekaligus khawatir jika kondisinya jelek tak ada yang mau meminumnya lagi dan berakhir dibuang ke tong sampah.

"Biarin! Ini supaya orang rumah sadar kalau cuma aku yang bisa mereka suka! Bukan kelapa kampungan kayak kamu!" Nastar terus melukai Kelapa Muda dengan tusuk giginya itu. Kali ini sudah kelewatan. Kue-kue yang sedari tadi hanya berdiam diri di dalam toples mulai geram. Bukankah semua makanan mempunyai daya tarik masing-masing? Lagi pula, Kelapa Muda 'kan minuman, bukan makanan. Lantas, mengapa Nastar harus bersikap sebegitunya?

Satu per satu kue mulai keluar dari toples-toples mereka. Bahkan, kali ini rengginang juga ikut serta. Nastar yang melihat kue-kue lainnya langsung sumringah. Ia berpikir jika semua kue itu akan membantunya untuk menyerang si Kelapa Muda. Makin bersemangatlah dia untuk melukai Kelapa Muda.

"Nastar! Jangan dong! Nanti aku gak jadi diminum dan dibuang, jangan jahat begini!" jerit Kelapa Muda histeris. Bukannya menghentikan serangannya. Nastar malah makin menjadi. Dia tertawa dengan kencang. 

"HAHAHA! Makanya, jangan belagu kamu cuma kelapa murahan doang!" Kue-kue disana semakin geram. Akhirnya mereka berjalan mendekati Nastar. Nastar dengan semangat menyapa kue-kue itu.

"Wahai rakyat-rakyatku, si kue jelata, ayo bantu rajamu ini untuk menghabisi kelapa najis nan murahan ini!"

Mendengar kata-kata si Nastar, kue-kue itu semakin geram. Akhirnya Rengginang angkat suara, "Sudahi kelakuanmu, Nastar! Jangan sakiti Kelapa Muda itu! Dia akan diminum nanti untuk berbuka puasa!"

Semprit di samping Rengginang mengangguk, setuju dengan argumen kawannya. "Iya, benar, lagian kita semua enak atau tidaknya itu tergantung selera sang konsumen! Kamu jangan egois dan sombong begini!"

Kue-kue yang berdiri di belakang Semprit dan Rengginang mengangguk. Putri Salju akhirnya juga angkat suara. "Bener banget! Gak bisa, dong, kalau kamu paksain semua orang untuk suka sama kamu!"

Nastar menjadi geram. "Dasar kue-kue udik! Tak tahu malu! Berani kalian melawan raja? Hei, Rengginang! Numpang di kaleng Khong Guan aja sok-sokan kamu! Gak usah banyak gaya!" ujar Nastar sembari menunjuk-nunjuk Rengginang.

"Heh Semprit! Kamu gosong tau! Gak usah sok bijak, kamu juga Putri Salju! Udah makeup ketebelan, gak usah banyak gaya! Dikit tau orang yang suka sama kamu! Gak kayak aku! Banyak yang suka sama aku!" Nastar berjalan ke arah kue-kue di belakang Semprit, Rengginang, dan Putri Salju.

"Wahai rakyat kue jelata sekalian! Biar kutegaskan sekali lagi! Aku adalah kue paling terhormat! Kalian semua adalah kue-kue hina! Camkan itu!"

Setelah mengatakan hal itu, Nastar langsung berlalu menuju toples meninggalkan teman-temannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro