Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AOL | 3

Setelah berjam-jam dalam perjalanan, akhirnya mobil keluarga Bayu tiba di rumah nenek. Tak lama kemudian, dua mobil lainnya juga berhenti tepat di belakang kendaraan itu. Ayu melongokkan kepala ke luar jendela. Seketika matanya berbinar cerah saat mengetahui mobil siapa yang ada di belakang.

"Naya! Dia!"

Teriakan Ayu yang begitu menggelegar berhasil membuat Nastar terbangun dari tidurnya. "Anak itu sangat mengganggu!" gerutu Nastar dengan kesal.

"Ada apa, Yang Mulia?" Lantas, Nastar menoleh ke arah penasihat.

"Anak itu sangat pengganggu. Dia pikir, suaranya sangat bagus, begitu?" Nastar masih terlihat kesal.

"Sudahlah. Raja, tidak perlu kesal seperti itu. Lihat, sepertinya kita sudah sampai di tempat tujuan," ujar si penasihat dengan mata yang melihat ke arah pintu bagasi mobil yang sudah dibuka oleh Bayu.

Nastar mengikuti arah pandang penasihat, dan mimik wajahnya seketika berubah bahagia. Benar, mereka ternyata sudah sampai di tempat tujuan dan itu berarti sebentar lagi dia akan bertemu dengan para kue jelata.

"Kau benar, kita sudah sampai, dan sebentar lagi kita bertemu dengan para kue yang akan tunduk dengan kita." Nastar tertawa kencang, sementara penasihat hanya mengangkat sudut bibirnya saja.

"Yu! Ini loh, kuemu ambil sini!" perintah Nurand meneriaki Ayu yang akan berlari menghampiri kedua sepupu yang tadi dipanggilnya.

"Sudah, Raja. Jangan tertawa lagi, anak itu akan kemari untuk mengambil kita," nasihat si penasihat kepada Nastar yang masih terus tertawa.

Lantas, Nastar menghentikan tawanya dan kembali diam saat toplesnya sudah diambil oleh Ayu.

"Naya, Dia. Kalian bawa apa? Lihat, dong aku bawa kue nastar yang paling enak." Ayu berjalan menghampiri kedua sepupunya yang juga masing-masing dari mereka membawa setoples kue.

Memang aku yang paling enak, tidak ada yang bisa menandingi keenakanku, batin Nastar sangat berbangga diri.

"Aku bawa kue semprit," jawab Naya seraya menunjukkan kuenya pada Ayu dan Dia.

"Kalau aku bawa kue salju," ujar Dia, lalu membuka tutup toples miliknya.

"Tapi, kue semprit punya Naya, kok kayak hangus?" tanya Ayu sembari memperhatikan kue Naya.

Nastar yang mendengar pertanyaan Ayu barusan, segera membuka mata, dan melirik Semprit dengan mimik wajah mengejek. _Dasar kue jelek, dekil lagi!_

"Iya memang agak hangus, tapi nggak pahit, kok. Masih enak," jawab Naya.

"Ayu, Naya, Dia. Ayo masuk!" teriak Mama Naya dari depan pintu utama.

"Iya!" jawab ketiganya, lalu mulai berjalan masuk ke rumah nenek.

"Eits, kuenya taruh di atas lemari sana dengan kue-kue lainnya." Mama Naya menahan ketiga anak itu, saat mereka akan melewatinya begitu saja.

Ketiganya mengangguk patuh, lalu mulai meletakkan toplesnya di atas lemari kaca. "Wah, kuenya banyak banget," seru Ayu setelah meletakkan nastar kesayangannya di tengah-tengah toples kue lainnya dan hal serupa juga dilakukan oleh Naya dan Dia.

"Naya, Dia, Ayu. Ayo mandi! Sebentar lagi buka puasa!" Teriakan dari Nurand berhasil membuat ketiganya saling melirik kemudian bersorak ria. Karena sebentar lagi mereka akan buka puasa ramai-ramai dengan keluarga besar.

"Siap!" Ketiganya berucap dengan nyaring, lalu pergi ke belakang untuk mandi dan meninggalkan semua kue yang ada di dalam toples.

🍪🍪🍪

Tepat saat azan berkumandang, keluarga besar Nenek Ayu langsung menyantap makanan yang sudah disediakan oleh para wanita. Mereka berbuka dengan khidmat yang juga diselingi dengan obrolan-obrolan ringan, juga candaan yang terlontar dari lisan Kakek Ayu.

Sementata itu, di dalam toples, Nastar kembali membuka matanya, lalu melirik ke kiri dan ke kanan. Saat merasa aman, dia kemudian membuka toples lalu keluar dan berdiri di pinggir toples dengan angkuh.

Kedua matanya menyorot seluruh toples kue dengan tajam. "Penasihat!" panggilnya dengan nada yang sangat tegas. Seolah dirinya sudah menjadi raja sungguhan di dunia kue.

"Ada apa, Raja?" tanya penasIhat setelah berdiri di samping Nastar.

"Ayo, kita harus berkeliling dan melihat bagaimana saja rupa kue jelata yang akan menjadi rakyat kita," ucap Nastar begitu angkuh.

"Baik, Raja. Ayo!" Si penasihat mempersilakan Nastar untuk berjalan lebih dulu, kemudian dia menyusul dan berjalan di belakangnya.

Nastar berjalan dengan begitu angkuhnya sembari memegang tongkat, dia berjalan ke tengah-tengah lalu berhenti. Kedua tangannya dia rentangkan, lalu mulai meneriaki semua bangsa kue.

"Hei, para bangsa kue. Keluarlah! Kita semua perlu berkenalan agar bisa menjadi teman!" teriak Nastar dengan nada suara yang dibuat seperti seorang pemimpin upacara.

Tak lama setelah Nastar berucap demikian, semua tutup toples bergerak memutar dan detik berikutnya terbuka sempurna. Semua kue-kue yang ada di dalam toples berbondong-bondong keluar dan membuat barisan rapi tetap dengan jenis mereka.

Kedua sudut bibir Nastar mengembang sempurna, dalam hati dia tertawa puas saat melihat semua calon rakyatnya berdiri rapi tepat di hadapannya. Namun, dia harus bisa menahan diri, agar semua kue-kue itu menyukainya dan akan setuju jika dialah yang akan menjadi Raja dari segala kue di dunia ini.

"Halo, semua." Nastar melambaikan tongkatnya pada semua bangsa kue di hadapannya dan jangan lupakan senyum yang dibuat setulus mungkin dia lemparkan pada semua kue. "Perkenalkan aku Nastar, kue terenak sepanjang masa, dan kue termahal yang ada di sini."

Walau bagaimanapun Nastar ingin bersikap baik. Tetap saja, kesombongan yang ada di dalam dirinya tidak bisa dia hilangkan.

Perkataan Nastar barusan membuat semua bangsa kue saling melirik satu sama lain, dalam sekejap mereka sudah mengklaim jika Nastar yang tengah berdiri di hadapan mereka ini adalah sosok kue yang sombong. Namun, mereka tetap membalas sapaan Nastar dan menyimpan sendiri kekesalan mereka dengan kesombongan Nastar.

"Halo, Nastar!" seru semua bangsa kue dengan serempak.

Lagi-lagi senyum Nastar kian mengembang sempurna, tetapi dalam hati dia tertawa jahat saat membayangkan jika semua bangsa kue di hadapannya ini meneriaki namanya dengan kalimat 'hidup Raja Nastar'. Sudah dipastikan si Nastar ini akan menjadi besar kepala.

"Sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri," ucap Nastar dan diangguki oleh semuruh bangsa kue.

"Halo semua. Perkenalkan, kami dari bangsa Astor."

"Halo semua. Perkenalkan, kami dari bangsa Kue Salju."

"Halo, perkenalkan kami dari bangsa Semprit."

"Hai, kami dari bangsa Monde."

"Hai, semua. Perkenalkan kami dari bangsa Rengginang."

"Halo, perkenalkan kami dari bangsa Khongguan."

"Hai, semua. Kami dari bangsa Kastangel."

"Dan kami dari bangsa Kacang Disco."

"Oke, karena kita sudah saling mengenal. Maka sekarang kita harus cepat-cepat masuk ke toples. Sebelum manusia-manusia itu melihat kita."

Semua kue mangangguk setuju, lalu mulai berjalan masuk ke toples masing-masing. Nastar, lantas menoleh ke arah penasehat dengan senyum puasnya. "Kau lihat, sepertinya aku memang sangat cocok jadi Raja dari segala bangsa kue di dunia ini."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro