AOL | 18
Nastar tertawa angkuh. "Di dunia ini tidak ada yang gratis, bukan? Sama dengan bangsa kastengel yang harus membayar upeti kepada semut-semut itu."
Semprit dan Rengginang mulai geram, mereka maju untuk melawan Nastar, tapi mereka kalah cepat dengan gerakan Nastar. Tongkatnya berhasil menusuk rengginang hingga tembus ke belakang.
"Rengginang!" pekik Semprit melihat Rengginang yang sudah terbelah beberapa bagian.
Kue bulat itu tertawa puas. "Itulah akibatnya jika kalian melawanku," ucap Nastar tanpa dosa.
"Dasar kue tak punya hati! sadarlah, Nastar!" ucap Semprit marah.
"Oh, nantang, ya. Pasukan! Tangkap Semprit sekarang juga!" perintah Nastar pada pasukannya.
Semprit kaget dan tiba-tiba pasukan nastar mengepungnya, ia sudah tidak bisa melarikan diri.
"Lepaskan aku!" Semprit memberontak, tapi pegangan dari pasukan Nastar semakin kuat.
"Ikat dia!" perintah Nastar.
Dengan cepat pasukan Nastar mengikat Semprit menggunakan tali dari bekas memusnahkan Kue Salju kemarin.
Semprit semakin tak berkutik, semakin dia memberontak semakin kuat pula ikatan pada tubuhnya, hingga membuat sebagian choco chips-nya jatuh ke lantai.
Nastar berjalan angkuh dengan smirk-nya dengan tongkat bekas menusuk Rengginang.
"Gimana, masih bisa melawan?" tanya Nastar angkuh.
"Sadarlah wahai Nastar, tidak semua orang akan menyukaimu." ujar Semprit sinis.
"Hooo, masih berani ternyata," balas Nastar.
"Pasukan Semut! Datanglah!"
Mendengar panggilan dari Nastar, semut-semut berbondong keluar dari sarangnya. Mereka keluar dari beberapa penjuru, ada yang keluar dari lubang kecil yang ada di dinding, di bawah lemari atau ada yang bersembunyi di bawah meja, semut yang asik memakan kastangel pun ikut berbaris dengan semut yang lain.
"Apa yang bisa kami lakukan, Raja," ucap Komandan Semut.
Nastar melirik ke arah Rengginang yang masih terengap-engap nyawanya.
"Itu upeti untuk kalian," tunjuk Nastar kepada Rengginang yang tak berdaya.
Kedua antena para semut langsung berdiri saat mendengar mereka mendapatkan upeti lagi.
"Wah, terimakasih banyak, Raja, Anda memang terbaik," ucap Komandan Semut.
Lagi-lagi Nastar tertawa. "Senang bekerja sama denganmu, Komandan Semut," jawab Nastar angkuh.
Tanpa aba-aba, semua semut menggerubungi Rengginang dan menyantapnya. Dengan nyawa yang di ujung tanduk, Rengginang memandang ke arah Semprit.
"Selamat tinggal kawan," ucap Rengginang dan habis tak bersisa saat semut mulai mengerubunginya.
"Rengginang!" pekik Semprit menatap ngeri pada semut yang buas memakan Rengginang.
"Gimana? Masih berani untuk melawanku?" tanya Nastar berjalan angkuh ke arah Semprit.
Semprit hanya diam, tapi matanya memerah menatap marah kepada Nastar.
"Kenapa diam? Ayo bicara! Mana keberanianmu itu, wahai Makhluk Gosong."
Semprit menatap sinis ke arah Nastar, ia sungguh benci sekali dengan kue ini. Karenanya, teman-temannya banyak yang mati dengan tidak pantas.
"Ayo lawan! Keluarkan petuah sok bijakmu itu," ucap Nastar memegang dagu Semprit.
Semprit hanya menutup mulutnya, ia tak menyerah ia sedang memikirkan cara bagaimana ia bisa melarikan diri dari Nastar dan akan membalas perbuatannya suatu hari nanti. Karena, jika ia melawan sekarang, ia akan mati konyol, Semprit kalah jumlah.
Nastar merasa ia sudah menang, saat pasukan semut sudah memakan Rengginang tanpa sisa.
"Kerja bagus, aku ada tambahan hadiah untuh kalian."
"Wah, apa itu, Raja?" tanya Komandan Semut, sepertinya hari ini mereka akan makan besar.
Nastar melirik ke arah Semprit, ia tersenyum sinis.
"Habisi dia. Jangan ada remahan sedikitpun di lantai, buat ia tak habis tanpa sisa." Setelah mengatakan itu, Nastar melenggang menuju istananya, ia sudah menang.
Namun, detik-detik terakhir Nastar menuju istana, ia dikejutkan dengan kehadiran kue lain membuat semut yang ingin memakan semprit berhenti seketika.
"Serang!" teriak Roti Buaya tanpa basa-basi kepada Pasukan AMER. Mereka bersembunyi di balik tembok, dengan cepat mereka melawan pasukan nastar dan menyelamatkan Semprit.
Nastar langsung membalikkan badan dan dengan cepat ia memerintahkan pasukan semut untuk membantunya, perang pun pecah.
🍪🍪🍪
Paginya suasana rumah menjadi rusuh.
"Erza, Ayu!" pekik Nurand saat ia ke dapur.
Erza dan Ayu yang masih terlelap tidur langung terbangun saat mendengar pekikkan Nurand.
"Ada apa, Bu?" tanya Erza dengan muka bantalnya. Ia ngantuk sekali karena habis subuh dia baru tidur.
"Ini kenapa kuenya berserakan gini! Lihat banyak semut, 'kan!" tunjuk Nurand ke arah serpihan-serpihan kue AMER.
Pertarungan tadi subuh benar-benar pecah, tapi pasukan AMER kalah telak karena mereka harus melawan semut yang menjadi musuh utama bagi semua kue.
Erza menatap bingung pada serpihan-serpihan kue berserakan di lantai yang dikerubungi oleh semut.
"Bukan ulah Erza, Bu. Serius bukan Erza yang melakukan ini," ujar Erza.
"Kalau bukan kamu, siapa?" tanya Nurand yang masih menahan marah. Awas aja kalau sampai ketahuan pelakunya ia akan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. Berani sekali membuang kue seperti ini.
"Ayu kali, Bu," ujar Erza.
Dengan langkah cepat, Nurand berjalan menuju kamar Ayu.
"Ayu!" pekik Nurand membuka pintu kamar Ayu.
Ayu menutupi tubuhnya di balik selimut, ia sudah mendengar panggilan ibunya, tapi ia terlalu ngantuk untuk bangkit dari kasur.
"Bangun!" Nurand menyingkap selimut Ayu.
"Apa, sih, Bu ... masih pagi," ujar Ayu dengan suara khas bangun tidur.
"Sini kamu." Nurand menarik tangan Ayu menuju dapur.
Ayu yang masih mengantuk langsung melebarkan matanya, saat melihat banyak kue berserakan di lantai.
"Ada apa ini, Bu? Ada gempa?" tanya Ayu pada Nurand.
"Gempa dari mana? Ini ulah kamu 'kan!" tuduh Erza begitu saja. Pemuda itu masih berdiri di dekat meja makan.
"Heh, sembarangan! Bukan aku, Bu, bukan aku," jawab Ayu membela diri.
"Kalau bukan kalian siapa?" tanya Nurand bingung.
Ayu dan Erza pun sama bingungnya, karena mereka tidak ada yang melakukan hal ini. Untuk apa juga membuang kue seperti itu, mubazir.
Sedangkan, di tempat lain, Nastar sedang duduk di singgasana. Ia tersenyum penuh kemenangan. Pasukan AMER kalah telat. Nastar dilawan.
"Lihat, Raja. Mereka sudah mati di makan semut, sekarang raja menjadi kue satu-satunya yang terenak di bumi," ujar penasihat nastar.
Nastar tertawa penuh kemenangan. "Sebentar lagi aku akan menjadi satu-satunya kue terenak sepanjang masa!" sorak Nastar penuh wibawa.
Sedangkan, di lemari pasukan AMER. Semprit, Roti Buaya dan kue lain sedang dilanda duka yang tak berkesudahan. Karena banyak pasukan mereka yang gugur.
"Maafkan aku, karena hanya karena kalian menyelematkanku, pasukan kalian banyak yang gugur," ujar Semprit merasa bersalah.
Roti buaya yang penuh dengan lobang kecil di tubuhnya hanya tersenyum tulus, "Tidak ada yang disalahkan, Semprit. Kita harus melawan Nastar sialan itu, kalau tidak ia akan semena-mena," ujar Roti Buaya menggebu-gebu lalu meringis karena luka pada tubuhnya akibat gigitan semut ganas.
Kali ini mereka boleh kalah, tapi suatu hari mereka akan membawa pulang kemenangan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro