Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

11. Putar Balik

***

Tany mengekor Naya yang mendadak menjadi pemimpin dalam gerombolan kecil mereka. Setelah Naya memiliki inisiatif cepat memesan ojek online yang ternyata tidak berhasil, ketiganya memutuskan untuk menyusuri trotoar.

Banyu sempat menawati Tany untuk membawakan ransel miliknya. Mungkin karena lelaki itu melihat tubuhnya yang mendadak lemas atau bagaimana, Tany tidak terlalu memikirkan apa yang ada di isi kepala Banyu.

Memorinya bergerak mundur pada kejadian satu jam lalu saat Rengga menyerbu dirinya secara membabi buta. Ada sesal di hati Tany karena keputusannya sendiri untuk terlalu cepat membuka diri pada orang lain termasuk Rengga.

Sejujurnya Tany tidak memiliki harapan tinggi untuk sebuah hubungan spesial lain setelah Banyu. Namun, perilaku Rengga telah menyadarkan Tany bahwa sikap positif dan terbuka ternyata bisa dimaknai berbeda oleh orang lain.

Kalimat yang diucapkan Rengga tadi kembali terngiang di telinga dan ingatan Tany. Pria itu mengatakan bahwa Tany sok jual mahal dan seakan lupa peristiwa yang terjadi bulan lalu saat Rengga berulang tahun.

Seingat Tany, ia memang menghadiri ulang tahun Rengga atas ajakan Kyra di salah satu club malam terkenal ibukota. Pesta yang diadakan di salah satu roof sebuah hotel ternama itu memang berlangsung semalam suntuk.

Untuk pertama kali Tany mencoba beberapa minuman dengan alkohol ringan tanpa ditemani Banyu adalah saat pesta Rengga berlangsung. Untuk beberapa saat tubuhnya harus beradaptasi dengan minuman asing itu. Sepanjang ingatan Tany, ia memang satu meja bersama Rengga tapi memorinya seolah menghapus kejadian satu malam yang terjadi antara keduanya.

Tany menolak mengingat atau Rengga yang merekayasa sendiri kedekatan antara mereka berdua, ia bergumam dalam hati. Sekeras apapun Tany mencoba merangkai apa yang terjadi malam itu maka semakin samar ingatannya.

Saat Tany terbangun, ia memang tertidur pada sofa yang ada di ruang tengah kamar hotel. Tany melihat Kyra dan kekasihnya keluar dari kamar yang mereka tempati. Sedangkan Rengga tertidur di kaki sofa tempat Tany berada.

Terusan pendek yang dikenakan Tany memang kusut dan entah berada dimana cardigan yang semula dikenakannya. Seingat Tany ia sedikit kegerahan di kamar hotel dan melempar cardigan ke sembarang arah. Tapi, aktivitas bersama Rengga atau bahkan sentuhan pria itu? Tany buta total dengan apa yang dikatakan Rengga tentang sisa satu malam mereka.

Kepalanya menoleh ke belakang dan Banyu menangkap tatapannya dengan nanar. 'Apa yang sedang ada di dalam kepala lelaki itu tentang dirinya? Apa Banyu mendadak merasa jijik padanya? Atau justru kini semakin jengkel karena ia tidak bisa menjaga diri dengan baik?' Tany bertanya-tanya dalam hati.

"Nah, sesuai maps. Kita bisa nemu sarapan khas Semarang yang terkenal nih," ujar Naya dengan ceria.

Tany mengangguk untuk merespon semangat sahabatnya. Padahal tadi Naya bersikeras untuk mengajaknya pulang ke Jakarta dan menghentikan perjalanan mereka ke Baluran.

Salah satu alasan yang membuat Tany nyaman bersahabat dengan Naya adalah karena perempuan itu tidak akan bersikap menyudutkan atau sok tahu terhadap pendapatnya. Naya adalah salah satu individu yang akan mendukung segala keputusan positif menyangkut Tany.

***

Ketiganya memasuki Warung Asem-Asem Koh Liem, kedatangan mereka juga ternyata tidak kepagian karena restoran juga memang dibuka pada pukul tujuh pagi. Antrian yang menunggu toko buka pun tidak perlu ditanya karena cukup mengular panjang sampai dua baris. Belum lagi lahan parkiran mobil yang kini mendadak padat menandakan restoran yang mereka tuju memang menjadi destinasi favorit di Semarang.

Tany memesan Asem-Asem Daging yang tersohor itu seraya memandang segelas teh hangat di hadapannya. Banyu juga menunggu pesanan menu yang sama seperti Tany. Sedangkan Naya hanya memesan nasi campur dan Bandeng Sarden yang sama-sama juga favorit pengunjung restoran.

Asem-Asem Daging yang tersaji di depan Tany cukup menggugah selera bagi mereka penyuka pedas. Potongan daging sebesar ibu jari dewasa pada kuah asam berwarna coklat tua yang dipenuhi potongan tomat dan belimbing wuluh serta cabe rawit berwarna-warni segar mewarnai mangkuk pesanan Tany dan Banyu.

Naya yang duduk di samping Tany hanya bergidik melihat potongan cabe yang sedang berenang di kuah Asem-Asem Daging pesanannya, "Yakin nih lo berdua bakal kuat sarapan bareng cabe-cabe itu?"

Banyu mengangkat alis dan terdengar aneh mendengar pertanyaan Naya, "Lo lihat kan itu orang-orang yang pada ngantri? Gue yakin ini cabe-cabean bakal baik-baik aja berenang di perut kita Naya. Mau coba nggak?"

Naya menggeleng kuat-kuat.

Tany mengulas senyum, "Cabe yang paling ramah buat perut Naya itu cuma sambal sasetan dari McDonalds, Banyu."

"Ihh, apaan tuh? Masa nggak berani makan cabe sih, Nay?" Banyu terdengar menang satu poin dari Naya yang memiliki ketakutan tersendiri cabe rawit.

Naya kembali bergidik, "Menurut gue dalam hidup ini cukup mulut aja yang pedas, Bay. Cabe-cabean nggak perlu ikut main ke dalam organ tubuh gue yang bersih dari segala bahan pedas itu.

Tawa Tany hampir pecah saat ia mendengar petuah yang baru dijelaskan Naya pada mantan kekasihnya. Sekilas Tany bahkan lupa kehadiran Rengga yang membuat liburannya tersendat dengan perilaku kriminalnya.

***

Ketiganya menyelesaikan sarapan dengan hati khusyuk. Saat perut kenyang biasanya hati pun ikut tenang, itu merupakan salah satu prinsip hidup manusia. Kalau urusan perut sudah aman terisi maka kepala pun dapat diajak berdiskusi dan memutuskan solusi terbaik bagi masalah yang sedang dihadapi.

"Jadi, enaknya kita ke stasiun atau ke terminal Bus aja nih?" Banyu menyeruput teh hangatnya sampai tandas. Ia lalu meminta agar gelasnya kembali diisi teh yang sama untuknya dan Tany. Teh hangat pahit dan kental adalah salah satu minuman favorit Tany, Banyu masih mengingatnya di luar kepala.

"Terserah sih kalau gue. Mau ke stasiun, Ayo! Naik bus langsung ke Sidoarjo juga aman," ujar Naya yang sudah menyelesaikan suapan terakhir dan kembali dari mencuci tangan di wastafel dekat meja ketiganya makan.

Tany terlihat sedang mencari-cari sesuatu dalam tas ransel daypack miliknya. Ia bahkan hampir akan mengeluarkan semua isinya ke lantai jika Banyu tidak berinisiatif memanggil pelayan untuk membereskan piring kotor dari meja mereka.

"Cari apaan sih loh, Tan?" Naya menengok sahabatnya sambil menebak-nebak.

"Mati gue!" Tany berkata panik.

"Apa sih?" Naya terdengar tidak sabar dan ikut mengorek isi tas Tany. Beberapa baju yang sudah dilipat rapi berhamburan keluar. Untung saja pakaian dalam miliknya tetap aman dalam kain bungkusan khusus berwarna hitam.

Banyu ikut bingung melihat Tany yang makin panik, "Tany, kamu lagi cari apa sih? Kita kan jadi ikut nggak tenang."

"Dompet gue, Nay. Dompet gue!" Tany memandang Naya lalu bergantian memandang mantan kekasihnya, Banyu.

Dompet keramat yang pernah menjadi tanda mata dari Banyu dan sumber kejengkelan terhadap mantan kekasihnya itu menghilang.

"Oh! Dompet lo nggak ada?" Naya bertanya seraya menebak dengan tepat.

Tany mengangguk panik, "Tanda pengenal dan ATM gue ada di dalam dompet, Naya."

"Ketinggalan di kamar tidur kita memangnya?" Naya bertanya tenang karena kini mengetahui sumber keresahan sahabatnya.

"Gue nggak yakin, Nay." Tany menjawab dengan intonasi tidak yakin.

"Kemarin lo keluarin nggak itu dompet keramat?" Naya bergurau seraya menengok wajah Banyu yang mendadak tidak enak karena selalu jadi sumber keusilan sahabat Tany.

"Ya, gampang kita balik lagi aja ke apartemen." Naya memberi solusi yang langsung dibenci Banyu.

Tany mengangguk. "Mau nggak mau, Nay." kedua perempuan itu seolah tidak menimbang kehadiran Banyu yang membenci usulan Naya untuk kembali bertemu Rengga.***

Add this book to your library! Love and Vote!

[Ah elah! Tany pakai acara ketinggalan dompet segala. Kalian kan jadi mau nggak mau harus ketemu lagi sama si norak Rengga. Ada yang penasaran apa yang akan terjadi saat ketiganya kembali berjumpa dengan Rengga yang hampir menggarap Tany karena mabuk semalam? Ikuti terus ya, lovely readers! Terima kasih.]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro