Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

二十一 : 繰り返される夢 (21 : Dreams That Repeat)

"Kenapa... Kenapa aku selalu memimpikan hal yang sama?!? Apa maksud dari mimpi itu sebenarnya...?!?"

-Haruka Miyazaki-




.




Happy reading!♡





PEMUDA itu memandang gadis di depannya dengan intens. Ia sangat-sangat merindukan sang gadis. Ini adalah kali pertamanya bertemu dengan sang gadis setelah satu tahun berlalu, ia menyimpan rasa rindu yang teramat dalam.

Walaupun selama satu tahun ini ia terpisahkan oleh jarak dan keadaan, tetapi rasa cinta dan rasa sayangnya tak akan pernah memudar.

Rasa itu bahkan semakin melekat kuat dalam hatinya. Bagaikan akar pohon yang akan melekat semakin kuat di dasar tanah.

Merasa ada keanehan dengan seorang pemuda yang tengah berdiri di depannya itu, sang gadis lantas bertanya. "Hey! Kamu kenapa? Apakah kamu baik-baik saja?"

Pemuda itu hanya menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." latas ia mengulas sebuah senyum yang begitu manis.

"Oh ya, kamu salah satu peserta olimpiade juga ya?" tanya Haruka, mulai membuka topik pembicaraan.

"Iya, aku adalah salah satu peserta olimpiade. Aku mewakili Nagakute High School." Takumi mengangguk, "Umm... Dan kamu? Siswi sekolah ini, ya? Siswi dari tuan rumah olimpiade ini." sambungnya.

"Iya. Uhm, dan kamu duduk dimana? Maksudku, bangkumu di sebelah mana?" tanyanya kembali.

"Aku duduk tepat di bangku sebelahmu, Haruka-chan. Eh maaf, maksudku Haruka-san." Takumi menunjuk bangku yang berada tepat di sebelah bangku Haruka.

Dan, astaga! Dia keceplosan memanggil Haruka dengan embel-embel 'chan'. Bukankah panggilan itu dianggap terlalu dekat untuk seseorang yang baru saja bertemu?

Ya, walaupun sebenarnya mereka sudah saling mengenal sejak satu tahun yang lalu. Tetapi, apa boleh buat? Keadaannya sekarang jauh berbeda dari sebelumnya, bukan?

"Tidak apa-apa, kamu panggil namaku menggunakan embel-embel 'chan'. Kita kan sudah berteman, jadi tidak apa-apa." balasnya, menyunggingkan sebuah senyum yang memperlihatkan deretan giginya.

"Baiklah, jika kamu tidak keberatan. Sebagai gantinya, kamu juga panggil aku dengan embel-embel'kun'."

Mereka lantas mengobrol dengan sangat akrab.

Takumi merasa sangat bahagia bisa dipertemukan kembali dengan Haruka. Sedangkan Haruka, merasa aneh dan terheran-heran dengan dirinya sendiri. Karena saat ia mengobrol dengan Takumi, hatinya seakan-akan menghangat, detak jantungnya berpacu dengan cepat, dan merasa jika ia dan Takumi memiliki sebuah hubungan yang begitu dekat.




---oOo---




Takumi dan Haruka berjalan beriringan keluar dari ruangan olimpiade. Mereka mengerjakan soal olimpiade dengan baik, walaupun Takumi sesekali mencuri pandang terhadap Haruka, disela-sela ia mengerjakan soal olimpiade.

"Setelah ini, kamu mau kemana Takumi-kun?" tanya Haruka, mengalihkan pandangannya sejenak ke arah Takumi.

"Aku harus menemui guru pembimbingku. Soalnya dia bilang saat aku telah selesai mengerjakan soal olimpiade, aku harus segera menemuinya." balas Takumi.

Haruka membulantkan mulutnya membentuk huruf 'o'.

"Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu kepadaku?" tanya Takumi, dengan segenap rasa penasarannya.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan di kantin. Tapi ternyata kamu ada urusan lain, ya sudahlah..." ujarnya.

"Jadi begitu? Maaf sekali ya, aku tidak bisa." Takumi lantas membungkukan tubuhnya 90°.

"Tidak apa-apa kok, mungkin lain kali saja. Jika kita sama-sama lolos ke tahap berikutnya, mungkin lusa kita bisa bertemu kembali di sini." Haruka kembali mengulas sebuah senyum tulus.

"Inilah senyum yang sangat-sangat kurindukan darimu, Haruka-chan. Senyum tulus darimu membuat hatiku merasa tenang dan damai. Senyum itu membuatku senam jantung!" dalam batinnya, Takumi berkata.

"Kenapa kamu diam Takumi?"

Sebuah pertanyaan itu membuat lamunan Takumi buyar seketika. "Tidak apa-apa. Iya, semoga saja kita lulus ke tahap selanjutnya dan bisa bertemu kembali." balasnya, setelah lama terdiam.

"Kalau perlu, kita tukar kontak saja ya? Sini, mana ponselmu?" ujar Haruka, mengeluarkan ponselnya.

"Baiklah, ini ponselku." Takumi pun menyerahkan ponselnya kepada Haruka.

"Sudah! Kita sudah bertukar kontak. Jadi mulai saat ini, kita bisa saling mengirimkan pesan!" serunya.

"Oke. Kalau begitu, aku permisi dulu ya? Mungkin saat ini, guru pembimbingku sudah menungguku." pamit Takumi. "Sampai jumpa, Haruka-chan!" lantas ia pun melambaikan tagannya dan pergi.

"Sampai jumpa juga, Takumi-kun!" balasnya, juga melambaikan tangan.

"Takumi Kizu... Kurasa, aku tidak merasa asing dengan nama itu. Dan, suaranya aku juga pernah mendengar suara yang sangat mirip dengan Takumi. Tapi... Dimana, ya?"




---oOo---




"Bagaimana? Kalian sudah bertemu?"

"S-shota?" Takumi membulatkan matanya, terkejut. Kala melihat Shota yang tiba-tiba menghampiri dirinya.

"Kenapa kamu begitu terkejut, Takumi?" tanyanya,

"Tidak, hanya saja... Mengapa kamu tahu soal ini?" lantas ia pun mengerutkan dahi.

"Maaf, aku yang memberitahu Shota. Habisnya, Shota selalu medesak diriku." ujar Yukari yang baru saja datang.

"Oh begitu. Baiklah tidak apa-apa, tapi.... Apakah paman dan bibi Tahu soal ini?" tanya Takumi dengan sedikit rasa cemas.

"Tentu saja paman dan bibi tidak Tahu. Kamu tenang saja!" seru Yukari.

"Oke."

"Jadi, bagaimana reaksi Haruka saat kalian bertemu tadi?" tanya Yukari dengan penuh penasaran.

"Iya, bagaimana reaksinya?!" tanya Shota.

Takumi menunduk lesu. "Dia, benar-benar tidak mengingatku..."

"Apa?!? Kukira setelah bertemu denganmu, Haruka akan mendapatkan kembali ingatannya." balas Yukari, air mukanya berubah drastis.

"Semuanya adalah kehendak atau kuasa Sang Maha Skenario Semesta. Jadi, Haruka tentu saja akan mendapatkan ingatannya kembali. Tapi, mungkin saat ini bulanlah waktu yang tepat. Dan dilain waktu, Haruka pasti akan mendapatkan kembali ingatannya." ujar Takumi, sejujurnya ia sangat terpuruk sekali.

Takumi tidak sanggup dengan keadaannya saat ini. Tetapi, demi cintanya terhadap Haruka... Ia rela berusaha sekeras mungkin agar Haruka bisa mengembalikan ingatannya dan mereka bisa bersama-sama kembali.

"Iya, mungkin ini bukan waktu yang tepat. Tapi, kita harus semangat dan terus berusaha untuk mengembalikan ingatan Haruka." ujar Shota, mereka semua lantas mengangguk.

Mereka sangat berharap, seluruh usaha yang dilakukan selama ini tidak akan menjadi sia-sia.




---oOo---




"Apakah kamu sudah lupa, jika kamu telah berjanji kepada seseorang yang sangat kamu cintai untuk hidup bersama selamanya?"

"Haaaah... Haaaah... Haaaah...!"

Deru nafas Haruka terengah-engah. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Lantas ia segera mengatur kembali nafasnya dengan tenang.

"Mimpi itu lagi..."

Ya, lagi-lagi Haruka mengalami mimpi yang sama selama tiga hari berturut-turut ini.

Mimpi yang sama, saat seorang wanita tua itu berucap. Seorang wanita yang tak lain dan tak bukan adalah neneknya. Entah mengapa, ia lagi dan lagi memimpikan hal itu.

Orang yang dicintainya? Siapa? Mengapa neneknya berkata seperti itu? Beberapa pertanyaan itu memenuhi pikirannya.

Dan kata-kata itu pun juga terus terngiang-ngiang. Haruka tak mengerti, mengapa ia terus bermimpi seperti itu. Pertanda apakah sebenarnya?

"Kenapa... Kenapa aku selalu memimpikan hal yang sama?!? Apa maksud dari mimpi itu sebenarnya...?!?" nafasnya kembali teratur. Haruka lantas segera menarik selimut dan berusaha untuk kembali tidur.





==========

Don't forget to vote, comment and follow to support me !

Arigatou ‹3

12 Januari 2020
30 Desember 2021 (Re-publish)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro