Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

【2/?】

"S-satu tahun lagi? Ini pasti mimpi, bukan?" lirih (Y/n) sambil menyandarkan tubuhnya ke pintu.

Tubuhnya benar-benar terasa sangat lemas. Seakan-akan sebagian dari dirinya menghilang begitu saja. Sekujur tubuhnya pun sangat gemetaran.

Tak lama kemudian, air matanya pun jatuh ke lantai. Ia sudah tak bisa lagi membendung air matanya itu.

Kenapa? Padahal aku sudah sangat berusaha keras untuk dapat sembuh dari penyakit ini. Aku pikir aku bisa kembali hidup normal. Tapi, kenapa? Kenapa tahun ini menjadi tahun terakhir dalam hidupku? Kenapa aku harus berakhir seperti ini? Aku hanya ingin menikmati masa mudaku. Apakah aku tidak berhak merasakan bagaimana bahagianya kehidupan masa muda? Kalau iya, kenapa? Kenapa? A-aku takut. Aku tidak mau mati, gumamnya dengan air matanya yang semakin lama semakin membanjiri kedua pipinya.

Ia pun mengelap air matanya dengan kedua tangannya.

Dalam sekejap, ia benar-benar kehilangan harapan untuk bertahan hidup.

***

Keesokan harinya, seorang Nagano (Y/n) yang biasanya berusaha optimis dan selalu ceria itu seketika berubah menjadi seorang gadis yang sangat pemurung.

Hari itu ia sedang terduduk lemas sambil meletakan kepalanya di atas tembok balkon kamar rawat inapnya.

Angin berhebus menerbangkan beberapa helai rambutnya. Tatapannya benar-benar kosong. Ia benar-benar merasa sangat putus asa.

Tok...tok...

Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu kamar (Y/n).

"Nagano-san, bolehkah saya masuk?" ucap seorang wanita dari luar pintu kamar. Rupanya itu adalah suster yang biasa merawat (Y/n) selama di Rumah Sakit.

(Y/n) tidak menjawab pertanyaan suster tersebut. Bahkan ia sama sekali tidak bisa mendengar suara suster tersebut. Pikirannya benar-benar kosong saat ini.

Tak lama kemudian, karena pintu tak kunjung dibukakan oleh (Y/n), suster tersebut pun membuka pintu kamar (Y/n) perlahan.

Sadar dari lamunannya, dan karena sedang tidak mau berbicara dengan siapapun, spontan (Y/n) pun langsung berpura-pura tertidur dengan memejamkan kedua matanya.

"Nagano-san. A! Ternyata dia sedang tertidur" ucap suster tersebut sambil berbisik.

Terdengar suara kursi roda memasuki ruang rawat inap milik (Y/n). Rupanya suster tersebut sedang mengantar satu lagi pasien yang akan dirawat di kamar rawat inap (Y/n). Mengingat karena keterbatasan biaya, orang tua (Y/n) hanya bisa membiayai kamar kelas 2 untuk merawat (Y/n) di Rumah Sakit.

Tiba-tiba, pasien tersebut beranjak dari kursi rodanya.

"A! Maeda-san! Anda tidak boleh terlalu banyak bergerak!" seru suster tersebut.

"Ayolah. Sebenarnya aku sudah sembuh!" seru pasien tersebut sambil berjalan sendiri menuju kasurnya dan langsung duduk di atasnya.

(Y/n) merasa sedikit terkejut karena ternyata pasien tersebut adalah seorang laki-laki.

Suster hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia mendorong sedikit tubuh lelaki tersebut agar mau berbaring.

"Kalau begitu, silahkan beristirahat, Maeda-san. Saya izin pamit dulu. Kalau ada apa-apa, kau bisa memghubungiku.atau perawat lain" ujar suster tersebut sambil berjalan keluar kamar.

Tak lama kemudian, lelaki tersebut beranjak dari tidurnya dan langsung melirik kearah (Y/n) yang sedang berpura-pura tertidur di balkon.

Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung berjalan mendekati (Y/n).

"Oi, mau sampai kapan kau mau berpura-pura tertidur?" tanya laki-laki tersebut sambil memandangi sebelah wajah (Y/n).

(Y/n) benar-benar terkejut. Rupanya laki-laki tersebut sudah menyadari bahwa ia hanya berpura-pura.

Sambil menahan rasa malu, ia pun membuka matanya perlahan dan melirik kearah lelaki tersebut.

Mata mereka saling menatap selama beberapa detik. Tak lama, (Y/n) langsung memalingkan pandangannya kearah lain.

"Kenapa kau berpura-pura tertidur disini?"

"Bukan urusanmu" balas (Y/n) lesu.

Tak lama, lelaki tersebut pun tertawa kecil. Spontan, (Y/n) langsung melirik kearahnya dengan tatapan sedikit kesal.

"Apanya yang lucu?"

"Tidak, kok. Hanya saja kau ini ternyata orang yang dingin sekali, ya" balasnya santai.

(Y/n) yang sedang tidak mood untuk bercanda langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Tinggalkan aku sendiri" ucap (Y/n). Lalu ia berjalan meninggalkan lelaki itu begitu saja.

(Y/n) langsung merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.

"Hey. Kalau kau selalu marah-marah seperti itu, proses penyembuhanmu akan mrmakan waktu yang lama, loh" celetuk laki-laki tersebut.

Perkataan lelaki tersebut membuat dada (Y/n) terasa sangat sakit.

Tak lama kemudian, air matanya pun jatuh membasahi kedua pipinya.

Laki-laki tersebut benar-benar terlejut melihat (Y/n) yang tiba-tiba menangis.

"Sembuh? Apa maksudmu? Mungkin itu hanya berlaku bagimu saja. Lagipula, tak lama lagi aku akan meninggal" lirih (Y/n) sambil memeluk erat bantak rumah sakit.

Lelaki tersebut terdiam sejenak. Tak lama kemudian, ia pun berjalan mendekati (Y/n) dengan ekspresi datar.

Suasana pun hening sejenak. Beberapa saat kemudian, lelaki tersebut membuka percakapan dengan (Y/n).

"Apa kau akan menyerah begitu saja?"

Sontak, (Y/n) pun menoleh kearah lelaki tersebut.

"Aku tanya sekali lagi, apa kau sudah menyerah sekarang?"

Dalam beberapa saat, (Y/n) berusaha mencerna perkataan lelaki tersebut.

"Bukankah sudah jelas? Aku sudah lelah dengan semua ini. Bagaimanapun aku berusaha, aku tidak akan pernah sembuh" ucap (Y/n) sambil berderaiair mata.

Tiba-tiba, laki-laki tersebut menarik kedua bahu (Y/n) kearahnya. Mata laki-laki tersebut menatap dalam-dalam kedua bola mata (Y/n) dengan tatapan serius. Hal itu membuat (Y/n) sedikit ketakutan.

"Kalau kau sudah menyerah, kenapa kau tidak bunuh diri saja sekarang?"

"Eh?"

↞∴Bersambung∴↠

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro