-02-
Sang malam sunyi bertabur bintang yang menemani bulan dengan sinar temaramnya, seorang gadis berjalan perlahan seorang diri dengan netra merah nya menatap awas sekitarnya.
"E...eh..., ? Ini dimana ya...," Ucapnya memandang jalan sepi itu. "Jangan bilang aku kesesat lagi..., Mana udah malem gini, ga akan muncul yang aneh-aneh kan—"
'brak!!'
"UWAAAAAAAA!!! KUMOHON HANTU-SAMA JANGAN GANGGU AKU NANTI AKU GANGGU BALIK—" jerit gadis itu sembari menutup semua wajahnya dengan kedua telapak tangan nya.
'meong~'
"Tte— haah ternyata cuman kucing" ucap nya mengelus pelan kepala kucing itu. "Neko-chan jangan ngagetin orang lagi ya~"
"Fufu~ kau benar-benar seorang penakut~"
"!?? Si...siapa itu !?" Netra merah nya memandang sekeliling mencari orang yang tadi berbicara pada nya, namun ia tak menemukan Siapapun disekitarnya.
"Hei! Aku ada disini!!!"
"Ne... neko-chan!?" gadis itu terkejut melihat kucing yang ada didepannya itu berbicara layaknya seorang manusia.
"Kau bodoh ?? Aku ini rubah! Bagaimana kau bisa salah mengira aku ini seekor kucing !?"
"Kucing rubah, apa bedanya, hmph!!" Ucap gadis itu memalingkan wajahnya.
"Itu beda!!!" Kucing itu hanya menghela nafas beratnya. "Haah terserah lah! Baiklah Yuki—"
"Woah!!! Kau tahu namaku!!!" gadis itu terkejut. "Apa jangan-jangan kau ini...., Kucing Stalker!? "
"APA MAKSUDNYA MU STALKER!? DAN AKU INI RUBAH!—" kucing— rubah itu berusaha untuk mengembalikan ketenangan nya. "Ekhem— tak kusangka berbicara dengan mu bisa membuat ku lebih lelah dari yang kupikirkan, karena itu Yuki! Diam dan Dengarkan baik-baik!"
"Kenapa aku harus mendengarkan kucing jalanan seperti mu! Hmmph!"
"Langsung saja keintinya" ucap rubah itu mengabaikan keluhan Yuki. "Aku adalah seekor rubah yang bisa mengabulkan keinginan terpendam seseorang untuk menyelesaikan masalah yang ada dihatinya."
"Kamu kucing chunnibyou?"
"Aku serius! Yuki, kau saat ini sedang kebingungan memahami orang yang benar-benar kau sayangi kan ?" Netra merah Yuki membulat sempurna menatap makhluk didepan nya. "Kenapa kaget seperti itu ? Kau benar-benar merasa tak bisa berguna bagi orang yang sangat kau cintai itu—"
"Diam....,"
"Kau merasa telah berulang kali menyakiti perasaan nya, dan merasa lebih baik untuk hilang dari hidupnya"
"Diam....,"
"Kau khawatir tentang apa yang ia pikirkan tentang mu"
"Diam!"
"Kau merasa dirimu yang paling mencintai nya tapi kenyataannya kau hanyalah gadis egois yang ingin menghilang menyelamatkan diri sendiri—"
"DIAM!"
"woah~ lihat dirimu menakutkan sekali~" ucap rubah itu tersenyum mengejek. "Hei~ lihatlah seorang yang selalu berakting bodoh sekarang benar-benar terlihat seperti orang bodoh!"
"Apa maumu ?" Netra merah nya berkilat menatap tajam sang rubah.
"Ne~ Yuki, kau mau kembali melihat masa lalu seorang pemuda pemurung~?"
"Ap—"
"Ja~ ayo kita berangkat!!!"
"E...eeeeeh !?"
✧༺❄️༻∞
Warna sang senja memancar berkilau menimpa salju yang perlahan turun membuat bulir salju itu tampak seperti berlian lembut menyentuh wajah.
Netra merah itu hanya terdiam kagum melihat pemandangan taman sepi itu.
"Indah...," Gumamnya, namun netra nya melihat seorang anak yang sedang duduk diam membaca sebuah buku, netra coklat keemasan anak itu membuat yuki teringat seseorang.
"Halo~" ucapnya menghampiri anak kecil itu.
"!?!!"
"E..eh— tidak perlu takut, a...aku bukan orang jahat! Lihat~" ucap Yuki berusaha menunjukkan senyum ramah nya, namun anak itu tak henti bergetar sembari memeluk erat buku yang tadi ia baca.
"Em..., Ah! Bagaimana kalau aku memperkenalkan diri dulu??" Ucap Yuki masih tetap dengan senyum manis nya. "Aku Yuki, kalau kau berkenan boleh temani aku mengobrol sebentar??"
"Me...mengobrol ?"
"Hum! Aku sepertinya sedang tersesat~ jadi aku ingin meredakan kegugupan ku dengan mengobrol dengan orang!!"
"E..eh ? Meredakan kegugupan dengan Mengobrol?" Ucap anak itu menatap bingung Yuki.
"Hum! Saat merasa tidak mengenal siapapun, bukankah lebih baik bergerak untuk mengenal yang ada disekitar daripada terdiam ?"
"Tapi, bukankah berbicara dengan orang asing itu berbahaya?"
"Hu'um~ Tenang saja! Aku punya kekuatan langsung mengetahui orang yang mengobrol dengan ku itu baik atau tidak!!!"
"Woah~ Yuki-neechan hebat~" netra kuning kecoklatan itu berbinar menatap Yuki.
"Ne, Bisa panggil aku sekali lagi ??" Ucap Yuki memegangi kedua bahu anak itu dengan netra yang berbinar.
"Yu....,Yuki-neechan?" Ragu anak itu.
'uuugghhh kalo ini uji nyali aku udah melambaikan tangan ke kamera!!! Kemanisan apa ini ya tuhan!?' batin Yuki menjerit.
"Yu...,Yuki-neechan tak apa ?" Ucap anak itu terlihat khawatir. "Wa...wajah mu benar-benar memerah—"
"Hum! Tidak apa-apa kok! Aku hanya terkena damage kemanisan yang lumayan besar...,"
"Da...damage kemanisan...,?" Anak itu semakin tak mengerti apa yang baru saja Yuki katakan. "Ah! Benar juga aku belum memperkenalkan diri..., Um..., Aku Tsumugi Aoba, um..., Yuki-neechan bisa memanggil ku Tsumugi—"
"Baiklah akan ku panggil Mugi!"
"!!?"
"Eh ? Ti...tidak suka ?"
"A...ah— bukan seperti itu..., Hanya saja baru pertamakali nya ada yang memanggil ku dengan panggilan akrab seperti itu...," Ucap anak itu memejamkan matanya. "Itu terasa aneh..., Tapi entah kenapa itu benar-benar terasa hangat"
"Tenang saja, akan banyak orang memanggil mu dengan sebutan hangat seperti itu dimasa depan!" Ucap Yuki tersenyum lembut.
"Be..benar kah ? Semua temanku mengatakan saat bermain dengan ku terlalu membosankan dan akhirnya pergi..., Tapi itu memang salah ku jadi tidak ada orang lain yang salah~" ucap Tsumugi tersenyum lembut namun terasa hampa.
Netra merah Yuki menatap sendu anak yang tersenyum didepannya, kemudian memejamkan matanya.
"mezameta sono toki ni, mado kara mieta sekai ga
kirei da kara shinjireru... aoi tori no mahō!
chippoke na anhappī, ki ni shinaide waratta nara
hora, tobikiri no happī ga matteru!~"
Nada-nada singkat dinyanyikan Yuki dengan lembut sembari tersenyum pada anak didepan nya.
"Kebahagiaan akan menanti....,"
"Hum~ kau tahu, sihir Bluebird akan menghampiri mu didepan sana" ucap Yuki melepas kalung berliontin seekor burung biru yang sebelumnya melingkar indah dileher nya. "Ne, bisa ulurkan tangan mu sebentar ?"
"Um.... Seperti ini ?" Ucap anak itu mengulurkan satu tangannya, kemudian Yuki menaruh kalung itu diatas telapak tangan anak tersebut kemudian tersenyum lembut.
"Akan aku rapalkan sihir kebahagiaan bagimu~ saat hal-hal buruk terjadi pun aku akan mengharapkan ada hal-hal baik yang menghampiri mu setelah nya!" Ucap Yuki masih dengan senyumnya. "Karena itu senpai! Tersenyum lah~ tersenyumlah tanpa khawatir, aku berjanji menjadi salju abadi yang senantiasa mendampingi mu!"
"...."
"Aku berjanji akan selalu disamping mu, karena itu..., Tersenyumlah, berbahagia lah! Aku berjanji....," Yuki sedikit mengeratkan genggaman. "Karena itu senpai...., Kumohon, kau tidak perlu menanggung semuanya sendiri, kau tidak perlu menyembunyikan dirimu lagi, aku akan menemukan mu! Aku akan selalu menemukan mu!"
Sang senja kian memudar digantikan oleh malam berbintang, begitupun keberadaan gadis ber-surai hitam-merah itu kian lama kian menghilang.
"Yu... Yuki-neechan—"
"Ah~ waktunya ternyata sedikit sekali, haha~ sayang sekali aku masih ingin melihat senpai versi kecil yang manis ini~"
"Tunggu Yuki-neechan—"
"Senpai— Mugi tenang saja! Kita akan bertemu kembali!! Aku berjanji akan menemukan mu!! Karena itu Mugi berjanjilah padaku untuk menjaga dirimu ya!"
"Hum! Aku berjanji!"
"Uhm! Anak pintar~ kalau begitu sampai nanti!!" Ucapan terakhir gadis itu dengan senyum lembutnya.
✧༺❄️༻∞
"Hoi!! Gadis barbar mau sampai kapan kau tidur disitu ??"
"UWAAAAAAAA— eh...,"
"Bagaimana dengan kekuatan ku ?? Akui saja aku memang—"
"Aku harus menemui mugi-senpai!!!"
"Tu— KAU MENINGGALKAN KU BEGITU SAJA !?"
"OH IYA!! TERIMAKASIH KUCING ANEH!!! DADAH!" ucap Yuki sembari berlari menjauh.
"SUDAH KUBILANG AKU INI RUBAH BUKAN KUCING!!!!!"
✧༺❄️༻∞
ditemani temaram sang rembulan seorang gadis berlari mengabaikan sang angin yang memainkan rambut nya.
Didalam hatinya hanya ada keinginan untuk menemui seorang pemuda ber-surai biru dengan senyuman manis nya itu.
Tak lama berlari dari tempat nya ia telah sampai didepan ruangan bertuliskan 'NewDi', tanpa ragu ia pun membuka pintu itu dan netranya langsung tertuju pada seorang pemuda yang tengah menatap bingung pada dirinya.
"Yuki-chan? Ada apa ?"
"Sen...Pai...," Tak terasa air mata nya terjatuh begitu saja dari pelupuk matanya sesaat ia melihat pemuda itu.
"Yu... Yuki-chan !? Kenapa tiba-tiba menangis?? Yuki-chan merasa sakit ??" Ucap pemuda itu mendekati Yuki dengan khawatir.
"Senpai...., Maafkan aku..., Maafkan aku....,"
"Yuki-chan? Ada apa ?"
"Senpai..., Aku memang gadis egois...,"
"E..eh ?"
"Karena itu, mulai sekarang aku akan berusaha untuk menjadi penyihir kebahagiaan bagi senpai! Aku benar-benar akan berusaha dan tidak akan lari lagi!"
"...., Yuki-chan~" pemuda itu tersenyum kemudian mengelus lembut Surai hitam Yuki. "Yuki-chan sudah cukup memberiku banyak keajaiban~ dan itu membuat ku benar-benar merasa bahagia"
"Senpai....,"
"Jadi jangan menangis Yuki-chan~" ucap Tsumugi menghapus jejak air mata Yuki. "Keajaiban selalu terjadi saat yuki-chan tersenyum~"
Sang salju yang ingin segera menghilang mempersilahkan datangnya semi penuh bunga, kini bertahan sedikit lebih lama.
End
1332 word
❒Yuki Supriadi❒
Satu utang selesai!!!!!!!!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro