tiga belas
hi, i miss you guys so much.
tiga belas
kolaborasi dengan anothermissjo, azizahazeha, dan rorapo_
💰
kilas balik
"Baiklah. Kamu boleh pergi sekarang. Aku sudah tidak membutuhkanmu. Jangan sampai kamu datang kembali untuk mengemis cinta padaku seperti yang selama ini kamu lakukan," kata Darren yang diakhiri dengan senyum sinisnya. Ia menatap Joanna dari atas hingga bawah sebelum meludah ke arah kaki Joanna.
"Kita lihat nanti siapa yang akan datang kembali untuk mengemis," kata Joanna dengan suara yang bergetar sebelum berjalan pergi menjauhi Darren tanpa sekalipun melihat ke belakang.
Sekarang, ia baru sadar jika cinta itu buta. Lebih tepatnya, selama ini Joanna dibutakan oleh cinta.
***
Setelah Joanna berhasil mengemudikan mobilnya cukup jauh dari studio Darren, ia segera menepikan mobilnya di manapun dirinya bisa. Ia menggenggam kemudi dengan teramat erat hingga buku-buku jari tangannya memutih. Hatinya terasa amat sakit. Di saat yang sama, Joanna juga kesulitan bernapas apalagi untuk berpikir dengan baik dan benar.
Ia terdiam cukup lama dengan posisi seperti itu hingga perlahan tapi pasti, Joanna mulai bisa merasakan oksigen dalam paru-parunya. Air mata yang sedari tadi tidak terlihat mengalir keluar dari kedua ujung matanya, juga pada akhirnya mengalir keluar. Hatinya terasa semakin sakit seperti tengah disayat dalam. Ia menangis dalam diam. Tidak ada satu kata pun yang bisa menggambarkan isi hatinya saat ini.
Ketika Joanna menutup erat kedua kelopak matanya, segala kenangan yang ia lalui bersama dengan Darren berputar perlahan dalam ingatannya. Dimulai dari awal kedekatan mereka hingga akhir hubungan mereka tadi. Putaran acak kenangan tadi berhasil menyadarkan Joanna atas segala tanda hubungan tidak sehat yang dijalaninya bersama dengan Darren. Dan, diakhiri dengan pengkhianatan Darren bersama Rhea.
Darren menduakannya dengan Rhea, bahkan memanfaatkannya.
Itu kesimpulan yang berhasil ditarik oleh Joanna, meskipun dirinya tidak ingin berpikir seperti itu.
Sembilan tahun Joanna mempertahankan hubungannya dengan Darren, pria yang teramat dicintainya. Hubungan yang ia kira baik-baik saja ternyata tidak.
Dari perkataan yang didengarnya dari Darren dan Rhea tadi, ia sadar jika hanya dirinya yang menganggap hubungan mereka berdua selama ini baik-baik saja. Hanya dirinya juga yang terlihat berusaha mempertahankan hubungan mereka dengan melakukan segala hal yang ia bisa untuk membantu kekasihnya yang tengah mengalami kesulitan.
Darren terlihat tidak memahami ketulusan hatinya. Dia malah mengambil kesimpulan yang cukup mengecewakan Joanna.
Mobil yang dari tadi sunyi, mulai terisi dengan isak tangis Joanna. Joanna kira, dirinya tidak akan menangis. Tapi, ia malah menangis tersedu-sedu di dalam semua kenangannya bersama dengan Darren, pria yang dicintainya selama sembilan tahun terakhir ini.
***
Layar ponsel Kelvin yang terletak tidak jauh darinya mendadak menyala. Ia mengalihkan pandangannya untuk mendapati nama Joanna tertera jelas pada layar ponselnya. Keningnya langsung berkerut, tidak bisa menutupi kebingungan yang dirasakannya.
Ada apa? Pikiran Kelvin bertanya-tanya akan maksud Joanna menghubunginya setelah meminta dirinya untuk tidak ikut campur dalam kehidupan kakak tertua dari empat bersaudara itu. Atau Joanna sudah berubah pikiran?
Senyuman langsung terbit di bibirnya tanpa bisa ditahan.
Kelvin segera berdeham untuk menyembunyikan antusiasme dalam dirinya yang muncul begitu saja akibat Joanna. Setelah merasa dirinya sudah lebih tenang dari sebelumnya, ia segera mengangkat telepon Joanna sebelum mati. "Halo, Joanna."
Sebelum Kelvin sempat melanjutkan kalimatnya, ia malah mendapati suara Joanna yang terdengar seperti tengah menangis. Rasa panik langsung mengisi relung hatinya. "Hei, ada apa?"
Hening. Tidak ada suara atau pun bunyi apapun dalam sambungan telepon mereka. Tidak seperti beberapa detik lalu yang berhasil membuatnya panik. Sepertinya, Joanna tengah menahan tangisannya.
"Kamu ada di mana sekarang?" tanya Kelvin yang masih tidak dijawab oleh Joanna. Kelvin berusaha memutar otaknya dengan cepat agar dirinya bisa mengetahui posisi Joanna sekarang tanpa mengharuskan Joanna untuk bersuara.
"Kirimkan aku lokasimu sekarang," putus Kelvin. Suaranya terdengar dengan jelas jika dirinya sedang tidak ingin bernegosiasi.
Tidak lama setelah sambungan telepon mereka berakhir, Kelvin menerima lokasi Joanna. Tanpa perlu pikir dua kali, Kelvin segera menghampiri Joanna.
***
Kelvin langsung mengenali mobil Joanna yang terparkir di tepi jalan, sesuai dengan lokasi yang dikirim Joanna padanya. Ia segera keluar dari mobil untuk berlari kecil menghampiri mobil Joanna. Ia mengetuk jendela mobil di posisi pengemudi.
Kelvin berusaha menahan keterkejutannya mendapati wajah Joanna yang merah, basah akan air mata, dan matanya yang bengkak. Setelah menerima telepon Joanna tadi, firasatnya sudah buruk. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Joanna, dan kemungkinan besar berhubungan dengan Darren dan Rhea.
Kelvin memasukkan tangannya melalui jendela mobil Joanna yang terbuka setengah untuk membuka akses pintu. Setelahnya, ia berlari kecil memutari mobil Joanna untuk duduk tepat di sampingnya. Ia memutuskan untuk tidak bertanya apa pun. Hanya ada kebisuan di antara mereka berdua.
***
Jujur saja, keberadaan Kelvin membuat Joanna merasa tenang dan tidak sendirian dalam menghadapi perasaannya yang kacau balau. Ia cukup bersyukur karena Kelvin memilih untuk tidak memaksanya menceritakan segala hal yang baru saja terjadi kepada dirinya.
Entah kenapa, dirinya selalu terlihat lemah di depan Kelvin.
Atau dirinya yang tidak perlu berusaha dan berpura-pura untuk menjadi wanita kuat?
Ketika air matanya sudah tidak lagi mengalir keluar dengan sendirinya, serta isakannya sudah berhenti cukup lama. Joanna mengusap wajahnya kemudian menatap Kelvin yang sedari tadi tengah mengamatinya dalam diam.
"I am all ears," kata Kelvin sambil tersenyum tipis kepada Joanna.
"I saw them together behind my back, with my own eyes," jelas Joanna dengan suaranya yang parau. Pandangannya ia alihkan ke depan.
"That's good."
Kalimat yang keluar dari bibir Kelvin, membuat Joanna mengangkat kedua alisnya tinggi. Ia kembali menatap Kelvin dengan kening berkerut, berusaha menanyakan maksud dari perkataan Kelvin.
Kelvin mengangkat kedua bahunya singkat. "Cepat atau lambat kamu akan mengetahuinya. Lebih baik kamu mengetahuinya sendiri dibandingkan mengetahuinya dari orang lain. Bukankah kita cenderung lebih percaya pada diri kita sendiri dibandingkan orang lain?"
Kalimat yang cukup panjang dari Kelvin, meresap masuk ke dalam pikirannya. Ia tidak bisa tidak membenarkan perkataan Kelvin. Sudah pasti dirinya tidak akan percaya dengan perkataan orang lain yang mengatakan jika Darren berselingkuh darinya.
"Jadi, apa yang sudah kamu lakukan setelah melihatnya berselingkuh?" tanya Kelvin. Ia masih belum mengalihkan pandangannya dari Joanna.
"Aku pergi meninggalkan mereka berdua," jelas Joanna pelan.
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kamu sudah mengakhiri hubungan kalian dengan benar?"
Joanna menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu apa yang sebaiknya ia lakukan. Ia juga tidak tahu apakah dirinya sudah mengakhiri hubungannya dengan Darren atau belum.
Kelvin kembali menganggukkan kepalanya. Ia paham dengan posisi Joanna saat ini yang tentunya masih kebingungan dengan semua yang terjadi begitu cepat. Kelvin juga berusaha untuk tidak menanyakan terlalu banyak mengenai hubungan Joanna, Darren, dan Rhea. Ia merasa jika dirinya tidak berada di posisi yang tepat untuk menanyakan hal sepribadi itu.
"Apakah aku salah karena masih berharap bisa bersamanya setelah dia berselingkuh?" tanya Joanna dengan suara yang amat kecil. Pandangannya terarah ke depan dengan kosong. "Kurasa aku akan kembali mengemis cinta kepadanya seperti yang dia katakan padaku tadi."
"Semua ini salahku. I let him set the pace, 'cause I can't thinking straight. Aku yang terlebih dulu menghinanya, hingga wajar saja dirinya mengatakan kalimat itu untuk melindungi harga dirinya yang sudah kulukai," kata Joanna yang lebih terdengar seperti penghiburan untuk dirinya sendiri.
"Aku tidak bisa kehilangan dirinya," lanjut Joanna lagi.
***
Huft! Setelah sekian lama, guys. Hahaha. Maaf ya baru bisa lanjutin ini, sebenarnya aku udah nulis 700an kata sejak update terakhir, cumaaa... rasanya gak cocok terus. Eh, malah berlanjut ga nulis kelanjutannya.
Maaf bangeeet T_T
Jangan lupa vote dan tinggalin komen, yaaaa! supaya bisa segera update lagi. Hihihi!
Thankyouuuuu.
***
Omong-omong, aku punya beberapa cerita lain yang bisa kalian baca sambil menunggu cerita ini update.
* One Last Knot [completed] tentang Michelle, seorang pemilik wedding organizer yang gak sengaja kasih salah informasi hingga kliennya berakhir batal menikah.
* Forever Him [on-going] spin-off dari One Last Knot tentang kisah Edward, kembaran dari Ethan serta mantan calon istri Ethan di One Last Knot.
* A Night Before You [completed & paid stories] tentang Eugene yang menghabiskan malam tahun baru bersama atasannya, lalu berakhir dengan ajakan untuk menikah dengan bosnya. Tapi, yang mengagetkan adalah kenyataan jika bosnya adalah seorang duda beranak satu yang benar-benar melanggar prinsip hidupnya selama ini yang tidak berniat untuk menikah dengan orang yang sudah pernah menikah. Jadi, Eugene pergi menghindar, tapi malah ketemu bosnya lagi.
* Weddings' Smugger [completed & paid stories] tentang Wanda seorang penulis yang menyusup masuk ke dalam pernikahan orang asing, eh... malah dia yang berakhir menjadi pengantin akibat pengantin wanitanya kabur saat menikah!
* Help Me, Chris! [on-going] tentang Cia yang ingin merasakan cinta namun dilarang oleh keempat kakak laki-lakinya yang posesif. Akhirnya, dia meminta bantuan kepada Christopher, pria yang paling dekat dengan keluarganya selama ini.
* Warisan in Mission: Joanna [on-going] tentang Joanna, kakak tertua dari empat bersaudara yang tidak tertarik dengan warisan dari orangtuanya. Namun, setelah mengetahui jika Darren, kekasihnya selama sembilan tahun terakhir ini sedang membutuhkan uang dengan nominal yang cukup besar. Akhirnya, Joanna ikut merebutkan warisan itu untuk membantu kekasihnya meskipun dirinya harus mendekati pria lain yang menjadi syarat warisan ayahnya.
* Grandpa's Grand Will: Wasiat Kakek [on-going] tentang Kiki seorang aktris yang tengah naik daun, yang dijodohkan dengan cucu dari teman kakeknya yang merupakan pria kaya di kota mereka. Karena begitu menyayangi kakeknya, ia menuruti wasiat kakeknya itu tanpa sadar jika pria yang dijodohkan dengannya sudah menyukai wanita lain.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro