Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

sepuluh

sepuluh

kolaborasi bersama dengan anothermissjororapo_azizahazeha

💰

Kelvin tidak membiarkan Joanna pergi sendirian. Bagaimanapun mereka datang berdua, sehingga mereka juga harus pulang berdua. Lebih tepatnya, ia harus menjadi orang yang memastikan jika Joanna memang benar pulang ke rumahnya dengan keadaan baik-baik saja. 

Kelvin menyadari jika sikap Darren sedikit banyak memberi pengaruh pada Joanna hingga wanita itu berjalan linglung tanpa arah. Tampaknya, Joanna sudah mulai menyadari masalah yang terjadi dalam hubungannya dengan Darren. Lebih tepatnya, sudah menyadari jika hubungan mereka berdua tidak baik-baik saja.

"Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendiri," kata Kelvin sambil meraih pergelangan tangan kecil Joanna ke dalam genggamannya. Secara tidak langsung, tarikannya membuat Joanna terhenti.

Kelvin bisa melihat dengan jelas pandangan Joanna yang terlihat kosong, bahkan bibir kecilnya terlihat pasi dan terbuka kecil. "Are you okay?"

Pertanyaan yang keluar dari bibir Kelvin memicu air mata yang sedari tadi ditahan Joanna untuk mengalir keluar juga pada akhirnya. "Apa aku terlihat baik-baik saja? Setelah apa yang baru saja terjadi?" tanya Joanna sambil menghempaskan tangan Kelvin dengan gerakan yang terlampau lemah.

"No, you're not." Kelvin tidak membiarkan genggamannya lepas, melainkan ia mengeratkan pegangannya kemudian membawa Joanna menuju kursi kosong untuk duduk perlahan. Ia meraih lengan pelayan yang lewat, "Tolong bawakan air mineral segera mungkin."

Tidak lama kemudian, air mineral seperti yang diminta oleh Kelvin dibawa oleh pelayan ke hadapan mereka. Kelvin membukakan air mineral botol itu kemudian menyerahkannya pada Joanna, "Minum, kamu pucat sekali."

Joanna melakukannya sesuai dengan arahan Kelvin. Entah kenapa, di bawah alam sadarnya, ia tetap menjadi Joanna si penurut. Ia benci dengan dirinya sendiri. Kenapa dirinya tidak bisa membela dirinya sendiri dengan baik? Kenapa dirinya harus selalu mendahulukan kepentingan atau kebaikan orang lain dibandingkan dengan miliknya sendiri? Bagaimana bisa selama ini dirinya hidup hanya untuk orang lain?

Bahkan, kini, ia makan malam bersama dengan Kelvin demi kebaikan Darren. 

Joanna sangat membenci dirinya.

Tidak terasa, air matanya mengalir semakin deras. Tidak lama kemudian ia menangis tersedu-sedu hingga Kelvin berlutut di hadapannya kemudian menepuk pangkuan Joanna lembut untuk memberinya penghiburan.

"Tidak apa-apa, menangislah. Keluarkan semua beban dalam hatimu."

Diminta seperti itu, air mata Joanna malah langsung berhenti mengalir. Kelvin terkekeh geli. "Kamu benar-benar memiliki pikiranmu sendiri, bahkan air matamu juga seperti itu. Baiklah, aku tidak akan menunjukkan kepedulianku lagi padamu."

Joanna tidak bisa tidak terkekeh geli. Ia mendorong bahu Kelvin, "Kamu sudah ikut campur terlalu jauh. Terlalu berlebihan tidak seperti yang kuharapkan. Sehingga sepertinya sudah terlambat untuk tidak menunjukkan kepedulianmu. Seperti saat ini." Sepertinya baru pertama kalinya bagi Kelvin mendengarkan kalimat Joanna yang teramat panjang diarahkan padanya. 

"Jadi, kamu memperbolehkanku untuk ikut campur dalam kehidupanmu lagi?" tanya Kelvin dengan raut yang teramat serius. Entah kenapa, Joanna membuatnya merasa ingin melindungi wanita itu lebih jauh. 

"Tidak," jawab Joanna singkat sambil menggeleng. Ia bahkan menghela napas yang cukup kencang hingga Kelvin bisa mengetahui keberatannya dengan sangat jelas. 

"Baiklah," Kelvin mengangguk.

"Sepertinya kamu sudah jauh lebih baik sehingga bisa kembali mengomel dan menjadi Joanna yang sangat menyebalkan. Kamu harus sadar jika aku seorang pria dan lebih tua darimu, seharusnya kamu bersikap sopan padaku," kata Kelvin. Ia berdiri dari posisi duduknya saat ini kemudian menatap ke bawah ke arah Joanna. "Sudah bisa jalan sekarang?"

"Zaman sekarang tidak ditentukan oleh jenis kelamin dan usia lagi, kamu terlalu kuno," semprot Joanna dengan wajah berkerut yang menandakan jika dirinya tidak terima dengan perkataan Kelvin. "Sebaiknya kamu merubah pola pikirmu. Wanita akan takut dengan pria yang memiliki pola pikir sepertimu."

Joanna menyamakan tinggi badannya dengan Kelvin kemudian berjalan mendahului pria itu. "Minuman itu aku yang bayar," katanya sambil berjalan menuju kasir. 

"Baiklah, kamu lebih menyukai tipe pria seperti kekasihmu. Pantas saja kamu menjadi kekasihnya untuk waktu yang cukup lama, bahkan membelanya mati-matian." Kelvin mengutarakan kesimpulan yang diperolehnya selama mengenal Joanna lebih dekat selama dua pertemuan terakhir ini. 

"Tunggu, apa maksudmu? Tipe seperti apa yang ada dalam bayanganmu?" tanya Joanna yang sudah menghentikan langkah kakinya yang ditujukan menuju kasir. Ia membalikkan badannya menatap Kelvin tajam.

"Pria yang teramat menghargai dan mengandalkanmu sehingga cenderung membiarkanmu berjalan di depan sebagai tameng," kata Kelvin jujur. Ia tidak sekalipun mengalihkan pandangannya dari Joanna, menunjukkan jika ia serius dengan perkataannya yang memang sekilas terdengar cukup tajam.

"Sebaiknya kamu tidak melanjutkan kalimatmu lagi. Penilaianmu sangat tidak berdasar mengingat kita baru bertemu secara intens dua hari terakhir ini." Joanna mengakhiri pembicaraan mereka dengan kembali melanjutkan langkahnya menuju kassa.

"Kau bisa membuat tagihan ini masuk ke dalam tagihan rekening kekasihmu?" tanya Kelvin yang sudah berhasil menyusul langkah Joanna tanpa perlu berusaha keras. 

Joanna membisu.

"Baiklah, karena kamu tidak bisa berbuat seperti itu, maka aku yang akan bayar minumannya. Aku akan lebih senang jika makan kita lain kali, bisa ditagihkan ke dalam ke rekeningnya," kata Kelvin sebelum meninggalkan Joanna di belakangnya. Ia memilih untuk tidak berhenti menyinggung Darren, bagaimanapun Joanna harus disadarkan sesegera mungkin.

Joanna terdiam ketika dirinya mencerna perkataan Kelvin. Hari ini, Kelvin membuatnya cukup sering memikirkan kembali hubungan percintaannya dengan Darren. Lebih tepatnya, meragukan dan merasa hubungannya dengan Darren tidak sebaik yang ia kira selama ini.

Jujur saja, selama dirinya berpacaran dengan Darren, mungkin bisa dihitung dengan jari jumlah Darren membayar makanan mereka berdua. Lebih sering Joanna membayar makanan mereka karena Darren memang tidak memiliki penghasilan yang cukup besar untuk menanggung hidup mereka berdua.

Baiklah, sebaiknya tidak dibahas lagi. Jika dirinya terus mengingat keburukan Darren, maka akan memperburuk hubungan mereka ke depannya. Besok ia harus mendapatkan penjelasan dari Darren mengenai apa yang terjadi malam ini. Pasti ada alasan di balik kejadian tidak menyenangkan tadi.

💰

"Baiklah, terima kasih atas tumpangannya." kata Joanna melalui jendela mobil yang dibuka oleh Kelvin dari dalam. Ia sudah berdiri di depan teras rumah kedua orangtuanya.

Kelvin masih duduk di belakang setir, namun dengan pandangan yang terarah padanya. Pria itu tidak turun dari mobilnya, dan hal itu sedikit banyak berhasil membuat Joanna sedikit lega.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan besok? Memblokir kartumu seperti yang aku sarankan tadi? Kuduga, kamu tidak akan melakukannya."

Joanna hanya mengangkat bahunya singkat. 

"Kurasa itu langkah pertama yang harus kamu lakukan untuk memberikannya pelajaran. Kamu tahu... uang memiliki peran besar dalam suatu hubungan selain perasaan. Uang bisa membuat seseorang jatuh ke dalam pelukanmu dalam waktu singkat, begitu juga menghilang dari pelukanmu dalam satu kedipan mata." Suara Kelvin terdengar jelas dari dalam mobil.

"Kamu seperti sedang menceritakan dirimu sendiri," sindir Joanna asal. Ia mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan kepada Kelvin. Tidak adil rasanya, karena sedari tadi, yang menjadi topik pembicaraan adalah dirinya.

"Baiklah, sepertinya perbincangan kita harus berakhir di sini jika aku masih ingin memiliki kesempatan untuk bertemu lagi denganmu," kata Kelvin panjang lebar. Ia mendekatkan dirinya pada jendela di posisi kursi yang diduduki Joanna tadi. "Malam ini sangat menyenangkan. Aku menantikan makan malam lainnya. Makan siang juga tidak keberatan."

"Aku malah sebaliknya," canda Joanna. Ia berjalan masuk ke dalam rumah orangtuanya, meninggalkan Kelvin yang menganggap dirinya semakin menarik dan menantang. 

💰

Cie, hari terakhir puasaaa 🤪
Cieee yang bentar lagi libur panjang HAHAHAHA

Selamat merayakan hari raya Idul Fitri ya teman2.
Mohon maaf lahir dan batin ❤️

Bagi teman2 yang hanya merayakan libur panjang, tetap jaga kesehatan ya ❤️

Komen dan vote yang banyak dung, ntr aku update lagi 🥺

Oh iya, bagi teman2 yang baca ceritaku dari Help Me, Chris, aku mau tanya saran kalian dong.
Kalau aku mau repost sampai tamat, lebih baik di work lama atau aku buat baru saja 😔

Makasih ❤️❤️❤️
💰
O

h iya, selagi menunggu cerita ini update, kalian bisa baca ceritaku yang sudah tamat:
* One Last Knot (kolaborasi dengan ) tentang Michelle yang bekerja sebagai wedding planner tapi malah gak sengaja batalin pernikahan kliennya.
* A Night Before You (kolaborasi dengan tentang Eugene yang menghabiskan malam tahun baru dengan atasannya. Malam itu juga Eugene tahu jika atasannya adalah seorang duda beranak satu, status yang selama ini dihindari Eugene untuk dipertimbangkan menjadi pasangan hidupnya.
* Weddings' Smuggler tentang penulis yang menyusup ke dalam pernikahan orang asing untuk mencari ide, tapi malah berakhir menjadi pengantin wanita.

Terima kasih ❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro