Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

empat belas

hi, i miss you guys so much.

empat belas

kolaborasi dengan anothermissjo, azizahazeha , dan rorapo_

💰

kilas balik

"Apakah aku salah karena masih berharap bisa bersamanya setelah dia berselingkuh?" tanya Joanna dengan suara yang amat kecil. Pandangannya terarah ke depan dengan kosong. "Kurasa aku akan kembali mengemis cinta kepadanya seperti yang dia katakan padaku tadi."

"Semua ini salahku. I let him set the pace, 'cause I can't thinking straight. Aku yang terlebih dulu menghinanya, hingga wajar saja dirinya mengatakan kalimat itu untuk melindungi harga dirinya yang sudah kulukai," kata Joanna yang lebih terdengar seperti penghiburan untuk dirinya sendiri.

"Aku tidak bisa kehilangan dirinya," lanjut Joanna lagi.

***

"Throw yourself back to him, then," kata Kelvin dengan nada yang terdengar amat datar. "And, lose yourself."

Joanna menyadari perubahan itu, sehingga ia tidak bisa menutupi rasa kagetnya. Ia langsung menatap Kelvin, secara tidak langsung menanyakan maksud dari perkataan pria yang sebelumnya masih terasa begitu peduli dengan dirinya.

Kelvin terlihat sangat tenang, begitu juga dengan nada bicaranya. "Aku hanyalah orang luar yang berusaha semampuku untuk membantumu. Kamu yang menjalani hubungan itu dengannya, dan jika memang kamu ingin kembali dengannya setelah semua perlakuan yang dilakukannya padamu... I can just ignore it. You can choose your own battle."

Setelah semua perlakuan yang dilakukannya padamu.

Satu kalimat yang meluncur dengan lancar dari bibir Kelvin, tersangkut pada relung hati Joanna. Ingatan beberapa saat lalu mengenai Darren dan Rhea kembali berputar dalam ingatannya. Begitu juga dengan rasa sakit pada hatinya yang sebelumnya sudah terlupakan, mendadak kembali terasa.

"Jika aku boleh memberikan saran untukmu," Kelvin menghentikan kalimatnya sembari mengamati ekspresi Joanna. Ia sudah memutar posisi duduknya menghadap Joanna.

Joanna membalas tatapan Kelvin, kemudian mengangguk kecil. "Yes, you can."

"Give him and yourself a space."

"Kenapa?" tanya Joanna dengan kening berkerut dalam. Ia bingung dengan tujuan dari perkataan Kelvin yang memintanya untuk memberi jarak antara dirinya dan Darren.

Bagaimana jika setelah Joanna memberikan jarak dalam hubungan mereka berdua, Darren malah sepenuhnya berpaling? Sehingga Joanna tidak lagi memiliki kesempatan untuk kembali dengan Darren?

Joanna menyuarakan isi pikirannya itu kepada Kelvin yang masih setia mendengar. 

"Itu artinya, hubungan kalian memang sudah sampai di sini saja." 

Deg.

Jantung Joanna berdegup amat kencang mendapati kesimpulan itu dari Kelvin. Ia tidak ingin hubungannya dengan Darren berakhir sampai di sini saja. Dirinya dan Darren sudah memperjuangkan serta mempertahankan hubungan mereka untuk waktu yang tidak bisa dikatakan sebentar. 

"Tapi--"

Sanggahan Joanna yang belum terlontar dari bibirnya sudah terlebih dulu dicegah oleh Kelvin, "Kamu belum rela? Wajar jika kamu merasa belum rela, karena kalian sudah cukup lama menjalin hubungan ini. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba. Lagipula, kalian baru saja berpisah tidak sampai satu jam, mungkin?"

"Kamu belum merasakan bagaimana hidup tanpa kekasihmu selama sembilan tahun terakhir ini. Bisa saja hidup tanpa dirinya, bukanlah hal yang buruk," lanjut Kelvin lagi dengan bahu yang diangkat singkat. 

Hari ini adalah hari terpanjang dirinya berbicara tanpa membahas pekerjaan. Biasanya dirinya tidak seperti ini. Ketika tangannya bergerak untuk memijat keningnya yang sedikit pening akan urusan percintaan yang bahkan bukan miliknya, Kelvin mengurungkan niatannya itu.

Joanna mengangguk pelan. "Benar katamu." Senyuman tipis terbit di bibir merah Joanna. "Bagaimana jika aku membayar jasa konsultasimu dengan makan siang sederhana?"

"Biaya konsultasiku tidak semurah itu."

***

Tidak biasanya Joanna duduk berhadapan dengan lawan jenis ketika makan bersama. Karena biasanya, Darren adalah tipikal pria yang lebih suka duduk berdampingan dan berbincang tanpa menatap mata satu sama lain dengan intens seperti yang tengah dilakukan Kelvin padanya.

Jujur saja, Joanna sedikit canggung. Tatapan mata Kelvin terlalu tajam dan entah kenapa hal itu malah terlihat sedikit memikat. 

Astaga, apa yang baru saja melintasi pikirannya? Apakah itu pikiran yang layak dipikirkan olehnya yang baru saja putus setelah menjalin hubungan sembilan tahun lamanya?

"Ada apa? Ada sesuatu di wajahku?" tanya Kelvin yang sudah sibuk mengusap wajahnya dengan tisu.

"Oh, tidak," jawab Joanna cepat. Kedua telapak tangannya bergerak cepat di depan dada. "Tidak ada, sungguh," lanjutnya ketika ia mendapati tatapan tidak percaya dari Kelvin.

Keheningan menyelimuti mereka berdua selama makan siang. Tidak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan terlebih dulu hingga makanan yang ada di atas meja mereka habis tidak bersisa. 

"Jadi, apa yang sedang kita tunggu sekarang?" tanya Kelvin sambil menunjuk semua piring kosong di atas meja mereka dengan tatapannya.

Kening Joanna berkerut, ia tidak mengerti dengan maksud Kelvin. "Apa maksudmu?"

"Kukira sembilan tahun bersamanya sudah membuatmu bergerak tanpa berpikir lagi, namun nyatanya tidak," kata Kelvin sembari terkikik geli kemudian bangkit dari kursi yang didudukinya. "Ayo, aku akan mengantarmu pulang ke rumah. Mobilmu sudah tiba di rumah."

Joanna tertegun. Tidak lama kemudian ia berjalan cepat menyusuli langkah Kelvin yang teramat lebar itu. "Kurasa kamu sudah membuat kesimpulan terlalu cepat."

Kelvin menatap punggung Joanna yang sudah berjalan beberapa langkah di depannya, bahkan saat ini sudah tengah berjalan keluar dari pintu restoran yang dibukakan oleh salah satu karyawan. Kelvin mengeluarkan kartunya dari dompet kemudian mengulurkannya kepada kasir yang berdiri tegap menyambut kedatangannya. 

"Sudah dibayar ibu tadi."

Penjelasan itu membuat Kelvin menggelengkan kepalanya. Joanna memang bukan wanita biasa, terlalu maskulin untuk seorang wanita.

Kelvin masuk ke dalam mobil setelah dibukakan pintu oleh petugas vallet, ia mendapati Joanna sudah duduk di samping kemudi sambil tersenyum penuh kemenangan. 

"Bagaimana?" tanya Joanna.

"That's not something you can be proud of, Joanna." Kelvin memasang sabuk pengamannya kemudian mengemudikan mobil menuju jalan raya.

"What do you mean?" tanya Joanna. Ia memutar badannya menatap Kelvin yang tengah mengenakan kacamata hitamnya.

"Kamu bisa menjadi mandiri dan serba bisa, tidak ada orang yang akan melarangmu melakukan hal itu. Tapi," Kelvin menggantungkan kalimatnya. Ia menatap Joanna dari celah kacamatanya, "At least, you must act feminine when you needed to."

***

"Baiklah, kita sudah tiba di rumahmu," kata Kelvin sambil menujuk rumah Joanna dari balik jendela mobil. 

Ia menatap Joanna yang juga tengah balas menatapnya. "I would be happy if you open the door for me."

Saat itu juga Kelvin tertawa renyah. "My pleasure."

Kelvin keluar dari mobil kemudian berjalan mengelilingi mobilnya. Ia membukakan pintu untuk Joanna dengan tangan yang terulur ke depan, menawarkan bantuan kepada Joanna tanpa bicara.

"Thank you," ucap Joanna dengan senyum yang amat manis. Ia berjalan masuk ke dalam rumah, kemudian berbalik untuk menutup pintu pagar sambil menunggu Kelvin masuk kembali ke dalam mobil dan menurunkan jendela. "Thank you for taking such a good care of me. I hope you can do more, in the future."

"Unpredictable," gumam Kelvin kepada dirinya sendiri.

***

Jangan lupa vote dan tinggalin komen, yaaaa! supaya bisa segera update lagi. Hihihi!

Thankyouuuuu.

***

Omong-omong, aku punya beberapa cerita lain yang bisa kalian baca sambil menunggu cerita ini update.

* One Last Knot [completed di Karya Karsa] tentang Michelle, seorang pemilik wedding organizer yang gak sengaja kasih salah informasi hingga kliennya berakhir batal menikah.

* Forever Him [on-going] spin-off dari One Last Knot tentang kisah Edward, kembaran dari Ethan serta mantan calon istri Ethan di One Last Knot.

* A Night Before You [completed & paid stories] tentang Eugene yang menghabiskan malam tahun baru bersama atasannya, lalu berakhir dengan ajakan untuk menikah dengan bosnya. Tapi, yang mengagetkan adalah kenyataan jika bosnya adalah seorang duda beranak satu yang benar-benar melanggar prinsip hidupnya selama ini yang tidak berniat untuk menikah dengan orang yang sudah pernah menikah. Jadi, Eugene pergi menghindar, tapi malah ketemu bosnya lagi.

* Weddings' Smugger [completed & paid stories] tentang Wanda seorang penulis yang menyusup masuk ke dalam pernikahan orang asing, eh... malah dia yang berakhir menjadi pengantin akibat pengantin wanitanya kabur saat menikah!

* Help Me, Chris! [on-going] tentang Cia yang ingin merasakan cinta namun dilarang oleh keempat kakak laki-lakinya yang posesif. Akhirnya, dia meminta bantuan kepada Christopher, pria yang paling dekat dengan keluarganya selama ini.

* Warisan in Mission: Joanna [on-going] tentang Joanna, kakak tertua dari empat bersaudara yang tidak tertarik dengan warisan dari orangtuanya. Namun, setelah mengetahui jika Darren, kekasihnya selama sembilan tahun terakhir ini sedang membutuhkan uang dengan nominal yang cukup besar. Akhirnya, Joanna ikut merebutkan warisan itu untuk membantu kekasihnya meskipun dirinya harus mendekati pria lain yang menjadi syarat warisan ayahnya.

* Grandpa's Grand Will: Wasiat Kakek [on-going] tentang Kiki seorang aktris yang tengah naik daun, yang dijodohkan dengan cucu dari teman kakeknya yang merupakan pria kaya di kota mereka. Karena begitu menyayangi kakeknya, ia menuruti wasiat kakeknya itu tanpa sadar jika pria yang dijodohkan dengannya sudah menyukai wanita lain.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro