empat
empat
in collaboration with rorapo_, azizahazeha, anothermissjo
💰
Komen yang banyakkkk ya, senang banget baca komen kalian 🥺🥺🥺
💰
Joanna bergegas masuk ke dalam studio Darren. Betapa kagetnya Joanna mendapati studio Darren penuh dengan orang-orang berpakaian formal dengan badan yang cukup besar sehingga ruangan terasa amat penuh. Salah satu di antara mereka terlihat berbeda dengan tato yang memenuhi kedua lengannya. Belum lagi ruangan yang berantakan seperti kapal pecah.
Joanna segera mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Darren. Ia melewati badan-badan besar itu dan menemukan Darren tengah berlutut di depan mereka dengan raut yang terlihat amat ketakutan. Joanna bergegas berlari dan berlutut di samping Darren. Ia menarik kekasihnya untuk berdiri.
"Ada apa ini? Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu berlutut di depan mereka?" tanya Joanna. Keningnya berkerut hingga alis menyatu. "Sayang, ada apa ini?" tanya Joanna lagi ketika mendapati kebisuan Darren. Ia merasakan dengan jelas getaran ketakutan pada tubuh Darren.
Karena tidak mendapat jawaban yang diinginkannya, Joanna beralih menatap orang-orang asing di depannya. "Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan di sini?"
Orang di hadapannya yang terlihat paling berpengaruh, berdiri menopang kaki dengan satu tangan di dalam saku celananya sedangkan tangan yang lain digunakan untuk menunjuk Darren. "Dia berhutang banyak uang pada kami, membayar bunga saja kesulitan! Bahkan studio ini di sita juga tidak akan cukup, tapi ternyata studio ini bukan atas namanya. Hah!" Orang itu mendengus kencang kemudian menendang Darren dengan kakinya yang terbalut sepatu hitam mengkilat.
"Brengsek!"
Tendangan kembali dilayangkan pada Darren, membuat ia menjerit kesakitan. Belum pernah Joanna mendapati Darren seperti ini, hatinya sakit sekali melihat kekasihnya diperlakukan buruk seperti ini hingga tidak berdaya. "Hutang? Berapa? Berapa nominalnya?"
Orang berbadan besar itu kembali mendengus. "Ternyata kamu nona kaya yang diberitahukannya kepada kami. Joanna Jatmiko? Putri sulung dari keluarga Jatmiko yang kaya raya itu? Ternyata kamu sangat pandai mencari bank berjalan," katanya sambil beralih menatap Darren yang tengah menunduk, menatap lantai. Pandangannya beralih pada Joanna. "Harusnya kami datang padamu lebih awal, tidak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga seperti ini." Nominal yang amat besar disebutkan dengan amat ringan dari bibirnya.
Joanna kaget mendengar nominal sebesar itu. Ia menatap Darren yang ada di sampingnya, "Itu benar? Bagaimana kamu bisa berhutang sebesar itu?"
Darren mengangguk kemudian berlutut di hadapan Joanna. "Tolong aku, Sayang. Sebentar lagi usahaku akan sukses, aku hanya perlu membayar itu semua. Kamu ada uang, 'kan? Kamu akan membantuku, 'kan? Jika kamu tidak membantuku, semua usahaku akan berakhir sia-sia." Darren menyentuh betis Joanna, sambil mendongak menatap kekasihnya itu.
Joanna menggeleng pelan. Mana mungkin ia memiliki uang sebesar itu? Ia tidak sekaya itu. Hidup Joanna memang dibilang nyaman dan tidak berkekurangan, tapi bukan berarti ia memiliki uang sebesar itu. Bukan dirinya yang kaya, melainkan ayahnya.
"Aduh, bagaimana ini?" Orang berbadan besar itu mengerutkan keningnya penuh drama kemudian menertawakan Darren. Di saat yang bersamaan, ia menendang Darren lagi menggunakan kakinya. "Kekasihmu yang kamu katakan kaya raya dan bisa membayar semua hutangmu, ternyata tidak sekaya itu. Entah memang tidak ada, atau tidak mau. Harusnya kamu memperlakukan kekasihmu dengan lebih baik, mungkin dia akan membayar semua hutangmu. Tapi, mana mungkin dia mau memiliki kekasih penuh masalah dan kebohongan sepertimu, ditambah penuh hutang." Tawa meremehkan kembali terdengar. Kali ini bukan hanya dirinya yang tertawa, tapi komplotannya juga.
Darren mendongak menatap Joanna. Ia memeluk kaki Joanna, lebih terasa seperti mencengkramnya. "Kamu tidak mau membantuku membayarnya? Kenapa?! Kenapa tega sekali?! Sudah kukatakan aku akan membayarnya," kata Darren dengan bibir terkatup rapat. Ekspresi wajahnya berubah menakutkan.
Joanna menggeleng. Ia berjongkok di hadapan Darren. "Bukan seperti itu, Sayang. Tapi aku memang tidak ada uang sebanyak itu. Aku tidak ada, bukannya tidak mau membantumu. Jika ada, aku sudah akan membantumu membayarnya," kata Joanna. Ia menjelaskan dengan suara bergetar karena kebingungan dengan suasana ini dan tuduhan yang didapatkannya dari Darren. Ia tidak menyangka jika Darren akan berpikir seburuk itu tentang dirinya. Lalu, bagaimana bisa Darren terlilit hutang sebanyak itu? Apa selama ini uang pemberiannya tidak cukup? Selain itu, Joanna juga sudah mengatasi banyak sekali permasalahan keuangan Darren.
"Warisan itu. Kamu bilang ayahmu sedang membagikan warisan, 'kan? Dengan warisan itu kamu bisa membayar semua hutangku, pas sekali," kata Darren. Ekspresi Darren terlihat menakutkan. Kedua bola matanya amat besar dan merah. Tangannya juga bergetar kuat seperti tengah menahan amarah. "Sudah kukatakan untuk ikut merebutkan warisan itu!" Suara Darren yang amat tinggi itu terdengar memenuhi ruangan. Cengkramannya pada kaki Joanna juga semakin kuat, membuatnya menahan kesakitan.
Joanna menarik kakinya dari cengkraman Darren kemudian berjalan mundur. Sedangkan, Darren semakin maju, "Sayang, bukankah kamu mencintaiku? Kamu juga bilang sendiri tadi, jika kamu ada uang, kamu akan membantuku. Kamu punya kesempatan untuk punya uang itu, rebut warisan itu dari saudara-saudaramu."
Joanna masih diam terpaku. Ia bingung dengan keadaan yang terjadi amat cepat ini. "Aku tidak punya uang sebanyak itu. Dan, aku juga tidak ingin memperebutkan warisan itu karena aku sudah punya kamu! Aku tidak mau!" Suara Joanna meninggi. Baru pertama kali ia menjerit seperti ini.
"Kamu tidak cinta aku! Kamu keterlaluan, Joanna. Sudah kuketahui sejak awal, kamu sama saja dengan ayahmu. Meremehkan setiap usaha yang sudah kulakukan susah payah. Kalian selalu memandangku dengan sebelah mata. Seperti saat ini, kamu tidak mau membantuku padahal kamu bisa. Cinta?! Makan itu cinta!" Darren meludahi Joanna dari bawah.
Hal itu semakin melukai Joanna. Akhirnya air mata yang ditahannya sedari tadi karena ketakutan dan kekecewaan yang dialaminya, jatuh juga. Joanna semakin mundur, ia meninggalkan Darren yang masih memandangnya angkuh.
Seiring dengan langkahnya yang menjauh, orang-orang berbadan besar itu menanyakan Joanna pertanyaan yang harusnya bukan menjadi tanggung jawabnya. "Kamu tidak akan membayarnya, 'kan? Kalau begitu, jangan buang-buang waktu kami. Pukul dia sekarang!"
Saat arahan itu diberikan, Darren dipukul oleh sekelompok orang itu. Dari kejauhan, Joanna melihat Darren tidak bergeming. Ia masih menatap Joanna dengan tatapan penuh kekecewaan dan kebencian. Hal itu membuat Joanna merasa amat bersalah sehingga ia meneriakkan hal yang tidak harusnya ia lakukan. "Baiklah, aku akan bayar. Aku akan bayar! Lepaskan dia!"
Joanna berlari menuju kerumunan itu sambil menarik mereka menjauh meskipun tidak bisa. Tenaganya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan mereka. "Aku akan bayar! Aku akan bayar! Lepaskan dia!"
Ketika mereka mendengar teriakan Joanna, saat itu juga mereka melepaskannya. Orang yang sedari tadi bicara dengan Joanna, mencengkram dagunya kemudian mengarahkannya untuk mendongak. "Kutunggu pembayarannya, Joanna Jatmiko."
Setelah mereka pergi, Joanna jatuh terduduk di atas lantai. Ia menangis kencang. Saat itu juga, Darren menyeret tubuhnya yang babak belur untuk mendekati Joanna. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih. Kalau begitu, kamu akan merebut warisan itu untuk membantuku, 'kan? Terima kasih, aku sangat mencintaimu. Terima kasih sudah menunjukkan jika kamu memang mencintaiku."
Joanna mengalihkan wajahnya. Saat itu juga Joanna bangkit dari posisinya kemudian berjalan keluar dari studio Darren. Ia masuk ke dalam mobilnya kemudian mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang masih bergetar kuat. Ia mencari satu nama yang hanya bisa membantunya keluar dari permasalahan ini dari daftar kontaknya, yaitu Kelvin Renata.
💰
Oh iya, selagi menunggu cerita ini update, kalian bisa baca ceritaku yang sudah tamat:
* One Last Knot (kolaborasi dengan ) tentang Michelle yang bekerja sebagai wedding planner tapi malah gak sengaja batalin pernikahan kliennya.
* A Night Before You (kolaborasi dengan tentang Eugene yang menghabiskan malam tahun baru dengan atasannya. Malam itu juga Eugene tahu jika atasannya adalah seorang duda beranak satu, status yang selama ini dihindari Eugene untuk dipertimbangkan menjadi pasangan hidupnya.
* Weddings' Smuggler tentang penulis yang menyusup ke dalam pernikahan orang asing untuk mencari ide, tapi malah berakhir menjadi pengantin wanita.
Bisa juga baca spin-off One Last Knot di Karya Karsa yang sudah aku update sampai chapter 4, tentang kisah cinta Edward dan Bianca, yang selama ini dikenal Bianca sebagai Ethan.
🧵🧵🧵🧵
One last knot juga sedang open order bersama One Last Game karya anothermissjo
Sebentar lagi tutup PO, kalian jangan kelewatan kesempatan ini ya. Karena akan ada tambahan 15rb kata dari versi wattpad yang pastinya lebih seru. Lalu juga ga tau kapan ada kesempatan untuk cetak lagi. 🥺
Ini banner bundlenya, bisa dibeli secara terpisah. Informasi bisa hubungi ig lyanchan_ jika ingin banner lainnya dengan harga terpisah yaitu 98rb. Tapi kalau aku sarankan, lebih baik beli bundle karena ketika buku disatukan, covernya akan nyambung satu sama lain. ❤️❤️❤️
🧵🧵🧵🧵
Terima kasih ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro