dua belas
dua belas
kolaborasi dengan azizahazeha, anothermissjo, rorapo_
💰
"Maafkan aku, Sayang. Aku menyesal. Kamu harus tahu, aku tidak bermaksud berkata seperti tadi. Aku hanya mengikuti keinginannya," kata Darren dengan nada yang terdengar amat memelas. Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Joanna. Tatapannya juga sudah ia pastikan pada kedua bola mata Joanna yang tengah balas menatapnya.
Rencana yang sudah dilakukannya dalam waktu yang cukup panjang ini tidak boleh gagal di tengah jalan. Tidak boleh. Sebentar lagi ia akan berhasil. Semuanya tidak boleh berakhir sia-sia.
Darren segera meraih Joanna ke dalam pelukannya. "Aku mencintaimu, Sayang. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku. Aku akui kesalahanku, Sayang."
Ketika Darren mendapati Joanna tidak membalas pelukannya ataupun memberi respon atas perkataannya sedari tadi, ia segera melepas pelukannya. Ia menatap Joanna yang tengah menatap kosong ke arah lain.
"Aku tidak habis pikir dengan perkataan kalian berdua tadi. Kalian memanfaatkanku terlalu banyak untuk kehidupan yang kalian rancang bersama. Demi masa depan kalian, kalian rela menghancurkan masa depanku. Kalian bukan manusia," kata Joanna dengan nada yang terlampau datar. Setelah mengatakan kalimat itu, Joanna terdiam. Ia tampak berpikir untuk beberapa saat sebelum melanjutkan kembali kalimatnya, "Tidak perlu berpura-pura lagi untuk menjelaskan apa yang terjadi. Aku sudah bisa menarik kesimpulan dari semua yang kulihat dan kudengar baik tadi malam ataupun tadi. Aku tidak buta dan tuli."
Rhea yang sedari tadi diam, memilih untuk campur tangan.
Ia menarik Darren menjauh dari hadapan Joanna. "Kamu sudah menahan dirimu terlalu lama untuk wanita seperti dia. Hanya karena masalah uang, dia pergi meninggalkanmu. Bukankah itu keterlaluan? Sudah jelas sekali dia tidak mencintaimu seperti yang selama ini kukatakan." Rhea berusaha memusatkan tatapan Darren padanya dengan menangkup wajah pria di hadapannya ini dengan kedua telapak tangannya yang terasa amat dingin.
Namun, usahanya gagal. Darren tetap bersikeras untuk menatap Joanna yang ada di belakang mereka. Pada akhirnya, Rhea mengalihkan tatapannya pada Joanna. Ia juga sudah melepaskan kedua telapak tangannya dari wajah Darren. "Apa kakak sadar jika semua ini terjadi karena kesalahan kakak sendiri?"
Joanna memandang dua pasangan di depannya dengan teramat datar. Entah kenapa hatinya yang sempat berdenyut sakit tadi, mendadak terasa seperti mati rasa. "Apa? Ini semua salahku?"
"Iya, ini semua salah kakak," jawab Rhea tanpa keraguan sedikitpun.
Hal itu memicu keingintahuan dari dalam diri Joanna. "Bagaimana bisa?"
"Kakak tidak pernah berusaha untuk memberi perhatian lebih kepada Pak Darren! Apa kakak pernah menghiburnya ketika kesulitan? Apa kakak pernah khawatir dengan usaha Pak Darren yang sedang ada diambang kehancuran? Kakak menganggap gampang semua hal dengan uang, tidak pernah dengan perhatian. Bantuan yang didapat juga harus diminta terlebih dulu oleh Pak Darren tanpa ada kesadaran secara langsung dari kakak untuk membantu kekasih kakak yang sedang kesulitan. Bagaimana hal itu bisa tidak membuat Pak Darren beralih kepada wanita lain? Pak Darren sudah menahan diri terlalu lama, sembilan tahun."
Kening Joanna berkerut cukup dalam. "Apa yang kamu pikirkan sehingga berhak untuk menilai hubungan kami?"
Joanna menunjuk dirinya sendiri, "Jadi, menurutmu ini semua salahku? Kalian tidak bersalah sama sekali?"
"Iya, andaikan kakak berlaku sebagai kekasih yang lebih baik semua ini tidak akan terjadi." Masih Rhea yang menjawab pertanyaan Joanna, sedangkan Darren berdiri di belakang Rhea tengah mengamati keadaan.
"Baiklah, jika ini semua karena uangku maka aku meminta maaf." Joanna menatap kedua kakinya sebelum mengangkat kepala menatap Darren dan Rhea. Ia menghembuskan napasnya pelan. "Aku akan menarik semua bantuan yang sudah kuberikan kepada Darren, seperti yang kalian inginkan. Maafkan aku karena sudah membuat kalian merasa terbebani dan diremehkan."
Joanna menatap mereka dengan tatapan yang teramat datar, "Sebaiknya kalian segera rancang ulang masa depan kalian tanpaku di dalamnya." Setelah mengatakan kalimat itu, Joanna membalikkan badan berjalan keluar dari studio Darren.
Ketika ia berhasil berdiri di luar gedung, ia baru merasa bisa bernapas dengan benar. Di dalam studio Darren, ia merasa kesulitan bernapas. Ruangan itu seperti tidak memiliki udara sama sekali.
Baru saja Joanna melangkahkan kakinya berjalan menjauh dari studio Darren, ia merasakan tarikan pada pergelangan tangannya disusul dengan suara Darren yang memasuki telinganya. "Apa maksud perkataanmu tadi, Sayang?"
Joanna menghempaskan tangan Darren. "Aku melakukan seperti apa yang kalian inginkan. Perlakuanku selama menjadi kekasihmu sepertinya sangat tidak memuaskan."
Darren kembali meraih tangan Joanna ke dalam genggamannya, "Siapa yang bilang seperti itu? Rhea? Kamu tidak boleh percaya dengan perkataannya, Sayang. Aku tidak pernah berkata seperti itu."
Joanna melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Ia memaksa lepas cengkraman tangan Darren padanya. "Mungkin kamu tidak pernah berkata seperti itu, tapi itu kesimpulan yang didapat oleh Rhea setelah mendengar ceritamu padanya mengenai hubungan kita, bukan?"
"Banyak sekali yang dia ketahui tentang hubungan kita. Dia bahkan mewakilimu untuk menyatakan perasaanmu padaku," lanjut Joanna masih dengan nada datar yang sama. Namun, sama sekali ia tidak melewatkan ekspresi yang ditampilkan Darren pada wajahnya.
"Baiklah! Baik!" Darren menarik rambutnya, "Aku memang menceritakan hubungan kita kepadanya. Itu karena kamu yang tidak sekalipun perhatian dengan segala masalah yang kualami! Kamu bahkan memandang rendah diriku yang selalu meminta bantuan padamu. Bukan hanya itu, tapi kedua orangtuamu juga. Bukankah kalian keterlaluan?"
Entah sudah berapa kali Joanna menghembuskan napas cukup kencang dalam beberapa saat terakhir ini. "Hubungan itu harus dibicarakan kepada satu sama lain, bukan kepada orang lain. Dan, apa selama ini kamu memperbolehkanku untuk menanyakan permasalahan yang kamu alami? Kamu selalu memarahiku setiap aku bertanya tentang keseharianmu, dan berakhir memintaku untuk mengirimkan uang padamu jika ingin membantumu."
Joanna melanjutkan kalimatnya, "Bukankah kamu sendiri yang memintaku untuk lebih baik diam atau membantumu dengan uang ketika kamu butuh tanpa perlu banyak bertanya? Aku melakukan keduanya seperti yang kamu minta."
"Uang! Uang!" Darren memekik cukup kencang. Tangannya ia gerakkan dengan bebas ke udara, "Kamu memang seperti ini! Tidak pernah mau membantuku tanpa bertanya. Kamu selalu membuatku mengemis padamu."
Darren menunjuk Joanna dengan jari telunjuknya. Matanya juga terlihat merah dengan kabut yang amat tebal.
"Kurasa bantuanku tidak pernah cukup untukmu. Maybe I ask to much from the wrong people," kata Joanna dengan suara tercekat. Perlahan tapi pasti, emosinya mulai meluap melihat perlakuan Darren yang berubah amat drastis padanya.
"Oh, aku baru sadar." Darren mendorong bahu Joanna dengan jari telunjuknya sehingga Joanna yang belum siap dengan perlakuan kasar Darren, terdorong mundur beberapa langkah dari posisinya berdiri. "Ini yang kamu inginkan selama ini, bukan? Siapa namanya kemarin? Oh. Kelvin, pria yang sama kaya rayanya denganmu. Kamu memang wanita licik. Kamu ingin meninggalkanku untuknya? Atau kamu selama ini keberatan untuk membantuku dengan mendapatkan warisan ayahmu sehingga kamu bertingkah seperti ini?"
Joanna tidak menyangka akan mendapat tuduhan tidak berdasar seperti itu dari Darren. Bukankah ia melakukan ini semua untuk Darren? Kenapa Darren malah berpikir seburuk itu tentang dirinya?
"Baiklah. Kamu boleh pergi sekarang. Aku sudah tidak membutuhkanmu. Jangan sampai kamu datang kembali untuk mengemis cinta padaku seperti yang selama ini kamu lakukan," kata Darren yang diakhiri dengan senyum sinisnya. Ia menatap Joanna dari atas hingga bawah sebelum meludah ke arah kaki Joanna.
"Kita lihat nanti siapa yang akan datang kembali untuk mengemis," kata Joanna dengan suara yang bergetar sebelum berjalan pergi menjauhi Darren tanpa sekalipun melihat ke belakang.
Sekarang, ia baru sadar jika cinta itu buta. Lebih tepatnya, selama ini Joanna dibutakan oleh cinta.
💰💰💰
Selamat subuh!
Tinggalkan votes dan komen yang banyak, ya!
Terima kasih sudah baca <3
💰💰💰
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro