◎ 4 ◎
Chapter 4 ; Holiday
"Woah... Izu-kun memang sedang kerasukan... "
Sentilan pelan segera melayang menuju dahi lebar Harita yang dikedua tangannya memegang bola plastik. Refleks tangannya terangkat untuk mengelus dahinya yang kini memerah sempurna. Bibirnya mengucut kesal, menatap pelaku penjitakan yang sibuk menata barang-barang diatas kain alas.
"Daripada kau berbicara tentang kerasukan atau hal konyol lainnya, lebih baik sekarang kau bantu aku menyiapkan semuanya, Koushiki-san. "
Harita membuang napas, meletakkan bola plastik yang dipegangnya lalu berjalan mendekat menuju samping Iori. Manik hijaunya menatap tangan laki-laki berambut navy yang masih sibuk menata. Kini manik tajam gelap itu menatap balik, menaikkan dagu menuju piring yang masih berada didalam tas yang terbuka bagian atasnya.
"Iya-iya, akan kukeluarkan. "
Harita dengan gontai mengeluarkan piring dari dalam tas. Omelan berisi kehati-hatian untuk mengeluarkan piring hanya dibalas anggukan pelan berulang kali. Sekarang Harita mempertanyakan siapa istri disini.
"Jadi mengapa Izu-kun mengajakku untuk berlibur kemari? Tak apa memangnya mengambil cuti lagi? "
Iori terbatuk pelan, gerakan merapikannya terhenti sebentar. Lirikan tipis-tipis dari Iori membuat jiwa pencolok mata handal milik Harita ingin terpanggil. Gemas sendiri dengan tatapan yang dilontarkan Iori.
"...Hanya ingin menghirup udara segar saja, hanya itu. Jangan berharap lebih. "
Harita menipiskan bibir, menyinyiri dalam hati alasan khas manusia tsundere ketika ingin berusaha memiliki waktu sendiri bersama orang terkasihnya. Walau ia tahu jawaban template yang akan dikeluarkan Iori, tetap saja ia ingin mendengar jawaban yang lebih.
Yang sedikit lebih jujur mungkin.
"...sekaligus... Aku ingin memiliki waktu... Bersamamu, mu-mungkin? "
Refleks piring yang ada digenggaman Harita terjatuh dramatis, wanita itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang bergetar. Segera Harita mengambil posisi sedikit menjauh dari Iori yang kini mendelikkan mata setelah menguarkan aura tsun-tsun.
"KERASUKAN! IZU-KUN KERASUKAN!!! "
"MAUMU APA?! AKU INI MENCOBA JUJUR! "
'•'
"Bagus! Satu ikan kembali menyangkut!!! "
Teriakan penuh keceriaan terdengar dipinggir sungai yang airnya jernih. Kedua insan berbeda jenis kelamin itu duduk berdampingan dengan tangan memegang tangkai pancing, yang berambut hitam berkucir tinggi dengan kaus putih dan celana pendek sebatas lutut tersenyum puas.
Ember disampingnya hampir terisi penuh, ikan berbagai jenis ukuran memenuhi isi ember. Beberapa masih bergerak-gerak mencari sumber kehidupannya, yang kini terlalu jauh untuk ikan itu capai.
"Kau jago juga memancing. "
Harita segera menepuk-nepuk dadanya sendiri, senyum bangganya semakin terangkat tinggi. Kebanggaan dalam dirinya meningkat drastis.
"Tapi masih kalah denganku. "
Baik, kebanggan Harita kini turun drastis berganti kekesalan yang membumbung.
Harita mencebikkan bibir. Tatapannya yang sempat berbinar bangga kini menatap miring. Sedikit tersentil emosi dalam dirinya. Yang baru saja menyentil emosinya hanya diam tanpa merasa bersalah. Memasang umpan dipancing dan melemparkannya pada aliran tenang sungai.
"...Ck. Untung kau tampan dan juga suami tersayangku. "
"Pfft– Uhuk! "
Harita memilih tak peduli dengan suara batuk penuh penderitaan dari sampingnya, hitung-hitung pelajaran untuk mulut seenaknya itu. Kail milik Harita sekali lagi bergerak pelan, manik hijau bak permata itu sekali lagi berbinar terang.
Gurat bahagia tergambar jelas diparas ayunya, sekuat tenaga dalam sekali sentakan kail pun terangkat kencang. Namun sepertinya ikan sedang bermain-main dengannya. Sentakan penuh semangatnya ternyata hanya berbuah sepatu lusuh yang tersangkut pada kail, hal itu membuat Harita langsung menekuk wajahnya.
"Uhuk– Pfft! Ikan yang bagus, Koushiki-san. Aku iri denganmu. "
Ujung bibir Harita berkedut pelan, kekesalannya kini sudah terlalu tinggi. Dilemparkannya pancing miliknya entah kemana, tangannya menggengam erat tangan Iori yang sedang memegang pancing. Dan dalam sekali sentakan Harita mendorongnya kedalam aliran sungai.
Suara teriakan tertahan juga cipratan air seketika terdengar.
"Ko-koushiki-san! "
Harita hanya berkacak pinggang, menatap rendah Iori yang sudah basah kuyup didalam aliran sungai. Perlahan ia berjongkok, memangku dagu lalu menyeringai tipis.
"Huum~ Aku mendapat ikan yang sangat besar, akan kupastikan ikan yang ini tidak akan lepas dari jeratanku~"
Iori ikut melebarkan seringainya, poni basahnya diangkat keatas dengan sebelah tangan. Tubuhnya yang masih terduduk ditopang dengan sebelah tangan yang lain. Bajunya yang basah kuyup tak dihiraukannya.
"Begitu? Baiklah. Akan kupegang ucapanmu, buktikan saja ucapanmu. "
"Hei! Kita sudah menikah jika kau lupa, jangan berkata seakan kita kembali ke masa masih tarik menarik! "
Iori berdiri dari posisi terduduknya, berjalan mendekat dan mengambil tangan Harita, si empu pemilik tangan tersentak pelan. Keinginannya untuk menarik kembali tangannya ditahan oleh Iori.
Laki-laki berambut basah dengan anak rambut mencuat sedikit itu membawa punggung tangan Harita kedepan bibir, lalu mengecupnya perlahan. Tatapan dalam dan tajam segelap malam lurus menatap manik hijau yang melebar tanpa kata.
"Wanna married, Koushiki-san? "
"...TA-TAMPARAN MAUT! "
Tbc
______________________________________
WONG KOYOK NGENE DIBANDENG-BANDENGKE~
SAENG SAENGNE, YO MESTI KALAH~
ASOY!
/muter-muter.
MANGAT DESU, HUWOUGH!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro