◎ 2 ◎
Chapter 2 ; Dinner
"...kau sengaja, ya? "
Harita yang menuangkan air minum kedalam gelas bening yang berada didepan Iori memiringkan kepala, kebingungan dengan kalimat pertanyaan bernada tuduhan dari suaminya.
"...bentuk pancakenya..."
Harita meletakkan teko air, memandang seksama pancake yang ia sajikan dipiringnya dan piring Iori secara bersamaan. Dehaman panjang ia keluarkan pelan, didukung wajah seriusnya.
"Apa yang salah? Itu sesuai janjiku kemarin. "
Iori refleks mengerutkan dahi, memasang ekspresi menahan kekesalan.
"Ayolah. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, Izu-kun! Jangan pakai bahasa manusia tsundere saat bersamaku. Aku–"
"Bentuknya kelinci. "
Harita menutup mulutnya dramatis ketika mendengar jawaban cepat dari Iori, maniknya menatap penuh binar wajah Iori yang menjauhi tatapannya.
Kini dimata Harita, Iori bak anak kecil yang memprotes masakan ibunya hanya karena bentuk makanannya memancing jiwa belas kasihnya agar tidak memakan masakan yang disajikan.
"Lain kali akan kubuatkan bentuk kucing! "
"Tidak perlu! "
'•'
"Apa? "
Harita yang ditanya ketus melebarkan cengirannya, tangannya telulur. Mencubit pelan pipi Iori yang langsung direspon wajah terkejut dari orang yang dicubitnya.
"Manisnya~"
"...apa-apaan... KOUSHIKI-SAN?! "
Iori seketika berteriak ketika Harita tiba-tiba terjatuh kebelakang bersamaan dengan kursi yang didudukinya. Dengan panik, segera Iori mendekati posisi Harita terjatuh.
Seolah tanpa rasa bersalah telah membuat seseorang panik, Harita mengangkat jempol dan kembali melebarkan cengiran.
"Aku tak apa, Izu– ADUDUH! AMPUN! SAKIT! "
"Tolong jangan melakukan tindakan berbahaya, Koushiki-san... "
Harita mengelus pelan pipinya yang baru saja dicubit kencang, bibir mengucut dengan ekspresi tak terima. Membuang muka sambil bersedekap,mengembungkan kedua pipi dengan asap tipis imajiner muncul diatas kepala.
"Kau pikir dengan kau marah mengikuti gaya Nanase-san aku akan bersimpati? Sayang sekali tidak. "
Iori berucap tanpa emosi, mengambil tas yang berada diatas meja makan. Berlalu pergi meninggalkan Harita yang masih terduduk dilantai dengan ekspresi menahan gondok dan tatapan kesal tertuju padanya.
"Izu-kun tidak roman–"
Harita terdiam, satu kecupan mampir dipipi kirinya singkat. Disusul acakan pelan dan tepukan ringan. Iori tersenyum tipis menatap Harita yang terbengong dengan perlakuan tiba-tiba dan tak tertebaknya.
"Jangan berteri–"
"KYAAAAAA!!! "
"SUDAH KUBILANG JANGAN BERTERIAK, KOUSHIKI-SAN! "
'•'
Izu-kyun uchu >Δ<~♡
Aku akan pulang terlambat, makanlah dahulu.
Harita sekali lagi membaca pesan yang dikirimkan Iori satu jam yang lalu, kini jam diponselnya sudah memperlihatkan menit 2 lepas dari jam sembilan malam. Diletakkan ponsel diatas meja, menumpukkan dagu pada kedua telapak tangan. Kaki dibawah mejanya mengayun bergantian, kiri dan kanan.
Makanan diatas meja sudah kehilangan kehangatannya, Harita yang menyadarinya menghembuskan napas pelan.
"Aku bisa menghangatkannya nanti, dengan menggunakan selimut. "
Gumaman ngawur itu ditutup dengan si empu pemilik suara menelungkupkan kepala kedalam lipatan tangan, matanya mulai sedikit demi sedikit kehilangan semangat. Beberapa kali ia menguap pelan, hawa dingin malam mulai merangkak naik. Membuatnya semakin ingin menutup mata.
"Tanpa Izu-kun rasanya sepi... "
Suara gumaman pelan itu menjadi kalimat terakhir Harita sebelum benar-benar jatuh tertidur. Disusul dengkuran halus, wanita itu berakhir terlelap.
Suara pintu terbuka menggema, langkah kaki dengan suara konstan terdengar mendekat menuju wanita berambut hitam yang sudah jatuh dalam buaian mimpi diposisi tak nyamannya dalam menunggu.
Laki-laki itu tersenyum sendu, merendahkan diri dan merapikan anak rambut yang menutupi paras wanita yang dicintainya. Menyelipkan lembut didaun telinga tanpa bermaksud membangunkan.
"Maaf... "
Tbc
______________________________________
Mon maaf, Enthor geli ama nama kontaknya Iori di hpnya Harita 😭💔
Alay banget, hiks!
Kek anak SMA nulis kontak bebebnya plis 😭💔
Enthor gak bakal nulis kontak kek gitu, itu terlalu alay–
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro