Si Mamod: Fungsi Komposisi Mi Ayam Mang Dod
SI MAMOD
Starred by:
—Mat & Wander—
[MaFiKiBi Society]
ft. Mi Ayam Mang Dod, muach
"Komandan, lapor!" Dengan bahu tegap, tampang serius, dan pandangan lurus ke depan, Wander memasang hormat begitu menghadap Mat yang baru selesai mengajarkan materi fungsi komposisi. Mat yang baik pun mengikuti akting Wander dengan membalas hormatnya sehingga anak perempuan itu kembali bersuara. "UTBK Sersan Wander tinggal 17 hari lagi. Gejala migrain yang dialami sudah mencapai stadium kronis ... kondisi otaknya pun sudah miring nan miris. Tidakkah Komandan punya setitik hati nurani untuk sekadar mengajaknya menyantap mi ayam Mang Dod hingga tiga mangkuk habis?"
Mereka baru belajar selama satu jam di hari libur ini. Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, tetapi Wander sudah meminta jatah makan siangnya? Padahal Mat-lah yang dari tadi berulang-ulang menjelaskan materi kuantitatif hingga kerongkongannya terasa kering dan mencekik karena kerutan di dahi Wander tak kunjung hilang maupun sedikit pudar. Lah, anak perempuan itu hanya ngang-ngong-ngang-ngong, hah-hoh-hah-hoh, tahu-tahu memalak Mat, minta mi ayam? Ckckck. Tahu keterbatasan otak itu memang bagus ... tapi bersikap enggak tahu diri pada sesama? Bagus juga! Bagus buat cosplay jadi pakan hiu megalodon, maksudnya.
"Please ...." Mendapati Mat yang menarik napas panjang untuk memasok asupan oksigen dan stok sabar berlebih, Wander pun meringis seraya menangkupkan kedua tangannya di atas kepala bak sekte sesat yang tengah memuja sesembahan. "Baginda Mat terhormat! Perutku sudah kumat! Mohon petunjuk dan rahmat! Agar UTBK-ku selamat! Minimal bisa membanggakan Pak Camat! Maksimal bisa bermanfaat bagi umat!"
Kasihan ... mana masih muda. Pintu kasih Mat pun terketuk. Oh, salah. Kalau Wander orangnya, sih, 'mengetuk' terlalu lembut. Dia mah gedor-gedor, ngalahin hebohnya bocil keliling Cibangun buat bangunin sahur. Untung Mat seorang pemuda yang budiman. "Boleh. Aku bayarin. Syaratnya, habis semangkuk nanti, kamu harus ngerjain latihan soal dengan tingkat akurasi benarnya sampai 75%. Mau nambah satu porsi? Boleh ... tapi persentase betulnya juga harus naik seenggaknya sepuluh persen."
"Kalau target tidak memenuhi?"
"Bayar sendiri mi ayamnya."
Amboi! Wander tahu, segala hal yang berhubungan dengan matematika memanglah selalu menyebalkan. Akan tetapi, tawaran ini? Kedua manik cokelat busuk Wander berbinar-binar. Kepalanya mengangguk-angguk seakan hendak lepas dari pangkal leher. Wander, sih, enggak segitu narsisnya sampai merasa bisa mencapai 75% ... tapi tawarannya oke banget, Bos! Nothing to lose, patut dicoba! Keuangan Wander juga lagi enggak krisis-krisis amat, kok ... wong baru diisi ulang sama THR. Jiakh! "Gaskeun, Mang!"
Hari ini, Wander jadi pelanggan pertama mi ayam Mang Dod. Iyalah! Masih pagi begini, orang-orang belinya bubur ayam, nasi kuning, soto ayam ... lah ini? Wander sok bergaya mengibaskan rambut panjang lurusnya yang belum dikeramas sejak bulan lalu. Kutu-kutu yang bersarang di rambutnya pun say hi pada dunia.
Dalam hidup Wander, mi ayam itu tak bisa dipengaruhi oleh dimensi apa pun, termasuk oleh jarak dan waktu yang katanya berkuasa paling kuat di muka bumi. Ea. Bagi Wander, waktulah yang tunduk pada mi ayam, bukan sebaliknya. Pagi-siang-sore-malam hanyalah keterangan waktu, sementara mi ayam ... sekali mi ayam, tetap mi ayam!
Lihatlah ciptaan yang paripurna itu! Beralas mangkuk putih bersih dengan cap ayam jago, berenang di antara kuah kari kental yang mengalirkan arus cinta, berhias suwir ayam dengan bumbu yang meresap hingga jiwa ... alamak, indahnya mi ayam Mang Dod!
Tangan Wander siap menggenggam sendok dengan penuh tekad, tetapi perhatiannya lebih dulu teralihkan oleh aksi Mat yang langsung melahap ayam suwir. "Tidaaak!"
Panik mendengar jeritan Wander, Mat pun tak sengaja menelan ayam di mulutnya bulat-bulat hingga nyaris tersedak.
"Semua orang memang memiliki seni masing-masing untuk menikmati semangkuk mi ayam, wahai anak muda." Suara cempreng Wander berubah serius. "Akan tetapi ... alangkah baiknya kau mengikuti kaidah Abah. Pertama, seruput kuah kari dengan takaran setengah sendok makan. Kedua, gulung ayam suwir ke dalam mi-mi yang kenyal menggunakan garpu. Tidak usah pakai teknik menyulam. Setelah itu, tarik napas dalam-dalam. Nomor tujuh bikin tercengang! Kau akan kaget dengan sensasi perjalanan mi ayam di sistem pencernaanmu yang tak akan lagi sama ...."
Mat mengernyit heran. "Terlepas dari kaidah yang kamu bilang, mi ayam adalah mi ayam. Rasanya tetap gitu-gitu aja."
Suara cempreng Wander tiba-tiba kembali. "Ooo, jelas beda! Kayak materi kita tadi, f(g(x)) tidak sama dengan g(f(x)) karena fungsi komposisi perlu memperhatikan urutan. Mi ayam juga begitu, Mat ... kamu harus belajar lagi materi fungsi komposisi mi ayam Mang Dod!" Wander tergelak hebat, tak habis pikir dengan pikirannya sendiri. "Tuh, tuh! Aku keren banget, kan, Maaat, bisa mengimplementasikan materi kuantitatif ke dalam kehidupan mi ayam! Abis ini, bisa dapat mi ayam gratis tanpa ngerjain soal, nih!"
Indahnya mi ayaaaam~
Ingetin, ya, bulan depan kayaknya mau ngambil cocoklogi antara permasalahan hidup dengan solusi SPLDV di kedudukan dua garis berdasarkan gradiennya, tetew!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro