03❞ Kenangan; Ruang
[ 💊🐰 | yume 夢 ]
short yume fanfiction of Tokyo Debunker
[Ruang]
***
Di ruangan yang remang ini, kau nampak berkutat dengan racikan obat. Beberapa alat berdenting saat saling bersentuhan satu sama lain. Kau selalu memeriksa kesehatanku, memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Pekerjaanmu, menurutku adalah sesuatu yang mulia.
Iris semerah darah itu bergulir, mengarah ke arahku. Oh, aku hanya mampu membalas dengan senyum kecil nan canggung. Aku tidak punya banyak pengalaman di bidang yang kau tekuni. Karena itulah, tiap kita bertemu di waktu ini, mulutku selalu terkatup dengan rapat meski terkadang lolos pula untaian kalimat yang panjang.
"Jiro-kun," panggilku, menyadari detik waktu telah habis. Sesuai jadwal, tentu saja kau harus pergi dan kembali pada pekerjaanmu.
"Aku akan tinggal di sini, sedikit lagi."
Menyadari maksud dari panggilanku, ia mengangkat suaranya, terdengar serak seperti biasa. Tawa kecil tak sengaja terdengar, itu adalah suaraku. Ia mengerjap.
"Padahal, bukan itu yang mau kuminta, lho?"
"Oh, ya? Biasanya kamu selalu minta untuk ditemani habis pemeriksaan. Jadi kupikir ..."
Aku menggeleng pelan, "Benar, biasanya. Tapi, aku mau minta tolong soal yang lain. Apa boleh?"
Helaan napas terdengar, siapa lagi kalau bukan dirinya? Jari-jemari itu memijat lehernya yang pegal, namun tatapannya sama sekali tidak beralih dariku. Gelagat yang menunjukkan bahwa ia kerepotan akan tingkah kekanakkanku.
"Merepotkan, tapi baiklah. Apa itu?"
Tuh, 'kan.
"Kalau tiba masa di mana aku menggunakan seluruh kekuatanku dan aku melupakan segalanya. Aku harap, kamu bisa mengurusku di ruangan ini," ujarku sembari memejamkan mata.
Hening sesaat.
Jiro tidak membalas perkataanku, sibuk terdiam. Ah, sudah kuduga, pasti permintaan untuk mengurus manusia yang tak lama lagi akan menjadi 'boneka hidup' itu terlalu menyusahkan, ya?
Lagi, helaan napas terdengar memenuhi ruangan, "Baiklah, aku akan mengurusnya bila kala itu tiba. Tapi, aku akan berusaha semaksimal mungkin, agar kau tidak berakhir di keadaan itu."
Menggunakan kekuatan dengan bantuan iblis untuk mewujudkan dunia tanpa keluarga, mungkin ini adalah karma bagiku yang tak tahu diri. Kutukan yang akan melahap diriku di umur 25 tahun nanti.
"Haha, terimakasih, Jiro-kun! Mohon bantuannya, ya!" ucapku seraya melambaikan tangan antusias, berusaha menyembunyikan rasa gelisah di dada yang sedari tadi berkecamuk.
Aku harap, tidak akan ada yang bersedih dengan kepergianku nanti, termasuk kamu, sosok yang baik hati kepadaku yang berdosa ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro