Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29. Waktu dan Tenggara


Guysss siapa yang udah jamuran nungguin cerita ini update???🤣🤣

Maaf ya guysss aku baru update soalnya lagi sibuk banget sama persiapan kuliah, maaf yaaaaa.

Semoga suka yaa sama kelanjutan ceritanya

Happy reading

***

Bening sedari tadi menghela napasnya kasar ketika dirinya tidak mendapati Alvin di dalam ruangan belajarnya, jika seperti ini jelas nanti dirinya akan di marahi oleh Miranda.

Bening menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ada waktu tigapuluh menit sebelum Miranda tiba di rumahnya.

Bening meletakkan tasnya dia pergi meninggalkan rumah Miranda, sebelum itu dirinya berpesan ke asisten rumah tangga Miranda jika dirinya keluar sebentar untuk mencari Alvin, beruntung beberapa hari ini Bening sudah mengetahui tempat nongkrong Alvin jadi dirinya tidak susah-susah harus mencarinya di mana.

Bening mengendarai motornya meninggalkan rumah Miranda, beberapa saat kemudian Bening sudah sampai di sebuah bangunan yang terlihat sederhana, baru saja akan masuk Bening mendapati Alvin yang keluar dengan sudut bibir yang berdarah

"Alvin!" panggil Bening.

Alvin menatap seseorang yang memanggilnya, matanya terkejut karena dia mendapati Bening.

"Lo ngapain disini kak?!"

Alvin bertanya dengan ekspresi yang jelas-jelas sangat tidak suka.

"Alvin kamu habis berantem?" tanya Bening khawatir seraya akan memegang wajah Alvin tapi dengan cepat Alvin menepis tangan Bening.

"Ayo pulang saya obatin," ucap Bening.

"Lo pulang aja sendiri kak! Gue masih ada urusan!" ujar Alvin seraya beranjak dari tempatnya tapi Bening menahan tangan Alvin.

"Alvin nurut sama saya, luka kamu harus di obati, selain itu kamu juga harus belajar, sebentar lagi ada ulangan kan di sekolah," jelas Bening.

Alvin menatap Bening jengkel.

"Lo kenapa susah banget ngerti si kak! Gue nggak suka les sama lo! Lo bisa berhenti sekarang!" sentak Alvin.

"Lo butuh duit berapa?!Biar gue kasih sekarang juga dan lo bisa berhenti!" tegas Alvin.

Bening menghela napasnya pelan.

"Ayo pulang sekarang," ucap Bening dengan tegas.

Alvin menatap Bening, dia tersenyum miring.

"Oke gue pulang sekarang," ucap Alvin.

Bening memegang tangan Alvin.

"Lepasin, gue nggak akan kabur," ucap Alvin menatap Bening datar.

Bening menghela napasnya pelan, pada akhirnya dia melepaskan tangan Alvin.

Alvin mengambil motornya dan mengendarainya, sedangkan Bening juga sama dia mengikuti motor Alvin dari belakang, dan dirinya sangat bernapas lega saat keduanya sampai di rumah, ternyata Alvin tidak berbohong, tapi jujur saja Bening sedikit aneh karena Alvin tiba-tiba menuruti perkataannya.

"Alvin kamu dari mana?" tanya seseorang tiba-tiba keluar dari rumah dia adalah Miranda Mama Alvin.

"Tunggu, ini bibir kamu kenapa bisa gini?" tanya Miranda seraya memegang wajah Alvin.

"Tanya aja sama guru les yang mama pilih buat Alvin,"

Bening terkejut ketika Alvin berucap seperti itu.

"Bening kenapa bisa gini?" tanya Miranda.

"Saya tidak tau Bu, tadi saya mencari Alvin dan saat ketemu dia sudah seperti itu," jelas Bening.

"Benar seperti itu Alvin?" tanya Miranda.

"Bohong Ma, dia yang udah pukul Alvin sampai kayak gini,"

Deg

Bening tersentak kaget atas apa yang di ucapkan oleh Alvin.

"Alvin maksut kamu apa nuduh saya?" tanya Bening.

"Gue bicara fakta, Lo udah nampar gue kak," ucap Alvin lagi.

Miranda menatap Bening dengan begitu tajamnya, dia mendekat ke arah Bening.

Plakk

"Bisa bisa nya kamu tampar anak saya hah?!" sentak Miranda.

Bening terdiam merasakan rasa panas yang menjalar di pipinya, dia berusaha setenang mungkin, Bening memberanikan dirinya menatap Miranda.

"Saya tidak melakukan hal itu,"

"Berani-beraninya kamu bohong Bening!! Sekarang kamu saya pecat! Jangan sampai kamu menginjakkan kaki kamu disini lagi!" tegas Miranda.

"Ibu saya mohon jangan pecat saya, karena saya benar-benar tidak melakukan hal itu, Alvin berbohong,"

Plakk

Untuk kedua kalinya Bening merasakan tamparan dari tangan Miranda.

"Pergi sekarang dari hadapan saya! Dan ini bayaran kamu!" Miranda melemparkan uangnya ke wajah Bening hingga membuat uang itu berserakan di bawah.

"Alvin ayo kita masuk!" ucap Miranda.

Bening menatap Alvin, dan tiba-tiba sebuah senyuman terbit di bibir Alvin, setelah itu Miranda dan Alvin masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kencang.

Bening terdiam di tempatnya, dia menatap uang yang di lemparkan oleh Miranda, dengan perlahan Bening berjongkok memungut uangnya satu persatu dan tanpa sadar Bening meneteskan air matanya, rasanya sangat sakit diperlakukan oleh orang seperti ini, Bening merasa harga dirinya telah hilang sekarang.

***

Bugh!

Bugh!

"Kak Tenggara stop!!" teriak Bening berusaha menahan Tenggara yang akan menghajar Leo.

"Bening sebaiknya lo pergi," ucap Leo kepada Bening.

"Jadi gini Bening kelakuan kamu selama ini hah?! Bisa-bisanya kamu pelukan sama Leo!" sentak Tenggara.

Bening terdiam dia menatap Tenggara, air matanya tidak bisa dia tahan lagi.

"Lo salah paham kak! Leo cuma nenangin gue! nggak lebih dari itu!" jelas Bening, bahkan tanpa sadar Bening merubah bicaranya menjadi Lo Gue kepada Tenggara.

Tenggara terkekeh pelan.

"Alasan klasik Bening, ini udah kedua kalinya aku liat kamu pelukan sama Leo, dan alasannya selalu itu, kamu pikir aku bodoh!" tegas Tenggara.

"Kalau lo nggak mau Bening gue peluk! Seharusnya Lo sebagai pacar sadar dikit! Selama ini lo kemana aja hah!" kali ini Leo berbicara.

Tenggara mendekat ke arah Leo dia menarik kerah baju Leo.

"Lo nggak usah ikut campur tentang hubungan gue sama Bening! Lo tau apa tentang gue!" Tegas Tenggara di setiap inci katanya.

Leo tersenyum miring, tiba-tiba saja Leo melayangkan satu pukulan kepada Tenggara dan menyebabkan bibir Tenggara berdarah.

Bening yang melihat itu langsung melerai keduanya.

"Stop gue bilang!" teriak Bening.

Bening menatap Tenggara.

"Kak sebaiknya lo pergi sekarang dari hadapan gue!"

Tenggara terkejut kerena ucapan Bening.

"Kamu bener-bener berubah Bening," ucap Tenggara pelan.

"Iya gue berubah kak! Puas Lo!! Selama ini gue bener-bener tertekan! lo apa tau apa yang gue rasain selama ini hah!" teriak Bening.

Tenggara hanya diam mendengarkan apa yang di ucapkan Bening, Tenggara menatap Bening.

"Aku minta maaf," ucap Tenggara pada akhirnya dan memilih meninggalkan Bening bersama dengan Leo.

Bening benar-benar langsung menangis sesenggukan saat Tenggara beranjak dari tempatnya, Leo mendekat kepada Bening.

"Ayo gue anter pulang," ucap Leo.

"Gue butuh waktu sendiri, lo pergi aja," ucap Bening di sela-sela tangisannya.

"Nggak ayo gue anter pulang," paksa Leo.

Bening menatap Leo.

"Leo tinggalin gue sendiri, gue mohon," ucap Bening dengan suara paraunya.

Leo diam, dia menghela napasnya pelan.

"Oke kalau itu bisa buat lo tenang, gue pergi," ucap Leo pada akhirnya.

•••

Bening berdiam diri di kamarnya, dia terus saja menangis, beruntung orangtuanya tidak ada di rumah jadi Bening bisa menangis sepuas-puasnya, masalah begitu banyak menghampirinya, di tambah hubungannya dengan Tenggara sudah berantakan, Bening tidak tau apa yang salah dengan hubungan keduanya, Bening berubah kata Tenggara? Tenggara tidak tau saja apa yang Bening lalui selama ini, Bening benar-benar merasa tertekan sekarang, di saat teman-temannya hanya harus fokus dengan kuliahnya berbeda dengan Bening yang harus mencari uang untuk kebutuhan keluarganya, di tambah lagi dia baru saja mendapatkan penghinaan-penghinaan yang seharusnya tidak dia dapatkan.

Tanpa sadar Bening tertidur karena terlalu lelah menangis.

Ke esokan paginya Bening terbangun dengan kepalanya yang sangat pusing.

"Bening kamu sudah bangun, badan kamu panas," ucap Bunda Bening.

Bening mengubah posisinya menjadi duduk, dia menatap Bundanya.

"Jam berapa sekarang Bun?" tanya Bening.

"Jam delapan," jawab Bunda Bening.

Bening terdiam dia memijat pelan kepalanya.

"Makan ya setelah itu minum obat, badan kamu panas lho," ucap Bunda Bening lagi.

"Nggak Bun nanti aja," tolak Bening.

"Bunda ambilin ya, nanti tambah parah lo demam kamu," ucap Bunda Bening lagi.

Bening menatap Bundanya.

"Nanti ya Bun, Bening bisa ambil sendiri kok," ucap Bening seraya tersenyum tipis.

Bunda Bening menghela napasnya pelan.

"Yasudah kalau begitu Bunda ke luar dulu, kamu istirahat," ucap Bunda Bening yang di angguki Bening.

Setelah Bunda Bening pergi, Bening hanya diam, Bening merasakan dadanya berdenyut dengan kencang, air matanya bahkan akan keluar memikirkan kejadian kemarin.

Bening menyibak selimutnya dia harus bertemu Tenggara sekarang.

Bersambung...

Guysss makasih yaaaa sudah membaca....

Jangan lupa follow Instagram @matteo.tenggara

@bungabening

Aku juga lagi ngadain giveaway novel Waktu dan Tenggara lho guys di Instagram aku yukk kepoin @eldelafimeta.personal

Pemenang akan diumumkan tanggal 25 juliii yaaa, siapa tau kalau kalian ikutan bisa jadi pemenang🥰🥰🥰

TERIMAKASIH SEMOGA HARI KALIAN MENYENANGKAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro