26. Waktu dan Tenggara
Hayoooo siapa yang masih setia buat nungguin WAKTU DAN TENGGARA update, angkat tangannya☺️
Bentar lagi Waktu dan Tenggara mau PO jangan lupa nabung yaaa🥰🥰🥰🥰
Happy reading....
****
Tenggara sedari tadi menatap ponselnya, sudah terhitung setengah jam dirinya mengirim pesan kepada Bening tapi Bening belum membalas pesannya, bahkan Bening juga tidak mengangkat panggilan dari Tenggara, selama dua Minggu ini Tenggara merasa Bening selalu mengabaikan dirinya, entah apa penyebabnya Tenggara tidak mengetahui hal itu, karena di kampus dia juga jarang bertemu dengan Bening, lebih tepatnya Bening selalu sibuk.
Mungkin jika Tenggara mengetahui alasannya, Tenggara tidak sekhawatir ini, tidak lama setelah itu ponsel Tenggara berbunyi.
Tenggara segera mengecek pesannya, dan ternyata itu balasan dari Bening, tentu saja hal itu membuat Tenggara senang.
Bening: Kak maaf aku baru bales, sibuk banget aku akhir-akhir ini.
Tenggara: iya nggak papa, kamu bisa nggak nanti malem kita ketemu, aku jemput ke rumah.
Bening: Kak aku nggak bisa, maaf ya
Tenggara: Kamu sibuk banget ya?
Bening: Iya maaf ya aku nggak bisa ketemu
Tenggara menghela napasnya sangat pelan selain itu sebenarnya ada yang di pikirkan, Tenggara mendengar desas desus jika Bening selalu bersama dengan lelaki bernama Leo di kampus, Tenggara tidak tau siapa itu Leo, sebenarnya Tenggara akan menanyakan hal ini langsung ke Bening, tapi sayangnya Bening menolak ajakannya sekarang.
Tenggara berpikir sejenak, lebih baik dia menanyakan hal ini sekarang kepada Bening.
Tenggara: Sayang kamu kenal cowok yang namanya Leo?
Bening: Leo kak? Kenapa?
Tenggara: Enggak aku cuma tanya aja
Bening: Kenal kak
Tenggara: Anak kampus banyak yang bilang kamu deket sama dia
Bening: enggak kak, kita cuma temenan biasa kok, beneran.
Tenggara: Iya aku tau sayang, aku cuma mastiin aja.
Tenggara menghela napasnya pelan, kenapa tiba-tiba dirinya menjadi tidak nyaman membahas topik ini bersama Bening, sepertinya besok Tenggara harus tau siapa itu Leo.
Tenggara mengakhiri pesannya bersama Bening, dia segera beranjak dari tempatnya, hari ini dia harus pergi ke studio Aspire untuk latihan.
••••
Bening beberapa kali menghela napasnya, dua Minggu begitu terasa berat untuk Bening karena harus menjadi guru les private, setiap hari Bening selalu mendapatkan omelan dari Miranda karena Alvin selalu kabur saat akan ada les, sekali hadir Alvin pasti akan membuat kekacauan untuk Bening, pernah satu kali Bening menangis saat perjalanan pulang karena Miranda memarahinya dengan begitu keras, kenapa Bening menangis? Karena selama ini dia memendamnya sendiri, bahkan Alika yang selalu bertanya apakah Bening suka dengan pekerjaannya, Bening menjawab tidak sesuai kenyataannya, dia tidak ingin membuat Alika kepikiran.
Selain itu Bening juga tidak memberi tahu Tenggara, karena Bening tau pasti Tenggara akan khawatir akan dirinya, jujur saja Bening merindukan kadamaian yang beberapa hari ini tidak dia rasakan.
Bening seringkali mengabaikan pesan Tenggara, karena dia memang sesibuk itu akhir-akhir ini, dia bingung harus membagi waktu untuk bekerja dan kuliah.
Bening sedikit bingung karena barusan Tenggara menanyai hubungannya dengan Leo, Bening takut Tenggara berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya dan Leo.
Mengenai Leo anak itu menepati janjinya untuk tidak aneh-aneh dengan Bening, bahkan di kampus Bening hanya mengobrol biasa dengan Leo tidak seperti di awal-awal mereka bertemu.
Bening menghela napasnya sangat pelan, dia sangat lelah hari ini, di tambah nanti malam dia harus tetap mengajar, sedangkan siang ini Bening harus bekerja di Kafe setelah kuliah.
••••
Jam berlalu dengan cepat, dan disinilah Bening berada, di ruangan belajar Alvin sejak dua jam yang lalu.
"Alvin bisa kamu fokus?" tanya Bening kepada Alvin yang sibuk melihat film di ponselnya.
Alvin malah tertawa-tawa menatap film di ponselnya, karena kesal Bening menyahut ponsel Alvin.
"Balikin ponsel gue!" Alvin menatap Bening tajam.
Bening mematikan ponsel Alvin dan meletakkannya di meja samping.
"Belajar dulu baru nanti kamu bisa main handphone,"
"Kamu udah besar Alvin seharusnya kamu tau apa yang baik dan apa yang tidak kan," Tutur Bening.
"Kak lo tuh ngeselin tau nggak, gue nggak suka lo jadi guru privat gue, kenapa lo nggak berhenti aja sih, atau mau gue yang bikin lo di pecat dari sini!" ucap Alvin.
Bening menghembuskan napasnya perlahan.
"Alvin saya disini mencari uang, bukan ingin berdebat dengan kamu," tegas Bening.
"Mama kamu akan marah dengan saya," ucap Bening berharap Alvin mengerti.
Alvin menatap Bening dengan senyuman di bibirnya.
"Bagus kalau Mama marah,"
••••
Bening benar-benar terlihat lesu, baru saja dia menyelesaikan pekerjaannya, apakah dia harus berhenti saja sekarang, tapi itu tidak mungkin karena dia butuh uang.
"Lo bisa Bening," ucap Bening berusaha menyemangati dirinya, meskipun dirinya sebenarnya sedikit tertekan.
Bening sedikit merasakan hawa malam ini sangat dingin, dan sialnya dia tidak membawa jaket bersama dirinya, Bening melewati jalan yang tidak ramai orang mungkin karena sudah malam jadi terlihat sepi, Bening segera melajukan motornya.
"Cantik sendirian aja," ujar seseorang tiba-tiba.
Bening bergidik ngeri ketika melihat dua pengendara motor yang berusaha mendekati motornya, dengan cepat Bening melajukan motornya, Bening takut.
Tapi yang terjadi tiba-tiba pengendara motor itu melaju lebih cepat dari Bening dan momotong jalan Bening, Bening terkejut dan tanpa pikir panjang Bening mengerem.
mendadak.
"Mbak pergi yuk sama kita," ucap pengendara itu dengan tatapan minat kepada Bening.
Jantung Bening berdetak lebih cepat dari biasanya, Bening berbuat melajukan motornya kembali tapi yang terjadi salah satu dari lelaki itu mengambil kunci motor Bening.
"Mas balikin!" ucap Bening panik.
"Kita balikin tapi lo harus ikutin perkataan kita," ucapnya seraya menyentuh dagu Bening, dengan cepat Bening menepis tangan lelaki itu.
Bening dengan cepat berlari dari tempatnya, tapi yang terjadi dua orang lelaki itu mengejar Bening dan berhasil menangkap Bening.
"Lepasin!!!" ronta Bening.
Dua lelaki itu malah tertawa terbahak-bahak, Bening bisa merasakan bau alkohol yang menceruak.
"Lepasin gue!!" ronta Bening lagi, yang terjadi kedua lelaki itu malah menyeret Bening.
Bening berharap ada seseorang yang menolongnya saat ini, bagaimana ini dia harus apa, tenaga Bening tidak bisa melawan dua lelaki itu.
"Gue mohon lepasin!" ucap Bening bahkan hampir menangis.
"Woy lepasin!!!!" teriak seseorang.
Bening seketika menatap siapa yang berteriak itu dan ternyata itu adalah Leo.
"Wahh ada yang mau join juga nih ternyata," ucap salah satu lelaki itu.
Leo mengepalkan tangannya ketika melihat Bening yang menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"L-leo," ucap Bening terbata-bata.
Dengan cepat Leo langsung menarik salah satu lelaki itu.
Bugh
Bugh
Perkelahian terjadi begitu saja, satu lelaki yang mendapati temannya di serang itu sontak melepaskan Bening dan melawan Leo.
Bening hanya bisa pasrah sekarang, dia bingung harus bagaimana, lari pun dia tidak tau akan kemana karena keadaan sekitar benar-benar sepi dan mencengangkan.
Bugh!
"Leo!!" teriak Bening ketika Leo mendapatkan pukulan di sebelah matanya.
Emosi Leo semakin memuncak dia menghajar dia lelaki itu tanpa ampun, bahkan mereka benar-benar terkapar di atas tanah.
"Leo stop gue mohon," ucap Bening menahan Leo yang akan menghabisi dua lelaki di hadapannya itu, jika di biarkan Leo pasti akan membunuh orang.
"Jangan berani-berani lo deketin temen gue bangsat!! Pergi lo!!" teriak Leo.
Laki-laki itu tergopoh-gopoh dan pergi menggunakan motornya dan meninggalkan Bening dan Leo.
Leo menatap Bening.
"Bening lo nggak apa-apa?" tanya Leo khawatir.
Bening menatap Leo dia bahkan hampir menangis.
"Gue nggak papa,"
"Kita cari tempat aman sekarang, ayo naik motor gue," ucap Leo.
"Motor gue gimana?" tanya Bening.
"Nanti gue suruh temen gue kesini, mana kuncinya?" tanya Leo.
"Gue nggak tau tadi di bawa sama orang tadi," jelas Bening dengan suara bergetar.
"Nanti bisa gue atur, ayo pergi dari sini," ucap Leo menarik tangan Bening untuk menuju motornya, beruntung tadi Leo tidak sengaja melintasi jalan itu dan melihat Bening di ganggu oleh laki-laki tadi.
••••
"Minum dulu," ucap Leo menyodorkan air mineral kepada Bening, keduanya saat ini berada di sebuah minimarket
Bening tidak menerima air yang diberikan oleh Leo, Bening terlalu syok karena kejadian tadi pikiran-pikiran yang menakutkan muncul di otaknya, tanpa sadar air matanya turun begitu saja membasahi pipinya.
Leo yang melihat hal itu tersentak, dengan cepat Leo meletakkan air mineralnya.
"Bening nggak papa lo udah aman ada gue disini," ucap Leo.
Bening menatap Leo.
"G-gue takut," parau Bening.
"Lo udah aman sekarang," ucap Leo lembut.
Bening tidak berhenti menangis bahkan tangisannya terdengar menyakitkan di telinga Leo, Leo dengan perlahan memberanikan diri untuk memeluk Bening.
"Nangis aja dulu kalau itu bisa buat lo tenang," ucap Leo lembut, Bening membalas pelukan Leo dan menumpahkannya seluruh tangisannya di sana.
Tidak jauh dari saja ada seseorang yang mengernyitkan dahinya menatap kejadian di hadapannya, pikiran jahat tiba-tiba muncul di kepala gadis itu, dia mengeluarkan ponselnya dan memotret Leo dan Bening saat berpelukan dan mengirimkannya ke seseorang.
Gadis itu tersenyum puas.
••••
Tenggara tengah berkumpul bersama anak Aspire malam hari ini tidak di dalam studio melainkan di tongkrongan pinggir jalan menikmati makanan mereka masing-masing.
"Bass gue coba ayam lo dong," ucap Adiv menatap makanan Bass.
"Enak aja pesen sendiri sana," ucap Bass seraya menjauhkan piringnya dari jangkauan Adiv.
"Dasar pelit!!" maki Adiv.
"Emang kalau nggak ribut bukan Adiv sama Bass!" ucap Biru.
"Diem woy gue mau makan jadi nggak enak nih," saut Reijiro.
"Bass Div kalau mau ribut di tengah lapangan sana," kali ini Caraka ikut berbicara.
"Gue lagi-gue lagi," keluh Adiv.
"Ya emang elu!" saut Tenggara seraya tertawa.
"Bass muka lo biasa aja, lo kayak orang kebelet boker," ledek Javas.
"Ya emang gue kebelet boker bang,"
Seketika anak-anak Aspire langsung tertawa.
"Emang stress si Bass," ucap Kajev.
"Bentar gue mau beli sosis bakar ada yang mau nggak?" Tanya Tenggara, semua anak Aspire langsung mengangkat tangannya.
"Oke anak-anak tunggu papa disini," ucap Tenggara langsung membuat anak Aspire huek-huek.
Tenggara mengambil dompetnya, dia segera membeli sosis bakar yang tempatnya tidak jauh dari posisi mereka saat ini.
Drrtt
Drrtt
"Bang hp lo bunyi terus, kayaknya penting!!" teriak Semesta, handphone Tenggara memang sengaja tidak dia bawa.
Tenggara menatap Semesta dari tempatnya berdiri.
"Buka aja!" saut Tenggara.
Karena sudah mendapatkan izin dari Tenggara Semesta membuka handphone Tenggara yang tidak terkunci itu.
Semesta terlihat kaget akan pesan yang dia baca.
"Muka lo kenapa ta kaget gitu?" tanya Javas.
Karena penasaran anak-anak Aspire langsung mendekat, semua langsung saling tatap seolah menyiratkan sesuatu.
Tidak lama kemudian Tenggara datang.
"Chat dari siapa ta?" tanya Tenggara.
Semua yang ada di sana tampak kebingungan.
"Itu bang cewek namanya Valen dia ngirim foto," ujar Semesta.
Tenggara mengernyitkan dahinya, Valen ada apa dia mengirim pesan dan juga foto.
"Sini gue liat," saut Tenggara.
Semesta dengan ragu menyerahkan handphone itu kepada Tenggara, Tenggara terdiam saat melihat pesan dari Valen.
Valen: ini cewek yang lebih lo pilih dari pada gue Gar? dia main sama cowok lain
(send picture)
Tanpa sadar raut wajah Tenggara langsung berubah, sangat ketara sekali dirinya saat ini tengah menahan emosi.
"Gar sebaiknya lo tanya ke Bening dulu jangan kebawa emosi," Caraka berbicara.
"B-bener Bang," kali ini Semesta menyahuti.
"Lo kenal sama cowok yang lagi sama Bening Gar?" tanya Javas.
"Namanya Leo selebihnya gue nggak tau," jawab Tenggara berusaha tenang.
"Dia anak fakultas hukum sama kayak gue bang, dia terkenal nakal di kampus, dia anaknya sering berantem," jelas Biru yang mengetahui siapa itu Leo.
Tenggara menganggukkan kepalanya mengerti.
"Gue cabut dulu," pamit Tenggara dan segera meninggalkan anak Aspire.
Bersambung
***
Ada yang bisa tebak kira-kira Tenggara marah nggak ya sama Bening??
Spam komen guyssss jangan lupaaa...
Follow juga Instagram @matteo.tenggara
@eldelafimeta.personal
TERIMAKASIH SEMOGA HARI KALIAN MENYENANGKAN
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro