24. Waktu dan Tenggara
Hai guys ketemu lagi sama aku eldelafimeta😍, gimana kalian? Baik kan?
Oh ya jangan nabung dari sekarang yaa buat kalian yang mau peluk novel Waktu dan Tenggara ☺️☺️
Selamat membaca....
Rumah sakit
Tenggara merasakan pusing yang menjalar di kepalanya, dia begitu berat untuk membuka matanya, bau-bau obat begitu menyeruak menusuk hidungnya.
"Bang lo nggak apa-apa?" tanya Semesta dengan begitu paniknya, tadi Semesta terkejut ketika tiba-tiba seseorang menghubunginya lewat ponsel Tenggara dan memberitahukan jika Tenggara mengalami kecelakaan.
"Gue kenapa bisa disini?" tanya Tenggara lemah.
"Lo habis kecelakaan bang, lo dapet tiga jahitan di kening," jelas Semesta.
"Jangan banyak gerak tunggu sini gue panggilan dokter," ucap Semesta, Tenggara hanya menuruti saja karena dia benar-benar tidak ada tenaga untuk bangun dari tempat tidur, badannya rasanya sakit semua.
Tidak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Tenggara.
Dokter menjelaskan sedikit tentang kondisi Tenggara dan setelah itu menyudahi pemeriksaan, sekarang hanya ada Tenggara dan Semesta di ruangan.
"Bang lo tau nggak gue khawatir banget sama lo, untung aja lo cuma luka di kening dan memar-memar di lengan, padahal motor lo bener-bener parah," jelas Semesta dengan raut wajah yang khawatir.
Tenggara sedikit terkekeh pelan.
"Lo mikirin apa sih bang bisa bisanya nabrak pembatas jalan," ucap Semesta.
"Gue ngehindar dari mobil depan gue Ta, malah gini jadinya," jelas Tenggara.
"Makasih ya ta," ucap Tenggara tulus.
Semesta menganggukkan kepalanya tulus.
"Lain kali lo harus hati-hati bang," nasehat Semesta.
"Iyaa gue bakalan hati-hati, gini aja udah sakit banget, nggak mau deh gue nyungsep lagi," ujar Tenggara, membuat Semesta tertawa.
"Bang lo mau tau nggak motor lo separah apa?" tanya Semesta seraya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto motor Tenggara kepada Tenggara.
"Separah ini?" tanya Tenggara terkejut melihat motornya yang hampir tidak berbentuk bagian depannya.
Semesta menganggukkan kepalanya.
"Sialan duit gue," ucap Tenggara lemas, karena motor miliknya adalah motor kesayangan punyanya yang sudah Tenggara beli dengan uang hasil YouTube, dan harganya tentu saja fantastis.
"Tenang bang lo bisa beli lagi, duit lo banyak," ucap Semesta seraya menepuk-nepuk punggung Tenggara.
"Bukan masalah duit Ta, gue sayang banget sama itu motor, malah gue sendiri yang ngerusakin,"
"Masih mending motor lo yang tutup usia bang bukan lo," frontal Semesta.
Tenggara menghela napasnya pelan, benar juga yang di katakan oleh Semesta.
"Ta selain lo yang tau kalau gue kecelakaan siapa aja yang tau?" tanya Tenggara.
"Anak Aspire doang si bang, kenapa? Orangtua lo mau di hubungi?" tanya Semesta.
"Nggak usah mereka nggak perlu tau,"
"Satu lagi sama pacar lo bang,"
Tenggara terdiam.
"Dia tau?" tanya Tenggara memastikan, Semesta menganggukkan kepalanya.
Tidak lama kemudian pintu ruangan Tenggara terbuka, disana ada Bening yang berdiri di depan pintu.
"Kak," panggil Bening pelan, suaranya bahkan bergetar, Semesta yang mengetahui keberadaan Bening langsung undur diri dari ruangan dan membiarkan Tenggara dan Bening bersama.
"Aku nggak papa," jawab Tenggara seraya tersenyum sangat tipis, dia tau Bening terlihat sangat khawatir kepada dirinya.
Bening seketika langsung berjalan ke arah Tenggara, dan memeluk Tenggara.
"Kenapa bisa gini?" tanya Bening tidak bisa menahan air matanya untuk keluar.
"Aku nggak papa sayang, jangan nangis," ucap Tenggara seraya membalas pelukan Bening meskipun dia sedikit kesusahan karena infus yang ada di tangannya.
Bening menatap Tenggara.
"Aku khawatir banget waktu Semesta ngabarin kalau kamu kecelakaan," ucap Bening disela-sela tangisnya.
Tenggara mengusap pelan air mata Bening.
"Maaf ya udah buat kamu khawatir," ujar Tenggara.
Bening menganggukkan kepalanya pelan, Tenggara tiba-tiba terfokus pada kaki Bening.
"Bening kok sandal kamu beda?" tanya Tenggara dengan menahan tawanya.
Bening dengan perlahan melihat kakinya, dan seketika Bening langsung menangis dengan kencangnya.
"Habisnya aku kaget banget tau kak, terus dari rumah langsung pakek sandal, ternyata beda sebelah," ucap Bening di sela-sela tangisannya, dia sangat malu saat ini.
"Se khawatir itu ya sampai sandalnya beda sebelah?" ledek Tenggara.
Bening menghentikan tangisannya, dia langsung memukul bahu Tenggara.
"Jahat banget malah di ketawain," ucap Bening dengan kesal.
"Maaf deh maaf," ucap Tenggara terkekeh pelan.
Tenggara menatap Bening.
"Makasih ya udah khawatir sama aku," ucap Tenggara pelan.
Bening memeluk Tenggara kembali.
"Jangan gini lagi kak, aku takut," ucap Bening pelan.
"Iyaaa sayang,"
•••••
Bening memilih untuk pulang setelah lama bersama Tenggara, selain itu juga ada anak Aspire yang bersama dengan Tenggara, jadi tidak masalah Bening pulang, karena Bening harus berangkat bekerja, tapi sebelum itu Bening pergi ke rumahnya dulu untuk mengambil keperluan.
Dua puluh menit perjalanan Bening tempuh untuk sampai ke rumah.
"Eh Motor Ayah kok di rumah," ujar Bening pelan, karena biasanya di jam segini Ayahnya masih di bengkel untuk bekerja.
"Bunda, Ayah," panggil Bening seraya memasuki rumah.
"B-bunda kenapa?" tanya Bening melihat Bundanya menangis sedangkan Ayahnya memeluk Bundanya.
"Ayah, Bunda," panggil Bening seraya mendekat.
"Bening ayah kamu dipecat dari pekerjaannya," ucap Bunda Bening.
"Maafin Ayah Bening," ucap Ayah Bening dengan tatapan sedih.
"Ayah, jangan minta maaf," ucap Bening dengan tatapan sedih.
"Bunda jangan khawatir Bening kan masih punya kerja,"
"Bunda sama Ayah ada hutang sepuluh juta di bank dan itu harus segera di bayar, bunda bingung harus bagaimana setelah ini," ucap Bunda Bening.
"Ayah akan cari pekerjaan secepatnya, Ayah janji," ucap Ayah Bening.
"Ayah maafin bunda juga karena selama ini bunda nggak bisa apa-apa di rumah," ucap Bunda Bening.
"Bun ini salah Ayah, jangan minta maaf," ucap Ayah Bening.
Bening terdiam.
"Ayah sama Bunda tenang aja ya, nanti Bening yang urus semuanya okee, percaya aja sama Bening," ucap Bening tersenyum.
Bunda dan Ayah Bening terus saja meminta maaf kepada Bening atas apa yang terjadi, tapi Bening berusaha menenangkan kedua orangtuanya agar tidak terus meminta maaf.
••••
Beberapa hari kemudian.
Tenggara sudah pulang dari rumah sakit sejak tiga hari yang lalu, sekarang keadaannya sudah benar-benar membaik, hanya saja di dahinya terdapat sedikit perban untuk menutupi jahitan yang belum kering.
Di rumah Tenggara bahkan tidak Sudi untuk menatap Papanya, setiap kali Papanya berusaha berbicara dengan Tenggara, pasti Tenggara akan menghindar dari Papanya karena Tenggara sudah malas dengan hal itu.
Seseorang mengetuk pintu kamar Tenggara.
"Tenggara ini Mama, buka sebentar pintunya," ucap Mama Tenggara.
Tenggara menghela napasnya perlahan, dia membuka pintu kamarnya.
"Mama boleh masuk?" tanya Mama Tenggara.
Tenggara hanya menganggukkan kepalanya saja, setelah itu Mamanya memasuki kamar Tenggara.
"Gimana keadaan kamu?" tanya Mama Tenggara seraya menyentuh dahi Tenggara, tapi Tenggara langsung menghindar sentuhan itu.
Mama Tenggara terdiam sejenak.
"Maafin Mama karena selama ini egois sama kamu, mungkin keluarga ini bukan keluarga yang kamu inginkan sama sekali, tapi dari dalam lubuk hati Mama, Mama menyayangi kamu Tenggara," ucap Mama Tenggara sungguh-sungguh.
Tenggara terdiam, hatinya tiba-tiba terasa sakit karena ucapan Mamanya.
"Mama udah tau Papa selingkuh?" tanya Tenggara tanpa menatap Mamanya.
Mama Tenggara diam sebentar.
"Mama sudah tau sejak satu tahun yang lalu," ucap Mama Tenggara, seketika Tenggara seolah tersentil karena ucapan Mamanya.
"Satu tahun Mama bilang?" tanya Tenggara tidak percaya.
"Kenapa Mama diam selama ini?" tanya Tenggara.
"Karena Mama melakukan hal yang sama dengan Papa kamu,"
Deg.
Tenggara sekuat tenaga menahan emosinya yang akan meluap.
"Mama pernah selingkuh, tapi itu sudah berakhir sejak lama, Mama tau mama salah," ucap Mama Tenggara.
Tenggara tertawa pelan.
"Nggak ada harapan di keluarga kita Ma," ucap Tenggara sebelum beranjak dari tempatnya meninggalkan Mamanya yang terdiam, tidak lama kemudian Mama Tenggara menitikkan air matanya karena rasa bersalah yang dia simpan dalam hatinya.
••••
Bening benar-benar sangat kesal beberapa hari ini, bagaimana dia tidak kesal selama beberapa hari ini lelaki yang bernama Leo itu selalu merecoki dirinya setiap di kampus, Bening pikir waktu itu Leo hanya bercanda ketika Leo bilang tertarik kepada dirinya, tapi nyatanya itu terjadi sampai sekarang.
Seperti saat ini contohnya, Bening sedang makan di kantin seorang diri tiba-tiba Leo datang dan membawa makanannya dan duduk begitu saja di hadapan Bening.
"Ngapain lo disini?" tanya Bening sewot.
Leo malah tersenyum begitu lebarnya.
"Makan, apa lagi," ucap Leo
Bening benar-benar tampak kesal karena kelakuan Leo.
"Ya kan nggak harus duduk di hadapan gue!"
"Oh jadi mau gue duduk disamping lo?"
Bening memejamkan matanya, sungguh berdekatan dengan Leo membuat darahnya naik.
"Lo bisa diem kan, kalau mau makan makan aja!" kesal Bening seraya berdiri dari tempatnya dan meninggalkan makanannya sedangkan Leo tertawa karena Bening benar-benar terlihat menggemaskan di matanya.
Bening berjalan meninggalkan kantin dengan perasaan dongkol, benar-benar setiap melihat Leo ingin rasanya Bening menonjok wajah Leo.
"Bening lo jalan cepet banget sih, gue panggil-panggil nggak nyaut," kesal Alika seraya menghampiri Bening.
"Al lo tau nggak gue di gangguin terus sama Leo! pengen gue maki-maki rasanya!!" Bening meluapkan segala emosinya.
"Leo si anak fakultas hukum yang waktu itu?" tanya Alika yang di angguki Bening dengan cepat.
"Garcep juga ya dia deketin lo," ucap Alika.
"Mending lo kabur kalau ketemu dia," ucap Alika mencoba memberikan solusi.
"Ya gue udah kabur, tapi tetep ketemu dia Al, udah gue pusing sama masalah idup di tambahi lagi sama Leo!" kesal Bening.
"Jangan-jangan jodoh!!" ucap Alika seraya menutup mulutnya dan matanya melotot.
"Amit-amit, gue udah punya Tenggara yaaa!!
Bersambung
****
Siapa yang udah khawatir sama Tenggara hahahah???
Ngaku kalian, trauma yaaa sama cerita sad ending🤪
Cerita ini full senyum kok wkwkwkwk
Terimakasih yaaa sudah membaca semoga hari kalian menyenangkan 😍
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro