Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17. Waktu dan Tenggara


Happy reading....

Bening menatap Tenggara dengan raut muka yang tidak enak, bukan tanpa sebab, itu karena saat besok Tenggara manggung Bening tidak bisa datang sebab dia ada sift sore sampai malam.

"Kak maaf ya," ujar Bening.

Tenggara tersenyum tipis.

"Iya nggak papa Bening," jawab Tenggara.

"Beneran nggak papa?" Bening memastikan kembali.

"Iyaa," jawab Tenggara sekali lagi dengan senyuman di bibirnya.

Bening diam dia bingung topik apa yang harus dia bahas sekarang dengan Tenggara, karena jujur saja sejak pengakuan perasaan Tenggara kemarin Bening sangat canggung dengan Tenggara.

"Sebagai gantinya lo harus ikut gue sekarang," ucap Tenggara.

"Eh kemana?" tanya Bening.

"Ayo ikut dulu aja," ajak Tenggara seraya mengulurkan tangannya, Bening menatap uluran tangan Tenggara dengan ragu Bening menerima uluran tangan Tenggara.

Tenggara tersenyum saat Bening menerima uluran dari tangannya, Tenggara segera beranjak dari tempatnya bersama dengan Bening.

Tenggara mengambil motornya di parkiran kampus.

"Lo udah nggak ada jadwal kuliah kan?" tanya Tenggara.

Bening menganggukkan kepalanya.

"Ayo naik," suruh Tenggara kepada Bening.

Bening lagi-lagi hanya menuruti perkataan Tenggara dan segera naik ke motor yang di kendarai Tenggara.

Tenggara segera menjalankan motornya meninggalkan parkiran kampus.

Di jalan Bening hanya diam saja dan yang terdengar hanyalah suara deru motor milik Tenggara dan beberapa pengendara lainnya.

Dua puluh menit kemudian keduanya sampai di sebuah pusat perbelanjaan di salah satu kota Jakarta.

Sebenernya Bening penasaran Tenggara ingin mengajaknya untuk apa.

"Kak ada yang mau di beli ya?" tanya Bening.

Tenggara menatap Bening.

"Iya hadiah ulangtahun buat lo," jawab Tenggara, Bening langsung terkejut karena ucapan Tenggara.

"Hadiah ulangtahun gue kak? Gue nggak lagi ulangtahun," jawab Bening.

Tenggara tertawa pelan.

"Iya tau, tapi ulangtahun lo kurang seminggu kan,"

Bening menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, memang benar ulangtahunnya masih kurang seminggu.

"Iya sih kak," jawab Bening pada akhirnya.

"Tapi gue nggak mau di beliin hadiah," ucap Bening cepat.

Tenggara tersenyum.

"Harus mau," ujar Tenggara seraya menarik tangan Bening dan segera memasuki pusat perbelanjaan.

"Kak," panggil Bening.

Tenggara menoleh menatap Bening.

"Ini tangannya harus di gandeng ya?" tanya Bening menatap tangannya yang dipegangi Tenggara.

"Iya biar nggak di ambil orang," jawab Tenggara dengan senyuman yang melekat di bibirnya, dan Bening hanya bisa terheran-heran saja dengan apa yang diucapkan Tenggara barusan.

Tenggara mengajak Bening ke salah satu toko pakaian bermerek.

"Kak jangan disini, ini terlalu mahal buat gue," keluh Bening.

Tenggara menatap Bening.

"Gue yang beliin jadi harus nurut Bening," ucap Tenggara.

Bening menghela napasnya pelan, sedangkan Tenggara dengan senyuman yang ada di bibirnya segera membawa masuk Bening ke toko itu.

"Jadi mau yang mana?" tanya Tenggara kepada Bening, Bening menatap Tenggara.

"Terserah," jawab Bening sudah tidak ada tenaga untuk menolak.

"Kalau gitu gue yang pilihin," ucap Tenggara dengan begitu semangatnya.

Akhirnya Bening hanya nurut-nurut saja dengan Tenggara.

••••

Bening menatap Tenggara dengan kesal karena Tenggara baru saja membelikan beberapa pakaian kepada Bening.

"Kak kenapa lo buang-buang uang buat gue sih," keluh Bening.

"Padahal gue cuma cukup diucapin aja gue udah seneng kok," ujar Bening lagi.

"Jangan bilang gara-gara lo suka sama gue makannya giniin gue," oceh Bening kembali, tiba-tiba Tenggara langsung tertawa.

"Meskipun lo bukan orang yang gue suka pun gue bakalan tetep beliin lo Bening, kenapa? Karena lo temen gue," jawab Tenggara.

Bening menghela napasnya sangat pelan.

"Makasih dan gue minta maaf,"

"Minta maaf kenapa?" tanya Tenggara.

"Karena udah ngerepotin," jawab Bening, karena jujur saja Bening merasa tidak pantas untuk menerima hadiah yang dibelikan oleh Tenggara.

"Mending sekarang ikut gue beli ice cream," ajak Tenggara.

"Tapi kali ini gue yang bayarin," Bening berucap dengan cepat.

Tenggara terkekeh pelan.

"Seperti yang tuan putri mau,"

Bening langsung terdiam, dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dari Tenggara, karena ucapan Tenggara barusan membuat jantungnya berdetak dengan kencang.

Tiba-tiba saja Tenggara menatap Bening dari samping.

"Kak lo ngagetin!!" Bening langsung kaget karena tiba-tiba wajah Tenggara ada di hadapan Bening.

Tenggara tertawa.

"Sorry,"

Bening berdehem sangat pelan.

"Ayo kak," ajak Bening seraya beranjak dari tempatnya

Tenggara tersenyum tipis dan dia segera menyamakan langkahnya dengan Tenggara.

Bening memasuki salah satu Kafe yang ada di pusat perbelanjaan bersama dengan Tenggara.

"Selamat datang, mau pesan rasa apa kak?" tanya salah satu pegawai.

"Vanilla aja satu," jawab Tenggara.

"Matcha satu mbak," ujar Bening.

"Saya ulangi pesanannya ya, Vanilla satu dan matcha satu," ucapnya yang di angguki Bening.

"Totalnya limapuluh ribu kak,"

Tenggara mengeluarkan dompetnya, dengan cepat Bening langsung menatap Tenggara dengan tatapan tajam.

"Gue yang bayar kak," ucap Bening dengan cepat langsung mengeluarkan dompetnya dan membayarkannya, sedangkan Tenggara lagi-lagi dia hanya bisa tertawa.

Setelah mendapatkan ice creamnya masing-masing Tenggara dan Bening duduk disalah satu kursi yang disediakan.

Bening memakannya dengan tenang, sedangkan Tenggara diam-diam menatap Bening.

"Suka matcha?" tanya Tenggara.

Bening mendongakkan kepalanya menatap Tenggara.

"Banget," jawab Bening.

"Kakak mau coba?" tanya Bening.

Tenggara diam, tidak lama kemudian dia menganggukkan kepalanya, Bening memberikan ice creamnya kepada Tenggara.

Sedang Tenggara dia segera memakan ice creamnya.

"Gimana?" tanya Bening.

Tenggara menatap Bening dengan tatapan datar.

"Rasanya ngeri," ujar Tenggara dengan susah payah menekan ice creamnya.

"Hah ngeri?!" bingung Bening.

"Gue nggak suka matcha," jawab Tenggara.

Bening seketika langsung tertawa karena ucapan Tenggara.

"Terus kenapa malah mau nyobain?" tanya Bening.

"Lo nawarin nggak mungkin gue tolak kan," jawab Tenggara.

Bening tertawa, sedangkan Tenggara diam-diam tersenyum tipis karena Bening.

"Jadi sukanya apa?"

"Kamu,"

"Kakk!!" kesal Bening.

Tenggara tertawa karena reaksi Bening barusan.

"Jangan bercandain gue," ucap Bening lagi.

"Siapa yang bercanda kan gue emang suka sama lo, lupa?" tanya Tenggara, lebih tepatnya dia meledek Bening.

"Oke oke, stop jangan bahas ini kak gue malu," ucap Bening sedangkan Tenggara malah menanggapinya dengan senyuman tipis di bibirnya.

••••

Tenggara mengantarkan Bening pulang ke rumahnya.

"Kak mau mampir nggak?" tanya Bening.

"Nggak papa?" tanya Tenggara.

"Nggak papa lah, ayo masuk," ajak Bening.

Tenggara menuruti ajakan Bening, dia segera masuk bersama dengan Bening.

"Ayah sama Bunda kamu dimana Bening?" tanya Tenggara.

"Ayah sama Bunda beberapa hari ini ada di Bandung kak, ke rumah nenek," jawab Bening, Tenggara menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kak Tenggara mau makan nggak? Aku masakin kalau mau, tadi kan belum makan waktu di luar," ucap Bening.

"Emang bisa masak?" tanya Tenggara.

"Bisa lah, masakan gue enak banget kak," sombong Bening.

"Oke gue mau cobain," ujar Tenggara.

Bening mengacungkan jempolnya.

"Pilihan yang tepat, tunggu disini ya," ucap Bening.

"Gue bantuin," jawab Tenggara.

"Eh nggak usah kak," tolak Bening.

"Biar cepet selesai," ucap Tenggara.

Bening akhirnya menyetujui ucapan Tenggara, keduanya segera pergi ke dapur, Bening segera menyiapkan bahan-bahan untuk dia masak.

"Sini biar gue cuci ayamnya," ucap Tenggara.

Bening menganggukkan kepalanya, sedangkan dia segera meracik bumbu-bumbu yang di butuhkan.

"Mau masak apa emang?" tanya Tenggara di sela-sela kegiatannya.

"Ayam rica-rica," jawab Bening.

"Kak kan lo besok manggung, emang sekarang nggak latihan?" tanya Tenggara.

"Kemarin udah latihan," jawab Tenggara.

"Mending lo duduk aja gimana kak? Takutnya besok kecapekan kak," nasehat Bening.

"Lagian ini cuma masak Bening bukan kerja rodi,"

Ucapan Tenggara membuat Bening tertawa.

Keduanya sibuk memasak hingga beberapa saat masakan sudah tersaji di meja makan.

"Jeng jeng udah jadi," ucap Bening dengan semangat empat lima.

Tenggara tersenyum melihat Bening.

Bening segera mengambilkan piring dan nasi untuk Tenggara.

"Cobain kak gimana rasanya?" tanya Bening seraya mengambilkan masakannya untuk Tenggara

Tenggara segera mencoba masakan Bening, sedangkan Bening dia sangat amat khawatir dengan tanggapan Tenggara.

"Nggak enak kak?" tanya Bening.

Tenggara tersenyum tipis.

"Bener masakan lo enak, kayaknya lo udah siap kalau mau nikah sekarang," ucap Tenggara.

Bening tertawa karena ucapan Tenggara.

Bersambung

***

Salam

#Author.

Lama banget aku nggak update huhuhuhu😬😬, maaf yaaaaa

Jangan lupa komen sama vote nya ya guys biar semangat nulisnya 🖤🖤🖤🖤

TERIMAKASIH SEMOGA HARI KALIAN MENYENANGKAN 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro