Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16. Waktu dan Tenggara

 Bening sama Tenggara ada momen romantis 😝

Kalau kalian jadi Bening kira-kira bakalan deg deg an nggak waktu Tenggara bilang suka? Hahaha

Happy reading

***

Beberapa hari telah berlalu dan Bening tidak kunjung menemui Tenggara, lebih tepatnya Bening menghindar dari Tenggara.

Andai Bening tahu bahwa beberapa hari ini Tenggara uring-uringan sendiri karena Bening menghindarinya mungkin Bening akan menertawakan Tenggara.

Bening sangat hati-hati di kampus agar tidak bertemu dengan Tenggara, yang benar saja jika dia bertemu dengan Tenggara pasti Tenggara akan membahas perihal pengakuannya kemarin, ya meskipun itu belum tentu dilakukan oleh Tenggara, hanya saja Bening jaga-jaga.

Hari ini lebih tepatnya siang hari ini matahari bersinar sangat terik, dan disinilah Bening berada, di Kafe tempat dia bekerja dia baru saja sampai di Kafe dan akan bersiap untuk masuk karena setengah jam lagi dia akan mulai bekerja.

Saat memarkirkan motornya di depan Kafe Bening langsung membeku di tempatnya karena ada Tenggara di depan Kafe yang tengah menatap ke arahnya, lebih tepatnya Tenggara berjalan ke arah Bening.

Mampus

Batin Bening

Ingin rasanya Bening berlari tapi itu tidak mungkin, mana Tenggara sangat tampan hari ini, ah sepertinya Bening gila sudah berpikiran seperti itu.

"H-hai kak," sapa Bening kepada Tenggara, berusaha untuk tidak canggung.

"Tiga hari Bening," ujar Tenggara dengan tatapan datar.

"T-tiga hari kenapa kak?" tanya Bening gugup.

"Lo ngehindar dari gue," jawab Tenggara.

Bening langsung diam, sial mulutnya tiba-tiba tidak bisa mengelak omongan Tenggara barusan.

"Kak sebenarnya gue itu," Bening menggantung ucapnya, dia menundukkan wajahnya dan menggenggam erat-erat tangannya.

"Kenapa?" tanya Tenggara.

"Gue nggak bisa bales rasa suka lo kak, karena gue belum siap," Bening mengucapkannya secepat kilat.

Tenggara diam.

Dukk

Mata Bening terbelalak kaget ketika kepala Tenggara dia sandarkan di bahu Bening, posisi mereka saat ini berhadapan.

"Bening jadi lo kepikiran soal ini?" tanya Tenggara masih tetap dalam posisinya.

"I-iya kak," jawab Bening gugup.

"Gue nggak masalah sama jawaban lo, tapi kasih gue alasan," Tenggara berucap dengan nada yang terdengar kecewa di telinga Bening.

"Gue trauma kak, gue selalu gagal dalam hubungan," jawab Bening.

Tenggara menghela napasnya sangat pelan, dia mengubah posisinya lantas Tenggara menatap Bening.

"Gue ngerti,"

"Maafin gue udah buat lo kepikiran,"

Bening menggelengkan kepalanya cepat.

"Gue yang harus minta maaf kak," ujar Bening.

"Setelah ini gue nggak mau lo ngehindar dari gue," Tenggara berucap dengan sungguh-sungguh.

"Gue ngerasa bersalah udah bilang suka sama lo kalau pada akhirnya lo lebih milih ngehindar dari gue Bening,"

Bening diam, tidak lama kemudian dia memberanikan diri menatap Tenggara.

"Gue nggak akan ngehindar dari lo, kita tetep teman seperti biasa kak,"

Perkataan Bening membuat Tenggara tersenyum, tidak lama kemudian Tenggara menghela napasnya sangat lega.

"Pada akhirnya kita Cuma bisa temenan, tapi nggak papa itu udah lebih dari cukup buat gue,"

Tenggara tersenyum.

Bening malah merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan kepada Tenggara saat ini.

Entahlah Bening hanya merasa bingung dengan situsnya saat ini, dan dia tidak tau cara menghadapinya.

••••

Setengah jam sudah berlalu, Tenggara tengah berlatih bersama dengan anak Aspire untuk persiapan manggung dua hari lagi, tapi yang terjadi Tenggara tidak fokus sama sekali bahkan dia beberapa kali salah memainkan bagian lagunya.

"Gar fokus, manggung udah dua hari lagi, kenapa dari tadi salah terus?" tanya Caraka dengan tegas, sedangkan anak-anak lainnya hanya diam karena jujur saja tatapan Caraka sangat menakutkan.

"Nggak biasanya lo gini," saut Javas.

"Lo ada masalah?" tanya Caraka pada akhirnya.

Tenggara menghela napasnya sangat pelan.

"Sorry guys, gue minta istirahat lima belas menit, setelah itu gue bakalan fokus beneran," jawab Tenggara.

"Oke kalau gitu kita semua istirahat lima belas menit," Caraka mengintruksi.

Semuanya segera beranjak dari tempatnya begitu juga dengan Tenggara, mereka duduk di sofa yang ada di studio.

Tenggara menyandarkan kepalanya di sofa seraya menutup matanya.

"Bang lo kenapa muka loyo banget dari tadi?" tanya Semesta.

"Gue kayaknya kena mental," gumam Tenggara.

"Jangan bilang lo putus cinta,"

Seketika Tenggara langsung membuka matanya dan menatap Javas yang barus saja berbicara.

"Gue?! Putus cinta mana mungkin!" Tenggara berucap dengan nada kesal.

"Eh buset ngegas!" Javas berucap.

Semua yang ada disana malah tertawa.

"Gar kalau lo beneran lagi putus cinta lo har,"

"Gue bilang enggak Bang," Tenggara memotong ucapan Caraka.

Anak-anak Aspire tertawa karena tingkah Tenggara barusan.

"Gue udah fokus ayo latihan sekarang," kesal Tenggara.

"Awas aja kalau lo nggak fokus gue lemparin ya Gar," ucap Caraka.

"Iya bang iyaaaa," Tenggara menatap Caraka dengan tatapan julid tapi sebenarnya itu hanya bercanda.

"Latihan latihan!" ucap Kajev.

"Semangat!" ucap Biru.

Mereka semua segera memulai latihannya kembali, dan untungnya Tenggara benar-benar bisa fokus seperti apa yang dia katakan tadi.

Satu jam

Dua jam

Latihan baru saja selesai setelah dua jam berlalu, dan kini semuanya sudah berpamitan untuk pulang, sedangkan Tenggara dia masih berada di dalam studio bersama dengan Javas, Javas tengah sibuk dengan laptop di hadapannya.

Tenggara sedari tadi hanya makan cemilan, sudah beberapa bungkus dia habiskan.

"Gar lo tuh yaa makan terus dari tadi berisik! Gue nggak bisa fokus," kesal Javas.

Tenggara meletakkan bungkus makanannya di meja, dia menatap Javas dengan serius.

"Jav gue mau cerita," ucap Tenggara.

"Apaan?" tanya Javas.

"Jadi gue punya temen, nah si temen gue ini punya temen cewek, mereka udah akrab, tiba-tiba suatu hari gue ngungkapin perasaan,"

"Maksut gue si cowok ngungkapin perasaannya ke temen ceweknya," ralat Tenggara dengan cepat.

"Tapi gue, eh dia malah di tolak,"

"Tunggu Gar," Javas menghentikan ucapan Tenggara.

"Gar lo nyeritain kisah temen lo apa diri lo sendiri hah?" Javas sudah curiga dengan cerita Tenggara.

"Temen gue lah!" Tenggara menyolot.

Seketika Javas langsung tertawa terpingkal-pingkal.

"Jadi lo di tolak cewek Gar hahahahahhaha," Javas tertawa dengan begitu puasnya.

"Sialan bukan gue, tapi temen gue!!!" Tenggara tidak terima.

Javas masih tertawa terpingkal-pingkal.

"Jujur aja deh Gar," Javas masih meledek Tenggara, sedangkan Tenggara yang kesal itu malah kembali memakan snack nya dengan muka yang sangat ketara jika dia sedang ngambek dengan candaan Javas.

"Sorry banget lagian lu sih bikin gue ketawa sampai ngik ngik hahhaha," Javas masih saja tertawa.

"Bodo amat gue," sewot Tenggara.

Javas akhirnya menghentikan tawanya.

"Jadi ini yang buat lo tadi nggak fokus waktu latihan?"

"Iya,"

"Hah?!"

"Hahahahhahaha,"

"Javas sialan!!!!"

"Hahahahaha,"

Pada akhirnya Tenggara berakhir misuh-misuh karena Javas.

••••

Tenggara baru saja sampai ke rumah setelah memutuskan untuk pulang, tiba-tiba ada anak kecil yang menghampiri Tenggara.

"Kakak ayo main bola sama Rasya," ucapnya seraya menggandeng tangan Tenggara, Tenggara menatap anak kecil itu, Tenggara tersenyum tipis dan berjongkok menatap anak kecil berusia lima tahun itu.

"Nama kamu Rasya?" tanya Tenggara, anak kecil itu mengangguk kepalanya dengan semangat.

"Rasya kakak cariin dari tadi kenapa malah disini," ucap seorang gadis dengan muka paniknya.

Tenggara menatap gadis itu.

"Kaina," ucap Tenggara.

Kaina menatap Tenggara dengan senyuman canggung.

"Maaf ya Rasya gangguin kamu," Kaina tidak enak dengan Tenggara.

"Enggak kok Na, ngomong-ngomong dia siapa kamu?" tanya Tenggara.

"Keponakan aku," jawab Kaina.

"Kakak ayo main bola," ujar Raysa seraya menarik-narik tangan Tenggara.

"Rasya nggak boleh, kakaknya capek mau istirahat, sini sama kak Kaina aja ya," ajak Kaina.

"Jadi Rasya mau main bola sama kakak?" tanya Tenggara, Rasya pun mengangguk dengan begitu antusiasnya.

"Yaudah ayo kita main,"

"Yeeee,"

"Tapi Gar nggak apa-apa?" tanya Kaina memastikan.

Tenggara tersenyum tipis kepada Kaina.

"Serahin sama gue," ucap Tenggara.

"Ayo kita ke taman let's go," ujar Rasya semangat dia menarik tangan Tenggara, sedangkan Kaina dia hanya menurut saja mengikuti Rasya dan Tenggara dari belakang.

Mereka segera berjalan ke taman dekat komplek perumahan, tiba-tiba Rasya menghentikan langkahnya, dia menolehkan kepalanya menatap Kaina.

"Kak Kaina sini gandeng tangan Rasya satunya," ucap Rasya.

Kaina tersentak sedikit karena ucapan Rasya tapi kemudian dia segera menggandeng tangan kiri Rasya sedangkan tangan kanan Rasya di gandeng oleh Tenggara, di sepanjang perjalanan ke taman Rasya selalu bertanya kepada Tenggara, sedangkan Kaina dia hanya diam menyimak, jujur saja Kaina sangat canggung dengan posisinya saat ini yang sudah seperti pasangan dengan Tenggara.

"Kaina Rasya lucu banget," Tenggara tertawa.

Kaina terdiam karena melihat pemandangan barusan, Tenggara yang tersenyum baru saja memporak porandakan hati Kaina.

"Kak Kaina kenapa diem aja, terus pipi kakak kenapa merah?" Ceplos Rasya.

Seketika Kaina langsung memegang pipinya.

"Kakak kepanasan, kan cuacanya lagi panas sya," ucap Kaina cepat.

Tenggara tersenyum sangat tipis.

"Na lo bisa duduk disana, biar gue yang main sama Rasya," ucap Tenggara.

Kaina tentu saja langsung menyetujui ucapan Tenggara, karena dia tidak mau Tenggara melihat pipinya memerah, pada akhirnya di taman Tenggara bermain dengan Rasya, sedangkan Kaina dia diam-diam mengamati kegiatan Tenggara.

Kaina tanpa sadar tersenyum, saat melihat Tenggara.

"Tenggara apa boleh rasa ini tetap ada?"

Bersambung

***

Salam

#Author

Nah loh Kaina suka sama Tenggara 🤪🤪🤪🤪

Gimana nih kira kira guys berlayar apa nggak ya kapal Kaina sama Tenggara hahahahah

Jangan lupa follow Instagram @matteo.tenggara

SEMOGA HARI KALIAN MENYENANGKAN 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro