Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

00:32

    Neverland, 00.00

    Di tempat yang berbeda, ketiga pemuda itu sampai di Neverland dengan selamat. Bangkit dari keterpurukan yang membawa mereka kembali ke tempat di mana mereka memulai semuanya, hanya kabut tebal yang menyapa penglihatan mereka. Tak ada tanah subur melainkan hanya tanah mati yang diselimuti oleh kabut.

    Satu persatu dari mereka mulai mengambil langkah, memasuki kabut tebal untuk menemukan jalan menuju rumah yang menjadi tempat tujuan kepulangan mereka.

    Langkah Seungcheol terhenti di bawah pohon mati. Tangan kiri pemuda itu menyentuh batang pohon dengan hati-hati.

    Seungcheol bergumam, "apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

    Netra Seungcheol menajam ketika pendengarannya menangkap pergerakan di dekatnya. Memandang sekeliling, Seungcheol bersikap waspada sebelum menegur dengan suara yang tegas.

    "Siapa di sana?"

    "H-hyeong?"

    Batin Seungcheol tersentak ketika menemukan suara yang sangat familiar. Changkyun tiba-tiba muncul dari dalam kabut tepat di belakang Seungcheol. Dan pemuda itu tampak terkejut ketika melihat sosok yang ia temukan tewas malam itu di tanah Neverland, kini berdiri di hadapannya tanpa cacat sedikitpun.

    "Seungcheol Hyeong," suara putus asa itu membimbing Seungcheol.

    Seungcheol perlahan berbalik dan sama terkejutnya dengan Changkyun. "Changkyun?"

    "Hyeong ..." Changkyun segera menghampiri Seungcheol dan keduanya lantas saling berpelukan dengan tangis yang tertahan.

    "Kau masih hidup? Kau masih hidup, Im Changkyun ... kau masih hidup, syukurlah."

    Pelukan keduanya terlepas, saling memandang satu sama lain untuk melukis kembali dalam ingatan mereka gambaran wajah yang sudah mereka lupakan dalam waktu yang cukup lama.

    Changkyun lantas bertanya, "di mana yang lainnya? Apa Hyeong datang sendirian?"

    "Kita harus menemukan mereka."

    "Maksud Hyeong mereka juga ada di sini?"

    Seungcheol tampak ragu untuk memberitahukan pada Changkyun. Namun pada akhirnya ia memberitahukan pada Changkyun agar pemuda itu tak terlalu berharap.

    "Tidak semua."

    "Maksud Hyeong?"

    "Hanya empat orang yang kembali kemari, itulah yang aku dengar."

    "Kenapa? Kenapa begitu?" Changkyun mengingat kembali kenangan terakhir sebelum ia tewas malam itu.

    Dia kemudian bergumam, "aku tewas setelah Hyeong. Masih ada Minhyuk Hyeong, Hanbin dan juga Taehyung Hyeong ... apakah mereka masih hidup?"

    Seungcheol memegang kedua bahu Changkyun dan berucap dengan pembawaan yang tenang, "dengarkan baik-baik. Malam itu ... tidak ada yang selamat di antara kita. Kita semua mati ... kecuali Kim Taehyung."

    Netra Changkyun melebar. "Taehyung Hyeong? Dia masih hidup?"

    "Dia meninggalkan Neverland dalam keadaan hidup, itulah yang aku tahu."

    "Di mana? Di mana dia sekarang?"

    "Kita akan tahu setelah kita menemukan orang itu."

    Changkyun mengerti siapakah orang yang dimaksud oleh Seungcheol, dan orang itu tidak lain adalah orang yang memberikan arloji pada mereka. Pandangan Changkyun terjatuh pada arloji di tangannya.

    "Dia pasti berada di rumah lama. Kita harus segera menemukan yang lain."

    Seungcheol mengangguk dan keduanya berjalan beriringan menembus kabut yang bisa saja menyesatkan mereka bahkan hanya dalam hitungan detik.

    Di bagian lain Neverland, Hanbin berdiri di tepi tebing. Namun kabut yang tebal membuat pemuda itu tak mengetahui di mana ia berdiri saat ini. Dan satu langkah saja ia ambil, maka sudah bisa dipastikan hal buruk akan terjadi.

    Hanbin memandang sekitar, namun tak ada yang bisa ia lihat selain kabut yang tebal. Kembali mengarahkan pandangannya ke bawah, pemuda itu mencoba meyakinkan dirinya tentang tempat ia berada saat ini.

    "Neverland?" gumam Hanbin.

    Teringat akan sesuatu, Hanbin mengangkat pandangannya dan melangkahnya kakinya. Namun langkah yang belum sempurna itu terhenti ketika seseorang menahan pergelangan tangannya dari belakang. Hanbin pun segera menoleh dan mendapati Hyungwon. Seseorang yang memberikan arloji yang kini berada di tangannya.

   "Kau?"

   "Mundur," gumam Hyungwon.

    Hanbin memandang ke tempat yang akan ia tuju, dan kabut yang memudar di hadapannya membuat pemuda itu terkejut ketika menyadari di mana ia berdiri saat ini. Hanbin pun segera menjauh dari tebing dan berhadapan dengan Hyungwon.

    "Kau ... siapa kau sebenarnya?" tegur Hanbin kemudian.

    "Aku tidak ingin menjawab pertanyaan yang sama berulang kali. Pulanglah."

    Hanbin menatap tak mengerti. "Pulang?"

    "Pulang ke tempat yang kau sebut sebagai rumah," Hyungwon lantas berbalik dan meninggalkan Hanbin.

    Dan berkat pertimbangan singkatnya, Hanbin mengerti maksud Hyungwon. Sebelum kehilangan jejak Hyungwon, Hanbin segera menyusul pemuda asing itu. Menembus kabut untuk mencari jalan pulang.

    Berjalan cukup jauh dari tempat sebelumnya, Hyungwon menggerakkan ekor matanya untuk menemukan keberadaan Hanbin yang berjalan di belakangnya. Dan ketika menyadari bahwa Hanbin lengah, Hyungwon meninggalkan Hanbin. Menghilang di dalam kabut yang tak bisa dijangkau oleh penglihatan Hanbin.

    Hanbin menghentikan langkahnya. Memandang sekitar, mencoba untuk menemukan Hyungwon yang baru beberapa detik yang lalu berada di hadapannya.

    Hanbin kemudian memutuskan untuk menegur, "permisi, kau masih di sini?"

    Tak ada jawaban, Hanbin kembali melangkahkan kakinya mencoba mengejar pemuda misterius yang tiba-tiba menghilang itu. Sementara di sisi lain, Changkyun dan Seungcheol juga masih mencari jalan untuk pulang. Keduanya terlibat pembicaraan.

    "Apa yang terjadi di sini?" gumam Changkyun yang berjalan di belakang Seungcheol.

    Seungcheol menyahut, "Neverland dipenuhi oleh kabut, semua tumbuhan mati, danau kering dan air laut surut. Tempat ini benar-benar telah menjadi tanah mati."

    "Hyeong pernah bertemu dengan orang asing itu?"

    Seungcheol bergumam sebagai jawaban.

    "Apa yang dia katakan pada Hyeong?"

    Seungcheol menghentikan langkahnya dan berbalik memandang Changkyun. Dia kemudian berucap, "dia sudah bangkit."

    "Siapa yang Hyeong maksud?"

    "Lucifer."

    Changkyun menatap penuh tanya. "Siapa?"

    "Iblis yang membunuh kita malam itu. Dia bukan Kim Taehyung, tapi Lucifer."

    Changkyun terperangah. "Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?"

    Perhatian mereka terinterupsi oleh suara seseorang yang menginjak ranting pohon kering. Keduanya serempak menoleh ke sumber suara dengan tatapan waswas.

    Seungcheol kemudian menegur, "siapa di sana?"

    Terdengar pergerakan di sekitar mereka dan mereka semakin waswas ketika sebuah siluet datang mendekat. Hanya dalam hitungan detik, kedua pihak saling berhadapan dan sama-sama terkejut.

    "Kim Hanbin?" gumam Seungcheol.

    "Hyeong," Hanbin segera menghampiri keduanya dan memeluk secara bergantian.

    "Kalian selamat."

    Dan dengan kehadiran Hanbin. Changkyun serta Seungcheol yakin bahwa satu orang yang tersisa adalah Lee Minhyuk yang saat ini tengah menunggu kedatangan mereka di saat ia sendiri tidak tahu bahwa orang-orang yang tengah ia tunggu telah kembali ke Neverland.

    Menunda reuni mereka, Seungcheol mengarahkan kedua adiknya untuk segera menemukan jalan untuk kembali ke rumah lama mereka karena langit yang telah menggelap akan semakin menyulitkan mereka untuk menemukan jalan di tengah kabut.

    Dan tanpa mereka sadari bahwa setiap pergerakan mereka diawasi oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan Chae Hyungwon. Alih-alih menunjukkan jalan yang benar pada ketiga pemuda itu, Hyungwon lebih memilih untuk membiarkan mereka menemukan jalan mereka sendiri. Dan tentunya ia memiliki alasan di balik itu semua.

Selesai ditulis : 12.12.2020
Dipublikasikan : 15.12.2020

  
   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro