Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

00:27

    Hyungwon kembali menapakkan kakinya di lantai kayu rumah sederhana Neverland dan langsung di sambut oleh tatapan tak bersahabat milik Minhyuk, tepat saat ia membuka pintu kayu tersebut.

    Tak beranjak dari tempatnya berdiri, Minhyuk lebih memilih menunggu hingga Hyungwon yang datang sendiri ke hadapannya.

    "Apa yang terjadi?" pertanyaan itu terucap ketika keduanya telah saling berhadapan.

    "Aku tidak harus menjelaskannya padamu."

    "Kau harus!" ucap Minhyuk dengan sedikit penekanan. "Kau yang membawa kami kemari ... kaulah orang yang harus menjelaskan semuanya."

    "Sebentar lagi mereka akan pulang, aku akan menjelaskannya saat itu tiba."

    Hyungwon berjalan masuk, namun langkah itu terhenti tepat saat ia akan melewati tempat Minhyuk.

    "Kenapa hanya tiga?" pertanyaan itulah yang menghentikan langkah Hyungwon.

    "Jangan kau pikir bahwa aku bisa menghidupkan seseorang yang sudah mati." Pandangan keduanya kembali di pertemukan.

    Hyungwon kembali berucap, "aku tidak bisa melakukannya."

    "Jadi kau sebut apa semua ini jika kau menyangkal hal itu?"

    "Aku hanya memutar waktu yang mereka miliki dan mengembalikan jiwa mereka. Tapi ketahuilah ... mereka yang sudah tertimbun oleh tanah, tidak lagi memiliki sebuah waktu." Hyungwon kembali melangkahkan kakinya dan benar-benar menghilang dari pandangan Minhyuk.

    Minhyuk bingung, sedih dan juga marah dalam waktu bersamaan. Semua terlalu rumit dan menyakitkan. Jika Taehyung masih ada, lalu di manakah dia berada sekarang?

    Membawa kebingungannya itu menemui kegelapan yang menyelimuti Neverland berkabut. Minhyuk berjalan menyusuri hutan mati tanpa arah tujuan. Dia hanya ingin berjalan dan terus berjalan hingga tak lagi ia temui rasa sakit yang kerap kali menghimpit dadanya, namun tanpa ia sadari bahwa ia tak pergi seorang diri. Karena si penjelajah waktu diam-diam mengikutinya hanya untuk memastikan bahwa Tuan dari Neverland itu tidak keluar dari hutan Neverland.

    Seoul, 03:45

    Berjalan seorang diri di jembatan yang membentang di atas sungai Han. Sejenak Jimin menghirup udara dingin pagi itu bahkan di saat kegelapan masih sepenuhnya menutupi Seoul. Kematian Namjoon membuat hatinya terusik dan ia datang ke sana hanya untuk menenangkan diri ketika ia yang terlalu lemah untuk menahan air mata di hadapan para saudaranya.

    Sejenak langkah itu terhenti dengan pandangan yang terjatuh pada sungai Han yang tampak gelap. Tatapan sayu yang terkesan kosong, membuat siapapun yang melihatnya pasti mengira bahwa ia ingin menjatuhkan diri ke sungai Han saat itu juga. Tapi tidak dengan Jimin. Pemuda itu bahkan tidak bisa memikirkan apapun dan tidak berniat menjatuhkan diri ke sungai Han. Dia hanya membutuhkan ketenangan, dan ketenangannya itu terusik ketika ia mendengar deru napas di sampingnya.

    Jimin menolehkan kepalanya dan terkejut ketika mendapati Taehyung sudah berdiri di sampingnya, masih dengan baju pasien yang menandakan bahwa pemuda itu melarikan diri dari Rumah Sakit.

    "Kau di sini?"

    Taehyung memandang dan lantas memberikan seulas senyum tanpa ada lagi kesedihan yang terlihat di garis wajahnya. Namun senyuman itu terasa asing bagi Jimin, karena itu bukanlah cara tersenyum Taehyung yang ia kenal selama ini.

    "Tidak perlu terkejut seperti itu," ucap Taehyung yang kembali menatap lurus ke depan.

    Pandangan Jimin jatuh pada kaki Taehyung, di mana pemuda itu tidak mengenakan alas kaki. Kembali pada wajah Taehyung. Jimin menatap saudara seumurannya itu dengan tatapan heran.

    "Kau kabur dari Rumah Sakit?"

    Taehyung hanya sekilas memandang dan kemudian menjawab, "aku tidak sakit, untuk apa aku di tempat itu."

    Jimin sejenak mempertimbangkan sesuatu. Taehyung yang selalu bersikap kaku setiap saat tiba-tiba berubah menjadi sedikit terbuka. Dan keterdiamannya itulah yang kemudian membuat Taehyung menghadap ke arahnya dan kembali membuat keduanya bertemu pandang.

    "Kau merasa tidak nyaman melihatku di sini?"

    "Tidak ... bukan begitu. Kau ... kau hanya sedikit berbeda dari biasanya."

    Taehyung kembali tersenyum. "Memangnya seperti apa aku yang biasanya?"

    "Tidak, lupakan saja ... tidak usah di pikirkan."

    "Jika kau tidak senang aku berada di sini, aku akan pergi sekarang."

    "Tidak, tidak ... bukan itu maksudku. Tetaplah di sini, tapi ... ah ... kenapa kau tidak mengenakan baju hangat dan alas kaki?"

    Jimin melepas jaketnya dan memakaikannya pada Taehyung, lalu melepaskan sepatunya agar Taehyung memakainya. "Pakailah, ini akan membuatmu lebih baik."

    Taehyung tak menolak, tak juga melepaskan perhatiannya pada Jimin yang kemudian memberikan seulas senyum tipis sebelum memandang lurus ke depan.

    "Apa yang kau lakukan di sini?"

    Meski menyadari nada bicara yang berbeda dari biasanya, Jimin tetap menyahuti pertanyaan Taehyung. "Tidak ada ... hanya sekedar mencari ketenangan."

    "Kau sedih?"

    Kali ini Jimin tak menjawab dan hanya memberikan seulas senyum tipis. Dia kemudian berucap, "ada beberapa hal yang kusesali ... aku belum sempat mengatakannya dan dia sudah pergi terlebih dulu."

    "Itu pasti sulit untukmu."

    Dahi Jimin sedikit mengernyit. Di pandangnya kembali wajah Taehyung yang terlihat sangat tenang dan bahkan ucapannya barusan terdengar begitu santai.

    "Kau yakin tidak apa-apa?"

    "Apa? Aku merasa sangat baik sekarang ..."

    Jimin kembali memalingkan wajahnya, tak terlalu ingin memikirkan sikap Taehyung yang tiba-tiba berubah.

    "Yoongi Hyeong pasti akan marah jika tahu kau berada di sini."

    "Aku akan menemuinya setelah urusanku selesai di sini."

    Jimin memandang. "Urusan? Apa itu?"

    "Urusanku denganmu."

    Jimin tersenyum lebar, menganggap perkataan Taehyung sebelumnya merupakan sebuah lelucon. Dia lantas menjatuhkan pandangannya pada sungai Han.

    "Gelap sekali di bawah sana," gumam Jimin kemudian.

    "Bukan hanya di bawah, di atas pun juga sangat gelap."

    "Kau benar ... tapi, apa kiranya yang ada di dasar sungai itu?"

    "Kau bisa melihatnya jika kau melompat ke bawah."

    Jimin dengan cepat memandang Taehyung, begitupun Taehyung yang perlahan menolehkan kepalanya dan membuat netra Jimin membulat terkejut.
    Jimin mundur satu langkah ketika mendapati netra sebelah kiri Taehyung berwarna hitam pekat. Tak terlihat seperti netra manusia.

    "K-kau ... ada apa dengan matamu?"

    Taehyung tersenyum miring, atau lebih tepatnya Lucifer yang kembali menguasai tubuh Taehyung, sama seperti saat ia menciptakan skenario kecelakaan Namjoon sebelumnya.

    "Ada apa dengan mataku? Aku tidak merasakan apapun."

    "Kau ..." Napas Jimin tercekat. "Siapa kau sebenarnya?" Jimin kembali mundur, namun saat itu tangannya di tahan oleh Lucifer.

    "Kau melupakanku? Padahal kau baru saja memanggilku."

    "Kau bukan Kim Taehyung!" ucap Jimin dengan memberi penekanan dan bermaksud menarik tangannya. Namun Lucifer justru menguatkan cengkramannya.

    "Aku ingin bercerita, kenapa kau malah ingin meninggalkanku?"

    "Apa? Cepat katakan sekarang ..."

    Lucifer mendekat, memutus jarak di antara keduanya. Ia merendahkan wajahnya di samping wajah Jimin lalu berbisik, "kau ingin tahu siapa yang membunuh Kim Namjoon?"

    "A-apa maksudmu?"

    "Aku, akulah yang sudah membunuh Kim Namjoon."

    Jimin terkejut, namun saat itu kekehan pelan keluar dari mulut Lucifer seiring dengan ia yang kembali menegakkan tubuhnya. Tapi di detik kemudian, tangannya berpindah mencekik leher Jimin dan membuat tubuh pemuda itu tersentak dengan tangan yang menahan pergelangan tangan Lucifer yang belum menghentikan tawanya.

    "Kau ... apa maksudnya ini, Kim Taehyung!" Jimin membentak dan kemudian mengernyit ketika cekikan di lehernya menguat.

    "Siapa Kim Taehyung? Kenapa anak bodoh ini sangat populer ... dia bahkan hanyalah mahluk yang lemah."

    "K-kau ... siapa kau? Di mana Taehyung?"

    "Aku akan membunuhnya, kau tidak perlu mencemaskan anak itu."

    "Kau gila!"

    Tawa Lucifer kembali terdengar namun dengan lebih keras di saat cengkramannya pada leher Jimin semakin menguat, dan bahkan membuat air mata keluar dengan paksa dari sudut mata Jimin ketika perlahan tubuh pemuda itu terangkat. Membuat kakinya tak lagi memiliki pijakan.

    Tawa Lucifer berhenti, di gantikan oleh tatapan tanpa rasa kasihan. "Sayang sekali ... kau pasti sangat menyesal telah mengambil anak ini. Itulah kalian manusia, sangat naif."

    "A-apa ... apa yang ingin kau lakukan?"

    "Bukankah kau bilang ingin tahu apa yang ada di dasar sungai? Kalau begitu lihatlah apa yang ada di dalam sana bersamaku, Park-Ji-Min."

    Berakhir dengan sebuah seringaian, Lucifer membawa Jimin menemui kegelapan sungai Han. Tubuh keduanya terjun bebas dan cengkraman pada leher Jimin terlepas tepat ketika tubuh keduanya masuk ke dalam air.

    Dalam kegelapan, Jimin mencoba bergerak ke permukaan. Namun sayangnya Lucifer kembali menangkapnya. Mencekik lehernya dan membawanya semakin ke dasar sungai. Gelembung-gelembung kecil yang keluar dari mulut Jimin bahkan tak mampu terlihat dalam dasar yang begitu gelap.

    Mencoba melawan, namun apa daya pasokan udara dalam paru-paru pemuda itu semakin menipis. Pemberontakannya terhenti dan saat itu cekikan pada lehernya terlepas. Mengantarkan tubuh tak berdayanya semakin jatuh ke dasar sungai tanpa ada satupun cahaya yang mampu menghampirinya. Satu seringaian iblis yang terakhir kali ia lihat sebagai kalimat perpisahan.

    "Kenapa ... kenapa kau melakukan ini ..." sebuah gumaman di ambang kesadarannya sebelum netra itu tertutup oleh kegelapan yang sempurna dengan sebuah luka yang mengiringinya menyelami kegelapan yang abadi.

    Satu jiwa kembali di bersihkan.

Selesai di tulis : 29.04.2020
Di publikasikan : 01.05.2020

WAKE ME UP : LOST CHILD, Tamat di bulan Ramadhan, dan tahun lalu saya terlalu banyak membunuh orang dalam Book tersebut.

Haruskah saya mengulangi tahun lalu?
Melanjutkan Book ini di bulan Ramadhan🤣🤣🤣

Jika boleh jujur, WAKE ME UP : SKYFALL Sebenarnya terlalu berat untuk di lanjutkan, karena entah kenapa saya merasa sedikit terganggu dengan adanya Lucifer🤭🤭 Abaikan saja

Ada percepatan alur untuk bisa menuju akhir yang cepat.


Dan ini, ini adalah Video Prologue pertama untuk WAKE ME UP : SKYFALL yang dulu pernah di cekal oleh pihak yutup dan sekarang tiba-tiba balik lagi😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro