Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

00:21

    Neverland, 00:00.

    Minhyuk duduk di depan meja makan berhadapan dengan Hyungwon. Netranya sekilas memandang ke sekeliling ketika kondisinya berangsur membaik dan mendapati tempat yang masih sama seperti dulu. Tak ada yang berubah dari tempat itu dan itu berarti pemuda bernama Chae Hyungwon itu tidak menyentuh barang-barang di sana.

    Satu gelas air tersodor di hadapannya, membuat pandangan yang tak memiliki fokus tersebut terangkat dan melakukan kontak mata dengan satu-satunya orang yang ia temui setelah kebangkitannya.

    "Tanyakan apa yang perlu di tanyakan."

    Sejenak terdiam, Minhyuk mulai membiasakan diri dengan keadaan. Ini seperti ia yang terlahir kembali namun dengan jiwa yang telah rusak di kehidupan sebelumnya. Memantapkan hatinya, dia pun mulai menggunakan mulutnya untuk bertanya dengan pembawaan yang tenang, seperti cara berbicaranya selama ini.

    "Apa yang terjadi?"

    "Sebelumnya, aku yang akan bertanya... Apa yang kau lihat sebelumnya?"

    Pandangan Minhyuk terjatuh, sedikit gemetar dengan tangan yang saling menguatkan. Dia berucap, "dia... Dia membunuh kami."

    "Kau mengingat semuanya?"

    "Ya." jawaban yang terdengar putus-asa, namun dengan cepat pandangan itu kembali terangkat. "Dia bukan Kim Taehyung! Ada sesuatu yang terjadi padanya, dia adalah orang yang berbeda."

    "Lucifer."

    Minhyuk tak mengerti dengan perkataan Hyungwon. "Siapa itu?"

    "Iblis yang berbagi raga dengan anak itu. Lucifer, begitulah cara memanggilnya."

    "Berbagi raga?" sebuah gumaman yang membuatnya tak bisa berpikir, mencoba mencerna perkataan Hyungwon sebelumnya.

    "Kau menyaksikannya sendiri. Malam itu, apakah Kim Taehyung yang membunuhmu?"

    Minhyuk menggeleng ragu. "Dia bukan Taehyung. Dia menjadi orang lain saat malam, dia berbeda."

    "Lucifer mengambil alih raga Kim Taehyung ketika langit mulai menggelap." sebuah penuturan yang membimbing pandangan sang Tuan dari Neverland kembali terangkat.

    "Kau, ingatkah kau akan kesalahan terbesar yang pernah kau lakukan sebelum malam itu terjadi?"

    Pandangan Minhyuk teralihkan ketika kepingan ingatan yang sempat memudar kembali menyatu dan mengingatkannya pada kesalahan yang membuatnya melakukan dosa besar dalam hidupnya.

    "Pemuda yang kau selamatkan waktu itu."

    Netra Minhyuk menajam dan terjatuh pada Hyungwon dengan membawa sebuah tuntutan. "Dari mana kau mengetahui hal itu?"

    "Aku mengetahuinya, bahkan takdir yang menyertai kelahiranmu waktu itu."

    Tatapan tajam itu sedikit gemetar. "Siapa kau sebenarnya?" pertanyaan yang terucap dengan penuh penekanan di saat hatinya kembali di goyahkan oleh kenyataan.

    "Aku, adalah orang yang telah membawa kalian ke tempat ini."

    Satu pernyataan berhasil menyulut amarah Tuan dari tanah mati Neverland. Minhyuk berdiri sembari menggebrak meja sebelum tangannya yang dengan ringannya menyingkirkan meja di hadapan keduanya. Dengan cepat ia memutus jarak yang terbentang antara keduanya.

    Mencengkram kerah kemeja si Penjelajah waktu, Minhyuk memaksa pemuda itu untuk berdiri dan menyaksikan kemarahan yang kini mengambil alih akal sehatnya. Sorot mata yang sebelumnya di penuhi oleh kebingungan kini semakin menajam dan seakan telah mendapatkan seluruh kesadarannya.

    "Apa maksud dari perkataanmu?"

    "Aku tidak perlu mengulangnya, kau mendengarnya dengan sangat jelas."

    "Kau!" Minhyuk menguatkan cengkramannya, menunjukkan seberapa besar kemarahannya hanya karna pernyataan dari pemuda di hadapannya yang tetap bersikap tenang. "Apa tujuanmu membawa kami ke tempat ini? Kenapa? Kenapa kau melakukan hal ini? Katakan semuanya padaku!!!"

    Dengan tenang, Hyungwon mengangkat tangan kirinya dan mendapatkan pergelangan tangan Minhyuk. "Ingatlah baik-baik, siapa orang yang sudah melepas segel iblis di tubuh anak itu."

    Minhyuk tak mengerti, namun ia mencoba menemukan jawaban itu di antara kemarahan yang telah mengendalikan semua rasa penyesalannya.

    "Jika kau tidak melepaskan pasungan anak itu, jika kau tidak membawa anak itu bersamamu, jika kau tidak merengkuh tubuh anak itu. Mungkin sampai sekarang, Lucifer tidak akan mendapatkan kebangkitannya."

    Tangan Minhyuk perlahan gemetar, namun ia tak kunjung ingin melepaskan Hyungwon meski napasnya kembali tercekat. "Apa maksudmu?"

    "Lucifer tidak bisa berada di dunia ini tanpa perantara. Lucifer akan datang ke dunia ini bersamaan dengan kelahiran seorang bayi laki-laki yang akan menjadi wadahnya. Dan Kim Taehyung, anak itu... Adalah bayi laki-laki yang di pilih untuk berbagi raga dengan Lucifer."

    "Tidak mungkin!" perlahan cengkraman itu melonggar dan dalam waktu singkat terlepas ketika kedua lutut si Tuan dari tanah mati Neverland tertuju pada lantai.

    Terperangah dengan fakta yang baru ia ketahui setelah beribu tahun telah berlalu. Dan pada kenyataannya semua terlambat baginya di saat ia telah membuat semua orang di sekitarnya kehilangan nyawa mereka malam itu.

    "Sekarang, di mana Kim Taehyung?"

    "Seoul."

    Netra Minhyuk menunjukkan reaksi, mengingatkannya pada kota besar yang pernah ia dengar setiap kali pergi ke kota. Seoul, tempat yang di gadang-gadang sebagai tempat yang sempurna. Namun perkataan Hyungwon selanjutnya berhasil memberikan pukulan terhadap batinnya.

    "bersama keluarga barunya."

    Minhyuk dengan cepat mendongak, kembali membawa sebuah tuntutan dalam sorot matanya. Kaki Hyungwon lantas tergerak untuk menyingkirkan kursi yang berada di belakang tubuhnya. Memberikan ruang untuknya yang kemudian menjatuhkan satu lututnya di hadapan Minhyuk.

    "Dan malam itu akan segera terulang kembali ketika Kim Taehyung mengaku kalah pada Lucifer."

    Tangan yang gemetar itu dengan cepat mengepal kuat, menyatakan kemarahan yang tertuju pada Lucifer yang telah menggunakan tubuh Taehyung untuk membantainya beserta saudara-saudaranya malam itu. Dan ia, tidak akan pernah memberikan pengampunan pada mahluk yang telah ia kutuk jauh di dalam hatinya.

    "Bagaimana cara melepaskannya dari tubuh Taehyung?"

    "Semua tergantung pada Kim Taehyung. Jika hatinya lemah, maka semua akan berakhir... Kau, harus kembali melanjutkan tugasmu."

    "Tugas apa yang kau maksud?"

    "Menyegel kembali Lucifer."

    Minhyuk menatap tak percaya seakan-akan ucapan Hyungwon sebelumnya hanyalah sekedar bualan belaka.

    "Kau yang melepasnya, kau juga yang harus menyegelnya kembali."

    "Bagaimana caranya?"

    "Kau tidak bisa melakukannya seorang diri. Ini bukan hanya tugasmu seorang."

    "Apa maksudmu?"

    "Bukan hanya kau yang masih bernapas hingga detik ini... Kau membutuhkan ketiga adikmu."

    Netra Minhyuk membulat dan refleks ia kembali mencengkram kerah kemeja Hyungwon. "Siapa? Katakan padaku! Siapa mereka? Di mana mereka sekarang? Cepat katakan!" perkataan yang tidak sabaran dan di akhiri oleh sebuah bentakan.

    "Bukan kau yang harus menjemput mereka. Mereka sendirilah yang akan datang padamu jika memang sudah saatnya."

    "Berhenti mempermainkanku, cepat katakan siapa mereka!"

    "Persiapkan dirimu untuk Survival selanjutnya, Tuan Neverland." tepat setelah kalimat itu berakhir, Hyungwon tiba-tiba menghilang dari hadapan Minhyuk tanpa menyisakan jejak sedikitpun. Meninggalkan napas berat yang tercekat dan raut wajah yang menampakkan kebingungan serta kemarahan milik pemuda itu.

    Tiga adiknya? Sebuah pernyataan yang terus menghantuinya. Tiga adiknya dan itu berarti bukanlah Hyunwoo atau Jinhwan. Tapi kata 'Tiga' telah berhasil kembali mengguncang akal sehatnya. Kenapa hanya tiga? Kenapa? Hanya pertanyaan yang bertumpuk tanpa adanya sebuah jawaban di saat Tuan dari tanah mati Neverland tak mampu menciptakan ketenangan untuk jiwanya sendiri.

Selesai di tulis : 02.02.2020
Di publikasikan : 02.02.2020

   

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro