00:16
Neverland, 00:00
Hyungwon jatuh berlutut di lantai tepat di samping ranjang setelah sebelumnya mencoba membunuh Lucifer, namun alih-alih menyelamatkan Kim Taehyung yang dia lakukan adalah sebaliknya.
Napasnya sedikit tak beraturan dengan sorot mata yang masih redup, merasakan keanehan ketika tubuhnya di tarik dengan paksa dan di kembalikan ke Neverland. Dia mengangkat wajahnya dan pandangannya langsung tertuju pada wajah pucat seorang pemuda yang terbaring di ranjang.
Dialah sang Tuan dari Neverland, sang Raja dari tahta yang abadi. Dialah Tuan dari Kim Taehyung, Lee Minhyuk. Orang terakhir yang mampu bertahan hingga detik ini meski tubuhnya masih menjadi mayat, di saat jiwanya yang tengah terkurung di suatu tempat.
Dan pemuda bernama Chae Hyungwon, si Penjelajah waktu. Dari kesembilan pemuda, hanya empat pemuda yang berhasil ia selamatkan. Dan pemuda-pemuda itu adalah pemuda yang memiliki catatan kematian paling akhir dari perjalanan di bawah langit gelap Neverland saat itu.
Dia tidak bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Yang bisa ia lakukan hanya memutar mundur waktu mereka dan mengembalikan jiwa pada jasad yang telah di bekukan oleh tanah dingin Neverland malam itu, dan dari keempat pemuda tersebut. Jiwa Lee Minhyuk lah yang hingga kini masih tersegel di suatu tempat yang membuatnya tetap menetap di Neverland di saat para adiknya telah menjalani kehidupan yang berbeda di masa depan.
Hyungwon beranjak berdiri dan menjatuhkan pandangannya pada wajah pucat Minhyuk. Lagi-lagi ia mendapati air mata yang keluar dari sudut mata Minhyuk meski tak ada detak Jantung yang terdeteksi dari raganya yang telah mati, namun dia tidak sepenuhnya mati. Dia hanya bersembunyi di suatu tempat dan tugas Hyungwon adalah menjaga raga itu hingga jiwa sang Tuan dari tanah terkutuk Neverland kembali.
"Jika kau tidak mengizinkanku untuk membunuhnya. Maka, cepat temukan jalanmu dan kembali." gumam Hyungwon dan beranjak meninggalkan Minhyuk.
Dia membuka pintu dan seketika pandangannya mampu melihat langit yang terbentang luas di atasnya, karna alih-alih menaruh Minhyuk di rumah utama. Dia lebih memilih menempatkan Minhyuk di dalam gudang. Dia kemudian berjalan menuju rumah utama.
Busan, 22:00
Yeri terduduk di kasur tipis yang di taruh di lantai dan di gunakan untuk tidur oleh beberapa anak Panti, sedangkan Hanbin sendiri tengah berbaring di ranjang yang tidak terlalu tinggi tepat di sampingnya. Pemuda itu sudah tidur sejak satu jam yang lalu dengan kedua adik Pantinya yang tidur mengapitnya.
Tidak ada satu orang pun yang masih terjaga di ruangan itu selain dirinya. Sebelumnya ibu Panti pun sudah menyarankannya untuk menginap karna terlalu larut malam untuk pulang, dan dia pun juga sudah mendapatkan izin dari ayahnya untuk menetap di Panti malam itu.
Dia merasa khawatir pada kondisi Hanbin, pasalnya sejak ia menemukannya di pinggir pantai sore tadi. Hanbin tidak berbicara sama sekali dan hanya sesekali menggeleng untuk memberikan respon.
Dia sangat penasaran tentang siapa yang memukuli Hanbin sampai separah itu dan juga, hal apa yang membuat Hanbin sampai menangis.
Setelah berdiam diri dengan keheningan yang cukup lama, Yeri kembali menjatuhkan pandangannya pada wajah Hanbin yang di penuhi oleh lebam kebiruan serta luka di beberapa bagian wajahnya. Yeri yakin, itu pasti sangat menyakitkan. Tapi sekali lagi, siapa yang membuat Hanbin seperti ini? Mengingat tak ada orang yang bisa di curigai karna Hanbin sendiri adalah orang pendiam yang tidak mudah bergaul dengan orang lain.
Waktu yang terus berjalan, membawa malam semakin larut. Yeri pun memutuskan untuk segera tidur, mengingat bahwa dia harus bangun lebih awal untuk kembali ke rumahnya. Dia membenahi selimut yang di kenakan oleh Hanbin dan kedua anak yang memeluknya sebelum akhirnya berbaring lalu memejamkan matanya berusaha untuk segera tidur.
Beberapa menit kemudian, kelopak mata Hanbin terbuka secara perlahan di saat Yeri telah terlelap. Hanbin merasakan tubuhnya sedikit berat seperti ada sesuatu yang membebani tubuhnya, dia sedikit mengangkat kepalanya dan mendapati Donghyuk dan juga Jiwon yang tidur mengapitnya sembari memeluknya.
Dahinya mengernyit, merasakan sakit di sekujur tubuhnya terlebih bagian bahu serta wajahnya. Dia perlahan menyingkirkan tangan kecil yang memeluknya dan perlahan bangkit lalu sekilas memijat kepalanya yang terasa sedikit berat.
Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati beberapa anak yang tidur di lantai, namun wajahnya terlihat tertegun ketika mendapati sosok Yeri di bawah ranjangnya. Dia terkejut ketika Jiwon tiba-tiba menggelinding ke arah Yeri, dengan sigap dia pun segera menahan tubuh kecil Jiwon.
Dia kemudian beranjak, dengan hati-hati memindahkan Jiwon ke samping Donghyuk. Sedangkan dirinya beralih dengan duduk di pinggir ranjang tepat menghadap ke arah Yeri dan memunggungi kedua adiknya.
Pandangan Hanbin terjatuh pada wajah Yeri, entah kenapa kali ini dia merasa sedikit aneh ketika melihat wajah Yeri. Dia merasa tak asing dengan wajah itu, dalam artian lain, dia seperti pernah melihat wajah Yeri sebelum pertemuan mereka di Busan dan hal itu yang membuat batinnya terusik di saat ia yang masih harus memikirkan tentang siapa Hyungwon sebenarnya.
Hanbin menundukkan kepalanya, di susul oleh helaan napasnya yang terdengar begitu putus-asa. Di antara semua kebisingan yang berada di sekitarnya, kenapa hanya dia yang merasakan kesepian.
"Aku menunggu kedatanganmu di Neverland."
Perkataan Hyungwon sebelumnya kembali berputar dalam ingatannya, perkataan yang sama sekali tak bisa ia mengerti. Kenapa Hyungwon bisa mengetahui namanya di saat ia sendiri tidak mengenal pemuda asing tersebut, lalu Neverland. Tempat seperti itu? Kenapa dia harus pergi ke sana?
"Apa yang terjadi padaku?" gumaman yang sarat akan rasa frustasi.
Perhatiannya teralihkan oleh pergerakan kecil Yeri dalam tidurnya. Dengan dahi yang mengernyit pun dia beranjak berdiri dan memposisikan dirinya di samping Yeri. Dia merendahkan tubuhnya sembari menyingkap selimut Yeri, lalu mengangkat tubuh gadis itu untuk sedikit menggesernya menjauh dari ranjang. Mengantisipasi jika saja Jiwon nanti terjatuh dari ranjang.
Pergerakan Hanbin sempat terhenti ketika Yeri bergerak, dan bukan hanya pergerakannya yang terhenti melainkan detak Jantungnya pun seakan ikut berhenti untuk beberapa saat. Namun setelah tak ada pergerakan lagi, Hanbin perlahan menurunkan tubuh Yeri dan kembali menyelimutinya.
Bukannya beralih dari tempatnya, Hanbin justru duduk bersila di samping Yeri. Memperhatikan wajah gadis itu lekat-lekat seakan tengah mencari sesuatu yang hilang dari ingatannya. Namun semakin lama ia melihat wajah Yeri, semakin batinnya benar-benar terusik.
Perasaan tak asing yang tiba-tiba menghampirinya. Dia benar-benar tidak mengerti, setelah selama ini kenapa perasaan itu tiba-tiba muncul. Kenapa dia begitu tak asing dengan wajah Yeri? Siapa Yeri? Tidak, lebih tepatnya siapa dirinya?
Hanbin kembali menundukkan kepalanya setelah semua hal yang ia pikirkan hanya mampu membuatnya menghembuskan napas beratnya yang begitu putus-asa terhadap keadaan. Bahkan seribu kali ia memikirkannya, seribu kali itu pun dia kehilangan semua jawabannya. Namun ada hal yang benar-benar harus ia ketahui sekarang, Neverland. Tempat seperti apakah itu? Dan kenapa dia harus kembali ke Neverland?
Selesai di tulis : 01.11.2019
Di publikasikan : 12.11.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro