Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter : 08

    Langit gelap Neverland mulai terbelah oleh sinar matahari yang perlahan menyusup dan membangunkan seluruh penghuni Neverland. Burung yang berkicau dengan riang, embun yang menetes dari daun-daun yang hijau, serta rumput yang mulai berdiri tegap.

    "Changkyun ... cepat sedikit," teriak Hanbin yang keluar dari dalam rumah sembari membawa bola di pelukannya.

    "Hyeong ... cepat! Jika tidak, aku tinggal ..." teriak Hanbin kembali yang sudah berdiri di halaman rumah.

    "Pergi saja dulu ... jika tersesat, Hyeong tidak akan mencarimu ..." suara teriakan dari dalam, dan Hanbin tahu teriakan siapa itu.

"Jinhwan Hyeong, bodoh ... kemarilah dan akan kutendang pantatmu," teriak Hanbin lagi yang sudah berpindah posisi lebih jauh lagi. Setelah selesai mengatakan hal itu, Hanbin kembali berjalan beberapa langkah dan berbalik menatap rumah.

    "Ya! Apa yang kalian lakukan? Cepat sedikit!"

    Setelahnya Hanbin melihat Changkyun yang berlari dari dalam rumah dan langsung melompat ke halaman, disusul oleh Wonwoo yang berjalan santai di belakangnya.

    "Oh!" seru Hanbin, menatap heran ke arah Changkyun yang langsung berlari ke arahnya. "Kenapa? Kenapa? Kenapa kau lari?"

    "Seungcheol Hyeong mengamuk?" jawab Changkyun singkat dan langsung berlari melewati Hanbin.

    "Eh?!" pekik Hanbin dengan dahi berkerut. Sekilas melihat ke arah rumah dengan wajah yang terlihat panik, Hanbin lantas berlari menyusul Changkyun.

    "Apa yang sedang mereka lakukan?" gumam Wonwoo yang berjalan santai.

    "Jeon Wonwoo, kau melihat kaos kakiku?"

    Wonwoo berbalik ketika mendengar suara Seungcheol dan mendapati Seungcheol berdiri di ambang pintu.

    "Hyeong tadi bilang apa?"

    "Kau lihat kaos kakiku?"

    "Warnanya apa?"

    "Putih."

    "Ada hitamnya?"

    "Benar." Seungcheol sempat menoleh ke dalam rumah dan berbicara dengan Taehyung sebelum kembali memandang Wonwoo.

    "Di sini," ucap Wonwoo.

    "Di mana?"

    Wonwoo mengangkat satu kakinya. "Di sini, di kakiku."

    "Aish ... anak ini." Seungcheol tersenyum tidak percaya. Lalu menegur, "Ya! Jika kau ingin memakai barang orang lain, bilang dulu."

    "Aku sudah bilang."

    "Kapan?"

    "Barusan," jawab Wonwoo enteng.

    Seungcheol hanya bisa tertawa tidak percaya, tapi perhatiannya lagi-lagi teralihkan oleh Taehyung yang berada di dalam rumah.

    "Aku pergi dulu," pamit Wonwoo meski tidak ada yang peduli.

    "Minhyuk, aku dan Jinhwan akan pergi dulu menyusul mereka," seru Hyunwoo pada Minhyuk yang masih mencuci piring di dapur.

    "Pergilah, jangan sampai mereka tersesat. Aku akan menyusul setelah pekerjaanku selesai," jawab Minhyuk tanpa mengalihkan perhatiannya pada setumpuk peralatan makan kotor di hadapannya.

    "Di mana Seungcheol dan Taehyung? Bukankah mereka baru saja ada di sini?" tanya Jinhwan dengan raut wajah heran, karena beberapa detik yang lalu Taehyung dan Seungcheol tengah berduel gerutuan di dekat pintu, dan ketika ia kembali mereka sudah tidak ada.

    "Mereka sudah pergi" jawab Hyunwoo.

    "Hoseok?"

    "Di sini," jawab Hoseok yang baru saja kembali dari arah belakang.

    "Dari mana kau?" tegur Minhyuk.

    "Mengecek gudang. Jika ada babi hutan yang masuk, persediaan makanan kita akan habis," jawab Hoseok sembari mencuci tangan di samping Minhyuk.

    "Hyeong kau tidak apa-apa sendirian?" tanya hoseok pada Minhyuk yang terlihat begitu serius bahkan saat mencuci piring.

    "Sebentar lagi aku selesai. Pergilah dulu, aku akan segera menyusul."

    "Baiklah."

    "Minhyuk, cepatlah menyusul," seru Jinhwan dari halaman.

    "Ye ..." sahut Minhyuk.

    Ketiga orang yang tersisa pergi meninggalkan rumah untuk menyusul para anggota termuda yang sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya. Sedangkan Minhyuk, dia harus menyelesaikan tugas mencuci piringnya sebelum menyusul yang lain.

    Semua terasa begitu tenang sebelum tiba-tiba Minhyuk melihat siluet seseorang di sekitar gudang dan dia berpikir bahwa itu adalah Wonwoo.

    "Ya! Jeon Wonwoo, kau masih di situ? Pergilah dulu, aku akan menyusul," ucap Minhyuk, tapi tak mendapat jawaban.

    Minhyuk kemudian bergumam, "anak itu, kenapa hanya menurut pada Seungcheol?"

LOST CHILD



    "Ya! Jeon Wonwoo, cepat sedikit!" pekik Changkyun dengan suara beratnya pada Wonwoo yang berjalan terlalu santai kearahnya.

    Hanbin kemudian melempar bola di tangannya tepat ke arah kaki Changkyun yang langsung menahan bola tersebut.

    etelah mendapatkan makan pagi, para penghuni Neverland memutuskan untuk bermain futsal di padang rumput hijau yang di kelilingi oleh bukit-bukit hijau yang tampak indah. Dan di garis terdepan saat ini sudah ada tiga anggota termuda dengan segala tingkah dan sifat mereka yang sering terlihat aneh, menyebalkan tapi sangat lucu dan kerap mengundang tawa.


    "Wonwoo, apa Seungcheol Hyeong tadi marah?" tanya Hanbin.

    "Tidak," jawab Wonwoo yang berdiri tiga meter dari Changkyun.

    "Tadi Changkyun mengatakan bahwa Seungcheol Hyeong marah," Hanbin terlihat bingung.

    "Aku tidak melihatnya,"jawab Wonwoo dengan santai.

    Hanbin kemudian menatap kesal pada Changkyun. "Ya! Im Changkyun! Kenapa tadi kau mengatakan bahwa Seungcheol Hyeong sedang marah?"

    "Memangnya kapan aku mengatakannya? Lagi pula kenapa kau tadi berlari?" Changkyun mencoba untuk menyangkal.

    "Aku lari karena kau bilang bahwa Seungcheol Hyeong marah. Kalau Seungcheol Hyeong tidak marah, kenapa kau tiba-tiba lari dari dalam rumah?"

    "Tidak ada yang salah dengan itu, aku hanya ingin berlari," jawab Changkyun santai dan menendang bola ke arah Wonwoo.

    "Kita mulai!" ujar Changkyun kemudian dan berpindah posisi tanpa mempedulikan Hanbin yang merasa kesal karena telah di bohongi olehnya. Jika tahu sejak awal, Hanbin tidak akan membuang napasnya untuk hal yang sia-sia. Bahkan dia berlari seperti babi hutan yang tengah di buru.

    Setelah semua orang telah berkumpul kecuali minhyuk yang tengah dalam perjalanan, permainan pun dimulai. Gelak tawa mereka saling bersahutan bagai memecah langit Neverland di pagi hari, dan bahkan sinar matahari pun tampak sangat bersahabat.


    "Ya! Tendang ke sini ..."

    "Hyeong ..."

    "Di sini ..."

    "Ya! Apa kau orang bodoh? Aku di sini, kenapa malah menendang ke sana?"


    "Matamu sudah tidak benar."

    "Ya! Beri aku bolanya."

    "Awas kalian!"


    "Kim Taehyung, ambil ini!" teriak Seungcheol dan menendang bola ke arah Taehyung, tapi karena Seungcheol menendangnya terlalu kuat. Bola itu terlempar jauh dan membuat ketiga anggota termuda berteriak kecewa.

    "Ah ... Hyeong, kau mengacaukan semuanya," protes Wonwoo.

    Seungcheol memperingatkan menggunakan jari telunjuk. "Kau diam saja."

    "Aku akan mengambilnya," Taehyung berlari ke arah bola itu jatuh.

    "Hyeong, kau terlalu kencang menendangnya," ucap Changkyun.

    "Seungcheol Hyeong terlalu bersemangat," sambung Hanbin.

    "Seungcheol Hyeong adalah penendang terbaik di Neverland," timpal Wonwoo.

    Seungcheol hanya bisa tertawa ringan mendengar ocehan ketiga adiknya. Sedangkan Taehyung, berjalan sedikit menjauh dari kelompok dan mengambil bola yang sebelumnya terlempar. Tapi ketika menegakkan tubuhnya, Taehyung melihat seseorang yang berdiri di bawah sebuah pohon di dalam hutan, meski hanya sekilas. Hal itu mantas membuat Taehyung kembali teringat dengan seseorang yang dilihatnya beberapa hari yang lalu saat dia menempuh perjalanan dari kota, dan pakaian yang dikenakan orang tersebut sama seperti pakaian yang dikenakan oleh orang yang dilihatnya barusan.

    "Kau sedang apa?" Taehyung dengan cepat menoleh ke sumber suara dan mendapati Minhyuk.

    "Hah? Tidak, aku hanya mengambil bola."

    "Kalau begitu ayo, mereka sudah menunggu."

    Minhyuk berjalan terlebih dulu, diikuti oleh Taehyung yang berjalan di belakang sambil sesekali menoleh ke belakang seperti ingin memastikan sesuatu.



    "Aku sudah dua kali melihatnya. Aku tidak akan salah, ada orang lain di Neverland selain kami. Aku tahu itu, aku bisa merasakannya dan sangat dekat."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro