Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter : 07

Malam semakin larut tapi udara Neverland benar-benar sejuk. Ketiga anggota termuda bersiap untuk menggila di pesta barbeque. Berhenti mengganggu Jinhwan, itu suatu hal yang mustahil. Bagi mereka melihat Jinhwan kesal adalah suatu hiburan yang sempurna.

"Changkyun, bisa ambilkan aku piring?" suara Hyunwoo terdengar.

"Ye ..." jawab Changkyun dengan semangat dan langsung pergi mengambilkan barang yang diminta oleh hyunwoo.

Setelah menyelesaikan tugas kecilnya, Changkyub kembali ke posisi awal bersama dua anggota termuda lainnya yang berdiri mengerumuni Seungcheol yang tengah memanggang daging.

"Hyeong, sepertinya yang itu sudah matang," ujar Hanbin sembari menunjuk ke arah daging yang di panggang oleh Seungcheol.

"Mana piringnya?"

Wonwoo langsung menyodorkan piring ke arah Seungcheol, tapi Seungcheol tertegun setelah melihat piring yang di sodorkan Wonwoo sudah kosong.

"Ke mana perginya semua daging yang sudah kupanggang?" tanya Seungcheol dengan nada bicara yang tenang karena dia tidak terbiasa untuk berteriak seperti Jinhwan.

"Jinhwan Hyeong yang mengambilnya."

"Apa yang kau katakan?" Jinhwan tiba-tiba datang dan memukul kepala Wonwoo.

Wonwoo kemudian menanggapi tanpa minat, "berhenti mengganggu dan pergi sana"

"Apa?" seru Jinhwan.

"Oh! Hyeong! Gosong, gosong ..." pekik Changkyun, membuat semua orang menoleh ke arah mereka.

Seungcheol dengan panik mengangkat daging dan menaruhnya di piring.

"Ya! Jika kalian main-main dengan dagingnya, hari ini kita tidak akan bisa makan enak. Berhati-hatilah" ujar Minhyuk memperingatkan.

Jinhwan memukul kepala Wonwoo sekali lagi sebelum pergi.

"Woah ... udaranya segar sekali. Cuacanya juga sangat bagus, bagaimana jika tiba-tiba turun hujan?"

Wonwoo, Changkyun dan Hanbin langsung melihat ke arah Hoseok yang lewat di depan mereka dengan tatapan tajam, membuat Hoseok tersenyum lebar dan menghampiri Hyunwoo.

"Kau mengambil kesempatan untuk menggoda mereka," ucap Hyunwoo dengan senyum lebarnya.

"Sesekali tidak akan ada masalah, mereka selalu menggoda Jinhwan Hyeong setiap waktu," Hoseok membela diri.

"Itu karena Jinhwan sedikit berbeda."

"Apanya yang berbeda? Berhenti membicarakan hal buruk tentangku," sahut Jinhwan yang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Aigoo! Hyeong, kau terlalu berlebihan. Kapan aku membicarakan hal buruk tentangmu," sahut Hoseok.

Jinhwan mengangkat bahunya acuh. Sedangkan saat itu Taehyung keluar dari dalam rumah sembari membawa tikar dan berjalan ke halaman, mencari tempat kosong untuk menaruh tikar tersebut. Hanbin yang melihat hal itupun segera menghampiri Taehyung.

"Hyeong, biar kubantu."

Hanbin membantu Taehyung. Menarik ujung tikar lainnya, tapi setelah selesai Hanbin langsung berbaring di atas tikar, membuat Taehyung tertawa ringan. Ternyata Hanbin memiliki rencana lain, oleh sebab itulah dia mau membantu.

"Hyeong, ada Aqua?" tanya Hanbin sembari sedikit mengangkat kepalanya.

"Tidak ada, pergilah ke sungai jika ingin minum," sahut Taehyung yang berbalik dan kembali berjalan ke dalam rumah.

Setelah beberapa waktu, Hanbin tetap bersantai di atas tikar. Sedangkan Wonwoo tampak berkeliling mencari kesibukan, meski hanya sebagai penonton.

"Kita apakan ikan ini?" tanya Hyunwoo pada Hoseok dan Jinhwan setelah mereka selesai membersihkan ikan yang mereka tangkap pagi tadi.

"Di goreng mungkin enak," sahut Wonwoo yang tiba-tiba ikut berkumpul dengan mereka.

"Kenapa kau di sini?" tegur Jinhwan.

Wonwoo menggeleng dan pergi begitu saja. Dia kemudian menghampiri Hanbin dan langsung menindih pemuda itu.

"Aigoo ... pinggangku rasanya sakit sekali," ujar Wonwoo dengan nada yang dibuat-buat.

"Ya! Pergi dari atasku, aku susah bernapas, Bodoh!" tegur Hanbin yang saat itu berbaring dalam posisi tengkurap.

"Tidak ada yang menyuruhmu berada di bawahku. Pergi saja sendiri," acuh Wonwoo.

"Aish ... kau ini!" Hanbin mendorong Wonwoo dengan sekuat tenaga dan membuat Wonwoo berguling lalu jatuh tepat di sampingnya.

Keduanya terdiam menatap langit dan Hanbin pun bergumam, "aku bosan."

"Di mana Changkyun?"

"Masih di sana."

Keduanya mendongak, melihat ke arah Changkyun yang masih berada di samping Seungcheol.

"Panggil dia," ujar Hanbin.

"Kau panggil saja sendiri ... Changkyun ... Im Changkyun ..." ujar Wonwoo yang kemudian memanggil Changkyun.

Changkyun yang mendengarnya pun melihat ke arah kedua rekannya dengan tatapan bertanya. "Kenapa?"

"Im Changkyun, kemarilah ..."

Changkyun kemudian memberikan penjepit daging di tangannya kepada Seungcheol, lalu mendekati rekan-rekannya yang langsung duduk ketika ia datang.

"Ada apa?"

"Yaja time," ujar Wonwoo dengan cara berbisik.

Yaja Time : Permainan di mana yang tertua dan termuda berganti peran.

Mata changkyun membulat sempurna. Itu memang kesempatan yang sangat bagus untuk menggoda para saudara tertua.

Wonwoo melihat Taehyung dan Minhyuk yang keluar dari dalam rumah, lalu memberi kode pada Hanbin dan Changkyun. Changkyun kemudian berdehem dan membenahi posisi duduknya menjadi lebih santai.

"Ya! Kim Taehyung, bisa kau ambilkan aku air?"

Taehyung yang berjalan melintasi mereka tiba-tiba berhenti dan menatap heran ke arah ketiganya. Kenapa Changkyun memanggil namanya begitu saja?

"Kau bilang apa tadi?" tanya Taehyung memastikan.

Wonwoo menyahut dengan suara lantangnya, "Choi seungcheol, kapan dagingnya matang? Aku sudah lapar."

Taehyung dan Seungcheol tertawa tidak percaya dalam waktu bersamaan. Sepertinya ketiga anak itu kembali bertingkah lagi.

"Mereka mulai lagi," gumam Hoseok sembari tersenyum lebar.

"Ya! Hentikan itu, siapa yang mengizinkan kalian melakukan hal itu? Jangan harap aku mau mengikuti permainan kalian," protes Jinhwan, merasaka paling dirugikan dalam permainan itu.

"Taehyung ... kau tidak dengar? Kenapa masih berdiri di situ?"

"Ye ... Changkyun Hyeongnim," Taehyung menghampiri Seungcheol dan berdiri di sampingnya.

"Kita tidak perlu melakukannya," ujar Seungcheol yang sepertinya bisa membaca pikiran Taehyung.

"Choi Seungcheol, bukankah sudah kubilang untuk membersihkan rumah. Kenapa kau malah di sini?" Taehyung tiba-tiba bersuara dengan sangat lantang.

Seungcheol hanya bisa tertawa ringan menanggapinya. Meski sudah diperingatkan Taehyung masih tetap saja. Pada akhirnya Seungcheol mengikuti permainan.

"Jung Hoseok, bukankah tadi aku menyuruhmu membuat api unggun? Kenapa malah duduk di situ?"

"Eih ... benar-benar. Haruskah aku melakukannya?" ujar Hoseok tersenyum lebar dan menetukan targetnya. "Ya! Kim Jinhwan, buatlah api unggun untuk kami."

"Ya! Hentikan, aku tidak akan mengikuti permainan kalian," hardik Jinhwan.

"Aigoo ... sepertinya Jinhwan kita sudah mulai tumbuh dewasa. Dia bahkan tidak mau menuruti perkataan kakaknya," ujar Hanbin dengan nada dilebih-lebihkan.

"Sepertinya kita harus menghukumnya," sambung Changkyun.

Wonwoo menimpali, "besok pergilah ke gudang dan bersihkan semuanya."

Semua orang terlihat menahan tawa mereka, melihat bagaimana wajah kesal Jinhwan saat ini..

Hanbin kemudian menegur, "apa?! Kenapa melihat kami seperti itu? Kau benar-benar ingin melawan kakakmu?"

"Lihat saja nanti. Jika ini berakhir, kuhabisi kalian," gumam Jinhwan, tapi sepertinya Hoseok mendengarnya.

"Oh! Hyeong, Jinhwan baru saja mengatai kalian."

Jinhwan sekilas memejamkan matanya dengan raut wajah yang sangat kesal. Terkutuklah Hoseok yang membuat penderitaannya semakin bertambah.

"Apa? Sungguh? Sekarang kau mulai berani mengumpati kakakmu?" sulut Changkyun.

"Tidak, tidak. Dia hanya salah dengar," ujar Jinhwan seakan ingin melarikan diri. Dia kemudian melihat kearah Minhyuk dan sepertinya dia mendapat target.

"Ya! Lee Minhyuk, cepat buatkan api unggun."

"Kita sepantaran, kau tidak bisa melakukan itu," sahut Minhyuk.

"Tidak, tidak. Kau lebih mudah dariku," sangkal Jinhwan.

Minhyuk tersenyum tidak percaya. "Son Hyunwoo, cepat buatkan api unggun," ujar Minhyuk sembari menoleh ke belakang tepat ke arah dia melihat Hyunwoo sebelumnya. Tapi dia melebarkan matanya ketika tidak melihat Hyunwoo di sana.

"Ke mana dia?" heran minhyuk.

"Dia melarikan diri," ujar Hoseok.

Dan yang benar saja, Minhyuk melihat Hyunwoo berlari masuk ke rumah.

"Ya! Son Hyunwoo ... mau ke mana kau? Kembali dan buatkan api unggun, Son Hyunwoo!" teriak Minhyuk. Jika seperti ini dialah yang kalah dan terpaksa harus membuat api unggun.

"Son Hyunwoo ..."

Terdengar suara tawa yang saling bersahutan ketika Hyunwoo tidak muncul dari dalam rumah, dan sepertinya kali ini Minhyuk kalah cepat sehingga dia harus membuat api unggun.

"Jika tahu akan seperti ini, aku akan tidur di dalam rumah saja," gumam Minhyuk sembari menata kayu untuk membuat api unggun.

"Sekali-sekali tidak akan buruk, kau kan sering menang dalam permainan," ujar Jinhwan yang berada tidak jauh dari Minhyuk.

Minhyuk hanya mendengus kesal, sedangkan tiga anggota termuda tampak begitu menikmati suasana. Bukan hanya itu, tapi Seungcheol dan Taehyung juga terlihat bahagia. Minhyuk menarik sudut bibirnya dan menyalakan api unggun untuk mereka semua.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro