BEFORE THE DOWN 06
Music On!!!
Cahaya yang kembali datang pada Neverland, membawa pergi kegelapan dan mengembalikan kedamaian di tanah yang telah ternodai oleh darah. Langkah pelan yang menyusuri dinding labirin yang mulai menghangat oleh sinar matahari.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tegur Seungcheol ketika mendapati Changkyun yang mendekat pada dinding labirin, dan teguran itu pula yang membuat Changkyun mendapatkan perhatian dari seluruh orang.
"Mencari Minhyuk Hyeong, kita menang saat siang."
Ujarnya singkat dan kemudian melompat ke atas dan berdiri di atas tembok labirin, dia kemudian melihat ke sekeliling mencoba menemukan pergerakan di sana.
"Turunlah! sangat berbahaya di atas sana." Tegur Seungcheol.
Mata Changkyun menyipit menyesuaikan jarak pandang nya ketika penglihatan nya menangkap pergerakan tidak jauh dari tempat mereka.
"Minhyuk Hyeong....." Pekiknya dan sempat membuat pergerakan tersebut terhenti dan membuat nya yakin bahwa itu benarlah Minhyuk.
"Ketemu." Cetus Changkyun.
"Di mana?"
"Ke arah selatan, ikuti aku." Ujar Changkyun yang kemudian berjalan menyusuri tembok untuk menuntun langkah para saudaranya, meski akan mudah baginya untuk memutus jalan dan sampai lebih cepat di tempat Minhyuk. Namun dia tidak bisa mengabaikan Hoseok dan juga Hanbin yang terluka cukup parah.
Setelah berjalan mengikuti langkah Changkyun, mereka kemudian di pertemukan dengan Minhyuk yang membawa Taehyung yang tak sadarkan diri di atas punggung nya.
"Hyeong....."
"Minhyuk Hyeong....."
"Apa yang terjadi dengan Taehyung Hyeong?"
Suara yang bersahutan menyapa pendengaran Minhyuk dan membuatnya sedikit menegakkan tubuh nya untuk melihat kekhawatiran dari wajah adik adik nya.
"Kita tinggalkan tempat ini terlebih dulu."
Semua mengangguk paham dan mereka pun menyusuri labirin untuk mencari jalan keluar, melangkahkan kaki mereka ke arah timur dan semakin mendekat dengan cahaya dan berakhir pada rumput hijau yang kemudian mereka temui, hingga langkah mereka terhenti setelah menyusuri padang rumput hijau dan kini berteduh di bawah pohon besar dengan dedauan hijau yang memenuhi ujung tangkai yang mampu menyembunyikan keberadaan mereka.
Di bantu oleh Changkyun, Minhyuk menurunkan tubuh Taehyung dan menyandarkan tubuh lemah itu di pohon sebelum akhirnya dia mengambil tempat di samping Taehyung dan memeluk tubuh yang masih membeku tersebut. Mencoba memberi sedikit kehangatan yang ia miliki dan membuat semua orang menatapnya khawatir di saat yang terluka sudah mendudukkan diri di tanah dan tinggallah Seungheol dan juga Wonwoo yang masih berdiri.
"Apa yang terjadi pada nya?" Tanya Changkyun yang masih menjatuhkan satu lututnya di hadapan keduanya.
"Dia tidak sadarkan diri setelah aku menemukan nya."
"Kenapa tubuh nya begitu dingin?" Gumam Changkyun setelah sebelumnya sempat menyentuh Taehyung, dia pun dengan cepat melepas jas nya dan menyelimutkan nya pada tubuh Taehyung yang berada dalam dekapan Minhyuk.
Dan setelahnya helaan napas beratnya terdengar, dia kemudian beranjak dan menghampiri Hanbin di saat Seungcheol menghampiri Minhyuk dan juga Wonwoo yang menghampiri Hoseok untuk sekedar memastikan keadaan saudara-saudara mereka.
"Kau baiik-baik saja?"
Pertanyaan dari Changkyun yang di angguki oleh Hanbin, sejenak mereka menenangkan pikiran mereka dan beristirahat setelah berhasil lepas dari kematian yang memburu mereka semalam. Kemeja putih yang tercemari oleh darah yang keluar dari tubuh ataupun tubuh saudara mereka, tidak ada satupun yang bersih bahkan tangan mereka telah tercemari oleh darah dan di balik itu semua. Pertanyaan besar muncul di dalam benak Minhyuk, pertanyaan yang seakan menggoyahkan pendirian nya. Pada akhirnya perkataan Hoseok terbukti, dia menciumnya, bau darah Taehyung yang berbeda dengan bau darah mereka.
Perhatian Minhyuk teralihkan oleh Seungcheol yang menjatuhkan lutut nya di samping tubuh Taehyung, tanpa mengucap sepatah katapun Seungcheol kemudian meraih telapak tangan Taehyung yang penuh dengan bercak darah dan saat itu pula kedua alis nya saling bertahutan ketika merasakan bahwa tubuh Taehyung terlampau dingin di atas normal untuk bisa di katakan bahwa dia masih baik-baik saja.
Melihat darah yang berada di tangan Taehyung, Seungcheol pun mengangkat tangan tersebut dan mendekatkan nya ke wajah nya kemudian di hirupnya aroma tangan Taehyung dan semua masih tetap sama.
"Bagaimana bisa seperti ini?"
Pertanyaan yang terlontar dengan suara yang pelan, menginginkan perbincangan tersebut hanya antara keduanya dan Seungcheol pun mempertemukan tatapan tajam nya dengan tatapan sayu milik Minhyuk seiring dengan dia yang menurunkan kembali tangan Taehyung dan menarik kembali tangan nya sendiri.
"Hal yang mana, yang Hyeongnim maksud?" Seungcheol menyahuti dengan suara yang tak kalah pelan namun juga tak berbisik.
"Darah nya?"
Seungcheol dapat melihat keraguan di dalam sorot mata yang begitu sayu tersebut, sorot mata yang seakan ia benar-benar berada di posisi paling bawah, tatapan sayu yang selalu membuat nya berpikir dua kali untuk membenci nya.
"Hyeongnim yang paling tahu tentang anak ini. Jadi jawaban apa yang harus ku berikan pada Hyeongnim?"
Minhyuk melonggarkan dekapan nya dan menjatuhkan pandangan nya pada wajah Taehyung yang membuat Seungcheol dapat melihat darah yang berada di area wajah Taehyung, namun hanya sekilas karna Minhyuk kembali mendekapnya dan mempertemukan pandangan mereka kembali.
"Dimana Hyeongnim menemukan anak ini? Dan seperti apa asal usulnya? Hyeongnim lah yang paling tahu. Ingin mengatakan yang sebenarnya atau tetap merahasiakan nya, Hyeongnim yang memutuskan."
Perkataan yang terucap dengan nada yang tak menuntut, mengusir keraguan Minhyuk yang kemudian mengungkap rahasia yang telah ia sembunyikan selama ribuan tahun lamanya dan Seungcheol lah satu-satunya orang yang akan mengetahui nya.
"Di pegunungan bagian selatan, aku menemukan nya dalam keadaan terpasung dan begitu ketakutan ketika melihat ku."
Perkataan yang tanpa sadar telah mendorong air matanya untuk keluar dan pernyataan itu pula yang membuat otak Seungcheol mulai bermain, menerka pegunungan di bagian selatan yang di maksud oleh Minhyuk karna pada dasarnya dia pun memiliki kenangan tersendiri dengan pegunungan di bagian selatan.
"Kenapa anak ini sampai di pasung? Dan kapan Hyeongnim pergi ke pegunungan selatan?"
Pertanyaan yang lebih menuntut dari Seungcheol yang membuat Minhyuk sekilas mengalihkan pandangan nya untuk mengusap air matanya dengan kasar menggunakan punggung tangan nya yang terlihat begitu kotor dan tak berbeda jauh dengan milik yang lain nya, dia kemudian kembali mempertemukan pandangan nya dengan Seungcheol.
"Saat itu, waktu kompetisi di adakan. Aku meninggalkan camp dan berjalan terlalu jauh, aku mendengar dari beberapa petani yang lewat bahwa ada seorang pemuda yang di pasung di gubuk yang berada di atas gunung dan kemudian aku menemukan nya. Aku sempat mendengar bahwa seorang Cenayang lah yang telah memasung anak ini."
Dada Minhyuk tiba-tiba terasa sesak namun tidak sesakit semalam, perasaan nya tiba-tiba berkecamuk. Dan hal itu pula yang membuatnya semakin menarik tubuh Taehyung, mendekapnya lebih erat di saat ia merasa bahwa tubuh yang di peluknya bukan nya menghangat justru semakin bertambah dingin.
Dan tanpa ia sadari bahwa pernyataan nya barusan telah membuat keterkejutan yang sangat besar bagi Seungcheol di balik wajah nya yang masih terlihat begitu tenang.
Cenayang, satu kata yang paling membuatnya terkejut. Entah kebetulan atau apa, tapi dia sendiri juga pernah memiliki hubungan dengan Cenayang yang tinggal di atas pegunungan di daerah selatan.
Namun jika pun ini sebuah kebetulan maka kebetulan ini sangatlah sempurna dan membuat otaknya tak mampu berpikir.
"Siapakah nama dari Cenayang itu?" Ujar Seungcheol dengan pembawaan yang begitu tenang meski dia begitu menuntut sebuah nama keluar menjadi jawaban akan pertanyaan, namun yang di dapatinya hanyalah gelengan pelan dari Minhyuk.
"Tidak ada yang tahu, mereka hanya mengatakan bahwa setiap hari ada seorang Cenayang muda yang mengunjungi nya dan pergi dalam waktu yang cepat. Tidak ada warga yang berani mendekati tempat itu karna mereka telah mengeramatkan tempat itu."
Seungcheol menjatuhkan pandangan nya dan pandangan yang harusnya tertuju pada tanah itu justru jatuh pada telapak tangan Taehyung yang begitu pucat, sekeras apapun dia mencoba memecahkan misteri ini namun sayang nya seperti ada sesuatu yang menutupi pikiran nya.
Cenayang, Cenayang dan Cenayang. Kenapa hidupnya tidak pernah lepas dari seseorang bergelar Cenayang, mengerti akan alur pembicaraan yang akan berubah jika perbincangan mereka di teruskan, Seungcheol pun memilih mundur.
Menjauh dari kedua orang tersebut dan memilih untuk menghampiri Hoseok dan duduk di sebelah nya untuk mengecek kondisinya.
"Bagaimana keadaan, Hyeong?"
"Aku baik-baik saja, luka ini masih belum seberapa."
Seulas senyum tipis yang menyertai jawaban itu dan membuat Seungcheol turut menarik sudut bibirnya.
"Adakah yang melihat si pelaku?" Seru Wonwoo dan menarik perhatian semua orang.
"Bukankah ini terlalu aneh, dia menyerang tanpa ampun saat malam dan menghilang saat fajar. Kemana dia pergi bersembunyi?"
Sebuah pertanyaan yang mewakilkan pertanyaan yang berada di benak para saudaranya, yang pasti tak mampu memberikan sebuah jawaban yang benar-benar ia inginkan.
"Benarkah dia manusia?" Sambung nya yang kemudian membuat wajah semua orang menegang kecuali Seungcheol yang mengarahkan pandangan nya pada rumput yang membalut tanah di hadapan nya, memikirkan kembali saat-saat di mana ia hampir melihat wajah si pelaku pembunuhan berantai yang telah mengejar mereka.
"Manusia? Satu lawan tujuh, dan kekalahan di alami oleh yang tujuh. Apa itu masuk akal?" Hoseok menimpali.
"Manusia atau bukan, jangan biarkan diri kita lengah. Asal tidak berpisah seperti tadi malam aku rasa kita bisa mengurangi resiko terburuk nya."
Changkyun menimpali seakan tengah memberi protes akan tindakan Seungcheol, Hoseok dan Taehyung yang pergi tiba-tiba tanpa tahu kebenaran bahwa mereka hanya pergi berdua dan melupakan fakta bahwa Taehyung memiliki kebiasaan berjalan saat tidur.
"Siapapun dia, pastikan tidak ada yang tidur malam ini." Ujar Seungcheol menengahi dengan sorot mata yang semakin menajam dan rahang yang mengeras, di angkatnya pandangan nya dan di arahkan kepada seluruh saudara.
"Kita akan berburu malam ini!" Tandasnya.
Menuntun matahari kembali menghilang di bagian barat dan menjatuhkan kembali Neverland ke dalam kegelapan. Sanggupkah mereka memburu sesuatu yang tidak mereka ketahui? Iblis yang menguasai kegelapan, sanggupkah mereka terlepas ketika sebuah seringaian itu membekukan udara malam dan mematikan hati saudara mereka?.
Selesai di tulis : 16.05.2019
Di publikasikan : 17.05.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro